Gambar 3.7 Pengukuran tinggi briket
Gambar 3.8 Pengukuran diameter briket
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sampai mana perubahan bentuk dan ukuran yang terjadi, dan sampai ukuran berapa briket tidak mengalami
perubahan bentuk dan ukuran stabil. Apabila briket mengalami perubahan bentuk dan ukuran secara terus-menerus, maka briket tersebut dapat dikatakan
gagal. Ndiema dkk 2002:2159 prosedur perhitungan stability briket arang dengan rumus:
Pertambahan tinggi mm =
T
2
−T
1
T
1
×100 ...................................... 3.3.
Keterangan: T
1
= Tinggi briket sesaat setelah keluar dari cetakan mm. T
2
= Tinggi briket saat pengukuran setelah jangka waktu tertentu mm. Pertambahan diameter mm =
D
2
−D
1
D
1
×100 .......................... 3.4.
D
1
= Diameter briket sesaat setelah keluar dari cetakan mm. D
2
= Diameter briket saat pengukuran setelah jangka waktu tertentu mm.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Eksperimen yang dilakukan adalah membuat briket serbuk gergaji kayu sengon dengan variasi temperatur cetakan 100
C, 120 C dan 140
C. Pengamatan
eksperimen menggunakan lembar tabel eksperimen untuk mempermudah dalam pengolahan hasil pengujian, data yang didapat dimasukkan dalam tabel lalu
dibahas serta diolah agar menjadi sebuah kesimpulan. Tabel 3.4 Pengujian briket
Pengujian Temperatur Cetakan
100 C
120 C
140 C
Berat Jenis Drop Test
Stability
3.9 Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk membuktikan pengaruh dari pemberian pemanasan cetakan terhadap karakteristik berat jenis, drop test, stability dari
briket serbuk gergajian limbah pengolahan kayu sengon. Variasi pemanasan cetakan briket serbuk gergajian limbah pengolahan kayu sengon adalah 100
C, 120
C dan 140 C dan dengan tekanan 7000 Psig.
Analisa dilakukan dengan cara melukiskan dan merangkum pengamatan dari penelitian. Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh
pemanasan cetakan 100 C, 120
C dan 140 C pada briket yang terbuat dari bahan
dasar limbah serbuk gergaji kayu sengon terhadap karakteristik, sehingga analisis statistik yang dapat digunakan adalah Analisis Varians ANAVA jenis F test
dengan asumsi, H
A
dinyatakan diterima jika F hitung lebih besar daripada F tabel dan H
A
dinyatakan ditolak jika F hitung lebih kecil sama dengan F tabel. F hitung
diperoleh dengan rumus :
F hitung =
Rata −rata kuadrat antar sampel
Rata −rata kuadrat dalam sampel
=
�
2 �
�
2 =
� −�
2
−1 � −�
2
−1
.............. 3.5. Dimana :
�
2 �
: Rata-rata kuadrat antar sampel. S
2
: Rata-rata kuadrat dalam sampel. k
: Banyaknya variasi. n
: Banyaknya pengulangan data. X
j
: Rata-rata nilai pengulangan dari satu varian. X
: Rata-rata nilai pengulangan dari semua varian. X
ij
: Nilai satu pengulangan pada suatu varian. Nilai F tabel didapat dari tabel F distribusi dengan nilai persentase
simpangan α 0,01 untuk n lebih besar dari 30 dan nilai persentase simpangan α 0,05 untuk n lebih kecil sama dengan 30. Penentuan F tabel adalah F
α = .... k – 1, kn-1
, dimana untuk pembacaan pada tabel k-1 adalah nilai mendatar dan kn-1 adalah nilai kebawah.
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Bahan baku diuji dengan pengujian nilai kalor dan proksimat yang meliputi kadar air, kadar zat menguap, kadar abu, kadar karbon terikat. Pengujian
selanjutnya adalah menguji briket dengan pengujian stability, berat jenis serta drop test.
4.1.1 Pengujian Bahan Baku
Untuk mengetahui sifat dasar dari bahan baku yang akan digunakan untuk membuat briket terlebih dahulu diuji proksimat dan nilai kalor.
Tabel 4.1 Hasil uji proksimat bahan baku Sampel
Kadar Air Kadar Zat
Menguap
Kadar Abu Kadar Karbon
Terikat 1
8.525 89.111
1.861 0.503
2 8.031
90.284 1.502
0.183 3
7.916 90.624
1.415 0.045
Rata-rata 8.158
90.006 1.593
0.243 Sumber : Data hasil pengujian di Lab. Energi Biomass FKH UGM
Tabel 4.2 Hasil uji nilai kalor bahan baku Sampel
Nilai Kalor Kalgram
1 4202.57
2 4270.90
3 4278.43
Rata-rata 4250.63
Sumber : Data hasil pengujian di Lab. Thermofluida UNDIP