12
untuk menghadapi krisis energi di masa yang akan datang dengan cara mengarahkan kebijakan energi strategis untuk beralih dari energi fosil ke energi
yang diperbaharui terutama bioenergi. Pemerintah Australia mengatur kebijaksanaan pemakaian biofuel untuk transportasi industri serta tenaga listrik.
Indonesia juga mengeluarkan kebijakan melalui Instruksi Presiden RI No.1 tahun 2006. Untuk mendorong Departemen Pertanian melakukan penyediaan dan
pengembangan bahan baku untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan biofuel sebesar
5 Wardhanu, 2011
2.1.1 Pengembangan Bioenergi di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial.Usaha pertanian merupakan usaha yang sangat
potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan, iklim perkebunan agroclimate dan sumber daya manusia
yang terdidik.Kondisi iklim tropis dengan curah hujan yang cukup, ketersediaan lahan yang masih luas, serta telah berkembangnya teknologi optimalisasi produksi
dapat mendukung kelayakan pengembangan biofuel.Biofueladalah bahan bakar dari sumber hayati renewable energy.Biofuel, apabila diartikan untuk pengganti
bahan bakar minyak BBM maka biofuel merupakan salah satu bentuk energi dari biomassa dalam bentuk cair, seperti biodiesel, bioetanol dan bio-oil.
Indonesia memiliki 49 jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Beberapa tanaman yang potensial sebagai penghasil bioenergi adalah
kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, kapas, kanola, dan rapeseedminyak rapa untuk
13
biodiesel, serta ubi kayu, ubi jalar, tebu, sorgum, sagu, aren, nipah, dan lontar palm untuk bioetanol Sumaryono, 2006.
Agar target diversifikasi energi tahun 2025 mendatang yang meningkatkan porsi energi terbarukan menjadi 5 dari total kebutuhan energi nasional perlu
dirintis dari sekarang. Jika saat ini 23 Juta kL bensin diperlukan maka setidaknya 1,15 juta kL bioetanol perlu diproduksi. Saat ini bioetanol yang diproduksi baru
mencapai 187.800 kLtahun atau baru 16 dari target seharusnya. Untuk itu Indonesia memang perlu usaha keras untuk mencapainya. Pengembangan Etanol
sebagai bahan bakar telah dilakukan BBPT dengan telah memiliki Pilot Plant Etanol berkapasitas 8000 liter per hari dengan kadar 99. Hanya mampu
memproduksi Fuel Grade Ethanol FGE 50 literhari. Satu unit mesin FGE dengan kapasitas 60 kilo literhari memerlukan investasi sekitar 7,5 juta USD.
Kebutuhan mendesak masyarakat terhadap kecukupan energi yang berkelanjutan tentunya menjadi pertimbangan yang cukup bagi pemerintah dalam memutuskan
kemana bangsa ini akan menggantungkan kebutuhan energinya di masa yang akan datang Wardhanu, 2011
2.2 Umbi Suweg