Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

(1)

1

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI LAYANAN SMS REMINDER DALAM KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN PENYAKIT TBC DI

PUSKESMAS TERJUN KEC. MARELAN MEDAN 2015

SKRIPSI

Oleh :

DEBI DARYANI NIM. 111000231

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI LAYANAN SMS REMINDER DALAM KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN PENYAKIT TBC DI

PUSKESMAS TERJUN KEC. MARELAN MEDAN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh : DEBI DARYANI

NIM. 111000231

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERANCANGAN

DAN IMPLEMENTASI LAYANAN SMS REMINDER DALAM

KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN PENYAKIT TBC DI PUSKESMAS TERJUN KEC. MARELAN MEDAN 2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,


(4)

(5)

ABSTRAK

SMS Reminder merupakan fitur pesan yang bisa membantu setiap orang mengingat sesuatu yang biasanya terdapat di handphone atau media catatan penting lainnya. Ketidakpatuhan untuk minum obat bagi penderita tuberkulosis paru tetap menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi. SMS reminder dapat mempermudah petugas tuberkulosis di puskesmas terjun dalam mengingatkan dan mengawasi minum obat anti tuberkulosis (OAT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan dan mengimplementasikan suatu layanan SMS reminder dalam kepatuhan minum obat pasien penyakit tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015.

Dalam mengembangkan sistem layanan SMS reminder dibuat perancangannya dengan metode daur hidup pengembangan sistem/ SDLC. Sasaran dalam implementasi perancangan program SMS reminder adalah petugas TB di Puskesmas Terjun. Materi pelatihan kepada petugas berupa keuntungan dan kerugian layanan SMS reminder, tips dan trik dalam menggunakannya.

Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan adalah diperlukan sebuah layanan SMS Reminder yang fungsinya mengingatkan pasien minum obat tuberkulosis di Puskesmas Terjun. Layanan SMS Reminder minum obat tuberkulosis ini berfungsi dan dapat diterapkan pada Puskesmas dan Rumah Sakit yang memiliki pasien tuberkulosis, bermanfaat bagi pasien tuberkulosis, terutama bagi pasien yang memiliki kesibukan yang cukup banyak dan dapat dioperasikan dengan baik oleh petugas tuberkulosis setelah mendapatkan pelatihan.

Diharapkan kepada puskesmas untuk menyediakan biaya untuk berjalannya sistem SMS Reminder dan untuk pihak yang akan mengembangkan layanan ini bisa dikembangkan dengan membuat aplikasi didalam smartphone agar dapat dibawa kemana-mana dan menambahkan info obat dan info perkembangan penyakit tuberkulosis.


(6)

ABSTRACT

SMS Reminder was a messaging features that can help everyone to remember something usually found in mobile phones or other important media notes. Disobedience to taked medication for patients with pulmonary tuberculosis remains an obstacle to achieving a high cure rate. SMS reminder can facilitated tuberculosis officer at the Terjun health center reminding and monitoring anti-tuberculosis medication consumption. The aim of this study was to draft and implement an SMS service reminder in medication adherence of patients of tuberculosis in Terjun Health Centre Medan Marelan district in 2015.

In developing the SMS reminder service system, method of system development life cycle was designed. The targets in the implementation of SMS reminder program design is TB officer in Terjun Health Centre. Training materials to TB officer were profits and losses of SMS reminder service, trip and tricks to use.

Results of the research that has been done was SMS Reminder service whose function was to remind patients to take tuberculosis medication in Terjun Health Centre was required. This services was working and can be applied to health centers and hospitals that have the tuberculosis patients, its useful for patients with tuberculosis, especially for patients who have high activity and can be operated either by officers of tuberculosis after training.

Providing funding for the passage of SMS Reminder system by health centers was expected, and for those who will develop these services can be developed by making an application in smartphones that can be taken anywhere and add the info of medications and tuberculosis disease progression.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI LAYANAN SMS REMINDER DALAM KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN PENYAKIT TBC DI

PUSKESMAS TERJUN KEC. MARELAN MEDAN 2015”, Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dukungan, bantuan, saran, dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Heru Santosa, M.S., Ph.D., selaku Ketua Departemen Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Drs. Abdul Jalil A. A., M. Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Maya Fitria, SKM., M.Kes.selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dr. Ria Masniari Lubis, M.Si. dan Ibu Dr. Rahayu Lubis, M.Kes., PhD selaku Dosen Penguji skripsi yang telah banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Para Dosen dan Staf di FKM USU, khususnya Departemen Kependudukan dan Biostatistika yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama perkuliahan.

8. Bapak dr. Surya Syahputra Pulungan, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Terjun, kakak Elika, Ibu Nur selaku petugas tuberkulosia dan seluruh petugas kesehatan di Puskesmas Terjun yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang telah sabar memahami penulis melalui kata-kata motivasi dan doa yang sangat luar biasa untuk kelancaran penyelesaian skripsi ini.


(9)

10.Yang Teristimewah Agung Gumara Samosir yang memberi dukungan, kata-kata motivasi dan doanya dari jauh untuk kelancaran penyelesaian skripsi ini.

11.Sahabat yang sangat penulis sayangi Tetra Golaq (Ridha Anggraini, Dahlia Syah Putri dan Aldila Yosa Sukri) dan Devi Amelia Sari yang telah mendukung, memberikan semangat dan doanya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat yang sangat penulis sayangi: Aya, Utet, Lulu, Erizka, Berkah, Bayu, Hastri, Awil, Asih, Amita, Dita, Wiwid, Aa, dan Ita yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada penulis dari awal kuliah sampai sekarang serta mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Seluruh Pengurus HmI Komisariat FKM USU dan Pengurus KOHATI HMI FKM USU Periode 2014-2015 yang sangat penulis sayangi, terkhusus Ketua Umum dan Kabid seperjuangan (Haris, Wahana, Mansur, Ali, Mutiara (utet), Lindra dan Widya Nazrah yang memberi dukungan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini.

14.Teman-teman stambuk 2011 FKM USU khususnya Departement Biostatistika khususnya Rani Azhari dan Wilda Try Wahyuni yang telah membantu dalam proses penulisan dan pengerjaan skripsi ini, dan teman-teman yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah berjuang bersama-sama selama proses pembelajaran di kampus.


(10)

15.Seluruh abang-abang dan kakak-kakak senior terkhusus abangda (Putra Apriadi Siregar, Faisal Rachmat, Ziad Husaini, Adelia Bastian, Siti Kurniawati dan Fauzi Ariansya) yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan semangatnya kepada penulis selama berkuliah di FKM USU.

16.Seluruh adik-adik stambuk 2012,2013 dan 2014 terkhusus adinda (Febri Ramadhan, Ayu Hadiatin Nisa, Rany Sucicha, Artika Sari, Rahayu Novita, Nurul Husna Azria dan seluruh adik-adik HMI Komisariat FKM USU yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan doanya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Secara spesial penulis mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada Yang Tak Tergantikan Mama dan Papa yang sangat disayangi dan dicintai penulis (Hj. Syamsidar Pangaribuan, SE dan H. Ir. Benni Azis) atas segala kasih sayang, doa, pengorbanan, kesabaran dan motivasi yang diberikan dengan segenap cinta yang tulus hingga detik ini. Adik-adik yang sangat disayangi dan dicintai penulis (Rizkika Daryani, Akmalia Daryani dan Salsabila Daryani) yang selalu mendoakan, mengingatkan, membantu dan menyemangati penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan, dan memberikan kontribusi dalam kemajuan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia.Aamiin.

Medan, Agustus 2015 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR ISTILAH ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

RIWAYAT HIDUP ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Short Message Service (SMS) ... 7

2.1.1 Alur Pengiriman SMS ... 8

2.1.2 SMS Gateway ... 8

2.1.3 SMS Reminder ... 9

2.2 Databas MySQL ... 10

2.3 Bahasa Pemrograman ... 11

2.3.1 Hyper Text Markup Language (HTML) ... 11

2.3.2 Cascading Style Sheet (CSS) ... 12

2.3.3 Hypertext Preprocessor (PHP) ... 13

2.4 Flowchart ... 14

2.5 Gammu ... 14

2.6 Tuberkulosis ... 15

2.6.1 Defenisi ... 15

2.6.2 Pengobatan Tuberkulosis ... 15

2.6.3 Tahap Pengobatan Tuberkulosis ... 16

2.6.4 Obat Anti Tuberkulosis ... 17

2.6.5 Kepatuhan Tuberkulosis Minum Obat ... 20

2.6.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan dan Ketidakpatuhan Minum Obat ... 20


(12)

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 23

3.1 Metode Perancangan Sistem ... 23

3.1.1 Analisi ... 23

3.1.2 Perancangan/ Design ... 24

3.1.3 Implementasi ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.2 Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAH ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) LiniPertama ... 17

Tabel2.2 DosisPanduanObat Anti Tuberkulosis (OAT) KDT Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3 ... 18

Tabel2.3 DosisPanduanObat Anti Tuberkulosis (OAT) KDT Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 ... 19

Tabel3.1 Identitas Pasien ... 25

Tabel3.2 Identitas Petugas/ Admin ... 26

Tabel3.3 Jadwal Minum Obat Pasien ... 26

Tabel3.4 Balasan ... 26


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 System Flowchart Login ... 28

Gambar 3.2 System Flowchart Menu Utama ... 29

Gambar 3.3 System Flowchart Pasien... 30

Gambar 3.4 System Flowchart Jadwal ... 31

Gambar 3.5 System Flowchart SMS ... 32

Gambar 3.6 Program Flowchart Login ... 33

Gambar 3.7 Program Flowchart Pasien ... 34

Gambar 3.8 Program Flowchart Jadwal ... 35

Gambar 3.9 Program Flowchart SMS ... 36

Gambar 3.10 From Login ... 37

Gambar 3.11 From Home ... 37

Gambar 3.12 Form Pasien ... 38

Gambar 3.13 Form Jadwal SMS ... 38

Gambar 4.1 Tampilan Login Form ... 42

Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama ... 43

Gambar 4.3 TampilanTambahPasien ... 44

Gambar 4.4 Tampilan Data Pasien ... 45

Gambar 4.5 TampilanInputJadwal ... 46

Gambar 4.6 Tampilan Data Jadwal ... 47

Gambar 4.7 Tampilan History SMS ... 48


(15)

DAFTAR ISTILAH

Singkatan Singkatan dari

SMS Short Message Service

CNR Case Notivication Rate

PMO Pendamping Minum Obat TBC Tuberkulosis

IT Information Technology

BTS Base Transceiver Station

BSC Base Station Controller

MSC Mobile Switching Center

SMSC Short Message Service Center

DBMS Database Management system

SQL Structure Query Language

HTML Hyper Text Markup Language

CSS Cascading Style Sheet

W3C World Wide Web Consortium

PHP Hypertext Preprocessor

URL Uniform Resource Locator

BTA Basil Tahan Asam OAT Obat Anti Tuberkulosis OAT-KDT Obat Kombinasi Dosis Tetap SDLC Systems Development Life Cycle


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Balasan Izin Melakukan Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian Lampiran 4. Dokumentasi


(17)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Debi Daryani

Tempat/Tanggal Lahir : Rantauprapat, 12 Juli 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 dari 4 bersaudara

Alamat Rumah : Jln. H. Adam Malik, Kab. Labuhanbatu, Kec. Rantau Utara, Kel. Padang bulan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998-1999 : TK Kenanga Rantauprapat 2. Tahun 1999-2005 : SD Negeri 112143 Rantau Utara 3. Tahun 2005-2008 : SMP Negeri 1 Rantau Utara 4. Tahun 2008-2011 : SMA Negeri 2 Rantau Utara

5. Tahun 2011-2015 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Riwayat Organisasi

1. Tahun 2012-2013 : Departemen Bidang Eksternal KOHATI HMI Komisariat FKM USU

2. Tahun 2012-2013 : Wakil Sekretaris KOHATI HMI Komisariat FKM USU

3. Tahun 2012-2013 : Ketua Bidang Eksternal KOHATI/Departemen PP HMI Komisariat FKM USU


(18)

4. Tahun 2012-2013 : Sekretaris Umum KOHATI/ Wakil Sekretaris HMI Komisariat FKM USU

5. Tahun 2014-2015 : Ketua Umum KOHATI/Ketua Bidang PP HMI Komisariat FKM USU


(19)

ABSTRAK

SMS Reminder merupakan fitur pesan yang bisa membantu setiap orang mengingat sesuatu yang biasanya terdapat di handphone atau media catatan penting lainnya. Ketidakpatuhan untuk minum obat bagi penderita tuberkulosis paru tetap menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi. SMS reminder dapat mempermudah petugas tuberkulosis di puskesmas terjun dalam mengingatkan dan mengawasi minum obat anti tuberkulosis (OAT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan dan mengimplementasikan suatu layanan SMS reminder dalam kepatuhan minum obat pasien penyakit tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015.

Dalam mengembangkan sistem layanan SMS reminder dibuat perancangannya dengan metode daur hidup pengembangan sistem/ SDLC. Sasaran dalam implementasi perancangan program SMS reminder adalah petugas TB di Puskesmas Terjun. Materi pelatihan kepada petugas berupa keuntungan dan kerugian layanan SMS reminder, tips dan trik dalam menggunakannya.

Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan adalah diperlukan sebuah layanan SMS Reminder yang fungsinya mengingatkan pasien minum obat tuberkulosis di Puskesmas Terjun. Layanan SMS Reminder minum obat tuberkulosis ini berfungsi dan dapat diterapkan pada Puskesmas dan Rumah Sakit yang memiliki pasien tuberkulosis, bermanfaat bagi pasien tuberkulosis, terutama bagi pasien yang memiliki kesibukan yang cukup banyak dan dapat dioperasikan dengan baik oleh petugas tuberkulosis setelah mendapatkan pelatihan.

Diharapkan kepada puskesmas untuk menyediakan biaya untuk berjalannya sistem SMS Reminder dan untuk pihak yang akan mengembangkan layanan ini bisa dikembangkan dengan membuat aplikasi didalam smartphone agar dapat dibawa kemana-mana dan menambahkan info obat dan info perkembangan penyakit tuberkulosis.


(20)

ABSTRACT

SMS Reminder was a messaging features that can help everyone to remember something usually found in mobile phones or other important media notes. Disobedience to taked medication for patients with pulmonary tuberculosis remains an obstacle to achieving a high cure rate. SMS reminder can facilitated tuberculosis officer at the Terjun health center reminding and monitoring anti-tuberculosis medication consumption. The aim of this study was to draft and implement an SMS service reminder in medication adherence of patients of tuberculosis in Terjun Health Centre Medan Marelan district in 2015.

In developing the SMS reminder service system, method of system development life cycle was designed. The targets in the implementation of SMS reminder program design is TB officer in Terjun Health Centre. Training materials to TB officer were profits and losses of SMS reminder service, trip and tricks to use.

Results of the research that has been done was SMS Reminder service whose function was to remind patients to take tuberculosis medication in Terjun Health Centre was required. This services was working and can be applied to health centers and hospitals that have the tuberculosis patients, its useful for patients with tuberculosis, especially for patients who have high activity and can be operated either by officers of tuberculosis after training.

Providing funding for the passage of SMS Reminder system by health centers was expected, and for those who will develop these services can be developed by making an application in smartphones that can be taken anywhere and add the info of medications and tuberculosis disease progression.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini perkembangan teknologi komunikasi tumbuh dengan pesat mulai dari radio, televisi, telepon, telepon seluler/handphone, komputer,

internet sampai dengan alat komunikasi lainnya. Dengan cepatnya perkembangan teknologi komunikasi, telah memberikan dampak positif bagi masyarakat. Disamping itu, teknologi komunikasi mampu dalam memperpendek jarak, menghemat biaya, serta mampu menembus ruang dan waktu (Saputra, 2013).

Short Message Service (SMS) merupakan salah satu fitur dari handphone

yang banyak digunakan. Short Message Service atau yang lebih dikenal orang dengan istilah SMS merupakan fitur yang digunakan untuk berkirim pesan dalam format teks. SMS ini dapat dinikmati oleh seluruh pengguna handphone (Saputra, 2013).

SMS Reminder merupakan fitur pesan yang bisa membantu setiap orang mengingat sesuatu yang biasanya terdapat di handphone (Wilieyam, 2013). Wilieyam dan Nina pada tahun 2013 pernah melakukan penelitian tentang Aplikasi Reminder Pengobatan Pasien Berbasis SMS Gateway yang bermanfaat membantu pihak rumah sakit untuk meningkatkan kinerja rumah sakit dalam mengontrol atau mengawasi pasien yang sedang dalam kondisi rawat jalan. Selain itu juga dapat membantu proses pengobatan pada pasien yang menderita sakit yang memerlukan pengobatan secara rutin, seperti pasien tuberkulosis, tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit serius lainnya, agar tidak mengulang proses


(22)

pengobatannya dari awal karena lupa meminum obatnya. Penggunaan reminder

berbasis SMS ini juga pernah dilakukan oleh Riyadi dan Dianty pada tahun 2012 tentang Layanan SMS Pengingat Minum Obat KB dan Info Obat yang bermanfaat untuk masyarakat khususnya wanita yang sedang menggunakan program Pil KB. SMS Reminder berbasis SMS Gateway merupakan solusi meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam mengontrol dan mengawasi pasien yang sedang dalam kondisi rawat jalan dan yang memerlukan pengobatan rutin secara langsung.

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Penyakit ini memerlukan waktu pengobatan selama 6 bulan. Penatalaksanaan pengobatan dengan meminum obat anti tuberculosis (OAT) secara rutin selama 6 bulan dan tidak boleh terputus (Kemenkes RI, 2013).

Pada tahun 2013 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif (BTA+) sebanyak 196.310 kasus, menurun bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2012 yang sebesar 202.301 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kasus baru BTA+ di tiga provinsi tersebut hampir sebesar 40% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu hampir 1,5 kali dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan. Pada masing-masing provinsi di seluruh Indonesia kasus BTA+ lebih banyak terjadi pada laki-laki


(23)

dibandingkan perempuan. Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi di Sumatera Utara, kasus pada laki-laki dua kali lipat dari kasus pada perempuan. Menurut kelompok umur, kasus baru yang ditemukan paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 21,40% diikuti kelompok umur 35-44 tahun sebesar 19,41% dan pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 19,39% (Kemenkes RI, 2013).

Menurut hasil Riskesdas 2013 dalam Kemenkes RI 2013, prevalensi Tuberkulosis berdasarkan diagnosis sebesar 0,4% dari jumlah penduduk. Dengan kata lain, rata-rata tiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 400 orang yang didiagnosis kasus Tuberkulosis oleh tenaga kesehatan. Penyakit Tuberkulosis paru ditanyakan pada responden untuk kurun waktu ≤ 1 tahun berdasarkan diagnosis

yang ditegakkan oleh tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak, foto toraks atau keduanya. Hasil Riskesdas 2013 tersebut tidak berbeda dengan Riskesdas 2007 yang menghasilkan angka prevalensi Tuberkulosis paru 0,4%. Prevalensi Tuberkulosis paru berdasarkan gejala batuk ≥ 2 minggu secara nasional sebesar 3,9% dan prevalensi Tuberkulosis paru berdasarkan gejala batuk darah sebesar 2,8%.

Penyakit Tuberkulosis Paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Kasus Tuberkulosis Paru di Kota Medan tahun 2012 secara klinis terjadi peningkatan dari tahun 2011. Tuberkulosis paru klinis pada tahun 2011 sebesar 11.179 kasus sedangkan pada tahun 2012 sebesar 21.079. Selain itu BTA+ paru juga mengalami peningkatan dimana tahun 2011 sebanyak 1.746 meningkat menjadi 3.037. Banyak hal yang menyebabkan kasus


(24)

tuberkulosis ini masih tetap ada, yaitu masih rendahnya kepatuhan pasien tuberkulosis dalam minum obat anti tuberculosis (OAT), sehingga mengakibatkan tidak sembuh atau kuman menjadi resisten/kebal dengan pengobatan standar (Dinkes Kota Medan, 2013).

Dari gambaran di atas bisa dibayangkan ketidakpatuhan untuk minum obat bagi penderita tuberkulosis paru masih menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi. Ketidakpatuhan berobat akan mengakibatkan tingginya angka kegagalan pengobatan penderita tuberkulosis paru dan menyebabkan makin banyak ditemukan penderita tuberkulosis paru dengan BTA yang resisten dengan pengobatan standar. Hal ini akan mempersulit pemberantasan penyakit tuberkulosis paru di Indonesia serta memperberat beban pemerintah.

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, Puskesmas Terjun merupakan salah satu yang memberikan pelayanan pengobatan tuberkulosis yang ada di Kota Medan. Angka kesembuhan penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Terjun tahun 2012 (97%), dari jumlah pasien tuberkulosis paru BTA+ yang diobati sebanyak 59 orang, yang dinyatakan sembuh 57 orang dan tahun 2013 angka kesembuhan (96,88%), dari jumlah pasien tuberkulosis paru BTA+ yang diobati sebanyak 64 orang dan yang dinyatakan sembuh 62 orang. Hal ini menunjukkan angka kesembuhan penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Terjun sudah melebihi target yang ditetapkan WHO yaitu 85%. (Dinkes Kota Medan, 2014).

Berdasarkan hasil survey awal pada bulan Januari tahun 2015 yang dilakukan peneliti di Puskesmas Terjun jumlah pasien tuberkulosis setiap bulan selalu bertambah dan dalam mengingatkan pasien tuberkulosis minum obat masih


(25)

menggunakan metode PMO (pengawas minum obat). Petugas tuberkulosis juga mengungkapkan bahwa terdapat 2 orang pasien tuberkulosis mdr dan 3 orang pasien yang putus obat. Dari hasil survey peneliti, dapat dilihat bahwa penderita tuberkulosis setiap tahun nya meningkat di Puskesmas Terjun. Oleh karena itu, peneliti berpikir bahwa hal ini bisa saja dikarenakan pasien yang putus obat memperbesar resiko penularan penyakit tuberkulosis.

Dari kedua permasalahan di atas peneliti tertarik untuk memanfaatkan fasilitas SMS yang dimiliki handphone agar berguna dalam bidang kesehatan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat terkhusus dalam kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis di Puskesmas Terjun. Yaitu ingin membangun sebuah aplikasi berbasis layanan Short Message Service (SMS) reminder dalam kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis di Puskesmas Terjun. Dalam membangun sebuah aplikasi berbasis layanan Short Message Service (SMS)

reminder ini peneliti menggunakan jenis aplikasi sms gateway yaitu komunikasi dua arah. SMS remainder dapat mempermudah petugas tuberculosis di puskesmas terjun dalam mengingatkan dan mengawasi minum obat anti tuberculosis (OAT) pasien dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kepatuhan minum obat pasien dan menurunkan tingkat kegagalan atau resisten obat dalam pengobatan tuberkulosis (TBC).

1.2 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah Bagaimana merancang dan mengimplementasikan layanan


(26)

SMS reminder dalam kepatuhan minum obat pasien penyakit tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan dan implementasi suatu layanan SMS reminder dalam kepatuhan minum obat pasien penyakit tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuat Form Login

2. Membuat Form Home 3. Membuat Form Pasien 4. Membuat Form Jadwal SMS 5. Membuat Form History SMS 6. Membuat Form Balasan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Menghasilkan layanan sms reminder minum obat untuk pasien tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun

2. Meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kesehatan di Puskesmas Terjun terutama kualitas dalam pemanfaatan teknologi

3. Memudahkan dalam penyampaian informasi minum obat pasien tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun

4. Memberikan dukungan terhadap kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Terjun


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Short Message Service (SMS)

Short Message Service (SMS) merupakan cara berkomunikasi melalui sebuah ponsel atau perangkat lainnya untuk mengirim atau menerima pesan-pesan pendek. Layanan SMS menggunakan kanal atau jalur teks dalam proses penyimpanannya. Sehingga meskipun sang penerima SMS sedang melakukan kegiatan pembicaraan dengan handphone-nya, SMS yang masuk tetap dapat diterima (Sadeli, 2012).

Short Message Service atau lebih dikenal orang dengan istilah SMS merupakan fitur yang digunakan untuk berkirim pesan dalam format teks. Layanan SMS lebih diminati masyarakat karena beberapa keunggulan, di antaranya:

1. Biaya relatif murah, pengiriman terjamin sampai ke nomor tujuan dengan catatan nomor dalam keadaan aktif. Selain itu, waktu pengiriman juga cepat, bandingkan jika kita menggunakan pak pos untuk mengirimkan pesan.

2. Dengan layanan ini, pengguna juga dapat mengirimkan pesan secara fleksibel. Dalam artian, pengguna dapat mengirim pesan kapan pun dan di mana saja.


(28)

3. Layanan SMS ini mudah digunakan, dapat dipastikan orang bukan dari latar belakang IT (Information Technology) pun dapat memahami cara penggunaannya (Saputra, 2013).

2.1.1 Alur Pengiriman SMS

Kebanyakan orang awam tahu, alur dari SMS adalah kirim SMS, ditangkap satelit kemudian diteruskan ke nomor handphone tujuan. Kenyataannya, tidaklah demikian. Setiap kita mengirimkan pesan melalui SMS, pesan tersebut tidak langsung sampai ke nomor handphone tujuan, tapi melewati beberapa proses terlebih dahulu. Yaitu pesan akan di tangkap oleh Base Transceiver Station (BTS) terlebih dahulu, dilanjutkan ke Base Station Controller (BSC) kemudian akan sampai ke tahap Mobile Switching Center

(MSC). Mobile SwitchingCenter (MSC) selanjutnya akan meneruskan atau mem-forward pesan tersebut ke Short Message Service Center (SMSC). Pada tahap inilah, pesan disimpan untuk sementara jika nomor tujuan yang ditujukan sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan. Jika nomor tujuan sudah aktif maka akan diteruskan melewati MSC, BSC kemudian diterima oleh jaringan BTS nomor tujuan, lalu dikirimkan kepada pengguna nomor handphone tersebut (Saputra, 2013).

2.1.2 SMS Gateway

SMS Gateway merupakan jenis aplikasi SMS dua arah, dengan keunikan semua tarif yang diperlakukan adalah tarif SMS normal sesuai dengan apa yang diperlakukan oleh operator. Karena sifatnya yang dua arah, maka jenis sms ini


(29)

sangat cocok dijadikan sebagai SMS center organisasi atau institusi tertentu (Sadeli, 2012).

SMS Gateway merupakan komunikasi dua arah, mengirim dan menerima, digunakan untuk SMS keyword, polling ataupun informasi lainnya. SMS ini biasanya digunakan menggunakan kartu GSM, dan tarifnya pun sesuai dengan kartu tersebut (Saputra, 2013).

SMS Gateway adalah pintu gerbang bagi penyebaran informasi dengan menggunakan SMS. Dengan SMS gateway pengguna dapat menyebarkan pesan ke beberapa nomor secara otomatis dan cepat tanpa harus mengetik pesan berulang- ulang. Pengguna cukup memasukkan nomor-nomor tujuan ke dalam suatu database. SMS gateway memudahkan pengguna untuk membuat pesan

broadcast, announcement, reminder, voting, dan polling. Cara kerja SMS

Gateway sama dengan cara kerja SMS, pada umumnya, hanya berbeda dalam hal perangkat yang digunakan. Pada SMS Gateway, perangkat pengirimannya bukan lagi perangkat telepon genggam, melainkan modem yang menggunakan jaringan

provider, modem ini yang akan dikendalikan oleh komputer untuk penyebaran dan pemindahan informasi (Tarigan, 2012) .

2.1.3 SMS Reminder

SMS reminder berbasis pada waktu yang telah dijadwalkan. Sistem akan mengirimkan SMS secara otomatis ke beberapa nomor telepon yang sebelumnya sudah dimasukkan dalam database. SMS dikirim secara broadcast. Waktu pengiriman SMS harus sesuai dengan penjadwalan yang sudah ditentukan (Zacharia, 2006).


(30)

2.2 Database MySQL

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin pada tahun 2005 database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk, magnetic drum atau media penyimpanan skunder lainnya. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan terhadap banyak user, dimana masing-masing user (baik menggunakan teknik pemrosesan yang bersifat batch atau on-line) akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan user lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan.

Database yang sudah tersedia dalam suatu media penyimpanan tidak akan pernah bisa diakses tanpa adanya suatu perangkat lunak aplikasi yang familiar dengannya, misalkan saja perangkat lunak aplikasi yang berbasis database. Kumpulan/ gabungan database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis

database tersebut dinamakan Database Management system (DBMS). DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database.

MySQL adalah suatu database populer dengan pengembangan Web (Web developers). Kecepatan dan ukuran yang kecil membuatnya ideal untuk Web site. Ditambah lagi fakta bahwa MySQL adalah open source, yang berarti gratis (Simarmata, 2006).

MySQL adalah sebuah sistem manajemen database relasi (relation database management system) yang bersifat terbuka (open source). MySQL menggunakan bahasa standar SQL (Structure Query Language) sebagai bahasa


(31)

interaktif dalam mengolah data. MySQL memiliki kinerja, kecepatan proses, dan ketangguhan yang tidak kalah dibandingkan database-database besar lainnya. Keunikan dari MySQL adalah sebuah database akan memiliki satu direktori data yang berdiri sendiri, tidak bercampur dengan database-database lainnya yang ada didalam server tersebut. Nama sebuah database akan menjadi nama dari direktori data tersebut. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server (Arbie, 2004).

2.3 Bahasa Pemrograman

Bahasa Pemrograman adalah intruksi standar untuk memerintah computer yang memiliki fungsi tertentu. Bahasa pemrograman ini adalah satu set aturan sintaks dan semantik yang digunakan untuk mendefenisikan program komputer. Bahasa pemrograman komputer seperti Java, Visual Basic, C++, HTML, CSS, PHP, Net dan ratusan bahasa lain. Para perancangan layanan SMS reminder ini peneliti menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS dan PHP.

2.3.1 Hyper Text Markup Language (HTML)

Hyper Text Markup Language (HTML) yaitu suatu bahasa pemrograman

hyper text. Html ini memiliki fungsi untuk membangun kerangka ataupun format

web berbasis html. HTML bisa disebut bahasa yang digunakan untuk menampilkan dan mengelola hypertex. Html digunakan untuk menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah penjelajahan web Internet dan formatting hypertext sederhana yang ditulis ke dalam berkas format ASCII agar dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegrasi (Saputra, 2013).


(32)

HTML (Hyper Text Markup Language) adalah bahasa pendeskripsi halaman yang menciptakan dokumen-dokumen hypertex atau hypermedia. HTML memasukkan kode-kode pengendali dalam sebuah dokumen pada berbagai poin yang dapat di spesifikasikan, yang dapat menciptakan hubungan (hyperlink) dengan bagian lain dari dokumen tersebut atau dengan dokumen lain yang berada di World Wide Web.

Sebuah halaman web minimal mempunyai empat buah tag, yaitu: 1. <HTML> sebagai tanda awal dokumen HTML

2. <HEAD> sebagai informasi page header. Di dalam tag ini kita bisa meletakkan tagTITLE, BASE, LINK, SCRIPT, STYLE, dan META.

3. <TITLE> sebagai titel atau judul halaman. Kalimat yang terletak di dalam tag ini akan muncul pada bagian atas browser Anda (pada title bar).

4. <BODY> sebagai isi (yang nampak) pada halaman web, dapat berupa teks, grafik, dan lain-lain.

Untuk membuat kode HTML kita dapat menggunakan editor notepad dan menyimpannya dengan ekstensi .htm atau .html (Simarmata, 2006).

2.3.2 Cascading Style Sheet (CSS)

Cascading Style Sheet (CSS) merupakan suatu bahasa pemrogramer web

yang digunakan untuk mengendalikan dan membangun berbagai komponen dalam

web sehingga tampilan web akan lebih rapi, terstruktur, dan seragam. CSS saat ini dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C) dan menjadi bahasa standar dalam pembuatan web. CSS difungsikan sebagai penopang atau pendukung, dan pelengkap dari file html yang berperan dalam penataan kerangka


(33)

dan layout. CSS multi platform, maksudnya dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi dan web browser. Secara umum, yang dilakukan oleh CSS adalah pengaturan layout, kerangka, teks, gambar, warna, tabel, spasi dan lain sebagainya (Saputra, 2013).

2.3.3 Hypertext Preprocessor (PHP)

Hypertext Preprocessor (PHP) merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu web site dinamis. PHP menyatu dengan HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah di-maintenance. PHP berjalan pada sisi server, sehingga PHP disebut juga sebagai bahas Server Side Scripting, artinya bahwa dalam setiap menjalankan PHP, wajib membutuhkan web server dalam menjalankannya. PHP ini bersifat open source, sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma, dan mampu lintas platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux.

PHP juga dibangun sebagai modul pada web server apache (Saputra, 2013). Konsep kerja PHP diawali dengan permintaan suatu halaman web PHP

oleh client kepada browser. Berdasarkan alamat internet atau URL (Uniform Resource Locator), web server akan mencarikan berkas PHP yang diminta dan setelah didapatkan web server segera mengirimkan isinya ke mesin PHP, mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke

browser. Selanjutnya, browser menyampaikan ke client. Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang terkenal


(34)

seperti MySQL, Oracle, PostgreSQL dan lain-lain. Dengan demikian, menampilkan data yang bersifat dinamis, yang diambil dari database merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan.

2.4 Flowchart

Menurut Al-Bahra Ladjamudin, 2005 flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma. Flowchart

disusun oleh simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses didalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut:

 Flow Direction Symbols (Simbol penghubung/ alur)

 Processing Symbol (Simbol Proses)

 Input-output Symbol (Simbol Input-output)

2.5 Gammu

Gammu adalah sebuah aplikasi cross-platform yang digunakan untuk menjembatani/ mengomunikasikan antara database SMS Gateway dengan SMS

devices. Aplikasi Gammu berupa daemon yang berjalan secara background. Setiap saat, gammu memonitor SMS devices dan database SMS gateway. Saat ada SMS masuk ke SMS devices, maka gammu langsung memindahkannya ke dalam inbox dalam database SMS gateway. Sebaliknya saat aplikasi pengirim SMS memasukkan SMS ke dalam outbox dalam database SMS gateway, maka gammu mengirimkannya melalui SMS devices, dan memindahkan SMS ke


(35)

2.6 Tuberkulosis 2.6.1. Defenisi

Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis (dan kadang-kadang oleh M. bovis dan M. africanum) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) dan percikan ludah, penyakit ini juga merupakan penyakit menahun, bahkan dapat seumur hidup. Setelah seseorang terinfeksi kuman tuberkulosis, hampir 90% penderita secara klinis tidak sakit, hanya didapatkan test tuberkulin positif, 10% akan sakit. Penderita yang sakit, bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita TB Paru akan mati, 25% sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25% menjadi kronik dan infeksius (Jusuf et al, 2010).

Tuberkulosis (TBC) yang dahulu dikenal dengan TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian kuman tuberkulosis menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll). Tuberkulosi dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anak-anak. Tuberkulosis dapat menyebabkan kematian. Apabila tidak diobati, 50% dari pasien tuberkulosis akan meninggal setelah 5 tahun (Kemenkes RI, 2009).

2.6.2 Pengobatan Tuberkulosis

Menurut Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis pada tahun 2014 pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembukan pasien, memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup pasien, mencegah terjadinya kematian oleh


(36)

karena tuberkulosis dan dampak buruk selanjutnya, mencegah terjadinya kekambuhan tuberkulosis, menurunkan penularan tuberkulosis dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pengobatan tuberkulosis adalah merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman tuberkulosis. Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:

 Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi

 Diberikan dalam dosis yang tepat

 Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan

 Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan

2.6.3 Tahap pengobatan tuberkulosis

Pengobatan tuberkulosis harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan dengan maksud:

1. Tahap awal

Pengobatan diberikan setiap hari. Panduan pengobatan pada tahap ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan


(37)

pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan selama 2 minggu.

2. Tahap lanjutan

Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya keman persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan. Pengobatan diberikan setiap 3 kali seminggu selama 4 bulan.

2.6.4 Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam pengobatan tuberkulosis. Puskesmas Terjun menggunakan panduan paket Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Lini Pertama.

Tabel 2.1 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Lini Pertama

Jenis Sifat Efek samping

Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropatik perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang

Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome, gangguan gastrointestinal, urine berwarna merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak napas, anemia hemolitik

Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout artritis

Streptomisin (S) Bakterisidal Nyeri di tempat suntikan, gangguan keseimbangan dan pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia, agranulositosis, trombositopeni

Etambutol (E) Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer


(38)

Panduan paket OAT yang digunakan di Puskesmas Terjun

Panduan paket OAT yang digunakan oleh Puskesmas Terjun adalah:

 Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3

 Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3

 Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien tuberkulosis resisten obat. Panduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Panduan paket OAT ini untuk digunakan oleh satu pasien tuberkulosis sampai selesai masa pengobatannya yaitu sejak pengobatan tahap intensif/awal sampai tahap lanjutan.

a. Kategori-1 : 2(HRZE) / 4(HR)3

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: Pasien tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis, pasien tuberkulosis paru terdiagnosis klinis dan pasien tuberkulosis ekstra paru

Tabel 2.2 Dosis Panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) KDT Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3

Berat badan

Tahap intensif Tiap hari selama 56 hari

HRZE (150/75/400/275)

Tahap lanjutan

3 kali seminggu selama 16 minggu HR(150/150)

30 – 37 kg 2 kaplet sekali minum 4KDT 2 tablet sekali minum 2KDT

38 – 54 kg 3 kaplet sekali minum 4KDT 3 tablet sekali minum 2KDT

55 – 70 kg 4 kaplet sekali minum 4KDT 4 tablet sekali minum 2KDT


(39)

b. Kategori -2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3)

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang): Pasien kambuh, pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1 sebelumnya dan pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up).

Tabel 2.3 Dosis Panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) KDT Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3

Berat Badan

Tahap Intensif 1 kali minum tiap hari HRZE (150/75/400/275) + S

Tahap lanjutan 3 kali seminggu HR (150/150) + E (400)

Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu

30 – 37 kg 2 kaplet 4KDT + 500 mg

Streptomisin inj.

2 kaplet 4KDT 2 tablet 4KDT + 2 tablet Etambutol

38 – 54 kg 3 kaplet 4KDT + 750 mg

Streptomisin inj.

3 kaplet 4KDT 3 tablet 4KDT + 3 tablet Etambutol

55 – 70 kg 4 kaplet 4KDT + 1000 mg

Streptomisin inj.

4 kaplet 4KDT 4 tablet 4KDT + 4 tablet Etambutol

≥ 71 kg 5 kaplet 4KDT + 1000 mg

Streptomisin inj.

5 kaplet 4KDT 5 tablet 4KDT + 5 tablet Etambutol

Catatan:

• Untuk perempuan hamil lihat pengobatan tuberkulosis pada keadaan khusus. • Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan

aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).

• Berat badan pasien ditimbang setiap bulan dan dosis pengobatan harus disesuaikan apabila terjadi perubahan berat badan.


(40)

c. Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien tuberkulosis resisten obat. Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien tuberkulosis resisten obat adalah obat yang dikirim dari rumah sakit yang merujuk pasien ke puskesmas terjun.

2.6.5 Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Minum Obat

Kepatuhan minum obat adalah tindakan penderita untuk meminum obat tuberkulosis paru secara teratur untuk kesembuhan terutama untuk memutuskan rantai penularan. Kepatuhan minum obat dikategorikan teratur minum obat apabila tidak pernah lalai atau lupa minum OAT setiap hari pada fase awal (2 bulan) dan 3 kali seminggu pada fase lanjutan (4 bulan). Tidak teratur apabila penderita pernah lalai atau lupa minum OAT pada fase awal dan pada fase lanjutan (Kemenkes RI, 2011).

Kepatuhan Terhadap Dosis Obat Anti Tuberkulosis adalah kepatuhan terhadap rentangan jumlah obat yang diberikan kepada penderita untuk satu kali pemberian dalam jangka waktu tertentu, untuk mendapatkan efek terapeutik yang diinginkan (Yulius, 2014).

2.6.6 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dan Ketidakpatuhan Minum Obat

Menurut Wayan pada tahun 2015, Faktor yang berhubungan dengan keteraturan minum obat adalah pengetahuan dan sikap penderita tuberkulosis. Pengetahuan (knowledge) sangat penting peranannya pada penderita tuberkulosis paru karena dengan mengetahui, memahami tentang pengobatan dan penyakit tuberkulosis paru serta efek samping, resiko resistensi obat dan resiko penularan


(41)

akan membuat penderita mau minum obat secara teratur. Apabila penderita sudah memahami tentang keteraturan minum obat tuberkulosis paru secara benar maka penderita akan mengaplikasikan pengetahuan tersebut melalui sikap yang positif. Sikap merupakan faktor pendorong untuk terjadinya suatu perilaku seseorang, maka sikap negatif atau kurang setuju terhadap suatu pengobatan akan mendorong penderita tersebut untuk berperilaku tidak patuh dalam berobat, baik dalam berobat ulang atau dalam hal minum obat, dengan pengetahuan yang baik tentang tuberkulosis paru, penderita akan melakukan sikap yang baik tentang pengobatan tuberkulosis paru, dengan demikian akan termotivasi untuk minum obat secara teratur.

Ketidakpatuhan pasien dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain pengetahuan pasien, Pertimbangan kerugian biaya atau waktu dalam masa pengobatan, pertimbangan mengenai keuntungan/efektivitas pengobatan, demografi pasien tuberculosis (usia, jenis kelamin, sosio-ekonomi), sikap terhadap pengobatan, kepribadian pasien tuberkulosis juga mempengaruhi ketidakpatuhan pasien. Faktor eksternal antara lain komunikasi antara dokter dan pasien, regimen obat (lamanya pengobatan yang harus dijalani pasien tuberkulosis, efek samping obat, jumlah obat yang harus dimakan), dukungan sosial/keluarga, dukungan petugas medis (Yuliani, 2012).

2.6.7 Dampak Teratur dan Tidak Teratur Minum Obat

Menurut Amelia pada tahun 2010, mengatakan pengobatan hanya akan efektif jika penderita mematuhi aturan dalam penggunaan obat, jika pasien teratur meminum obatnya pasien akan sembuh dan memutuskan rantai penularan.


(42)

Sebaliknya ketidakteraturan minum obat menyebabkan timbulnya resistensi kuman terhadap OAT sehingga kuman akan semakin kuat dan memperparah keadaan penyakit serta memerlukan pengobatan. Pengobatan pasien akan diulang dari awal, pengobatan ini menjadi lebih mahal, lebih toksik dan lebih lama. Ketidakteraturan minum obat juga berdampak kepada keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan penderita tuberkulosis. Penderita dapat menularkan bakteri tuberkulosis kepada keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan penderita sehingga penderita penyakit tuberkulosis semakin bertambah dan semakin menyulitkan dalam pemberantasan penyakit tuberkulosis.


(43)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Perancangan Sistem

Dalam mengembangkan sistem layanan SMS reminder pada pasien tuberkulosis di Puskesmas Terjun maka terlebih dahulu dibuat perancangannya dengan metode daur hidup pengembangan sistem/ SDLC (Systems Development Life Cycle). Secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama yaitu: analisis, perancangan/design dan implementasi (Ladjamudin, 2005).

3.1.1 Analisis

Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan professional.

a. Analisis Ruang Lingkup Pekerjaan

Peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui pelayanan yang dilakukan dan mempertimbangkan kemungkinan yang bisa dilakukan dan yang tidak bisa dilakukan di lokasi tersebut. Juga berinteraksi dengan petugas puskesmas/ admin sebagai langkah awal dalam merancang informasi sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti.


(44)

b. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Sistem yang sedang berjalan di Puskesma Terjun adalah sistem PMO (pengawas minum obat) dimana sistem ini menggunakan satu orang yang dekat dengan pasien untuk mengingatkan pasien minum obat.

c. Identifikasi Masalah

Masalah adalah faktor utama yang menyebabkan tujuan tidak dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, pada tahapan analisis harus dilakukan proses identifikasi mengenai masalah-masalah yang terjadi. Adapun permasalahan yang terjadi adalah kelemahan yang terdapat pada sistem PMO (pengawas minum obat). Kelemahan yang ada pada sistem PMO adalah faktor kesibukan PMO yang membuat mereka melewatkan waktu dalam mengingatkan minum obat pasien. Berdasarkan literatur yang ada bahwa jadwal minum obat pasien tuberkulosis tidak boleh terputus walapun satu kali minum obat selama 6 bulan. Apabila pasien lupa minum obat satu kali harus mengulang proses pengobatan dari awal.

d. Analisis Kebutuhan Sistem

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka terdapat beberapa spesifikasi kebutuhan dalam pengembangan sistem pengawas minum obat (PMO) di Puskesmas Terjun. Menurut analis sistem yang dibutuhkan oleh Puskesmas Terjun adalah sistem yang dapat mengingatkan dan mengawasi pasien minum obat tuberkulosis secara langsung kepada pasien tuberculosis.

3.1.2 Perancangan/ Design

Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendisain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Kegiatan yang


(45)

dilakukan dalam tahap perancangan ini meliputi perancangan input, proses dan output .

1. Perancangan Masukan (Input)

Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur, dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Rancangan input pada layanan sms reminder dalam kepatuhan minum obat pasien penyakit tuberkulosis di Puskesmas Terjun ini meliputi identitas pasien, identitas petugas/ admin, jadwal minum obat pasien, history SMS dan Balasan.

a. Tabel identitas pasien

Tabel ini dibuat untuk menyimpan master data identitas pasien tuberkulosis yang tersimpan di dalam database MySQL. Identitas pasien ini berupa data demografi pasien. Berikut ini struktur tabel identitas pasien:

Tabel 3.1 Identitas Pasien

No Field Data type Size Description 1 Id_pasien Integer 4 Primary key 2 Nama Varchar 100 Nama Pasien 3 Alamat Varchar 100 Alamat Pasien 4 Jenkel Varchar 100 Jenis Kelamin Pasien 5 Umur Varchar 100 Umur pasien

6 No_handphone Varchar 100 No Handphone Pasien b. Tabel identitas petugas/ admin

Tabel ini dibuat untuk menyimpan master data identitas petugas/ admin yang tersimpan di dalam database MySQL. Identitas petugas ini berupa data pribadi. Berikut ini struktur tabel identitas petugas/ admin.


(46)

Tabel 3.2 Identitas Petugas/ admin

No Field Data type Size Description 1 Id_user Integer 10 Primary key

2 Username Varchar 100 Nama petugas/ admin

3 Password Varchar 100 Password yang valid dengan user 4 Status Varchar 100 Status

c. Tabel Jadwal minum obat pasien

Tabel ini dibuat untuk menyimpan master data jadwal minum obat yang tersimpan di dalam database MySQL. Berikut ini struktur tabel jadwal minum obat pasien:

Tabel 3.3 Jadwal Minum Obat Pasien

No Field Data type Size Description 1 Id_jadwal Integer 4 Primary key 2 Id_pasien Integer 4 Fhoren key 3 Tanggal_input Date Tanggal input

4 Pesan Text Isi pesan pengingat minum obat 5 Jam Varchar 10 Waktu jadwal minum obat 6 Brp_hari Varchar 200 Lama jadwal minum obat

d. Tabel Balasan

Tabel ini dibuat untuk menyimpan master data ada atau tidak jawaban sms yang tersimpan di dalam database MySQL.

Tabel 3.4 Balasan

No Field Data type Size Description 1 Id_balas Integer 4 Primary key 2 Id_history Integer 4 Foreign key


(47)

e. Tabel History

Tabel ini dibuat untuk menyimpan master data history yang tersimpan di dalam database MySQL. Berikut ini struktur tabel history:

Tabel 3.5 History

No Field Data type Size Description 1 Id_history Integer 4 Primary key 2 Id_pasien Integer 4 Foreign key 3 Id_jadwal Integer 4 Foreign key

4 Tgl_kirim Date Tanggal pengiriman pesan 5 Status_pesan Varchar 10 Status pesan

2. Proses

Proses pada tahapan ini dilaksanakan oleh pembuat program atau yang dikenal dengan istilah programmer. Proses dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program yang disebut dengan flowchart. Menurut Ladjamudin pada tahun 2005 ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer yaitu system flowchart dan program flowchart. Dalam pembuatan layanan SMS reminder di tahapan prosesnya akan memanfaatkan system flowchart dan program flowchart.


(48)

START

INPUT USERNAME

& PASSWORD

CEK APAKAH USERNAME ADA

?

TIDAK

DASHBOARD ADMIN

STOP

a. System Flowchart Login


(49)

START

PILIH MENU

DATA PASIEN

STOP DASHBOARD

DATA SMS DATA JADWAL

HISTORY JADWAL

PASIEN

b. System Flowchart Menu Utama


(50)

START

APAKAH TAMBAH DATA ?

PROSES INPUT

STOP DATA PASIEN

YA

TIDAK

c. System Flowchart Pasien


(51)

START

APAKAH TAMBAH DATA ?

PROSES INPUT

STOP DATA JADWAL

YA

TIDAK

d. System Flowchart Jadwal


(52)

START

APAKAH DIBALAS ? CEK APAKAH JADWAL SEKARANG

?

TIDAK

YA CEK APAKAH JADWAL HARI INI

? DATA JADWAL

YA

TIDAK

SEND SMS

STOP

e. System Flowchart SMS


(53)

START

INPUT USERNAME

& PASSWORD

CEK DATABASE

IF

USERNAME = = db PASSWORD = = db

TAMPIL WARNING

DASHBOARD

STOP YA

TIDAK

f. Program Flowchart Login


(54)

START

READ DATA PASIEN

INPUT ?

INPUT DATA

MASUK KE DATABASE

STOP

TIDAK

YA

g. Program Flowchart Pasien


(55)

START

READ DATA JADWAL

INPUT ?

INPUT DATA

MASUK KE DATABASE

STOP

TIDAK

YA

h. Program Flowchart Jadwal


(56)

START

CEK WAKTU

IF TODAY ?

CARI DATA PASIEN DI DATABASE

IF DATA ADA DI

DATABASE?

SEND SMS

REPLAY ?

IF YA ?

STOP YA YA

TIDAK YA

TIDAK

TIDAK TIDAK

YA

i. Program Flowchart SMS


(57)

Selamat Datang di Layanan

SMS

Reminder

3. Perancangan Keluaran (Output)

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan. Dalam layanan SMS reminder ini output yang telah dirancang terdiri dari tampilan input.

1. Form Login

Form login digunakan untuk memasukkan username petugas/ admin dan password yang sudah terdaftar.

2. Form Home

Form Home adalah halaman yang muncul saat pertama kali aplikasi dijalankan.

Login

Username

Password

Login

Logo


(58)

3. Form Pasien

Form Pasien digunakan untuk memasukkan data pasien tuberkulosis.

4. Form Jadwal SMS

Form Jadwal SMS digunakan untuk memasukkan waktu minum obat pasien tuberkulosis.

Tambah pasien

Nama Lengkap Alamat

Jenis kelamin Umur

No Handphone

Logo

MENU PASIEN JADWAL HISTORY SMS Balasan

Save

Data Pengingat

Nama Lengkap Pesan

Jam Hari Tanggal

Logo

MENU


(59)

3.1.3 Implementasi

Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari layanan SMS reminder yang akan dibangun, lalu mengimplementasikan layanan SMS reminder tersebut ke dalam salah satu bahasa pemrograman yang paling sesuai. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah programming dan testing, training dan system changeover.

1. Programming dan testing

Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma. Setelah selesai pembuatan algoritma, maka dibuatlah layanan SMS reminder dengan menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, PHP dan MySQL. Setelah layanan SMS reminder selesai dibuat maka perlu dilakukan testing, dengan mengentri sejumlah data ke dalam program tersebut dan dilihat hasilnya. Setelah testing dilakukan maka layanan SMS reminder ini sudah bisa di gunakan. Untuk itu puskesmas terjun perlu mempersiapkan komputer/ laptop khusus untuk petugas tuberkulosis. Sehingga dapat dilakukan instalasi software layanan SMS reminder ke komputer atau laptop yang ada di puskesmas terjun.

2. Training

Petugas tuberkulosis/ admin yang akan mengoperasikan layanan SMS reminder tersebut perlu dilatih secara keseluruhan oleh peneliti. Setelah itu peneliti mensosialisasikan layanan SMS reminder kepada pasien tuberkulosis yang memiliki handphone. Materi pelatihan kepada petugas tuberkulosis bisa


(60)

berupa keuntungan dan kerugian layanan SMS reminder, trip dan trik dalam menggunakannya.

3. System Changeover (Pergantian Sistem)

Setelah seluruh sistem siap dioperasikan, admin selesai dilatih, dan pasien sudah di sosialisasikan, maka pada tahap selanjutnya kepala puskesmas dapat mengambil keputusan dalam pergantian sistem yang lama dengan sistem yang baru. Apabila kepala puskesmas ingin melakukan pergantian sistem lama dengan system baru bisa secara perlahan/ bertahap atau secara keseluruhan. Yaitu dengan mempersiapkan komputer/laptop, modem, sim card, biaya sms khusus untuk petugas tuberkulosis.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan adalah diperlukan sebuah layanan SMS Reminder yang fungsinya mengingatkan pasien minum obat tuberkulosis di Puskesmas Terjun. Maka dari itu, untuk membuat layanan berbasis SMS Reminder pada Puskesmas Terjun dilakukan mulai dari pembuatan database

pada PHP MyAdmin, Sublime Text sebagai editor, instalasi XAMPP untuk menjalankan SQL dan Apache, instalasi Mozilla Firefox atau Crome sebagai browser, instalasi Modem, serta instalasi Gammu/Now SMS sebagai server SMS. Selain itu juga dilakukan pembuatan tampilan aplikasi dan coding pada Adobe Dreamweaver CS3 dengan coding yang digunakan adalah PHP. Untuk menjalankan sistem ini, pihak Puskesmas membutuhkan sebuah computer/ laptop khusus petugas tuberkulosis dengan sistem operasi minimal Windows XP Professional, XAMPP versi minimal 1.7.4 dan Gammu/ Now SMS dan Modem.

4.2 Pembahasan

a. Cara Kerja Layanan SMS Reminder

Setelah selesai dirancang, langkah pertama yang dilakukan adalah memastikan XAMPP, Modem dan Gammu sudah terinstal dengan benar pada komputer yang akan digunakan. Sim Card yang akan digunakan sudah ada di dalam modem dan memiliki pulsa. Maka layanan SMS Reminder bisa dijalankan.


(62)

Membuka layanan SMS Reminder pertama kali dengan mengaktifkan XAMPP, kemudian buka browser dengan mengetik localhost/debi, maka akan terbuka tampilan Login Form. Tampilan Login Form seperti gambar 4.1 dibawah ini :

Gambar 4.1 Tampilan Login Form

Pada Gambar 4.1 tampilan Login Form diatas Admin akan memasukkan

username dan password miliknya yang sudah dimasukkan dalam database admin

untuk masuk ke dalam aplikasi layanan SMS reminder. Jika username dan

password salah atau tidak sesuai dengan database, maka akan muncul pesan


(63)

langsung menuju ke halaman utama aplikasi layanan SMS reminder dan dapat membuka semua menu di aplikasi layanan SMS reminder.

1. Menu Utama (Home Page)

Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama

Pada Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama diatas memuat beberapa pilihan menu yaitu HOME, PASIEN, JADWAL, HISTORY SMS dan BALASAN. Menu HOME adalah tampilan menu utama, menu PASIEN yang membawa Admin dapat melihat seluruh pasien tuberculosis, menu JADWAL yang membawa


(64)

Admin dapat melihat seluruh jadwal pasien tuberculosis, menu HISTORY SMS yang membawa Admin dapat melihat status sms yang dikirim dan menu BALASAN untuk melihat status sms masuk. Admin dapat membuka semua menu yang ada pada menu utama aplikasi layanan SMS reminder.

2. Menu Pasien

Menu Pasien merupakan menu tempat master data dan form untuk menambahkan data yang berkaitan dengan identitas pasien tuberculosis. Menu ini terdiri dari pilihan tambah pasien dan tampilan data identitas pasien yang sudah dimasukkan. Berikut ini tampilan dari tambah pasien dan data keseluruhan pasien tuberculosis yang sudah dimasukkan.


(65)

Pada menu tambah pasien ini ditampilkan form isian yang terdiri dari Nama Lengkap pasien, Alamat, Pilihan Jenis Kelamin, Umur dan No. Handphone. Selanjutnya dibawah No. Handphone terdapat menu pilihan simpan. Pada menu tambah pasien ini Admin dapat menambahkan pasien baru tuberculosis. Apabila Admin selesai menambahkan pasien baru tuberculosis, maka system akan membawa ketampilan data keseluruhan pasien tuberculosis. Tampilan data keseluruhan pasien seperti gambar 4.4 dibawah ini :


(66)

Pada Gambar 4.4 Tampilan Data Pasien diatas Admin dapat melihat keseluruhan identitas pasien tuberculosis yang sudah dimasukkan. Pada menu data pasien ini terdapat empat pilihan, yaitu tambah pasien, edit, hapus, jadwal dan manual. Admin dapat menambahkan data pasien baru, mengedit data identitas pasien, menghapus data pasien, memasukkan jadwal minum obat pasien dan dapat mengirim pesan secara manual. Tampilan Jadwal seperti gambar 4.5 dibawah ini :

Gambar 4.5 Tampilan Input Jadwal Pasien

Pada menu input jadwal ini ditampilkan form isian yang terdiri dari Nama Lengkap Pasien, Pesan, Jam, Hari dan tanggal. Pada tanggal terdapat pilihan menu select date dan dibawah tanggal terdapat menu pilihan simpan. Pada form isian ini Admin dapat mengisi sesuai data jadwal dan isian pesan minum obat


(67)

pasien. Apabila Admin selesai mengisi data jadwal minum obat pasien tuberculosis, maka system akan membawa ketampilan data jadwal keseluruhan pasien tuberculosis dan system akan secara otomatis mengirimkan sms kepasien sesuai dengan jadwal yang dimasukkan. Tampilan data jadwal keseluruhan pasien seperti gambar 4.6 dibawah ini :

3. Menu Jadwal

Menu Jadwal merupakan menu tempat master data jadwal, menu ini terdiri dari tampilan data jadwal.


(68)

Pada Gambar 4.6 Tampilan Data Jadwal diatas Admin dapat melihat keseluruhan jadwal minum obat pasien tuberculosis beserta isi pesan minum obat yang sudah dimasukkan. Pada menu data jadwal pasien ini terdapat pilihan menu delete. Untuk menghapus data apabila diperlukan.

4. HISTORY SMS

Gambar 4.7 Tampilan History SMS

Pada menu history SMS ini Admin dapat melihat dan mengawasi status sms terkirim atau tidak. Pada menu history sms ini kita dapat melihat status sms sudah terkirim atau belum ke nomor handphone pasien.


(69)

5. Menu BALASAN

Gambar 4.8 Tampilan SMS Balasan

Pada menu balasan ini admin dapat melihat pasien yang membalas sms dan dapat mengontrol dan mengawasi pasien yang sudah meninum obat dan yang belum minum obat.

b. Pengujian Layanan SMS Reminder

Pengujian Layanan SMS Reminder ini dilakukan terhadap petugas tuberkulosis. Petugas diajarin cara penggunaan Layanan SMS Reminder ini mulai dari login sebagai admin, input data pasien, input jadwal minum obat pasien, dan


(70)

cara pengiriman pesan pengingat minum obat kepada pasien. Setelah selesai peneliti bertanya seputar tingkat efisiensi dan efektifitas aplikasi, jawaban yang diberikan dapat disimpulkan bahwa petugas tuberkulosis merasa layanan SMS

remainder pengingat minum obat ini dapat membantu pihak Puskesmas untuk mengawasi kepatuhan minum obat pasien tuberculosis, bermanfaat bagi pasien tuberculosis yang memiliki kesibukan, lebih efektif dari Pengawas Minum Obat (PMO) karena dapat secara langsung mengawasi minum obat pasien cukup fleksibel dalam penyampaian pesan karena tidak tergantung pada suatu merek dan jenis handphone tertentu, serta dapat menjangkau pasien dimanapun mereka berada selama masih berada dalam jangkauan sinyal.

Keberadaan menu history SMS dan balasan untuk melihat status SMS

reminder yang dikirimkan dan mendapat balasan, juga membuat petugas tuberkulosis lebih mudah memantau serta memastikan bahwa pesan yang dikirimkan akan diterima oleh pasien dan dapat melihat respon dari pasien. Aplikasi ini juga dapat diterapkan pada Puskesmas dan Rumah Sakit yang memiliki pasien tuberkulosis, serta relatif mudah dan praktis untuk digunakan. Tetapi Layanan SMS Reminder ini memiliki keterbatasan yaitu dalam penyediaan biaya sms, sehingga pihak yang akan menggunakan Layanan SMS Reminder ini harus menyediakan biaya untuk sms.


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Layanan SMS Reminder minum obat tuberkulosis ini berfungsi dan dapat diterapkan pada Puskesmas dan Rumah Sakit yang memiliki pasien tuberculosis.

2. Layanan SMS Reminder minum obat tuberculosis ini bermanfaat bagi pasien tuberkulosis, terutama bagi pasien yang memiliki kesibukan yang cukup banyak.

3. Layanan SMS Reminder minum obat tuberculosis dapat dioperasikan dengan baik oleh petugas tuberculosis setelah mendapatkan pelatihan. 4. Layanan SMS Reminder minum obat tuberculosis ini cukup fleksibel

dalam penyampaian pesan karena tidak tergantung pada suatu merek dan jenis handphone tertentu, serta dapat menjangkau pasien dimanapun mereka berada selama masih berada dalam jangkauan sinyal.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk dapat mengembangkan layanan SMS Reminder ini, untuk mengganti sistem Pengawas Minum Obat (PMO) dengan menyediakan biaya untuk berjalannya sistem SMS

Reminder.

2. Untuk pihak yang akan mengembangkan layanan SMS Reminder minum obat tuberculosis ini bisa dikembangkan dengan membuat aplikasi didalam


(72)

smartphone agar dapat dibawa kemana-mana dan menambahkan info obat dan info perkembangan penyakit tuberkulosis.


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Arbie., 2004. Manajemen Database dengan MySQL. Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI.

Amelia F., 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Klien TBC Untuk Melakukan Penatalaksanaan TBC I Puskesmas Talawi Kecamatan

Talawi Kota Sawahlunto Tahun 2010.

http://repository.unand.ac.id/17946/1/6.pdf. Diakses 22 Juli 2015.

Danusantosa H., 2010. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Edisi Kedua. Jakarta: ECG Dinkes Kota Medan., 2013. Profil Kesehatan Kota Medan 2012. Medan

Dinkes Kota Medan., 2014. Profil Kesehatan Kota Medan 2013. Medan

Jusuf M.W., Winariani., Hariadi., S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair-RSUD Dr. Soetomo. Kemenkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta

Kemenkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta Kemenkes RI., 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta

Kemenkes RI., 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2014. Jakarta Kemenkes RI., 2000. Program Penanggulangan Tuberkulosis 2000. Jakarta

Ladjamudin A.B., 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Riyadi G.P.,& Dianty R., 2012. Perancangan dan Implementasi Layanan SMS Pengingat Minum Obat KB dan Info Obat. http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi09.02.7565.pdf. Diakses 2 Desember 2014.

Sadeli M., 2012. Aplikasi SMS dengan Visualbasic 6.0 dan Visualbasic 2010. Palembang: Maxikom.

Saputra A., 2013. Step by Step Membangun Aplikasi Bioskop dan SMS untuk Panduan Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


(74)

Simarmata J., 2006. Aplikasi Mobile Commerce menggunakan PHP dan MySQL. Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI.

Tarigan., Edison D., 2012. Membangun SMS Gateway Berbasis Web dengan Codeigniter. Yogyakarta: Lokomedia.

Wayan N. A., Rattu A. J. M., Rataq B., 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/download/7184/6822. Diakses 17 Juli 2015.

Wilieyam., Nina G.S., 2013. SMS Based Gateway Patient Medication Reminder

Application. https://ml.scribd.com/doc/258276597/215-676-1-PB. Diakses 12 Januari 2015.

Yuliani A., Maziyyah N., 2012. Analisis Tingkat Kepatuhan Penggunaan obat

Antidiabetes serta Factor-factor yang mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan PKU Muhammadiyah Bantul. http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t34150.pdf. Diakses 20 Juli 2015.

Yulius Y. I., Putu I. A. W., Putu N. D. W., 2014. The Relation Of Patient’s

Discipline Attitude Who Suffered Pulmonary Tuberculosis While Consuming Anti Tuberculosis Medicine Towards Out Patient’s Relapse In Work Area Of Puskesmas II Denpasar Barat. http://www.triatma-mapindo.ac.id/ojsstikes/index.php/JDK3/article/download/30/23. Diakses 20 Juli 2015.

Zacharia., Marcus T., dan Widiadhi J., 2006. Aplikasi SMS untuk Berbagai Keperluan. Bandung: Penerbit Informatika Bandung.


(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

Gambar 1. Pengajaran Tips dan Trik menggunakan Layanan SMS Reminder


(81)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Gambar 1. Pengajaran Tips dan Trik menggunakan Layanan SMS Reminder Kepada Petugas


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

1 23 0

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

3 6 81

Gambaran Kepatuhan Pasien Tbc Dalam Menjalani Pengobatan Obat Anti Tuberkulosis Di Tiga Puskesmas, Kabupaten Sumedang.

1 1 4

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

0 0 18

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

0 0 2

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

0 0 6

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

0 0 16

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

0 0 2

Perancangan Dan Implementasi Layanan Sms Reminder Dalam Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Tbc Di Puskesmas Terjun Kec. Marelan Medan 2015

0 0 7

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TBC, MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN TBC, KINERJA PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENGELOLAAN LOGISTIK OBAT ANTI TBC DI AREA KERJA PUSKESMAS KALIBAKUNG TEGAL 2014 SKRIPSI

0 0 16