Sebaliknya ketidakteraturan minum obat menyebabkan timbulnya resistensi kuman terhadap OAT sehingga kuman akan semakin kuat dan memperparah
keadaan penyakit serta memerlukan pengobatan. Pengobatan pasien akan diulang dari awal, pengobatan ini menjadi lebih mahal, lebih toksik dan lebih lama.
Ketidakteraturan minum obat juga berdampak kepada keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan penderita tuberkulosis. Penderita dapat menularkan bakteri
tuberkulosis kepada keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan penderita sehingga penderita penyakit tuberkulosis semakin bertambah dan semakin
menyulitkan dalam pemberantasan penyakit tuberkulosis.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
3.1 Metode Perancangan Sistem
Dalam mengembangkan sistem layanan SMS reminder pada pasien tuberkulosis di Puskesmas Terjun maka terlebih dahulu dibuat perancangannya
dengan metode daur hidup pengembangan sistem SDLC
Systems Development Life Cycle
. Secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama yaitu: analisis, perancangandesign dan implementasi Ladjamudin, 2005.
3.1.1 Analisis
Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara
baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya,
perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan
professional.
a. Analisis Ruang Lingkup Pekerjaan
Peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui pelayanan yang dilakukan dan mempertimbangkan kemungkinan yang bisa dilakukan dan yang
tidak bisa dilakukan di lokasi tersebut. Juga berinteraksi dengan petugas puskesmas admin sebagai langkah awal dalam merancang informasi sesuai
dengan yang dibutuhkan peneliti.
b. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Sistem yang sedang berjalan di Puskesma Terjun adalah sistem PMO pengawas minum obat dimana sistem ini menggunakan satu orang yang dekat
dengan pasien untuk mengingatkan pasien minum obat.
c. Identifikasi Masalah
Masalah adalah faktor utama yang menyebabkan tujuan tidak dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, pada tahapan analisis harus dilakukan
proses identifikasi mengenai masalah-masalah yang terjadi. Adapun permasalahan yang terjadi adalah kelemahan yang terdapat pada sistem PMO pengawas minum
obat. Kelemahan yang ada pada sistem PMO adalah faktor kesibukan PMO yang membuat mereka melewatkan waktu dalam mengingatkan minum obat pasien.
Berdasarkan literatur yang ada bahwa jadwal minum obat pasien tuberkulosis tidak boleh terputus walapun satu kali minum obat selama 6 bulan. Apabila pasien
lupa minum obat satu kali harus mengulang proses pengobatan dari awal.
d. Analisis Kebutuhan Sistem
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka terdapat beberapa spesifikasi kebutuhan dalam pengembangan sistem pengawas minum obat PMO
di Puskesmas Terjun. Menurut analis sistem yang dibutuhkan oleh Puskesmas Terjun adalah sistem yang dapat mengingatkan dan mengawasi pasien minum
obat tuberkulosis secara langsung kepada pasien tuberculosis.
3.1.2 Perancangan Design
Tahapan perancangan design memiliki tujuan untuk mendisain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Kegiatan yang