PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA (Sukrosa) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK SABUT KELAPA TERHADAP PANJANG MISELIUM JAMUR KUPING (Auricularia auricula)
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA (Sukrosa) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK SABUT KELAPA TERHADAP PANJANG
MISELIUM JAMUR KUPING (Auricularia auricula)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH : GANDHA NOVIANDHI
NIM. 09330087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
(2)
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA (Sukrosa) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK SABUT KELAPA TERHADAP PANJANG
MISELIUM JAMUR KUPING (Auricularia auricula)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh : GANDHA NOVIANDHI
NIM.09330087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Gandha Noviandhi NIM : 09330087
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul :Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula (Sukrosa) Pada Media Tumbuh Serbuk Sabut Kelapa Terhadap Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia Auricula)
Diajukan untuk dipertanggung Jawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu ( S1 )
Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : Gandha Noviandhi
Tempat/Tanggal Lahir : Probolinggo, 22 Juli 1990
NIM : 09330087
Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula (Sukrosa) Pada Media Tumbuh Serbuk Sabut Kelapa Terhadap Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia Auricula) ” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya siap menerima sanksi akademis.
Malang,19 Juli 2014 Yang Menyatakan
(Gandha Noviandhi)
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
(5)
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk Memenuhi
Sebagian dari Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Pendidikan Biologi
Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 19 Juli 2014 Dekan
(Dr. Poncojari Wahyono M.Kes)
Dewan Penguji Tanda Tangan
1.Drs. Atok Miftachul Hudha M.Pd 1. ………. 2. Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes 2. ………. 3. Drs. Lud Waluyo, M.Kes 3. ………. 4. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes 4.……….
(6)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S
Al-Insyirah 6-7)
Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan Dengan keikhlasan, kesabaran, perasaan,
dan perjuangan ini kepada :
ibu, ibu, ibu “Sukaisi”, Bapak “Nur Susandi” sebagai wujud baktiku Karena beliau yang selalu memberikan
Motivasi, nasehat, kasih sayang serta do’a tiada henti, tiada hingga dan tiada batasnya
Hingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini
Saudara ku tercinta “Novelia Nurani” dan “Febriandi Nur Pamungkas” Dan seluruh keluarga besar yang senantiasa mendampingiku
saat senang maupun susah
Dan kepada mutiara tempat aku dibesarkan, kotaku Probolinggo serta kepada Almamaterku Universitas Muhammadiyah Malang
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul“Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula (Sukrosa) Pada Media Tumbuh Serbuk Sabut Kelapa Terhadap Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia Auricula)”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikut yang diridhoi-Nya.
Penulis penyadari bahwa dalam penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono M.Kesselaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan
3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha M.Pd selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dan petunjuk baik secara teknis maupun akademik.
4. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Iin Hindun M.Kes selaku Dosen Wali saya yang telah banyak membantu dan memberi arahan positif pada penulis.
(8)
6. Ibu Dra. Roimil Latifa, MM, M.Si selaku Kepala Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang tiada henti-hentinya telah memberikan bimbingan, kasih sayang, semangat, nasehat, doa, serta materi. Sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan kuliah diperguruan tinggi.
9. Kakak dan Adiku tersayang beserta seluruh keluarga besar ku semua atas motivasi dan do’a untukku.
10. Keluarga Besar “CANABI” Biologi ’09 tercinta atas Do’a, Dukungan, Semangat, dan Motivasi yang telah diberikan. Susah, senang, canda, tawa, dan air mata dijalani bersama hingga akhir perjuangan ini, terima kasih banyak.
11. Semua teman-teman biologi angkatan 2009 dan rekan kerja parttime BKMA. Terima kasih
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua bantuan, dan dukungan yang diberikan. Semoga karya ilmiah/skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin Ya Robal Alamin.
Malang,19 Juli 2014 Penulis,
(9)
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
LEMBARPENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAKSI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. ... 1
1.2 Rumusan Masalah………. ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ………. ... 6
1.4 Mafaat Penelitian ………. ... 7
1.5 Batasan Masalah ………... 7
1.6 Definisi istilah ………. ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jamur kuping (Auricularia auricular) ……. . 9
2.1.1 Klasifikasi Auricularia auricular ... 9
2.1.2 Morfologi Auricularia auricular ... 11
2.1.3 Siklus hidup jamur kuping ... 13
2.2 Sarat Tumbuh Jamur ... 14
2.3 Media Tumbuh Jamur ... 14
(10)
2.3.2 Manfaat Substrat Serbuk Kelapa ... 18
2.3.3 Manfaat Penambahan Gula (sukrosa) ... 19
2.4 Kerangka Konsep………. ... 21
2.5 Hipotesis………. ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Populasi dan Sampel ... 25
3.3.1 Populasi ... 25
3.3.2 Sampel ... 25
3.4 Variabel Penelitian ... 25
3.4.1 Jenis Variabel ... 25
3.5 Devinisi Operasional Variabel ... 26
3.6 Prosedur Penelitian... 27
3.6.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 27
3.6.2 Cara Kerja ... 28
3.6.2.1 .Persiapan Media ... 28
3.6.2.2 Pengisian Media ... 29
3.6.2.3 Sterilisasi ... 30
3.6.2.4 Inokulasi ... 30
3.6.2.5 Inkubasi... 31
3.6.2.6 Pemeliharaan ... 31
3.6.2.7 Pengamatan ... 32
3.7 Teknik Pengambilan Data ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 39
(11)
4.1.1 Penambahan Konsentrasi Gula (Sukrosa) Pada Media Tumbuh Serbuk Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Panjang Miselium
Jamur Kuping (Auricularia auricular) ... 39
4.2. Analisis Data ... 41
4.2.1 Uji Analisis Deskriptif ... 41
4.2.2 Uji Analisis Varian Satu Jalur... 44
4.2.3 Uji Duncan ... 46
4.3 Pembahasan ... 47
4.3.1 Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula (sukrosa) Tehadap Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) . . . ……… 47
4.3.2 Konsentrasi Yang Paling Berpengaruh Tehadap Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) . 50 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ... ... ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ……… 56
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Rerata Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) pada Pemberian Berbagai Konsentrasi... 40 Tabel 4.2 Rerata Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) pada
pemberian Konsentrasi Yang Berbeda Pada 3 Hari Setelah Inkubasi
……….. 42
Tabel 4.3 Rerata Panjang Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) pada pemberian Konsentrasi Yang Berbeda Pada 15 Hari Setelah Inkubasi
……….. 43
Tabel 4.4 Ringkasan Analisis Varian 1 Jalan Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) Pada Pemberian Konsentrasi Berbeda Selama Waktu Pengamatan ... ……….…….45
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Beda Jarak Nyata Duncan 5% Miselium Jamur Kuping
(Auricularia auricular) Pada Pemberian Konsentrasi Gula Yang
Berbeda Selama Waktu Pengamata……….46
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) 10 Gambar 2.2 Morfologi Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) 10 Gambar 2.3 Morfologi Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) 11 Gambar 2.4 Morfologi Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) 12 Gambar 2.5 Siklus Hidup Miselium Jamur Kuping (Auricularia auricular) 13 Gambar 2.6 Media Tumbuh Jamur dengan batang kayu kering ………….. 16 Gambar 4.1 Grafik Rerata Perbandingan Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian ... 56
Lampiran 2 Uji Normalitas (Lilliefors) ... 62
Lampiran 3 Uji Homogenitas (Bartlet) ... 73
Lampiran 4 Analisis Varians Miselium Jamur Kuping ... 78
Lampiran 5 Uji Duncan Miselium Jamur Kuping ... 83
Lampiran 6 Hasil Output Perhitungan Dengan SPSS ... 89
Lampiran 7 Foto Alat dan Bahan ... 94
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 98
Lampiran 9 Foto Hasil Pengamatan ... 101
(15)
DAFTAR PUSTAKA Arief, A. 1989. Biologi Umum I. Malang: IKIP Malang.
Anonymous. 2005. Defisiensi Unsur Hara. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Agus. GTK. 2006. Budidaya Jamur Shitake, Kuping , Tiram, Lingzhi, Merang. Jakarta: Argomedia Pustaka.
Cahyana, Muchroji Dan Bakrun M, 2006, Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: Penebar Swadaya.
Cahyana Dan Muchroji, 2008, Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: Penebar Swadaya. Djarijah N. M, dan Djarijah A. S, 2001. Budidaya Jamur Tiram, Pembibitan,
Pemeliharaan, dan Pengendalian Hama Penyakit. Yokyakarta: Kanisius.
Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas Universitas Press.
Departemen Pertanian. 2007. Budidaya jamur kuping (Auricularia sp.). Direktorat jendra hortikultura, Direktorat budidaya tanaman sayuran dan biofarmaka. Handana, R. 2004. Pengaruh Penambahan Ampas Tahu Dan Ekstrak Taoge Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Merah Jambu (Pleurotus Flabellatus). Skripsi (tidak diterbitkan). Malang : Jurusan Budidaya Pertanian, FakultasPertanian Universitas Muhammadiyah Malang.
Hassan, F.R.H., G.M. Medany and S.D.A. Hussein. 2010. Cultivation of the King Oyster Mushroom (Plerrotus eryngii) in Egypt. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 4(1): 99-105
Moerdati, E., Ainurrasjid dan Endah, 1999, Pengaruh media dan Berat bibit terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih, jurnal habitat, Vol 23-hal 105. Madev Gumbira S, Achmad, dan Aditya R, 2012, Jamur.Jakarta: Agriflo. (online)
http://jamurtiramcirebon.wordpress.com/tag/jamur-shiitake/diakses tanggal 20 desember 2013.
Nurilla, N., Setyobudi, L dan Nihayati2012. Studi Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Kuping (Auricularia Auricula) Pada Substrat Serbuk Gergaji Kayu Dan
(16)
Rahayu, Dwi Arisanti. 2004. Pengaruh Penambahan Tepung dan Konsentrasi Gula
Terhadap Pertumbuhan, Hasil Kandungan Jamur Tiram Merah. Skripsi
(tidak diterbitkan). Malang : Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Suriwiria U. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu, Shiitake, Kuping, dan
Tiram.Jakarta:PenebarSwad
Suriawira, U.,2002, Budidaya Jamur Tiram, Kanisius, Yogyakarta. Hal 68-69
Wardi. 2006. Modul Pelatihan Budidaya Jamur. Pembuatan Nata, Yogurt dan
Budidaya Azola. Malang. Unit Produksi Jamur, Pusat Pengembangan
Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Yuanita, L. 2011 Pengukuran Kadar Protein, Lemak, Karbohidrat Dan Air Untuk Penentuan Usia Panen Terbaik Ditinjau Dari Segi Nutrisi Dan Ekonomi
Pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus). Skripsi. Medan.
Departemen Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Zulaikah, S. 2004. Pengaruh berbagai Jenis Media Limbah Organik Terhadap pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih, Abu-Abu dan Coklat s(Pleurotus, Sp). Laporan Praktek Kerja Lapangan: Jurusan Biologi
(17)
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan saat ini sering dimanfaatkan oleh manusia untuk diambil manfaatnya, baik dimakan maupun dijadikan obat di dunia kesehatan. Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan spesies jenis jamur kayu dari kelas basidiomycetes yang memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomi yang tinggi. Menurut Prihati (2011), kandungan gizi jamur kuping yaitu protein, lemak, karbohidrat, riboflavin, niacin, Ca, K, P, Na, dan Fe. Dengan banyaknya kandungan gizi pada jamur kuping sehingga sangat bermanfaat untuk kebutuhan kesehatan tubuh manusia.
Menurut Madev et al, (2012) jamur kuping merupakan jamur yang pertama kali dibudidayakan bahkan sebelum jamur Shiitake di Cina. Di Indonesia jamur Kuping sangat lumrah dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah setelah jamur merang. Masyarakat tradisional masih sering mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tumbuh pada batang-batang yang sudah lapuk. Jamur Kuping terutama jenis jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) saat ini sudah banyak dibudidayakan secara modern dalam log-log serbuk kayu.
Jamur kuping dari segi organoleptik (rasa, aroma dan penampilan), kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun manfaat jamur kuping sudah dikenal sebagai penangkal racun yang terdapat pada makanan sehingga banyak masyarakat yang mengkonsumsinya. Kandungan
(19)
2
senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 – 90%. Berfungsi juga untuk antikoagulan ( Dewi, 2011 ).
Ada beberapa jenis jamur kuping yang dapat dikembangkan menjadi bahan olahan atau makanan dan obat-obatan,yaitu Auricularia auricula – Judae (tubuh buah lebar dan tebal), Auricularia polytricha (tubuh buah kecil dan tebal), Auricularia cornea (seperti Auricularia auricula), dan Auricularia fuscosuccinea (seperti Auricularia polytricha). Menurut Muchorji (2008), di Indonesia jamur kuping yang dapat hidup dan menguntungkan yaitu jamur kuping merah ( Auricularia auricula – Judae ). Tubuh buah yang lebar dan tebal membuat nilai ekonomisnya lebih tinggi dibandingkan jenis yang lain.
Di Indonesia penelitian jamur kuping dimulai sekitar tahun 1970an. Umumnya taraf penelitian baru dalam taraf mempelajari pengaruh substrat dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh buah jamur. Pemanfaatan jamur budidaya diperkirakan memberi prospek cerah karena substrat jamur baik berupa serbuk gergaji maupun kayu sisa tebangan penyiapan lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal disamping jamur kuping mempunyai nilai ekonomi yang tinggi ( Darma, 2000 ).
Dengan manfaat yang tinggi untuk pengobatan jamur kuping masih sangat rendah produktivitasnya dibandingkan dengan jamur yang lain seperti jamur tiram. Penyebab produktivitas yang rendah antara lain, (1) substrat media produksi tidak dimodifikasi/diperbaiki (formula substrat selalu sama setiap waktu), (2) bibit diperoleh dari sumber dan strain yang sama dan kurang unggul, (3) bibit kadaluarsa, dan (4) tempat budidaya jamur kurang higienis,
(20)
3
karena itu terjadi kontaminasi pada substrat berkisar antara 5 - 20% (Sumiati, 2004 dalam Djuariah, 2008).
Permasalahan penyebab produktivitas jamur kuping yang rendah cukup kompleks, diantaranya masalah formula substrat selalu sama setiap waktu. Formula media tumbuh jamur kuping yang digunakan petani selalu sama setiap produksi yaitu serbuk kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur. Hal ini menyebabkan pertumbuhan miselium lama karena media tanam jamur memiliki nutrisi yang kurang mencukupi, oleh sebab itu diperlukan variasi formula media tanam jamur untuk mempercepat pertumbuhan miselium jamur kuping. Budidaya jamur kuping perlu dikembangkan dan mendapat perhatian, karena pertumbuhan dari miselium dan badan buah jamur kuping lebih lambat dari pada jamur tiram yang lainnya. Upaya perbaikan budidaya jamur kuping perlu dilakukan agar dapat meningkatkan produksinya. Perbaikan budidaya dapat dilakukan melalui media tanamnya. Jamur kuping membutuhkan media tanam yang kaya akan nutrien untuk dapat melangsungkan pertumbuhan dengan optimal. Dengan penambahan gula (sukrosa) pada media tanam jamur diharapkan adanya peningkatan pertumbuhan miselium, sehingga produksi jamur kuping (Auricularia auricular) meningkat. Menurut Irianto (2004) jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak dapat memanfaatkan cahaya matahari untuk mensintesis karbohidrat dengan cara fotosintesis. Oleh karena itu, di dalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat organik seperti selulosa, pati, lignin, dan glukosa. Penyedian nutrien bagi jamur kuping sangat diperlukan untuk mendukung proses pertumbuhannya.
(21)
4
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susiana (2010), dapat dikemukakan bahwa pemberian gula (sukrosa) dengan kosentrasi K1 150 gram, K2 300 gram, K3 450 gram dalam 5 kg media standar, berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram merah pada pemberian gula 450 gram (K3).
Hal ini didasari dari pemikiran bahwa Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini dikenal
sebagai sumber nutrisi bagi metabolisme pertumbuhan miselium pada jamur ( Susiana ,2010).
Penambahan gula diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium jamur kuping (Auricularia auricular ), karena gula lebih cepat di uraikan atau didegradasi oleh enzim yang dihasilkan hifa ( miselium ) jamur kuping dibandingkan dengan medium standar. Hasil dari penguraian gula dapat segera menyediakan energi untuk pertumbuhan miselium jamur kuping (Auricularia auricular).
Selain itu media tumbuh jamur kuping yang digunakan setiap produksi yaitu serbuk kayu. Serbuk gergaji kayu didapat dari pabrik limbah pengolahan kayu dan umum digunakan petani karena sesuai dengan tempat tumbuh jamur kayu, selain itu dianggap praktis dan sudah dikenal mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berguna bagi pertumbuhan jamur. Penggunaan serbuk gergaji sebagai substrat tumbuh tidak selalu tersedia di setiap tempat usaha budidaya jamur, sehingga diperlukan alternatif substrat yang berpotensi
(22)
5
dapat menggantikan atau dengan kombinasi serbuk gergaji kayu dan serbuk sabut kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur kuping (Nurilla,2013).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Neilla Nurilla, Lilik Setyobudi, dan Ellis Nihayati (2013) komposisi media yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi jamur kuping adalah serbuk gergaji kayu 60%, serbuk sabut kelapa 20%, bekatul 10%, dan tepung jagung 10%, menghasilkan persentase pertumbuhan miselium penuh. Komponen utama serbuk sabut kelapa adalah lignin dan selulosa yang merupakan senyawa penting bagi pertumbuhan jamur. Serbuk sabut kelapa juga merupakan sumber unsur K, N, P, Ca, dan Mg meskipun dalam jumlah sangat kecil, namun unsur tersebut dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan jamur.
Penambahan gula (sukrosa) dan campuran substrat sabut kelapa diduga dapat lebih mempercepat pertumbuhan miselium pada jamur, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang “
pengaruh penambahan konsentrasi gula
(sukrosa) pada media tumbuh serbuk sabut kelapa terhadap
pertumbuhan miselium jamur kuping (
auricularia auricula
)
” itu penting(23)
6
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.2.1 Adakah pengaruh penambahan konsentrasi gula (sukrosa) pada media tumbuh serbuk sabut kelapa terhadap pertumbuhan panjang miselium jamur kuping (Auricularia auricular) ?
1.2.2 Pada konsentrasi berapakah pertumbuhan miselium jamur kuping (Auricularia auricular) menunjukan pertumbuhan paling cepat ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi gula (sukrosa) pada media tumbuh serbuk sabut kelapa terhadap pertumbuhan panjang miselium jamur kuping (Auricularia auricular)
1.3.2 Untuk mengetahui konsentrasi penambahan gula (sukrosa) pada media tanam terhadap pertumbuhan miselium jamur kuping (Auricularia auricular).
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Memberikan informasi kepada masyarakat tentang peran gula terhadap pertumbuhan miselium jamur kuping (Auricularia auricular) guna meningkatkan produksi.
1.4.2 Menambah pengetahuan dalam budidaya jamur kuping (Auricularia auricular).
(24)
7
1.4.3 Dapat digunakan sebagai acuan dan landasan penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Media jamur kuping dalam penelitian ini berupa sebuk gergaji, serbuk sabut kelapa, bekatul,tepung jagung dan kapur.
1.5.2 Gula yang ditambahkan pada media adalah gula pasir berbentuk Kristal putih atau sukrosa.
1.5.3 Konsentrasi gula yang diberikan adalah 300 gram, 400 gram, 500 gram per 5 kilogram media yang digunakan.
1.6 Definisi istilah
1. Pengaruh adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan efek suatu hal terhadap hal yang laen (Purwa darminta, 1992)
2. Sukrosa adalah karbohidrat yang tersusun dari dua satuan monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon satu ke suatu OH satuan lain (Khoswanto C dan Soehardjo I,2000).
3. Miselium adalah Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman (Aryulina,2006).
4. Substrat adalah adalah molekul organik yang telah berada dalam kondisi siap/segera bereaksi, karena telah mengandung promoter.
(25)
8
5. Serbuk sabut kelapa adalah serbuk yang terbuat dari bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa (Rindengan et al., 1995).
(1)
2004 dalam Djuariah, 2008).
Permasalahan penyebab produktivitas jamur kuping yang rendah cukup
kompleks, diantaranya masalah formula substrat selalu sama setiap waktu.
Formula media tumbuh jamur kuping yang digunakan petani selalu sama
setiap produksi yaitu serbuk kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan miselium lama karena media tanam jamur
memiliki nutrisi yang kurang mencukupi, oleh sebab itu diperlukan variasi
formula media tanam jamur untuk mempercepat pertumbuhan miselium jamur
kuping. Budidaya jamur kuping perlu dikembangkan dan mendapat perhatian,
karena pertumbuhan dari miselium dan badan buah jamur kuping lebih lambat
dari pada jamur tiram yang lainnya. Upaya perbaikan budidaya jamur kuping
perlu dilakukan agar dapat meningkatkan produksinya. Perbaikan budidaya
dapat dilakukan melalui media tanamnya. Jamur kuping membutuhkan media
tanam yang kaya akan nutrien untuk dapat melangsungkan pertumbuhan
dengan optimal. Dengan penambahan gula (sukrosa) pada media tanam jamur
diharapkan adanya peningkatan pertumbuhan miselium, sehingga produksi
jamur kuping (
Auricularia auricular
) meningkat. Menurut Irianto (2004)
jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak dapat
memanfaatkan cahaya matahari untuk mensintesis karbohidrat dengan cara
fotosintesis. Oleh karena itu, di dalam pertumbuhannya jamur memerlukan
zat-zat organik seperti selulosa, pati, lignin, dan glukosa. Penyedian nutrien
bagi
jamur
kuping
sangat
diperlukan
untuk
mendukung
proses
pertumbuhannya.
(2)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susiana (2010), dapat
dikemukakan bahwa pemberian gula (sukrosa) dengan kosentrasi K1 150
gram, K2 300 gram, K3 450 gram dalam 5 kg media standar, berpengaruh
terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram merah pada pemberian gula 450
gram (K3).
Hal ini didasari dari pemikiran bahwa Sukrosa merupakan suatu
disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit
glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini dikenal
sebagai sumber nutrisi bagi metabolisme pertumbuhan miselium pada jamur (
Susiana ,2010).
Penambahan gula diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium
jamur kuping (
Auricularia auricular
), karena gula lebih cepat di uraikan
atau didegradasi oleh enzim yang dihasilkan hifa ( miselium ) jamur kuping
dibandingkan dengan medium standar. Hasil dari penguraian gula dapat segera
menyediakan energi untuk pertumbuhan miselium jamur kuping (
Auricularia
auricular
).
Selain itu media tumbuh jamur kuping yang digunakan setiap produksi
yaitu serbuk kayu. Serbuk gergaji kayu didapat dari pabrik limbah pengolahan
kayu dan umum digunakan petani karena sesuai dengan tempat tumbuh jamur
kayu, selain itu dianggap praktis dan sudah dikenal mengandung selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang berguna bagi pertumbuhan jamur. Penggunaan
(3)
sabut kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur kuping
(Nurilla,2013).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Neilla Nurilla, Lilik
Setyobudi, dan Ellis Nihayati (2013) komposisi media yang memberikan
pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi jamur kuping adalah
serbuk gergaji kayu 60%, serbuk sabut kelapa 20%, bekatul 10%, dan tepung
jagung 10%, menghasilkan persentase pertumbuhan miselium penuh.
Komponen utama serbuk sabut kelapa adalah lignin dan selulosa yang
merupakan senyawa penting bagi pertumbuhan jamur. Serbuk sabut kelapa
juga merupakan sumber unsur K, N, P, Ca, dan Mg meskipun dalam jumlah
sangat kecil, namun unsur tersebut dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk
pertumbuhan jamur.
Penambahan gula (sukrosa) dan campuran substrat sabut kelapa diduga
dapat lebih mempercepat pertumbuhan miselium pada jamur, sehingga perlu
dilakukan penelitian tentang
“
pengaruh penambahan konsentrasi gula
(sukrosa) pada media tumbuh serbuk sabut kelapa terhadap
pertumbuhan miselium jamur kuping (
auricularia auricula
)
” itu penting
dilakukan.
(4)
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.2.1 Adakah pengaruh penambahan konsentrasi gula (sukrosa) pada media
tumbuh serbuk sabut kelapa terhadap pertumbuhan panjang miselium
jamur kuping (
Auricularia auricular
) ?
1.2.2 Pada konsentrasi berapakah pertumbuhan miselium jamur kuping
(
Auricularia auricular
) menunjukan pertumbuhan paling cepat ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi gula (sukrosa)
pada media tumbuh serbuk sabut kelapa terhadap pertumbuhan
panjang miselium jamur kuping (
Auricularia auricular
)
1.3.2 Untuk mengetahui konsentrasi penambahan gula (sukrosa) pada media
tanam terhadap pertumbuhan miselium jamur kuping (
Auricularia
auricular
).
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Memberikan informasi kepada masyarakat tentang peran gula terhadap
pertumbuhan miselium jamur kuping (
Auricularia auricular
) guna
meningkatkan produksi.
(5)
1.5
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Media jamur kuping dalam penelitian ini berupa sebuk gergaji, serbuk
sabut kelapa, bekatul,tepung jagung dan kapur.
1.5.2 Gula yang ditambahkan pada media adalah gula pasir berbentuk
Kristal putih atau sukrosa.
1.5.3 Konsentrasi gula yang diberikan adalah 300 gram, 400 gram, 500
gram per 5 kilogram media yang digunakan.
1.6
Definisi istilah
1.
Pengaruh adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan efek
suatu hal terhadap hal yang laen (Purwa darminta, 1992)
2.
Sukrosa adalah karbohidrat yang tersusun dari dua satuan
monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari
karbon satu ke suatu OH satuan lain (Khoswanto C dan Soehardjo
I,2000).
3.
Miselium adalah Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman
(Aryulina,2006).
4.
Substrat adalah adalah molekul organik yang telah berada dalam
kondisi siap/segera bereaksi, karena telah mengandung promoter.
(6)