PENELITIAN I
PGF
2 α
25 mg dinoprost tromethamin 2 kali
a. 3 Hari Gonadotropin ¾ ¾
ÂÂ Â Â Â Â ÂÂ Â
FSH-LH 6 x dosis menurun IB 3 x
0 1 2 3 4 5 6 7 8
9 1 0 1 1
12 13
1 4 1 5
16 17 18 19 20 21
¾ ¾ ¾
Estrus Panen
embrio, evaluasi CL
PGF
2 α
25 mg dinoprost tromethamin 2 kali
a. 4 Hari Gonadotropin ¾ ¾
ÂÂ Â Â Â Â Â Â ÂÂ Â
FSH-LH 8 x dosis menurun IB 3x
0 1 2 3 4 5 6 7 8
9 1 0 1 1 1 2
13
1 4 1 5
16 17 18 19 20 21
¾ ¾ ¾
Estrus
PGF
2 α
25 mg dinoprost tromethamin 2 kali
Panen embrio,
evaluasi CL
a. 5 Hari Gonadotropin ¾ ¾
ÂÂ Â Â Â Â Â Â Â Â ÂÂ Â
FSH-LH 10 x dosis menurun IB 3x
0 1 2 3 4 5 6 7 8
9 1 0 1 1 1 2 1 3
1 4 1 5
16 17 18 19 20 21
¾ ¾ ¾
Panen embrio,
evaluasi CL Estrus
Gambar 4 Diagram penelitian pemberian FSH-LH selama 3, 4 dan 5 hari 21
Penelitian II : Introduksi sinkronisasi gelombang folikel SGF dan kombinasi dengan sinkronisasi ovulasi SGFO.
Sinkronisasi gelombang folikel SGF dengan GnRH
Sepuluh 10 ekor sapi perah-potong pada hari ke 7 setelah estrus diberi GnRH 86 µg gonadorelin, Fertagyl
®
, Intervet Inc.Millsboro, Holland. Selanjutnya pada hari ke 9 dilakukan superovulasi dengan gonadotropin 1000 IU
FSH dan 1000 IU LH, Laboratorios Callier, S.A., Spain dua kali sehari selama 4 hari dalam 8 dosis menurun. Pemberian PGF
2 α
, inseminasi buatan, pemanenan embrio dilakukan sama seperti pada penelitian I. Tujuan dari perlakuan ini adalah
untuk sinkronisasi gelombang folikel sebelum superovulasi. Secara rinci waktu dan pembagian dosis aplikasi gonadotropin FSH-LH dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : Tabel 4 Protokol sinkronisasi gelombang folikel sebelum aplikasi gonadotropin
1000 IU FSH-1000 IU LH
Hari ke- Perlakuan Superovulasi
0 estrus 7
Penyuntikan GnRH 86 μg gonadorelin
9 pagi 4 ml i.m. 200 iu FSH + 200 LH
sore 4 ml i.m. 200 iu FSH + 200 LH 10
pagi 3 ml i.m. 150 iu FSH + 150 LH sore 3 ml i.m. 150 iu FSH + 150 LH
11 pagi 2ml i.m. 100 iu FSH + 100 LH
sore 2ml im 100 iu FSH + 100 LH + 25 mg dinoprost tromethamin PGF
2 α
12 pagi 1 ml im 50 iu FSH + 50 LH + 25 mg dinoprost
tromethamin PGF
2 α
sore 1 ml im 50 iu FSH + 50 LH 13
IB fakultatif, tergantung kepada estrus 14
IB pagi dan sore 15
IB fakultatif, tergantung kepada estrus 2021
panen embrio
Gambar 5 Diagram palang SGF SGFO
PENELITIAN II
Sinkronisasi gelombang folikel SGF
PGF
2 α
25 mg dinoprost tromethamin 2 kali
¾ ¾ ÂÂ Â Â Â Â Â Â
ÂÂ Â
GnRH 86 μg gonadorelin
¾
FSH-LH 8 x dosis menurun IB 3x
0 1 2 3 4 5 6
7
8
9 1 0 1 1 1 2
13
1 4 1 5
16 17 18 19 20
21
¾ ¾ ¾
Panen Embrio,
evaluasi CL Estrus
Sinkronisasi gelombang folikel dan ovulasi SGFO
PGF
2 α
25 mg dinoprost tromethamin 2 kali
¾ ¾ ÂÂ Â Â Â Â Â Â
ÂÂ Â
GnRH 86 μg gonadorelin
¾
FSH-LH 8 x dosis menurun IB 3x
0 1 2 3 4 5 6
7
8
9 1 0 1 1 1 2 1 3
1 4 1 5
16 17 18 19 20
21
¾ ¾
¾ ¾ Estrus
Gambar 5 Diagram penelitian sinkronisasi gelombang folikel SGF dan kombinasi dengan sinkronisasi ovulasi SGFO Panen
Embrio, evaluasiCL
GnRH 86 μg gonadorelin
Estrus
23
Sinkronisasi gelombang folikel dan ovulasi SGFO dengan GnRH.
Pada penelitian ini, perlakuan seperti pada SGF ditambah dengan kombinasi pemberian GnRH pada hari ke 13 setelah estrus atau 40-48 jam setelah PGF
2 α
pertama. Lebih rinci adalah sebagai berikut: sepuluh 10 ekor sapi perah- potong pada hari ke 7 setelah estrus diberi GnRH 86 µg gonadorelin, Intervet
Inc.Millsboro, Holland. Pada hari ke 9 dilakukan superovulasi dengan gonadotropin 1000 IU FSH dan 1000 IU LH,
Laboratorios Callier, S.A., Spain dua kali sehari selama 4 hari dengan dosis menurun. Pemberian PGF
2 α
, inseminasi buatan, pemanenan embrio dilakukan sama seperti pada SGF. Tujuan
dari perlakuan ini adalah superovulasi yang dikombinasikan dengan sinkronisasi gelombang folikel dan sinkronisasi ovulasi. Secara rinci waktu dan dosis aplikasi
gonadotropin FSH-LH adalah sebagai berikut : Tabel 5 Protokol Sinkronisasi Gelombang Folikel dan Ovulasi serta Aplikasi
Gonadotropin 1000 IU FSH-1000 IU LH
Hari ke- Perlakuan Superovulasi
0 estrus 7
Penyuntikan GnRH 86 μg gonadorelin
9 pagi 4 ml i.m. 200 iu FSH + 200 LH
sore 4 ml i.m. 200 iu FSH + 200 LH 10
pagi 3 ml i.m. 150 iu FSH + 150 LH sore 3 ml i.m. 150 iu FSH + 150 LH
11 pagi 2ml i.m. 100 iu FSH + 100 LH
sore 2ml im 100 iu FSH + 100 LH + 25 mg dinoprost tromethamin PGF
2 α
12 pagi 1 ml im 50 iu FSH + 50 LH + 25 mg dinoprost
tromethamin PGF
2 α
sore 1 ml im 50 iu FSH + 50 LH 13
Penyuntikan kedua GnRH 86 μg gonadorelin
IB fakultatif, tergantung kepada estrus 14
IB pagi dan sore 15
IB fakultatif, tergantung kepada estrus 2021
panen embrio
Penelitian sinkronisasi gelombang folikel dan ovulasi SGFO juga akan diamati secara spesifik pada jenis sapi perah non laktasi atau potong yang
digunakan, membandingkan tingkat respon dan perolehan embrio diantara kedua jenis sapi tersebut.
Penelitian dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap RAL. Hasil dari ketiga eksperimen tersebut dibandingkan berdasarkan parameter yang diamati
menggunakan analisa statistik sidik ragam Anova, selanjutnya untuk melihat perbedaan nilai tengah antar perlakuan digunakan uji Duncan. Khusus untuk
tingkat respon juga digunakan uji Kruskal Wallis. Pemeriksaan dan penghitungan corpus luteum pada ovarium dilakukan secara palpasi rektal dibantu dengan
Ultrasonografi Aloka SSD 500, Matsushita Electric Co. Tokyo, Japan pada saat panen embrio.
Parameter yang diamati a. Tingkat respon donor
: Donor dianggap memberikan respon bila memiliki jumlah corpus luteum CL
lebih besar dari 1 CL 1 dan dianggap tidak berespon jika jumlah corpus luteum kecil atau sama dengan 1 CL
≤ 1.
b. Tingkat perolehan embrio