menurun pada kisaran pk. 12.01-13.00 n= 20, x= 0.17+0.20 sampai 13.02-14.00 n=
24, x= 0.20+0.17Gambar 3. Aktivitas pemindahan larva tertinggi
pada waktu nokturnal terjadi pada kisaran pk. 21.01-22.00 n= 41, x= 1.71+1.18
sampai 23.01-00.00 n= 41, x= 1.17+0.89. Aktivitas menurun hingga pk. 04.00 n= 1,
x= 0.08+0.29 dan menghilang hingga pk. 08.00 n= 0Gambar 3.
Pada pengamatan ini juga terlihat adanya pemindahan semut pekerja data tidak
dipublikasikan.
Teritori O. smaragdina
Berdasarkan daerah jelajah makannya, teritori O. smaragdina yang terukur sejauh 3
m dari pohon P1 menuju pohon P2 dan berjarak 17 m dari pohon angsana. Semut O.
smaragdina memperluas teritori sejauh 10 m dan membentuk sarang baru di antara celah
besi pagar yang berada diketinggian 5 m. Total teritori yang terukur yaitu 30 m.
Pencarian makan lebih banyak dilakukan di sekitar pohon P1 yang di sekelilingnya
ditumbuhi rumput. Luas halaman tempat palem tumbuh berukuran 3x12 m
2
. Terjadi interaksi berupa sejumlah semut pekerja dari
pohon angsana dan pohon P2 menuju pohon P1. Interaksi semut pekerja yang berada di
pohon angsana dengan semut di pohon P1 terjadi pada kisaran pk. 07.30-08.00
Gambar 5, Lampiran 3. Interaksi berkurang pada kisaran pk. 11.00-13.00.
Interaksi semut pekerja pada pohon P1 dengan semut di pohon P2 terjadi pada pk.
13.00.
PEMBAHASAN
Aktivitas Pencarian Makan
O. smaragdina
Sebagai serangga sosial semut memiliki sistem komunikasi untuk berhubungan
dengan sesama anggota koloninya. Sistem komunikasi pada semut dapat berupa
sentuhan, suara, visual dan kimiawi Romoser 1981. Sistem komunikasi visual
dan kimiawi berupa feromon merupakan hal yang umum dalam menentukan lokasi
makanan pada serangga.
Berdasarkan hasil pengamatan penelitian
ini memperlihatkan bahwa aktivitas O. smaragdina terjadi sepanjang waktu, tetapi
aktivitas diurnal lebih dominan dibandingkan nokturnal. Jolivet 1996
melaporkan aktivitas nokturnal O. smaragdina lebih banyak dilakukan di
dalam sarang. Pola pencarian makan seperti ini sesuai dengan yang dilaporkan Dejean 1990
terhadap O. longinoda di Afrika. Semut rumah Amerika Tapinoma sessile aktif sepanjang
waktu, tanpa dominasi diurnal dan nokturnal Barbani 2003. Berbeda dengan semut besar
Malaysia, Camponotus gigas yang lebih cenderung aktif pada malam hari Pfeiffer
Linsenmair 2001.
Aktivitas pencarian makan diurnal tertinggi O. smaragdina terbagi menjadi dua waktu yaitu
pada kisaran pk. 09.00-11.00 dan pk. 14.00- 15.00. Aktivitas pencarian makan menurun
pada kisaran pk. 11.00-13.00. Penurunan aktivitas pencarian makan pada waktu terpanas
menggambarkan pola bimodal foraging rhythm Passera et al. 1994, diacu dalam Pie 2004.
Pola bimodal juga ditunjukkan oleh semut Ponerinae, Ectatomma opaciventre Pie 2004
dan semut Amazon raksasa Dinoponera gigantea Fourcassie Oliveira 2002 di
Brazil. Tingginya aktivitas pencarian makan pada pk. 09.00-11.00 dan 14.00-15.00
kemungkinan disebabkan interaksi yang terjadi antara semut pekerja yang berada pada pohon
angsana terhadap pohon P1 Gambar 5.
Suhu lingkungan merupakan faktor fisik yang mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap aktivitas pencarian makan. Pada penelitian ini O. smaragdina mulai mencari
makan saat suhu udara 23-30 C Lampiran 4.
Pada tengah hari ketika suhu udara diatas 30 C
aktivitas pencarian makan berkurang. Porter Tschinkle 1987 melaporkan pada semut api
Amerika Solenopsis invicta, pencarian makan terjadi pada suhu 15-43
C dengan suhu puncak pencarian makan yaitu 22-36
C. Semut T. sessile aktif saat suhu udara di atas 10
C dengan puncak jumlah pencarian makan yang tidak
berbeda antara saat diurnal dan nokturnal Barbani 2003. Berdasarkan Wojtusiak 2005
komunikasi pribadi saat suhu udara sangat panas puncak aktivitas pencarian makanan O.
longinoda di Afrika terjadi pagi hari. Aktivitas berlanjut pada sore hari saat suhu udara tidak
terlalu panas dan kadang berlanjut sampai malam hari.
Keadaan awan dan hujan juga berpengaruh terhadap pencarian makan. Berlainan dengan
kondisi umum, saat keadaan berawan puncak pencarian makan O. longinoda terjadi pada
tengah hari. Pada saat hujan tidak terjadi aktivitas pencarian makanan. Selain itu
ketersediaan makanan sekitar sarang, kelembaban, dan tingkat pertumbuhan koloni
juga mempengaruhi aktivitas pencarian makan Wojtusiak 2005, komunikasi pribadi.
Kebutuhan Nutrisi O. smaragdina