PENGARUH KADAR PVP K-30 TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.) SECARA GRANULASI BASAH

(1)

i

SKRIPSI

NUR SHABRINA

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT

ANTIHIPERTENSI

TERHADAP FORMULARIUM RUMAH SAKIT

dr. SOEPRAOEN MALANG

(Studi pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap

Non BPJS)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI

TERHADAP FORMULARIUM RUMAH SAKIT

dr. SOEPRAOEN MALANG

(Studi pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap

Non BPJS)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2015

Oleh:

NUR SHABRINA NIM : 201110410311226

Disetujui Oleh :

Pembimbing I,

Dra. Liza Pristianty, M.Si., M.M., Apt. NIP.19621115 1988102 002

Pembimbing II,

Ika Ratna Hidayati, S.Farm., M.Sc. Apt. NIP. UMM 11209070480


(3)

iii LEMBAR PENGUJIAN

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI

TERHADAP FORMULARIUM RUMAH SAKIT

dr. SOEPRAOEN MALANG

(Studi pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap

Non BPJS)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji pada 21 Agustus 2015

Oleh : NUR SHABRINA NIM : 201110410311226

Tim Penguji:

Penguji I Penguji II

Dra. Liza Pristianty, M.Si., M.M., Apt. Ika Ratna Hidayati, S.Farm., M.Sc., Apt NIP.19621115 1988102 002 NIP. UMM 11209070480

Penguji III Penguji IV

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS NIP. UMM11406090449 NIP. UMM 11407040450


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatdan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kesesuaian Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen Malang (Studi pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Non BPJS)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini dapat dikerjakan dengan baik dikarenakan adanya sumbangan pemikiran, moral, dan material dari berbagai pihak yang telah bersedia membantu dan mendukung penulis dengan hati ikhlas selama penelitian hingga akhir penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Direktur dan Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit.

2. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra Liza Pristianty, M.Si, M.M, Apt. selaku dosen pembimbing I. Penulis mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan arahan serta jerih payah, waktu, pikiran dan tenaganya yang telah dicurahkan guna membimbing penulis dengan penuh kesabaran, dukungan dan tanggung jawab dari awal hingga proses pengerjaan skripsi ini berakhir.

4. Ika Ratna Hidayati, S.Farm., M.Sc, Apt. selaku dosen pembimbing II. Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas kesabaran, bantuan, bimbingan, dukungan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini hingga berakhir.

5. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS dan Dra. LilikYusetyani, Apt., Sp.FRS. selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.


(5)

v

6. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., Apt. Selaku Dosen wali selama penulis menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt., Raditya Weka Nugraheni, S.Farm, Apt., Dian Ermawati, S.Farm, Apt., Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt., Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt., Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., Sendi Lia Yunita, S.Farm., Apt., dan seluruh dosen-dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terimakasih telah bersedia mendidik, membimbing, dan mengajarkan ilmu kefarmasian sehingga penulis mampu menyelesaikan mata kuliah dan skripsi ini.

8. Ayahanda Moch. Hufron dan Ibunda Sya’diyah yang selalu memberikan dukungan moral, materi, doa dan semangat yang sangat berlimpah kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini. 9. Adik Iqbal dan Reza yang selalu memberikan semangat dan bantuan kepada

penulis.

10.Apres, Amel, Virgin, Sakinah, Vita, Dea, Soli, Handy, Riza, Jauzi, Hendro, Irvan serta teman-teman Farmasi UMM angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas dukungan, bantuan serta kebersamaannya sehingga masa perkuliahan, penelitian, dan penyelesaian. 11.Luna, Fara, Menik, Liana, Astrid, Asri dan teman-teman SMA Negeri 3 Bogor

yang telah memberikan dukungan, bantuan, serta kebersamaan.

12.Mahiru, Vianocha, Risma, Ocha, Minhatul, Adhe serta teman-teman KKN 54 yang telah memberikan pelajaran, pengalaman, dukungan, bantuan, serta kebersamaan sejak KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun terkait dengan topik yang penulis angkat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Malang, 21 Agustus 2015


(6)

vi

RINGKASAN

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP FORMULARIUM RUMAH SAKIT

dr. SOEPRAOEN MALANG

(Studi pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Non BPJS)

Hipertensi adalah salah satu penyakit kardiovaskuler. Hipertensi dapat dideteksi melalui tekanan darah. Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi dua macam, yaitu hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui pasti penyebabya. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya, seperti karena adanya penyakit penyerta. Strategi pengobatan dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Pada terapi farmakologis penyakit hipertensi, dokter memberikan resep obat antihipertensi. Berdasarkan JNC 8 (Eighth Joint National Committee) terdapat 4 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu : diuretic tiazid, penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE-inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (angiotensin-receptor blocker, ARB), dan antagonis kalsium (Calcium Channel Blocker). Dalam peresepan di Rumah Sakit, terdapat sistem Formularium Rumah Sakit. Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan oleh staf medik di Rumah Sakit yang bekerja melalui Panitia Farmasi dan Terapi (PFT), mengevaluasi, menilai, dan memilih dari berbagai zat aktif obat yang tersedia, yang dianggap paling berguna dalam perawatan penderita. Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta informasinya yang harus diterapkan di Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit memiliki beberapa keuntungan diantaranya yaitu sebagai pengetahuan untuk dokter dan tenaga medis lainnya tentang obat yang secara rutin tersedia bagi perawatan penderita, sebagai bahan edukasi tentang obat, dan keuntungan ekonomi. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit sesuai dengan MENKES RI No : 129/Menkes/SK/II/2008, bahwa penulisan resep harus 100% sesuai dengan formularium. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat prosentase kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen.

Dalam penelitian ini, seluruh resep yang masuk pada Depo I di Rumah Sakit dr. Soepraoen pada bulan Oktober – Desember 2014 diseleksi mana resep yang berisi obat antihipertensi. Kemudian dari lembar resep hipertensi dibagi menjadi dua kelompok yaitu rawat jalan dan rawat inap. Dari masing-masing kelompok, dipisahkan kembali menurut golongan obat antihipertensi. Dari resep yang dituliskan kemudian dicocokkan kesesuaiannya dengan Formularium rumah sakit. Kemudian resep yang sesuai maupun tidak sesuai dengan Formularium rumah sakit, akan dihitung prosentasenya.

Dari hasil penelitian didapatkan prosentase kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen pada bulan Oktober – Desember 2014 berdasarkan kriteria nama dagang sebesar 89,36% dan berdasarkan kriteria nama generik sebesar 97,16%.


(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGUJIAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

RINGKASAN ...vi

ABSTRAK ...vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Rumusan Masalah ...3

1.3Tujuan Penelitian ...4

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ...4

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ...4

1.4Manfaat Penelitian ...4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1 Hipertensi ...5

2.1.1 Definisi Hipertensi ...5

2.1.2 Epidemiologi Hipertensi ...5

2.1.3 Etiologi Hipertensi ...6

2.1.4 Patofisilogi Hipertensi ...7

2.1.5 Klasifikasi Hipertensi ...9

2.1.6 Manifestasi Klinik ...10

2.1.7 Tujuan Terapi ...10

2.1.8 Terapi Hipertensi ...10

2.1.8.1 Terapi Non Farmakologi ...10


(8)

viii

2.1.9 Obat-Obat Hipertensi ...12

2.1.9.1 Diuretik ...12

2.1.9.2 Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACE I) ...12

2.1.9.3 Angiotensin II Reseptor Blocker ...13

2.1.9.4 Calcium Channel Blocker (CCB) ...13

2.1.9.5 β blocker ...13

2.1.9.6 � blocker ...14

2.1.9.7 Agonis � Sentral ...14

2.1.9.8 Vasodilator ...15

2.1.10 Terapi Kombinasi ...17

2.2 Resep ...18

2.2.1 Definisi Resep ...18

2.2.2 Tinjauan Resep ...18

2.3 Rumah Sakit dr. Soepraoen Malang ...19

2.3.1 Profil dan Sejarah Rumah Sakit dr. Soepraoen ...19

2.4.2 Fasilitas Pelayanan ...19

2.4 Formularium Rumah Sakit ...20

2.4.1 Definisi Formularium Rumah Sakit ...20

2.4.2 Penyusunan Formularum Rumah Sakit ...21

2.4.3 Tinjauan dan Isi Formularium Rumah Sakit ...21

2.4.4 Syarat Penyusunan dan Revisi Formularium Rumah Sakit ...22

2.4.5 Kriteria Pemilihan Obat dalam Formularium Rumah Sakit ...23

2.4.6 Formularium di Rumah Sakit dr. Soepraoen ...23

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ...25

3.1 Bagan Alir Kerangka Konseptual ...25

3.2 Uraian Kerangka Konseptual ...26

BAB 4 METODE PENELITIAN ...27

4.1 Rancangan Penelitian ...27

4.2 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ...27

4.2.1 Populasi ...27

4.2.2 Teknik Sampling ...27


(9)

ix

4.3 Variabel Penelitian ...28

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian ...28

4.5 Instrumen Penelitian ...29

4.6 Definisi Operasional ...29

4.7 Tahap Penelitian ...30

4.7.1 Tahap Pengumpulan Resep ...30

4.7.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data ...30

4.7.3 Analisis Data...30

4.8 Cara Perhitungan Data ...30

4.9 Penyajian Data ...34

BAB 5 HASIL PENELITIAN ...35

5.1 Jumlah Resep yang dikumpulkan ...35

5.2 Terapi Pengobatan Hipertensi di Rumah Sakit dr. Soepraoen ...36

5.3 Kesesuaian Peresepan Obat Antihipertensi ...39

5.3.1 Kesesuaian Peresepan Golongan Obat Antihipertensi ...42

BAB6 PEMBAHASAN ...46

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN...54

7.1 Kesimpulan ...54

7.2 Saran ...54


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Berdasarkan JNC-7... 9

II.2 Klasifikasi Target Tekanan Darah Berdasarkan JNC-8 ... 9

II.3 Modifikasi Gaya Hidup pada Hipertensi Menurut JNC-7 ... 11

II.4 Daftar Obat Antihipertensi Oral Menurut JNC-7 ... 15

II.5 Tabel Obat Antihipertensi Menurut JNC-8 ... 17

II.6 Tabel Obat Antihipertensi dalam Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen ... 24

V.1 Jumlah Lembar Resep Obat Antihipertensi Bulan Oktober – Desember 2014 ... 35

V.2 Penggunaan Terapi Tunggal dan Kombinasi pada Penyakit Hipertensi di Rumah Sakit dr. Soepraoen Bulan Oktober – Desember 2014 ... 36

V.3 Terapi Tunggal Obat antihipertensi yang diresepkan di Rumah Sakit dr. Soepraoen pada Bulan Oktober – Desember 2014 ... 37

V.4 Terapi Kombinasi Obat Antihipertensi Bulan Oktober – Desember 2014 ... 37

V.5 Terapi Pengobatan Hipertensi di Rumah Sakit dr. Soepraoen pada bulan Oktober – Desember 2014 ... 38

V.6 Kesesuain Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen Bulan Oktober – Desember 2014 Berdasarkan Nama Generik ... 40

V.7 Kesesuain Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen Bulan Oktober – Desember 2014 Berdasarkan Nama Dagang ... 41

V.8 Kesesuain Peresepan Golongan Obat Antihipertensi pada Bulan Oktober – Desember 2014 Berdasarkan Nama Generik ... 43

V.9 Kesesuain Peresepan Golongan Obat Antihipertensi pada Bulan Oktober – Desember 2014 Berdasarkan Nama Dagang ... 44


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Mekanisme dan Patofisiologi Hipertensi ... 8 3.1 Bagan Alir Kerangka Konseptual ... 25 4.1 Tahap Penelitian ... 34 5.1 Jumlah Lembar Resep Obat Antihipertensi Bulan Oktober –

Desember 2014 ... 35 5.2 Penggunaan Terapi Hipertensi Tunggal dan Kombinasi di Rumah

Sakit dr. Soepraoen Bulan Oktober – Desember 2014 ... 36 5.3 Kesesuaian Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium

Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014 Berdasarkan Nama

Generik ... 40 5.4 Kesesuaian Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium

Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014 pada Pasien Rawat

Jalan dan Rawat Inap Berdasarkan Nama Generik... 41 5.5 Kesesuaian Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium

Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014 Berdasarkan Nama

Dagang ... 42 5.6 Kesesuaian Peresepan Obat Antihipertensi terhadap Formularium

Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014 pada Pasien Rawat

Jalan dan Rawat Inap Berdasarkan Nama Dagang ... 42 5.7 Kesesuaian tiap Golongan Obat Antihipertensi terhadap

Formularium Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014

Berdasarkan Nama Generik ... 43 5.8 Ketidak sesuaian tiap Golongan Obat Antihipertensi terhadap

Formularium Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014

Berdasarkan Nama Generik ... 44 5.9 Kesesuaian tiap Golongan Obat Antihipertensi terhadap

Formularium Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014


(12)

xii

5.10 Ketidak sesuaian tiap Golongan Obat Antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit Bulan Oktober – Desember 2014


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 59 2. Surat Pernyataan... 60 3. Surat Keterangan ... 61


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z., 2010. Pengantar Metode Statistik untuk Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media, hal. 13.

Anief, M., 2005. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal. 5.

Black, H. R. dan Elliot, W. J., 2007. Hypertension : A Companion to Braunwald's Heart Disease. Kanada: Saunders Elsevier, hal. 26.

Budiharto, 2008. Metodologi penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC, hal 22.

Bungin, M. B., 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. 1 Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, hal. 109, 115, 128.

Chobanian, A. V., 2003. JNC 7 Express : The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. US: National Institutes of Health, pp. 2-3, 7-8.

Corwin, E. J., 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Danim, S., 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal. 52.

Darwis, S. D., 2003. Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan, dan Etik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal. 213.

Davey, P., 2005. At a Glance : Medicine. Jakarta: Erlangga Medical Series (EMS), pp. 139.

Depkes RI, 2006a. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehataan RI, hal. 23.

Depkes RI, 2006b. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehatan, hal. 4-5, 35, 37, 39, 56, 63.


(15)

xv

Duarte, J. D. dan Cooper-Dehoff, R. M., 2010. Mechanisms for Blood Pressure Lowering and Metabolic Effect of Thiazide and Thiazide-like diuretics. National Institute of Health.

Furberg, C. D., et al., 2002. Major Outcomes in High-Risk Hypertensive Patients Randomized to Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor or Calcium Channel Blocker vs Diuretic: The Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial (ALLHAT). JAMA, Vol. 288 No.23, pp. 2981-2997.

Gulo, W., 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, hal. 78.

Harinaldi, 2005. Prinsip-Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Jakarta: Erlangga, hal. 2.

James, P. A., dkk., 2014. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). Amerika: JAMA, pp. 507, 514, 516.

Katzung, B. G., 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika, hal. 270.

Kesdam V/Brawijaya. 2011. Sejarah Rumkit Tk.II dr. Soepraoen [Online].

Kesdam V/Brawijaya

http://www.kesdam-brawijaya.com/index.php/satuan-bawah/rumkit-tk-ii-dr-soepraoen. Diakses tanggal 25 Februari 2015.

M.Kaplan, N. dan Victor, R. G., 2010. Kaplan's Clinical Hypertension. Ed. 10 Philadelphia: LWW, pp. 455.

Menkes RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. No. 1197.

Menkes RI, 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Menkes RI, 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. No. HK. 02. 02.

Menkes RI, 2013. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Daftar Obat Essensial Nasional. No. 312.


(16)

xvi

Menkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. No. 58.

Mir, F., 2010. Guidelines for the Management of Hypertension. Cambridge: University of Cambridge Addenbrooke’s Hospital, pp. 9.

Mycek, M. J., Harvey, R. A. dan Champe, P. C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Ed. 2 Jakarta: Widya Medika, hal. 185.

Neal, M. J., 2006. At a Glance : Farmakologi Medis. Ed. 5 Jakarta: Erlangga, pp. 33, 37, 39.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, hal. 92, 240.

Pratiwi, V. R. dan Tala, Z. Z., 2013. Gambaran Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan. e-Jurnal FK USU, Vol. 1 No. 1. Rahardjo, R., 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Ed. 2 Jakarta: EGC, hal.

451.

RS Dr. Soepraoen, 2014. DAFTAR FORMULARIUM RST dr. SOEPRAOEN MALANG TAHUN 2014.

RSCM, 2014. Formularium Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.

Sack, F. M., et al., 2001. Effects on Blood Pressure of Reducded Dietary Sodium and The Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet. The New England Journal of Medicine, Vol. 344 No. 1.

Singh, R., et al., 2000. Hypertension and Stroke in Asia: prevalence, control and strategies in developing countries for prevention. Journal of Human Hypertension, Vol. 14, hal. 749-763.

Siregar, C. J. P., 2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC, hal. 97, 100.

Stanton, T. dan Reid, J. L., 2002. Fixed Dose CombinationTtherapy in The Treatment of Hypertension. Journal of human Hypertension, Vol. 16 No. 2, pp 75-78.


(17)

xvii

Sukandar, E. Y., dkk., 2008. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: ISFI Penerbitan, hal. 114-115, 117- 119, 124.

Supardi, S., dkk., 2005. Biaya Tambahan yang dibayar Pasien Rawat Jalan Akibat Penulisan Resep Tidak Sesuai dengan Formularium rumah Sakit. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 2 No.1, hal. 43-50.

Syahrini, E. N., Setyawan, H., Susanto dan Udiyono, A., 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, hal. 315.

Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan. Jakarta: EGC, hal. 11. Syarif, A., dkk., 2009. Farmakologi Dan Terapi. Ed. 5 Jakarta: Balai Penerbit

FKUI, hal. 342-343.

Tambayong, J., 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, hal. 94, 96.

Tjay, T. H. dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Ed. 6 Jakarta: Elex Media Komputindo, hal. 545, 547, 560.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk Rumah Sakit. Rumah Sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Menkes RI, 2004).

Rumah Sakit harus mempunyai organisasi atau unit untuk mengatur dan mengelola segala hal yang berkaitan dengan obat. Sehingga, dibentuklah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014, Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu bagian Rumah Sakit yang berada di bawah pengawasan dan koordinasi wakil direktur penunjang medik. Pengorganisasian instalasi farmasi harus mencakup penyelenggaraan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu. Adapun organisasi lainnya yaitu Tim Farmasi dan Terapi. Tim Farmasi dan Terapi (TFT) adalah organisasi yang bekerja dalam memberikan rekomendasi tentang kebijakan penggunaan obat kepada pimpinan Rumah Sakit. Anggota TFT yaitu dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan.Salah satu tugas TFT yaitu mengembangkan dan merevisi Formularium Rumah Sakit (Menkes RI, 2014).

Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta informasinya yang harus diterapkan di Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)/Komite Farmasi dan Terapi (KFT)/Tim Farmasi dan Terapi (TFT) Rumah Sakit berdasarkan DOEN dan


(19)

2

disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di Rumah Sakit tersebut. Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku (Menkes RI, 2013). Di dalam Rumah Sakit, dokter harus menjalankan tugasnya yaitu menuliskan resep obat berdasarkan daftar Formularium Rumah Sakit, sebagaimana yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban menuliskan resep menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (Menkes RI, 2010). Tujuan dibuatnya Formularium Rumah Sakit yaitu untuk meningkatkan pelayanan obat kepada pasien agar lebih efektif dan efisien. Setiap Rumah Sakit sebaiknya memiliki Formularium Rumah Sakit. Salah satu Rumah Sakit di Kota Malang, yaitu Rumah Sakit dr.Soepraoen sudah memiliki Formularium Rumah Sakit.

Rumah Sakit dr. Soepraoen merupakan salah satu Rumah Sakit negeri yang berada di Malang. Sebagaimana yang tertera pada tanggal 27 Desember 2013, Rumah Sakit dr. Soepraoen mendapatkan ijin operasional Rumah Sakit dengan Nomor : p2t/4/3.23/XII/211. Rumah Sakit dr. Soepraoen memiliki fasilitas pelayanan antara lain instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi farmasi, radiologi, laboratorium, ruang anak, kamar bersalin, dan kamar bedah. Pada instalasi rawat jalan, banyak ditemukan pasien hipertensi.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Prevalensi tertinggi ditemukan di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7 persen. Jadi, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (Depkes RI, 2013).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular. Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler. Kriteria hipertensi yang banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia yaitu hipertensi primer mencakup 90%, sisanya 10% termasuk dalam kriteria hipertensi sekunder. Banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi, seperti faktor genetik, umur, lingkungan, jenis kelamin,


(20)

3

merokok, alkohol, obesitas, dan lain-lain. Tujuan utama terapi hipertensi adalah untuk menurunkan angka mordibitas dan mortalitas kardiovaskuler. Strategi pengobatan dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis(Syarif dkk., 2009). Pada terapi farmakologis penyakit hipertensi, terdapat 4 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu : diuretik tiazid, angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor), angiotensin II receptor blocker , dan calcium Channel Blockers (CCB) (James dkk., 2014).

Salah satu keberhasilan terapi hipertensi didukung dengan ketepatan peresepan dokter terhadap penyakit hipertensi yang diderita pasien dan ketelitian apoteker dalam menganalisis resep yang diterima. Dengan adanya sistem Formularium Rumah Sakit, juga diharapkan dapat membantu keberhasilan terapi hipertensi maupun penyakit lain. Namun, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat 96,6% peresepan obat Antihipertensi yang tidak sesuai dengan Formularium Rumah Sakit di RSU Kabupaten K dan sebesar 82,3% di RSU Kabupaten B (Supardi dkk., 2005). Dari kejadian tersebut, ingin dilakukan penelitian tentang kesesuaian peresepan obat Antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode non eksperimental. Peresepan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tahun 2014 diseleksi untuk mendapatkan sampel yaitu resep Antihipertensi. Setelah mendapatkan sampel, selanjutnya sampel dibandingkan dengan daftar Formularium Rumah Sakit. Sampel yang sesuai dan tidak sesuai dengan Formularium Rumah Sakit akan dihitung persentasenya pada tiap golongan dan tiap bulan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana kesesuaian peresepan obat


(21)

4

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

Penelitian ini khususnya bertujuan untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen, yang meliputi aspek:

(1) Prosentase kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit.

(2) Prosentase ketidak sesuaian peresepan obat antihipertesi terhadap Formularium Rumah Sakit.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, antara lain :

(1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan pada Rumah Sakit dr. Soepraoen untuk meningkatkan kualitas peresepan serta menerapkan peresepan pada Formularium Rumah Sakit.

(2) Sebagai media pembelajaran dalam berproses ilmiah serta menambah wawasan tentang peran Apoteker di Rumah Sakit.


(1)

xvi

Menkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. No. 58.

Mir, F., 2010. Guidelines for the Management of Hypertension. Cambridge: University of Cambridge Addenbrooke’s Hospital, pp. 9.

Mycek, M. J., Harvey, R. A. dan Champe, P. C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Ed. 2 Jakarta: Widya Medika, hal. 185.

Neal, M. J., 2006. At a Glance : Farmakologi Medis. Ed. 5 Jakarta: Erlangga, pp. 33, 37, 39.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, hal. 92, 240.

Pratiwi, V. R. dan Tala, Z. Z., 2013. Gambaran Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan. e-Jurnal FK USU, Vol. 1 No. 1. Rahardjo, R., 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Ed. 2 Jakarta: EGC, hal.

451.

RS Dr. Soepraoen, 2014. DAFTAR FORMULARIUM RST dr. SOEPRAOEN MALANG TAHUN 2014.

RSCM, 2014. Formularium Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.

Sack, F. M., et al., 2001. Effects on Blood Pressure of Reducded Dietary Sodium and The Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet. The New England Journal of Medicine, Vol. 344 No. 1.

Singh, R., et al., 2000. Hypertension and Stroke in Asia: prevalence, control and strategies in developing countries for prevention. Journal of Human Hypertension, Vol. 14, hal. 749-763.

Siregar, C. J. P., 2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC, hal. 97, 100.

Stanton, T. dan Reid, J. L., 2002. Fixed Dose CombinationTtherapy in The Treatment of Hypertension. Journal of human Hypertension, Vol. 16 No. 2, pp 75-78.


(2)

xvii

Supardi, S., dkk., 2005. Biaya Tambahan yang dibayar Pasien Rawat Jalan Akibat Penulisan Resep Tidak Sesuai dengan Formularium rumah Sakit. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 2 No.1, hal. 43-50.

Syahrini, E. N., Setyawan, H., Susanto dan Udiyono, A., 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, hal. 315.

Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan. Jakarta: EGC, hal. 11. Syarif, A., dkk., 2009. Farmakologi Dan Terapi. Ed. 5 Jakarta: Balai Penerbit

FKUI, hal. 342-343.

Tambayong, J., 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, hal. 94, 96.

Tjay, T. H. dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Ed. 6 Jakarta: Elex Media Komputindo, hal. 545, 547, 560.


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk Rumah Sakit. Rumah Sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Menkes RI, 2004).

Rumah Sakit harus mempunyai organisasi atau unit untuk mengatur dan mengelola segala hal yang berkaitan dengan obat. Sehingga, dibentuklah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014, Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu bagian Rumah Sakit yang berada di bawah pengawasan dan koordinasi wakil direktur penunjang medik. Pengorganisasian instalasi farmasi harus mencakup penyelenggaraan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu. Adapun organisasi lainnya yaitu Tim Farmasi dan Terapi. Tim Farmasi dan Terapi (TFT) adalah organisasi yang bekerja dalam memberikan rekomendasi tentang kebijakan penggunaan obat kepada pimpinan Rumah Sakit. Anggota TFT yaitu dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan.Salah satu tugas TFT yaitu mengembangkan dan merevisi Formularium Rumah Sakit (Menkes RI, 2014).

Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta informasinya yang harus diterapkan di Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)/Komite Farmasi dan Terapi (KFT)/Tim Farmasi dan Terapi (TFT) Rumah Sakit berdasarkan DOEN dan


(4)

disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di Rumah Sakit tersebut. Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku (Menkes RI, 2013). Di dalam Rumah Sakit, dokter harus menjalankan tugasnya yaitu menuliskan resep obat berdasarkan daftar Formularium Rumah Sakit, sebagaimana yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban menuliskan resep menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (Menkes RI, 2010). Tujuan dibuatnya Formularium Rumah Sakit yaitu untuk meningkatkan pelayanan obat kepada pasien agar lebih efektif dan efisien. Setiap Rumah Sakit sebaiknya memiliki Formularium Rumah Sakit. Salah satu Rumah Sakit di Kota Malang, yaitu Rumah Sakit dr.Soepraoen sudah memiliki Formularium Rumah Sakit.

Rumah Sakit dr. Soepraoen merupakan salah satu Rumah Sakit negeri yang berada di Malang. Sebagaimana yang tertera pada tanggal 27 Desember 2013, Rumah Sakit dr. Soepraoen mendapatkan ijin operasional Rumah Sakit dengan Nomor : p2t/4/3.23/XII/211. Rumah Sakit dr. Soepraoen memiliki fasilitas pelayanan antara lain instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi farmasi, radiologi, laboratorium, ruang anak, kamar bersalin, dan kamar bedah. Pada instalasi rawat jalan, banyak ditemukan pasien hipertensi.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Prevalensi tertinggi ditemukan di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7 persen. Jadi, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (Depkes RI, 2013).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular. Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler. Kriteria hipertensi yang banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia yaitu hipertensi primer mencakup 90%, sisanya 10% termasuk dalam kriteria hipertensi sekunder. Banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi, seperti faktor genetik, umur, lingkungan, jenis kelamin,


(5)

3

merokok, alkohol, obesitas, dan lain-lain. Tujuan utama terapi hipertensi adalah untuk menurunkan angka mordibitas dan mortalitas kardiovaskuler. Strategi pengobatan dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis(Syarif dkk., 2009). Pada terapi farmakologis penyakit hipertensi, terdapat 4 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu : diuretik tiazid, angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor), angiotensin II receptor blocker , dan calcium Channel Blockers (CCB) (James dkk., 2014).

Salah satu keberhasilan terapi hipertensi didukung dengan ketepatan peresepan dokter terhadap penyakit hipertensi yang diderita pasien dan ketelitian apoteker dalam menganalisis resep yang diterima. Dengan adanya sistem Formularium Rumah Sakit, juga diharapkan dapat membantu keberhasilan terapi hipertensi maupun penyakit lain. Namun, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat 96,6% peresepan obat Antihipertensi yang tidak sesuai dengan Formularium Rumah Sakit di RSU Kabupaten K dan sebesar 82,3% di RSU Kabupaten B (Supardi dkk., 2005). Dari kejadian tersebut, ingin dilakukan penelitian tentang kesesuaian peresepan obat Antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode non eksperimental. Peresepan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tahun 2014 diseleksi untuk mendapatkan sampel yaitu resep Antihipertensi. Setelah mendapatkan sampel, selanjutnya sampel dibandingkan dengan daftar Formularium Rumah Sakit. Sampel yang sesuai dan tidak sesuai dengan Formularium Rumah Sakit akan dihitung persentasenya pada tiap golongan dan tiap bulan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana kesesuaian peresepan obat


(6)

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

Penelitian ini khususnya bertujuan untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit dr. Soepraoen, yang meliputi aspek:

(1) Prosentase kesesuaian peresepan obat antihipertensi terhadap Formularium Rumah Sakit.

(2) Prosentase ketidak sesuaian peresepan obat antihipertesi terhadap Formularium Rumah Sakit.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, antara lain :

(1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan pada Rumah Sakit dr. Soepraoen untuk meningkatkan kualitas peresepan serta menerapkan peresepan pada Formularium Rumah Sakit.

(2) Sebagai media pembelajaran dalam berproses ilmiah serta menambah wawasan tentang peran Apoteker di Rumah Sakit.