Tanda dan Gejala Tuberkulosis Diagnosis Alur Diagnosis

2.1.6 Tanda dan Gejala Tuberkulosis

Tanda dan gejala TB paru pada pasien HIVAIDS pada dasarnya sama dengan pasien non HIV, gejala klinis utama pasien tuberkulosis paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Di samping itu, dapat juga diikuti dengan gejala tambahan,antara lainDitjen PP dan PL, 2012 : 1. Dahak bercampur darah 2. Berkeringat pada malam hari tanpa aktivitas 3. Nafsu makan menurun 4. Berat badan menurun 5. Malaise dan badan terasa lemas 6. Gejala sesak napas dan nyeridada juga dapat ditemukan bila terdapat komplikasi efusi pleura, pneumotoraks dan pneumonia

2.1.7 Diagnosis

Penegakan diagnosis TB menurut pedoman dari Kemenkes 2013 pada umumnya didasarkan dengan pemeriksaan mikroskopisdahak namun pada pasien HIV dengan TB seringkali diperoleh hasil sputum BTAnegatif. Di samping itu, pada pasien HIV sering dijumpai TB ekstraparu dimanadiagnosisnya sulit ditegakkan karena harus didasarkan pada hasil pemeriksaanklinis, bakteriologi dan atau histologi spesimen yang didapat dari tempat lesi. Olehkarena itu, untuk mendiagnosis TB pada pasien HIV perlu menggunakan alur diagnosisTB pada pasien HIV Kemenkes,2013.

2.1.8 Alur Diagnosis

Diagnosis kasus kinfeksi TB-HIV di Indonesia didasarkan pada pedoman dari Kemenkes, dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Alur diagnosis pasien koinfeksi TB Paru Sumber:Kemenkes,2013 Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada alur diagnosis TB pada pasien HIV adalah sebagaiberikut: - Kunjungan pertama:Pemeriksaan mikroskopis dahak harus dikerjakan pada kunjungan pertama.Jika hasil pemeriksaan dahak BTA positif maka pengobatan TB dapat diberikan kepada pasientersebut. - Kunjungan kedua:Jika hasil pemeriksaan dahak BTA negatif maka pada kunjungan kedua perlu dilakukan pemeriksaan lain, misalnya foto toraks, ulangi pemeriksaan mikroskopis dahak, lakukan pemeriksaan biakan dahak dan pemeriksaan klinis oleh dokter. Pemeriksaan pada kunjungan kedua ini sebaiknya dilakukan pada hari kedua dari kunjungan pasien di Fasyankes tersebut. Hasil pemeriksaan dari kunjungan kedua ini sangat penting untuk memutuskan apakah pasien tersebut perlu mendapat pengobatan TB atau tidak. Penentuan stadium klinis HIV harus dikerjakan dan pemberian PPK harus diberikan sesuai pedoman nasional. Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat BKPM Semarang dan unit pelayanan kesehatan lain di kota Semarang mengembangkan pemeriksaan koinfeksi TB melalui screening TB. Pada Klinik VCT pasien HIV yang pada pemeriksaan rutin oleh tim medis dan menunjukkan ada tanda gejala TB maka akan dilakukan tes untuk menegakkan diagnosa TB. Sedangkan pada pasien TB yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV maka tim medis dari kinik TB akan menegakkan diagnosa HIV dengan melakukan tes rapid melalui prosedur PITC. Pasien HIV yang terdeteksi melalui klinik umum pemeriksaan umum jika menunjukkan tanda dan gejala TB maka akan dilaksanakan pemeriksaan mikroskpis untuk memastikan status TB.

2.1.9 Pemeriksaan Laboratorium Dahak