Lampiran Perubahan Kerangka Acuan Kerja dan Rencana Anggaran Biaya
KAK KERANGKA ACUAN KERJA
KAJIAN PERMASALAHAN KLAIM ASURANSI
A. Latar Belakang
Program penempatan TKI ke luar negeri, merupakan salah satu upaya penanggulangan masalah pengangguran akibat ketidak seimbangan antara
angkatan kerja dan lapangan pekerjaan yang tersedia di Negara ini. Peran pemerintah dalam program ini dititik beratkan pada aspek pembinaan, serta
perlindungan dan memberikan berbagai kemudahan kepada pihak yang terkait, khususnya TKI dan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
PPTKIS. Selain untuk mengurangi tekanan penganggguran, program penempatan TKI ke luar negeri juga memberikan manfaat lain, yaitu meningkatkan taraf hidup
keluarga TKI melalui gaji yang diterima atau remitansi sekaligus meningkatkan keterampilan TKI karena mempunyai pengalaman kerja di luar negeri. Sementara
disisi lain dapat memberi manfaat kepada Negara berupa peningkatan penerimaan devisa, karena para TKI yang berkerja memperoleh imbalan dalam bentuk valuta
asing. Akan tetapi, penempatan TKI ke luar negeri juga tidak terlepas dari efek negative
dengan adanya pelbagai kasus-kasus yang menimpa TKI baik sebelum, selama berkerja, maupun pada saat pulang kedaerah asal, oleh karena itu Negara perlu
melakukan penanganan secara terpadu terhadap kasus-kasus yang menimpa TKI. Kementerian Negara Lembaga
Pemerintah Non Depratemen : Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Unit Eselon I
: Sekretariat Utama Program
: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNP2TKI
Hasil : Terwujudnya Peningkatan Dukungan
Operasional dan Pelayanan Penyelenggaraan Kepemerintahan di
Daerah Bagi 24 Satker
Unit Eselon II : Pusat Penelitian, Pengembangan dan
Informasi Kegiatan
: Penelitian, Pengembangan dan Pengembangan Sistem Informasi BNP2TKI
Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksananya Penelitian dan
Pengembangan serta Pengembangan Sistem Informasi
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Paket
Volume : 1 Paket
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka perlindungan TKI ke luar negeri secara terfokus dan komprehensif adalah dengan memberikan
keharusan bagi PPTKIS untuk memberikan jaminan asuransi terhadap TKI atas berbagai kemungkinan resiko yang menimpa TKI. Namun, dalan perjalanannya
banyak TKI yang tidak bisa melakukan klaim asuransi ketika ada persoalan yang menimpa mereka.
Berbagai fakta ini, nampak dari munculnya berbagai laporan yang disampaikan oleh TKI, baik melalui kantor-kantor BP3TKI yang ada didaerah, melalui Lembaga
Swadaya Masyarakat LSM yang berkerja sama dengan BNP2TKI untuk melakukan advokasi terhadap TKI yang tidak dibayarkan asuransinya serta memberikan
bantuan hukum dalam upaya klaim asuransi TKI terhadap konsorsium asuransi yang menangani masalah asuransi TKI.
Upaya-upaya tersebut nampaknya belum memberikan satu solusi yang baik karena persoalan asuransi TKI terus bergulir menjadi salah satu persoalan yang sangat
krusial. Di sisi lain dengan banyaknya TKI yang bermasalah, maka asuransi menjadi harapan yang paling akhir dalam upaya membantu persoalan kehidupan mereka.
Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER
– 07MENX2010 tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia.
Reformasi birokrasi menuntut perbaikan pelayanan kepada public. Proses perbaikan pelayanan dilakukan dengan menilai manajemen tata laksana dan prosedur
operasional standar di dalam pemerintahan dan layanan public. Layanan klaim asuransi TKI harus dapat dinilai manajemen tatalaksananya untuk meningkatkan
layanan publik, sekaligus meningkatkan pengetahuan terhadap sumber-sumber masalah dan berbagai permasalahan dalam klaim asuransi TKI.
Oleh karena itu, perlunya penataan tatalaksana bisnis proses pada semua unit kerja terkait permasalahan klaim asuransi TKI dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur. Penataan tata laksana dilaksanakan melalui serangkaian proses
analisis perbaikan tatalaksana berupa evaluasi SOP dalam setiap aktivitas unit kerja. Tujuan penataan tatalaksana ini adalah membuat proses klaim asuransi menjadi
lebih efektif, efisien dan adaptif mudah menyesuaikan dengan keadaan sehingga kinerja stakeholder terkait menjadi lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan di atas, maka sangatlah penting kiranya untuk mengadakan suatu kegiatan penelitian berupa kajian terhadap
berbagai elemen yang erat kaitannya dengan persoalan penanganan asuransi TKI, sehingga diharapkan dapat memberikan satu gambaran nyata tentang berbagai
kendala di lapangan yang kemudian dapat ditindak lanjuti baik dalam bentuk
kebijakan maupun tindakan teknis lainnya. Adapun judul dari kegiatan penelitian ini
adalah ”KAJIAN PERMASALAHAN KLAIM ASURANSI “. B. Dasar Hukum
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang System Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2006 tentang Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia d. Keputusan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor PER-01KA-BNP2TKIIII2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER
– 07MENX2010 tentang Asuransi TKI. f. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana Business Process.
g. DIPA BNP2TKI Tahun 2014.
C. Maksud, Tujuan dan Sasaran