Laporan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Redaksi PT. Bandung Media Televisi Indonesia

(1)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :

Muhamad Zamzam Maulana Sidiq

NIM. 41810123

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iv

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Sejarah Perusahaan ... 1

1.1.1. Sejarah PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 1

1.1.2. Sejarah Divisi Pemberitaan ... 4

1.2. Logo PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 7

1.3. Visi dan Misi PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 8

1.3.1. Visi PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 8

1.3.2. Misi PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 8

1.4. Motto ... 8

1.5. Area Jangkauan PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 8

1.6. On Air dan Segmentasi PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 9

1.6.1. On Air ... 9

1.6.2. Demografi ... 9

1.6.3. Psikografi ... 9


(5)

v

1.8.1. Job Description PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 12

1.8.2. Job Description Divisi Redaksi News ... 17

1.9. Sarana dan Prasaran ... 23

1.10. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 24

1.10.1.Tempat Kerja Praktek Lapangan ... 24

1.10.2.Waktu dan Kerja Praktek Lapangan ... 24

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ... 25

2.1. Aktivitas Praktek Kerja Lapangan ... 25

2.1.1. Deskripsi Kegiatan PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 27

2.1.1.1. Kegiatan Liputan Rutin ... 27

2.1.1.2. Kegiatan Liputan Insidental ... 28

2.2. Analisa Kegiatan Selama PKL ... 36

2.2.1. Tinjauan Teori ... 40

2.2.2. Tinjauan Masalah ... 55

BAB III PENUTUP ... 59

3.1. Kesimpulan ... 59


(6)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 63

DOKUMENTASI ... 85


(7)

i

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

Dalam menyusun laporan ini PKL penulis merasakan banyak hal yang mendorong penulis untuk melangkah lebih baik lagi. Laporan PKL ini merupakan bukti nyata penulis telah melaksanakan Praktek Kerja lapangan.

Terima kasih kepada orang tua, kakak, dan keluarga yang selalu mendukung, membantu, dan memberi semangat besar dalam pengerjaan laporan PKL ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini, penulis banyak mendapatkan drorongan, bantuan, dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIKOM yang telah memberi izin untuk pengerjaan laporan PKL ini.

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang berkenan membantu pengerjaan PKL.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P., S.Sos., M.Si selaku Sekertaris Program Studi, yang telah membantu membuat izin untuk pengerjaan PKL.


(8)

ii

5. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si selaku dosen wali penulis, yang telah membantu penulis dalam pengarahan selama penulis melakukan PKL.

6. Yth. Seluruh Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM, terima kasih dengan segala bantuan untuk membantu kelancaran penyusunan laporan PKL ini.

7. Yth. Sekertariat Jurusan Ilmu Komunikasi Astri Ikawati, Amd Kom yang telah membantu penulis dalam proses perizinan penulis selama PKL.

8. PT. Bandung Media Televisi Indonesia yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKL.

9. Yth. Bapak Komang Dharmayasa selaku Direktur PT. Bandung Media Televisi Indonesia yang telah membantu kesempatan penulis untuk melaksanakan PKL.

10. Yth. Ibu Budi Hartati selaku Redaktur Pelaksana yang telah memberikan dukungan kepercayaan kepada penulis selama melakukan kegiatan PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia.

11. Yth. Bapak Dadan dan Ibu Yayu selaku Produser Divisi Redaksi yang telah berbagi dan memberikan pengalaman ilmu pengetahuan mengenai penyusunan berita kepada penulis.


(9)

iii

13. Kepada seluruh pihak, Staf dan divisi redaksi PT. Bandung Media Televisi Indonesia saya ucapkan banyak terima kasih.

14. Kepada kedua Orang tua tercinta terima kasih atas segala kasih sayang dan dukungnya.

15. Teman-teman terbaik Winda, Agung, Astrid, Fasihal. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya, semoga kebersamaan kita tidak akan pernah terlupakan.

16. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan praktek kerja lapangan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Untuk kesempurnaan dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak.

Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi referensi yang dapat membantu penulis mulai dari pelaksaan sampai dengan penyusunan laporan Praktek Kerja lapangan ini.

Wassalam.

Bandung, November 2013


(10)

61

Paramita

Effendy, Onong Uchajana. 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Luwi Ishwara. 2005, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta, Kompas.

L. Rivers, William-W. Jensen, Jay dan Peterson, Theodore. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern Edisi Kedua, Jakarta : Kencana

Dharmayasa, Komang, 2004. Company Profile Bandung TV, Bandung : Inside

Catatan-catatan selama kuliah.


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Sejarah Perusahaan

1.1.1 Sejarah PT. Bandung Media Televisi Indonesia

PT. Bandung Media Televisi Indonesia merupakan salah satu televisi swasta lokal pertama di Daerah Jawa Barat yaitu kota Bandung, menitik beratkan program acaranya pada upaya pencerahan masyarakat dalam segala aspek kehidupan dengan pondasi seni budaya. Titik berat ini dipilih karena seni budaya merupakan poros kehidupan yang menggerakkan dimensi sosial dan ekonomi masyarakat. kota Bandung dipilih sebagai lokasi stasiun televisi ini, dilihat dari aspek sejarah kota Bandung merupakan ibukota wilayah tatar sunda.

Sejarah tatar sunda dimulai dari abad 5 masehi dimulai dari berdirinya kerajaan Tarumanegara disusul dengan beberapa kerajaan setelah itu yang mencapai masa keemasan. Terbukti dari beberapa peninggalan sejarah yang menerangkan keadaan Negara waktu itu yang aman tentram dan berkecukupan. Hingga kejatuhan Padjajaran oleh armada islam yang dimulai dari serangan Banten dan Cirebon. Dari semua kebudayaan itu kemajuan budaya sunda telah dikenal oleh Seantero kerajaan lainnya di Nusantara. Selain itu kota Bandung merupakan sebuah kota yang sarat akan sejarah tanah sunda yang menjadi komponen penting bagi terwujudnya ikatan tatar sunda, suatu ikatan sejarah adanya kesamaan religi, kesadaran akan nilai-nilai


(12)

pandang hidup yang “ nyunda” sekaligus sejarah kota Bandung sebagai daerah heroik dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia berbekal dari semua itu Bandung TV hadir sebagai perwujudan kreativitas seni budaya masyarakat sunda dalam menemukan jati diri melalui media televisi. Dipilihnya media televisi dengan asumsi televisi sebagai perwujudan audio visual memiliki pengaruh besar terhadap perilaku masyarakat sebagai suatu komunitas konsumsi.

Peluang demokratisasi kehidupan sosial politik yang lahir menyertai penerapan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam menumbuhkan industri penyiaran di daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tidak bisa diabaikan lagi. Peluang ini bernilai strategis baik untuk kepentingan “melindungi” entitas budaya warga Bandung khususnya Jawa Barat pada umumnya yang kaya akan khasanah budaya dan kearifan lokal namun menghadapi keterbatasan saluran untuk mengaktualisasikan diri maupun untuk kepentingan perkembangan kehidupan yang bertumpu pada potensi alam, wisata, kependudukan, sosial budaya dan geopolitik yang diperuntukan bagi sebesar-besarnya kemakmuran warga Bandung khususnya dan Jawa barat pada umumnya.

Materi siaran yang ditawarkan kepada pemirsa sangat beragam semua aspek kehidupan mulai dari aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan keagamaan diolah sebagai bahan rujukan dalam menghasilkan sebuah program acara. Hasilnya ada sekitar 24 program acara yang kini secara


(13)

regular sudah mulai ditayangkan dengan durasi waktu berkisar dari setengah jam sampai dengan satu jam. Satu hal yang perlu dicermati adalah hampir 80% materi program acara dibuat sendiri, dengan kata lain programnya sudah dibuat secara In House.

Berlokasi di jalan Pacuan Kuda No. 63 Arcamanik Bandung, lokasi kantor terletak dipusat kota, tempatnya sangat strategis sehingga mudah untuk melakukan semua liputan keseluruh kota Bandung. Materi siaran selain berasal dari wilayah kota Bandung saat ini sudah mulai menjangkau semua kawasan Jawa barat, sumber-sumber berita dari berbagai kota telah mulai diliput memang masih berkisar diseputar kota Bandung seperti Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Cianjur, Cirebon dan Purwakarta. Untuk kedepannya diharapkan hampir semua kota diwilayah Jawa barat dapat diliput. Rencana untuk memiliki kontributor disetiap kota yang secara rutin mengirimkan beritanya ke Bandung memang sudah diagendakan, namun untuk saat ini karena keterbatasan finansial perusahaan belum bisa memenuhi hal itu. Jalan keluarnya ialah jika ada sumber berita yang layak untuk diliput maka tim peliputan dari Bandung meluncur ke lokasi kejadian dan melakukan peliputan langsung.

Selain hal diatas keterbatasan infrastruktur perusahaan juga menjadi kendala yang cukup berarti yang dihadapi perusahaan ini dalam mengembangkan perusahaannya. Berbagai kendala ini tidak menjadikan sumber daya manusia di Bandung TV menjadi lemah, bahkan hal ini menjadi pemacu segenap unsur yang ada di Bandung TV untuk berusaha lebih keras


(14)

mengejar ketinggalan dari media lain yang lebih dahulu exsis. Sebagai rujukannya ialah dibandingkan TV Nasional materi siaran Bandung TV masih kalah jauh, untuk itu kemauan untuk belajar dan menimba sebanyak mungkin pengalaman sangat membantu mengejar ketinggalan itu.

1.1.2. Sejarah Divisi Pemberitaan

Divisi pemberitaan merupakan salah satu program andalan Bandung TV yang telah mulai berjalan sejak Bandung TV mengudara, 3 Januari 2005. Terdapat 6 sub program divisi pemberitaan, yaitu :

1. Seputar Bandung Raya (SBR)

Seputar Bandung Raya merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita berbahasa Indonesia dari Bandung dan sekitarnya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Sumedang. Karena jangkauan siaran Bandung TV telah mencapai Jawa Barat, tak jarang ada pula berita yang berasal dari kota dan kabupaten di Jawa Barat, seperti Cianjur, Bogor, Karawang, dsb. Seputar Bandung Raya Malam ditayangkan setiap hari pukul 18.30 WIB, Seputar Bandung Raya Pagi setiap Senin sd Sabtu pukul 06.30 WIB, Seputar Bandung Raya Siang setiap Senin sd Sabtu pukul 12.30 WIB. Berbeda dengan SBR Pagi dan Malam, Seputar Bandung Raya siang tidak hanya menyajikan berita lokal, tapi juga Nusantara dan Mancanegara.


(15)

2. Tangara Pasundan (TP)

Tangara Pasundan merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita berbahasa Sunda dari Bandung dan sekitarnya. Berita yang disajikan hampir sama dengan berita yang disajikan di Seputar Bandung Raya, namun Tangara Pasundan lebih mengarah pada berita kebudayaan. Tangara Pasundan disajikan setiap hari kecuali Minggu. Awalnya sub program ini ditayangkan pada pukul 19.30 WIB. Namun, melihat jam penayangan yang terlalu dekat dengan Seputar Bandung Raya, dan menyadari pola perilaku pemirsa dalam melihat tayangan berita, Tangara Pasundan pindah jam tayang menjadi pukul 13.00 WIB, mulai akhir 2006.

3. Info Mudik

Info Mudik merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita terkini seputar jalur mudik. Info Mudik ditayangkan sejak tahun 2006, setiap 7 hari menjelang dan sesudah Lebaran, selama ± 5 menit. Info Mudik ditayangkan pada pukul 14.00, 16.00, dan 21.00 WIB setiap hari. Waktu penayangan Info Mudik berubah menjadi pukul 09.50, 12.30, dan 16.00 WIB sejak tahun 2012.

4. Lintas Bandung Raya

Lintas Bandung Raya merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita terkini seputar Bandung Raya. Lintas


(16)

Bandung Raya ditayangkan sejak awal tahun 2011, setiap hari Senin s/d Sabtu, setiap jam.

5. Dari Anda untuk Anda (DAUA)

Dari Anda untuk Anda merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita pilihan, untuk dikomentari pemirsa melalui line telephone. DAUA ditayangkan setiap Senin sd Rabu dan Jumat sd Sabtu, pukul 19.00 WIB.

6. Editorial Bisnis Bandung

Editorial Bisnis Bandung merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan pembahasan mengenai tajuk rencana pada Surat Kabar Mingguan Bisnis Bandung. Disajikan dengan menghadirkan narasumber yaitu Pemimpin Redaksi ataupun Redaktur Bisnis Bandung dan interaksi dengan pemirsa. Editorial Bisnis Bandung ditayangkan setiap Kamis pukul 19.00 WIB.

Selain ke-6 sub program tersebut, divisi pemberitaan pernah memiliki sub program Bandung 30 menit, Cumarita, Bandung Akhir Pekan, dan Inpakta. Bandung 30 menit merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan indeepth news tentang berbagai hal yang sedang hangat di masyarakat, dengan opini dari berbagai ahli di bidangnya. Sedangkan Cumarita merupakan sub program divisi pemberitaan berupa features yang


(17)

menyajikan opini publik tentang hal-hal yang sedang hangat di masyarakat. Bandung Akhir Pekan merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan hal-hal yang unik dan khas untuk menarik wisatawan ke Bandung. Inpakta merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita terkini di Bandung Raya.

1.2. Logo PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Bentuk logo dari Bandung TV adalah bunga wijaya kusuma, sebagai suatu lambang kejayaan tradisi seni budaya Jawa Barat.

Gambar 1.1

Logo PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Sumber: Company Profile Bandung Media Televisi Indonesia, 2013.


(18)

1.3. Visi dan Misi PT. Bandung Media Televisi Indonesia 1.3.1. Visi PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Sebagai media pencerahan dan pemberdayaan masyarakat Bandung dan Jawa barat di segala aspek kehidupan dengan fondasi budaya.

1.3.2. Misi PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Menyediakan pilihan informasi, pendidikan dan hiburan bagi

penguatan “Ajen Inajen” budaya masyarakat Bandung dan Jawa Barat

melaui sajian bermakna bagi pematangan, aktualisasi dan inspirasi bagi penciptaan akses terhadap perkembangan manusia seutuhnya.

1.4. Motto

Bandung TV juga merancang motto yang berbunyi “Jati Diri

Pasundan”. Motto ini merupakan wujud segmentasi Bandung TV yang

selalu mengedepankan kearifan lokal Jawa Barat yang dikenal dengan tatar pasundan.

1.5. Area Jangkauan PT. Bandung Media Televisi Indonesia

PT. Bandung Media Televisi Indonesia memiliki area jangkauan, meliputi transmisi yang berada di Cisarua Lembang, Coverage Area yang berada di wilayah Bandung, Cimahi, Padalarang, dan Cianjur dengan chanel 38 UHF 607.205 (5 KW).


(19)

1.6. ON Air dan Segmentasi PT. Bandung Media Televisi Indonesia 1.6.1. ON Air

PT. Bandung Media Televisi Indonesia sendiri mulai mengudara di Kota Bandung yaitu pada tanggal 3 Januari 2005, dan jam tayang yang dimulai pada pukul 12.00 s.d. 24.00 WIB.

1.6.2 Demografi

Untuk demografi sendiri PT. Bandung Media Televisi Indonesia memilih gender yang terdiri dari pria dan wanita dengan umur primer (20 s.d. 50 tahun), sekunder (usia sekolah di atas 12 thn, remaja 13 s.d. 19 thn) dan tersier (dewasa 30 tahun ke atas)dengan segmentasi keluarga belum menikah dan sudah menikah. Dengan pekerjaan sebagai pelajar, ibu rumah tangga, profesional, eksekutif, pengerajin, pengusaha.

1.6.3. Psikografi

Psikografi dari PT. Bandung Media Televisi Indonesia yaitu dengan status sosial semua kalangan, gaya hidup yang modern dan kepribadian yang bersahabat dan enerjik.


(20)

1.7. Struktur Organisasi

1.7.1. Struktur Organisasi PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Dalam suatu perusahaan tidak lepas dari struktur organisasi, guna menunjang kinerja menjadi lebih baik. PT. Bandung Media Televisi Indonesia memiliki susunan struktur organisasi perusahaan seperti di bawah ini :

Gambar 1.2

Struktur Perusahaan PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Sumber : Company Profile Bandung Media Teleisi Indonesia, 2013. KOMISARIS DIREKTUR SEKERTARIS UMUM DIVISI NEWS DAN PROGRAM PENANGGUNG JAWAB PEMBERITAAN DAN PROGRAM KOORDINATOR

LIPUTAN PRESENTER

KOORDINATOR PROGRAM SEKERTARIS PRODUSER NEWS PENERJEMAH BAHASA SUNDA

REPORTER KAMERAMAN

BERITRA EDITOR PAKET PRODUSER PROGRAM KAMERAMAN PROGRAM


(21)

1.7.2. Struktur Organisasi Divisi Redaksi News

Untuk membentuk suatu pemberitaan yang baik, pasti membutuhkan sturktur organisasi.divisi redaksi PT. Bandung Media Televisi Indonesia memiliki susunan struktur organisasi divisi redaksi seperti di bawah ini :

Gambar 1.3

Struktur Organisasi Divisi Redaksi News PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Sumber : Company Profile Bandung Media Teleisi Indonesia, 2013.

Pemimpin Redaksi H. Ustiarsa Redaktur Pelaksana Budi Hartati Produser SBR Dadan Firmansyah Sekertaris Redaksi Neneng Yani Asisten Produser Neneng Yani Yayu Rahayu Editor Gambar Firman Risnandi Dicky Mustapha Raga Aditya Prod. Tangara Pasundan + Translator

Elbi Nopitri Koordinator Liputan Astrid Maria Reporter Ari Jauhari Jimmy Martino Adi Riyanto Mugi Satria Rezytia Prasaja


(22)

1.8. Job Description

1.8.1. Job Description PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Berdasarkan struktur organisasi pada bagan 1.1 diatas, diketahui merupakan susunan yang menggambarkan berbagai fungsi sesuai dengan bidangnya, berdasarkan hirarki dan saluran kewenangannya yang berlaku dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya struktur organisasi akan terlihat bagaimana pembagian tanggung jawab tugas tersebut dijalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kejelasan struktur yang terdapat dalam suatu organisasi akan memberikan kejelasan tentang hubungan kerja secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik hubungan vertikal maupun horizontal.

Penulis melakukan Praktek Kerja pada Kantor PT. Bandung Media Televisi Indonesia hanya pada bagian Redaksi (pemberitaan). Untuk itu penulis akan membatasi laporan ini hanya pada Bagian Redaksi saja.

Komisaris

Orang yang memiliki perusahaan dan hanya bertugas mengawasi.  Direktur

Orang yang bertugas mengawasi jalannya perusahaan dan yang memimpin perusahaan.

Sekretaris Umum

1. Menerima kunjungan yang bersifat studi tour

(menyiapkan surat konfirmasi balasan, melakukan re-confirm lewat telepon, menjelaskan company profile ).


(23)

2. Bersikap ramah, sopan dan simpatik pada tamu sehingga dapat memberikan kesan yang positif.

3. Mengetahui seluk-beluk perusahaan serta tugas dan kegiatan masing-masing divisi sehingga dapat menjawab setiap pertanyaan mengenai perusahaan dengan baik

4. Menampung kritik dan saran yang masuk lewat operator, serta menyelesaikan komplain yang tidak dapat di handle oleh operator. 5. Ikut berperan serta dalam seluruh kegiatan (off air) perusahaan yang

melibatkan masyarakat.

6. Bertanggung jawab terhadap citra perusahaan dimata publik. 7. Mengetik surat-surat, memo, laporan dan notulen rapat 8. Mengatur surat masuk dan surat keluar.

9. Memeriksa, mencatat dan mendistribusikan surat, korespondensi dan dokumen-dokumen.

10. Men set up pertemuan atau rapat antara pimpinan dengan tamu pimpinan dengan karyawan.

11. Mengatur dan mensupervisi sistem arsip. 12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang terkait.

13. Melakukan supervisi terhadap pekerjaan anak buah atau karyawan 14. Melaksanakan korespondensi rutin dengan inisiatif sendiri


(24)

Koordinator Liputan

1. Mengkoordinir bidang-bidang tugas di divisi pemberitaan seperti produser, reporter, kameramen dan penerjemah.

2. Memanage kru pemberitaan dan kelancarannya. 3. Mengedit naskah-naskah berita sebelum proses on-air

4. Bertanggung jawab atas kinerja divisi pemberitaan beserta bidang-bidang tugas diddalamnya.

5. Selalu berkoordinasi dengan divisi yang terkait 6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.  Produser Program

1. Mencari ide program

2. Survey lokasi sekaligus mencari data untuk memudahkan membuat shooting script

3. Koordinasi dengan produser lain, kameramen, Maintenance, supir dan sekretariat

4. Koordinasi dengan presenter, narasumber, dan menentukan jadwal shooting

5. Shooting

6. Preview gambar 7. Membuat editing script

8. Mendampingi editor jika diperlukan

9. Selalu berkoordinasi dengan divisi yang terkait 10. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan


(25)

Sekretariat

1. Mengkoordinir segala proses surat menyurat untuk kelancaran tugas-tugas redaksi.

2. Menerima segala laporan, informasi dan peliputan terkait program maupun berita.

3. Menjamin kelancaran peliputan dengan menyusun informasi yang tepat

4. Bertanggung jawab pada masalah administrasi serta surat-menyurat lainnya.

5. Selalu berkoordinasi dengan divisi yang terkait. 6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.  Produser News

1. Membidangi Program acara dan bertanggung jawab atas kelancaran program tersebut.

2. Mempersiapkan materi untuk program yang dikelola, tentunya dengan koordinasi bidang lain.

3. Bertanggung jawab atas isi atau materi untuk program yang diproduksi.

4. Bertanggung jawab atas kelancaran on-air program-program yang diproduksi.

5. Mengkoordinir dengan baik bidang-bidang tugas lain yang mendukung proses produksi.


(26)

Reporter / Kameramen Berita & Program

1. Bertanggung jawab pada koordinator liputan atas tugas yang dibebankan

2. Melakukan peliputan dan mempersiapkan materi berita dalam bentuk data-data pendukung dan gambar yang diperlukan

3. Bertugas untuk menulis naskah berita sesuai dengan peliputan yang telah dilakukan

4. Bertanggung jawab pada hasil berita hingga proses editing selesai siap untuk on-air

5. Selalu berkoordinasi dengan divisi yang terkait 6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan  Penerjemah Bahasa Sunda

1. Menyadur kembali semua naskah berita yang diperlukan kedalam bahasa sunda

2. Bertanggung jawab atas isi, hasil terjemahan tersebut

3. Memberikan penjelasan pelafalan pada presenter maupun produsernya 4. Mempersiapkan seluruh naskah saduran untuk / sebelum on-air 5. Selalu berkoordinasi dengan visi yang terkait

6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan  Presenter

1. Menjadi penentu kelancaran sebuah program acara yang dibawakan 2. Membawakan sebuah mata acara dengan baik dan sesuai dengan yang


(27)

3. Turut serta dalam kelancaran proses on-air

4. Memberi kemasan akhir yang membuat sebuah acara menjadi tontonan menarik

5. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.

1.8.2. Job Description Divisi Redaksi News

Berdasarkan struktur organisasi pada bagan 1.2 diatas, diketahui merupakan susunan yang menggambarkan berbagai fungsi sesuai dengan bidangnya, berdasarkan hirarki dan saluran kewenangannya yang berlaku dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya struktur organisasi akan terlihat bagaimana pembagian tanggung jawab tugas tersebut dijalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kejelasan struktur yang terdapat dalam suatu organisasi akan memberikan kejelasan tentang hubungan kerja secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik hubungan vertikal maupun horizontal.

Seperti yang terlihat di bagan 1.2 di atas, bahwa struktur divisi redaksi news memiliki tugas dan fungsi, diantaranya :

Pemimpin Redaksi

Orang yang bertugas memimpin dan mengawasi jalannya pemberitaan di dalam divisi pemberitaan. Pemimpin Redaksi (Pemred, Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari.


(28)

Berikut ini tugas Pemimpin Redaksi secara lebih terinci: 1. Bertanggungjawab terhadap isi redaksi penayangan

2. Bertanggungjawab terhadap kualitas produk penayangan 3. Memimpin rapat redaksi

4. Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap edisi.

5. Menentukan layak tidaknya suatu berita, foto, video, dan desain untuk sebuah penayangan

6. Mengadakan koordinasi dengan bagian lain seperti Pemimpin Perusahaan untuk mensinergikan jalannya roda perusahaan

7. Menjalin lobi-lobi dengan nara sumber penting di pemerintahan, dunia usaha, dan berbagai instansi

8. Bertanggung jawab terhadap pihak lain, yang karena merasa dirugikan atas pemberitaan yang telah dimuat, sehingga pihak lain melakukan somasi, tuntutan hukum, atau menggugat ke pengadilan. Sesuai aturan, tanggung jawab oleh Pemimpin Redaksi bila dilimpahkan kepada pihak lain yang dianggap melakukan kesalahan tersebut.

Redaktur Pelaksana

Orang yang bertugas memimpin dan mengawasi jalannya pemberitaan sampai on air dan ketika para wartawan berada di lapangan.


(29)

Tugas rinci dari Redaktur Pelaksana adalah sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari 2. Memimpin rapat perencanaan, rapat cecking, dan rapat terakhir

sidang redaksi

3. Membuat perencanaan isi untuk setiap penayangan berita

4. Bertanggung jawab terhadap isi redaksi penayangan dan video yang dimuat

5. Mengkoordinasi kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik/desk

6. Mengkoordinasikan alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian setting atau editing gambar.

7. Mewakili Pemred dalam berbagai acara baik ditugaskan atau acara mendadak

8. Mengembangkan, membina, menjalin lobi dengan sumber-sumber berita

9. Mengedit naskah, data, judul

10. Mengarahkan dan mensuvervisi kerja para redaktur dan reporter 11. Memberikan penilaian secara kualitatif dan kuantitatif kepada

redaktur secara periodik.  Sekertaris Redaksi

Seorang Sekretaris Redaksi memiliki tugas sebagai berikut: 1. Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau


(30)

2. Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja

3. Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mensuport kebutuhan kerja para wartawan dalam meliput satu acara yang mengharuskan membuat tanda pengenal seperti menyiapkan

4. Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterei, kaset, alat tulis, dan note book.

5. Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat.

6. Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat cheking, rapat final.

Prod. Tangara Pasundan dan Translator

1. Membidangi Program acara Tangara Pasundan dan bertanggung jawab atas kelancaran program tersebut.

2. Mempersiapkan materi untuk program Tangara Pasundan, tentunya dengan koordinasi bidang lain.

3. Bertanggung jawab atas isi atau materi untuk program Tangara Pasundan.

4. Bertanggung jawab atas kelancaran on-air program Tangara Pasundan.

5. Mengkoordinir dengan baik bidang-bidang tugas lain yang mendukung proses produksi.


(31)

6. Selalu berkoordinasi dengan visi yang terkait

7. Menyadur kembali semua naskah berita yang diperlukan kedalam bahasa sunda

8. Bertanggung jawab atas isi, hasil terjemahan tersebut

9. Memberikan penjelasan pelafalan pada presenter maupun produsernya

10. Mempersiapkan seluruh naskah saduran untuk / sebelum on-air 11. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.

Produser Seputar Bandung Raya (SBR)

1. Membidangi Program acara SBR dan bertanggung jawab atas kelancaran program tersebut.

2. Mempersiapkan materi untuk program SBR, tentunya dengan koordinasi bidang lain.

3. Bertanggung jawab atas isi atau materi untuk program SBR. 4. Bertanggung jawab atas kelancaran on-air program SBR.

5. Mengkoordinir dengan baik bidang-bidang tugas lain yang mendukung proses produksi.

6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.  Asisten Produser

1. Membantu tugas utama dari produser


(32)

Editor Gambar

1. Menerima hasil liputan berupa video dan photo dari wartawan

2. Memilih hasil liputan berupa video dan photo yang akan di tayangkan

3. Mengedit hasil liputan berupa video dan photo yang akan di tayangkan.

Koordinator Liputan

1. Mengkoordinir bidang-bidang tugas di divisi pemberitaan seperti produser, reporter, kameramen dan penerjemah.

2. Memanage kru pemberitaan dan kelancarannya. 3. Mengedit naskah-naskah berita sebelum proses on-air

4. Bertanggung jawab atas kinerja divisi pemberitaan beserta bidang-bidang tugas diddalamnya.

5. Selalu berkoordinasi dengan divisi yang terkait 6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.  Reporter

1. Bertanggung jawab pada koordinator liputan atas tugas yang dibebankan

2. Melakukan peliputan dan mempersiapkan materi berita dalam bentuk data-data pendukung dan gambar yang diperlukan

3. Bertugas untuk menulis naskah berita sesuai dengan peliputan yang telah dilakukan


(33)

4. Bertanggung jawab pada hasil berita hingga proses editing selesai siap untuk on-air

5. Selalu berkoordinasi dengan divisi yang terkait 6. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan

1.9. Sarana dan Prasarana

Guna menunjang kerja para karyawan PT. Bandung Media Televisi Indonesia khususnya didivisi redaksi, PT. Bandung Media Televisi Indonesia memiliki sarana dan prasarana, adapun sarana dan prasarana yang dimiliki diantaranya :

Tabel 1.1

Sarana dan Prasaranan Pada Divisi Redaksi PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Bandung Jawa Barat

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Komputer 4

2 Internet 1

3 Papan Pengumuman 1

4 Kamera 25

5 Telefon 4

6 Studio 1

11 Ruangan 18


(34)

13 Kursi 40

15 Meja 10

Sumber: Company Profile Bandung Media Televisi Indonesia, 2013.

1.10. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan 1.10.1.Tempat Praktek Kerja Lapangan

Lokasi penulis melaksanakan Praktek kerja lapangan adalah di PT. Bandung Media Televisi Indonesia, Jalan Pacuan Kuda No. 63 Arcamanik Bandung.

1.10.2.Waktu dan Praktek Kerja Lapangan

Waktu atau lamanya Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 minggu, yaitu dimulai dari tanggal 22 Juli sampai dengan tanggal 11 Agustus 2013 setiap harinya kegiatan dimulai pukul 08.00 s.d 17.00 (terkadang penulis dapat pulang lebih cepat bila pekerjaan sudah selesai lebih dulu) setiap hari Senin-Sabtu, sedangkan pada hari Minggu, penulis tidak melaksanakan Praktek Kerja (libur).


(35)

25

BAB II

PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.Bandung Media Televisi Indonesia, penulis melaksanakan tugas ataupun pekerjaan yaitu sebagai reporter. Adapun daftar pekerjaan penulis setiap minggunya tertera pada table berikut ini :

Tabel 2.1

Jadwal PKL di Bandung TV

NO. HARI KEGIATAN KETERANGAN

Rutin Insidental

1. Senin

22 Juli 2013

Awal PKL perkenalan Pada

Bagian Redaksi 

2. Selasa

23 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

3. Rabu

24 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

4. Kamis

25 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

5. Jum‟at

26 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

6. Sabtu

27 Juli 2013

Melakukan liputan dan


(36)

7. Senin 29 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

8. Selasa

30 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

9. Rabu

31 Juli 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

10. Kamis

1 Agustus 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

11. Juma‟at

2 Agustus 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

12. Sabtu

3 Agustus 2013

Melakukan liputan dan

Membuat naskah berita. 

13. Senin

5 Agustus 2013

Membuat rundown berita dan

memilih berita 

14. Selasa 6 Agustus 2013

Membuat rundown berita dan

memilih berita 

15. Rabu

7 Agustus 2013

Membuat rundown berita dan

memilih berita 

16. Kamis

8 Agustus 2013

Membuat rundown berita dan

memilih berita 

17. Jum‟at

9 Agustus 2013

Membuat rundown berita dan

memilih berita 

18. Sabtu

10 Agustus 2013

Membuat rundown berita dan

memilih berita 


(37)

2.1.1 Deskripsi Kegiatan PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Selama penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Bandung Media Televisi Indonesia sebagai reporter dan penulis naskah berita, penulis melakukan dua kegiatan liputan yaitu liputan rutin dan liputan insidental.

2.1.1.1. Kegiatan Liputan Rutin

Kegiatan liputan rutin merupakan liputan dimana penulis meliput kegiatan yang telah diberikan ataupun diperintahkan oleh redaktur kepada penulis untuk meliput suatu peristiwa. Adapun beberapa liputan rutin yang telah penulis lakukan selama PKL berlangsung, diantaranya :

 Melakukan liputan ke Dinas Tata Kota Bandung pada tanggal 23 Juli 2013.

 Melakukan liputan ke DPRD Jabar mengenai perbaikan jalan pada tanggal 25 Juli 2013.

 Melakukan liputan ke P.O Bus Pahala Kencana pada tanggal 27 Juli 2013.

 Melakukan liputan di terminal Cicaheum (H-8) lebaran dan peliputan jasa angkutan peti kemas di jalan Gede Bage Bandung pada tanggal 31 Juli 2013.

 Melakukan liputan ke Gedung Sate terkait mudik geratis bagi PNS pada tanggal 2 Agustus 2013.


(38)

 Melakukan liputan di terminal Cicaheum (H-5) lebaran pada tanggal 3 Agustus 2013.

Gambar 2.1.

Liputan Rutin di Terminal Cicaheum Bandung

Sumber : Penulis, Juli-Agustus 2013

2.1.1.2. Kegiatan Liputan Insidental

Kegiatan liputan insidental merupakan kegiatan liputan yang sifatnya mendadak. Liputan ini dilakukan diluar perintah redaktur untuk meliput suatu peristiwa. Adapun beberapa liputan insidental yang telah penulis lakukan selama PKL berlangsung, diantaranya :

 Melakukan liputan souldante cafe dan pameran panca masa di Bandung Hyper Square pada tanggal 23 Juli 2013.


(39)

 Melakukan liputan bakti sosial di lingkungan Departemen Agama pada tanggal 29 Juli 2013.

 Melakukan liputan banjir di Jalan P.H.H. Mustofa Bandung pada tanggal 30 Juli 2013.

 Melakukan liputan di Lapas Kebonwaru Bandung pada tanggal 1 Agustus 2013.

Gambar 2.2.

Liputan Insidental Banjir di Jalan P.H.H Mustofa

Sumber : Penulis, Juli-Agustus 2013

Setelah penulis melakukan kegiatan liputan baik liputan rutin ataupun liputan insidental, penulis melakukan kegiatan rutin kembali yaitu menulis naskah berita yang nantinya akan di tayangkan, salah satu contoh penulisan


(40)

naskah berita, rundown berita teknis, dan rundown berita teks seperti di bawah ini :

Gambar 2.3. Naskah Berita


(41)

Gambar 2.4. Rundown Berita Teknis


(42)

Ganbar 2.5.


(43)

(44)

(45)

(46)

2.2 Analisa Kegiatan Selama PKL

Penulis berterima kasih telah mendapatkan kesempatan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan PT. Bandung Televisi Media Indonesia yang ditempatkan di bagian redaksi sebagai reporter. Kesempatan itu telah memberikan banyak menfaat dan pengalaman bagi penulis, khususnya mengenai teknik penulisan berita dan cara peliputan berita serta umumnya mengenai kerja wartawan dalam dunia pertelevisian juga teori-teori jurnalistik yang sedang penulis pelajari selama di perkuliahan.

Dalam praktek kerja lapangan ini, penulis jadi lebih banyak mengetahui tentang dunia jurnalistik atau pertelevisian, di mana seorang wartawan itu harus cepat tanggap dalam mencarai berita dan menanggapi sebuah peristiwa yang terjadi di masyarakat. Berikut penulis akan menjelaskan sedikit tentang apa itu jurnalisme dan ciri-ciri jurnalisme.

Pengertian Jurnalisme

Jurnalisme atau sering disebut jurnalistik adalah teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan sampai menyebarluaskan kepada khalayak. Dari defenisi diatas, kegiatan jurnalisme dapat dibagi menjadai tiga bagian atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang wartawan. Yaitu:

1. Mencari serta mengumpulkan berita atau informasi

2. Mengolah informasi atau data yang diperoleh untuk dijadikan sebuah berita


(47)

Ciri-ciri Jurnalisme 1. Skeptis

Sikap skeptis ini merupakan salah satu cirri khas jurnalisme yang sangat penting ditanamkan dalam diri seorang wartawan atau reporter. Menurut Tom Friedmaen dari New York mengatakan bahwa skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu.

2. Bertindak

Bertindak (action) adalah corak kerja seorang wartawan. Dalam sikap bertindak ini, wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.

3. Berubah

Dalam pengertian yang luas, cirri ini menunjukkan bahwa jurnalisme itu mendorong terjadinya perubahan. Perubahan memang merupakan hokum utama jurnalisme. Theodore Jay Gordon dari Future Group di Noank, Connecticut, mengatakan bahwa ada empat daya atau kekuatan yang mengubah dunia jurnalistik pasca industrialisasi, yaitu :


(48)

 Globalisasi dari komunikasi, dimana geografi menjadi kurang penting.

 Perubahan demografi, terutama pertambahan jumlah orang0orng yang berumur diatas 40 tahun.

 Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat.

4. Seni dan Profesi

Jurnalisme adalah seni dan profesi dengan tanggung jawab professional (art and craft with professional responsibilities) yang mensyaratkan wartawannya melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik. Tetapi mata itu harus mempunyai focus, suatu arah untuk mengawali pandangan. Hal ini penting bagi penulis berita untuk menunjukkan arah yang wajar.

Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat di Indonesia membawa perubahan tersendiri dalam acara pemilihan media di masyarakat. Tidak lagi hanya surat kabar, sekarang sampai pelosok pun masyarakat bisa menikmati media elektronik baik televisi maupun radio. Ini disebabkan upaya pemerintah menghapuskan kesenjangan informasi antara daerah terpencil atau pedesaan dengan perkotaan.

Dalam penyampaian pesan, antara media massa cetak dan media massa elektronik terdapat perbedaan yang mendasar. Pesan-pesan yang disiarkan oleh media massa elektronik diterima oleh khalayak hanya sekilas dan khalayak harus selalu berada didepan pesawat televisi, sedangkan


(49)

pesan-pesan yang disiarkan media cetak dapat dikajiulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca pada tiap kesempatan (Onong U. Effendy, 1999:145)

Media elektronik sendiri bukan tidak memiliki kelebihan. Televisi dan radio dapat melaporkan sebuah kejadian secara langsung dan dalam hitungan 24 jam. Terlebih dengan adanya teknologi satelit, sebuah kejadian bisa dilihat langsung oleh pemirsa memlalui stasiun televisi yang melakukan siaran langsug dari tempat kejadian.

Televisi telah menjadi media dominant komunikasi massa di dunia dan sampai sekarang masih terus berkembang (William L. Rivers – Jay W. Jensen – Theodore Peterson, 2003:21). Begitu pula di Indonesia, televisi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mempengaruhi persepsi masyarakat.

Lahirnya stasiun televisi swasta membuat arus informasi dan berita tidak lagi di monopoli oleh stasiun televisi pemerintah. Penyajian berita sekarang beragam antara satu stasiun dengan stasiun lainnya. Masing-masing stasiun televisi berusaha menjadi yang terdepan dalam menyajikan berita dan menampilkan gambar yang terbaik dari tempat kejadian. Pemerintah tidak bisa menutupi sebuah berita tentang pejabat yang korupsi, karena pers telah mendapatkan kebebasannya.

Berita-berita yang menyangkut kepentingan publik diberikan porsi yang besar di media massa. Di televisi sebuah isu publik dimaksudkan dalam acara-acara khusus yang mengkaji lebih mendalam tentang sebuah kebijakan pemerintah tentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) misalnya.. menjelaskan duduk persolan dengan tabel dan grafis kemudian menghadirkan pejabat pemerintah yang menguasai masalah tersebut. Investigasi pun kerap kali dilakukan untuk mengungkapkan kebenaran.


(50)

Dimaksudkan pula gambar wawancara dengan masyarakat yang pro dan kontra seputar masalah kenaikan harga BBM. Ada semacam efek dramatis yang muncul dari visual dan musik yang ditayangkan dan pemirsa pun menyukai hal-hal tadi.

Ketertarikan manusia terhadap kehidupan manusia lainnya menjadikan acara-acara tadi digemari dan banyak disiarkan di stasiun televisi. Terlebih bila berkaitan dengan orang ternama, pejabat pemerintah dan artis.

Bagaimana jurnalistik berkembang akan melahirkan sebuah bentuk jurnalisme baru. Hal tersebut lahir karena di dasari salah satu fungsi pers yaitu menghibur. Selama tidak keluar dari kaidah-kaidah jurnalistik, tentu fungsi tadi akan dirasakan manfaatnya oleh khalayak.

2.2.1 Tinjauan Teori

Menurut Onong U. Effendy (1986:96), jurnalistik adalah ilmu yang merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Peristiwa besar ataupun kecil, tindakan organisasi maupun pendapat individu, asal hal itu diperkirakan dapat menarik massa pembaca, pendengar ataupun pemirsa, akan menjadi bahan dasar jurnalistik untuk kemudian diolah menjadi berita yang dapat disebarluaskan kepada masyarakat.

Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti proses pentrasmisian lambang-lambang bermakna yang mengandung ide, informasi, kepercayaan, perasaan, dan lain-lain, yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain.


(51)

Massa adalah khalayak dalam jumlah relative sangat banyak, yang terlibat dalam proses komunikasi sebagai komunikan dan berkumpul dengan tujuan yang berbeda-beda

Media adalah sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya tau kedua-duanya.

Jadi, Komunikasi Media Massa adalah komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti kata khalayak dalam jumlah relative sangat banyak secara bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut: misalnya surat kabar, siaran radio, siaran televisi, dan film teatrikal yang ditayangkan di gedung bioskop.

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi.

Menurut Adi Negoro, Publisistik adalah ilmu pernyataan antara manusia yang bersifat umum dan actual. Itulah sebabnya, wartawan dinilai sebagai sebuah profesi. Sebagai profesi, jurnalistik terikat kepada ‘Kode Etik’ dan ‘Kriteria’.

Kode Etik dimaksudkan sebagai norma yang mengikat pekerjaan yang ditekuninya, sedangkan criteria yang dimaksud sebagai alat seleksi karena tidak setiap orang dapat dengan bebas memasuki lingkaran suatu profesi.


(52)

Bagi jurnalistik Indonesia, sampai sekarang masih diberlakukan apa yang disebut “ Kode Etik Jurnalistik”. Sedangkan berkenaan dengan kriteria profesi, Lakshamana Rao, dalam sebuah monografi mengenai penelitian komunikasi, menyebutkan empat kriteria untuk menunjukkan bahwa suatu pekerjaan itu disebut sebagai suatu profesi, yaitu:

1. Harus terdapat kebebasan dalam pekerjaan jurnalistik

2. Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan jurnalistik 3. Harus ada keahlian (expertice)

4. Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik pekerjaan jurnalistik

Selain itu, Muchtar Luthfi juga menjelaskan bahwa suatu pekerjaan itu disebut Profesi jika memenuhi kriteria-kriteria :

1. Merupakan Panggilan hidup dan penuh waktu 2. Harus mengandung suatu keahlian

3. Memiliki teori-teori yang baku secara universal

4. Merupakan suatu pengabdian, bukan untuk mencari materi hanya untuk kepentingan dirinya sendiri

5. Harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif

6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan profesinya 7. Memiliki kode etik profesi


(53)

8. Harus mempunyai klien, yakni orang-orang yang memerlukan layanan atas jasa profesi itu.

Dari dua kutipan diatas, nampak dengan jelas bahwa suatu profesi tidak mudah diperoleh secara bebas oleh setiap orang, ataupun diberikan kepada sembarang orang hanya karena alasan-alasan non-profesiaonal.

Misanya, benarkah Budaya “amplop” dilingkungan sebagian kecil wartawan itu bersumber seutuhnya pada kenyataan masih rendahnya budaya disiplin wartawan? Padahal wartawan, disisi lain, sangat terikat pada etika kejujuran, kebebasan dan obyektifitas.

Karena itu, jika jurnalistik juga merupakan suatu profesi, maka paling tidak ia harus terikat pada satu kode etik dan memiliki sejumlah kriteria seperti disebutkan diatas.

Definisi dari Berita (News) itu sendiri adalah laporan mengenai hal atau peristiwa yang baru terjadi, menyangkut kepentingan umum, dan disiarkan secara cepat oleh media massa : surat kabar, majalah, radio, dan televisi.

Defenisi Jurnalistik yaitu keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat.

Pers merupakan sarana untuk menyebarkan hasil olahan jurnalistik. Pers lebih bersifat teknis, sebagai saluran dari produk jurnalistik


(54)

1. Fungsi Menyiarkan Informasi : Merupakan fungsi utama media massa, melayani masyarakat akan informasi, maka pers senantiasa berusaha pula menyajikan tentang banyak hal yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan

2. Fungsi Mendidik : Media massa menyajikan pesan-pesan yang mengandung pengetahuan, serta sekaligus dapat dijadikan media massa pendidikan

3. Fungsi Menghibur : dalam memainkan fungsinya untuk menghibur, media masa biasanya menyajikan rubrik-rubrik atau program-program yang bersifat hiburan

4. Fungsi Mempengaruhi : melalui fungsi ini pers memegang peranan penting dalam tatanan kehidupan masyarakat, khususnya untuk melakukan kontrol sosial secara bebas dan bertanggung jawab.

Para pelaku komunikasi massa yang bertindak sebagai komunikator, merupakan orang yang membuat produk jurnalistik berupa berita. Merekalah yang kemudian kita kenal sebagai wartawan, jurnalis, ataupun reporter. Wartawan, jurnalis, atau reporter adalah orang yang ditugaskan meliput peristiwa yang terjadi di masyarakat untuk dijadikan bahan berita media massa.


(55)

Berikut akan di deskripsikan satu persatu kegiatan-kegiatan yang penulis lakukan selama PKL :

1. Breafing

Kegiatan yang dilakukan di dalam breafing yaitu pemberian pengarahan kerja dan pembagian tugas, berita apa saja yang harus di cari dan narasumber yang harus di wawancara, namun terkadang berita tersebut telah ada karena pihak narasumber sendiri yang memberikan berita, serta bagaimana mengetik atau menulis berita yang baik.

Selama penulis melakukan kegiatan PKL di PT. Bandung Televisi Media Indonesia kegiatan brefing selalu dilakukan antara wartawan dengan redaktur guna menunjang pada saat praktek dilapangan.

2. Meliput Berita

Dalam meliput berita, seorang wartawan berarti mencari informasi selengkap-lengkapnya tentang suatu hal yang dianggap penting untuk khalayak umum dengan langsung datang ke tempat dimana informasi itu berada.

3. Wawancara

Melakukan wawancara tidak dilakukan secara sembarangan, tapi menggunakan kaidah-kaidah yang terdapat


(56)

dalam kode etik jurnalistik, seperti yang akan di jelaskan di bawah ini:

 Adakalanya kita harus mengetahui pengertian dari wawancara itu.

 Wawancara adalah merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data atau fakta.

 Pelaksanaanya bias secara langsung bertatap muka (face to face) dengan orang yang diwawancarai (interview), atau bias secara tidak langsung seperti melalui telepon, internet, atau surat (wawancara tertulis).

Dalam kegiatan wawancara yang penulis lakukan dalam wawancara yaitu menggunakan metode bertatap muka (face to face) dengan orang yang diwawancarai langsung. Adapun beberapa narasumber yang telah penulis wawancarai, diantaranya :

 Mewawancarai Kepala Departemen Agama Kota Bandung.  Mewawancarai salah satu anggota DPRD Jabar mengenai

penertiban para Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung.  Mewawancarai Kepala Terminal Cicaheum Bandung

mengenai arus mudik 2013.

 Mewawancarai Staf jasa angkutan barang peti kemas.  Mewawancarai pemilik jasa angkutan peti kemas.


(57)

A. Macam-macam wawancara

a) Wawancara berita (news-peg interview), yaitu wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan interview tentang suatu masalah atau peristiwa. b) Wawancara pribadi (personal interview), yaitu wawancara untuk

memperoleh data tentang diri pribadi dan pemikiran interview meliputi identitas diri, perjalanan hidupnya, dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait dengan profesinya.

c) Wawancara ekslusif (exclusive interview), yaitu wawancara yang dilakukan seseorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus dengan interview, berkaitan dengan masalah tertentu di tempat yang disepakati bersama oleh pewawancara dan interview.

d) Wawancara sambil lalu (casual interview), yaitu wawancara yang dilakukan tidak secara khusus, berlangganan secara kebetulan, tidak ada perjanjian atau kesepakatan terlebih dahulu dengan interview. Misalnya mewawancarai seorang pejabat, sebelum, setelah atau di tengah suatu acara yang ia hadiri, bahkan ketika pejabat tersebut sedang berjalan menuju mobilnya.

e) Wawancara keliling (man in the street interview), yaitu wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan


(58)

menghubungi berbagai interview secara terpisah, yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran. Wartawan melakukan wawancara dengan saksi mata, korban, dan lainnya tentang peristiwa itu.

Dari beberapa macam jenis wawancara yang ada diatas, penulis melakukan semua jenis wawancara di atas selama melakukan PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia.

Pada umumnya seorang jurnalis mempunyai kiat yang berbeda-beda untuk memancing seseorang berbicara atau berkomentar tentang suatu hal. Namun yang harus diingat adalah pada dasarnya, wawancara akan berjalan dengan baik melalui kecerdikan mengajukan pertanyaan, kepekaan mendengarkan atau mencerna jawaban. Kecerdikan itu bergantung pada dua tahap, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan wawancara.

Tahap persiapan

1. Tentukan topik pembicaraan atau permasalahan yang akan dibicarakan.

2. Pelajari topik tersebut secara mendalam sehingga kita benar-benar menguasai permasalahan yang ada. Janganlah kita mewawancarai dengan kepala kosong.


(59)

3. Rumuskan pertanyaan: buatlah daftar pertanyaan secara mendalam. Daftar pertanyaan ini sifatnya tidak tetap tapi fleksibel. Kejelian wartawan untuk menyimak jawaban dan memberikan pertanyaan lanjutan akan menentukan bobot dari wawancara tersebut.

4. Jalin hubungan yang baik denagn pihak yang hendak di wawancarai.

Pelaksanaan Wawancara

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika pelaksanaan wawancara, yaitu :

1. Datang tepat waktu yang telah disepakati. 2. Memperhatikan penampilan.

3. Datang dengan persiapan dan pengetahuan masalah.

4. Sebaiknya mengemukakan alasan kedatangan (maksud dan tujuan) sebagai pengantar ataupun basa-basi untuk menjaga suasana psikologis interview.

5. Pertanyaan hendaknya dimulai dengan hal-hal umum (secara garis besar), dan setiap pertanyaan mengarahkan narasumber pada inti pertanyaan.

6. pertanyaan tidak bersifat interogatif atau terkesan memojokkan interview sebagai “ terdakwa “ dan hindari sebisa mungkin perkataan yang cendrung menggurui.


(60)

7. Dengarkan jawaban dengan baik, dan boleh menyela jika interview menyimpang dari topik wawancara. Dan sebaikanya selaan dilakukan ketika interview dalam keadaan rileks.

8. Siapkan catatan. Jangan ragu untuk menuliskan dan mengajukan pertanyaan baru yang muncul saat mendengarkan jawaban.

B.Terdapat dua pola wawancara

Selama penulis melakukan PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia ada dua pola wawancara yang penulis gunakan, diantaranya :

1. Funnel Interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti bentuk corong.

Pola ini paling banyak digunakan, yang paling rileks dirasakan oleh narasumber maupun reporter. Dalam pola ini pertanyaan-pertanyaan yang berat dan serius sedapat mungkin dikemas dan diubah menjadi sebaliknya.

Wawancara ini berguna ketika:

 Sumber berita tidak termasuk orang yang sudah biasa diwawancarai

 Lamanya wawancara tidak menjadi masalah  Latar belakang pribadi memang perlu ditanyakan.


(61)

2. Inverted funnel interview, yaitu pola yang disusun dengan cerobong terbalik. Disini reporter langsung menanyakan masalah-masalah pokok tanpa harus memulainya dengan pertanyaan-pertanyaan umum.

Dalam wawancara sering juga muncul masalah-masalah yang sifatnya pribadi. Berkenaan dengan ini ada beberapa petunjuk praktis, antara lain:

a. Buatlah persiapan sebelum wawancara, usahakan mengetahui lebih dulu masalah-masalah umum lainnya yang berkaitan dengan kehidupan yang lebih pribadi.

b. Usahakan wawancara face to face c. Rileks

d. Cairkan situasi yang dingin dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya umum.

e. Ada baiknya tanpa catatan, recorder maupun kamera f. Jika harus menggunakan recorder, cari saat yang tepat

g. Kadang-kadang ada baiknya membiarkan sumber berbicara sendiri tanpa banyak pertanyaan.

h. Beri kata-kata pengantar sebelum masuk pertanyaan.


(62)

4. Menulis Berita

Dalam Menulis berita, seorang reporter/ wartawan mengacu kepada “karakteristik utama” berita layak muat yang telah dibicarakan di muka, untuk kemudian dipadukan dengan “rumus

umum” penulisan sebuah berita (reportase atau laporan), agar

tercipta sebuah berita yang lengkap dan tidak membuat pembaca bertanya-tanya dengan kata lain menulis berita berarti kita mendeskripsikan informasi yang kita dapat.

Rumus umum yang dimaksud biasa dikenal dengan 5W+1H, kependekan dari:

- What = apa yang terjadi

- Where = di mana hal itu terjadi - When = kapan peristiwa itu terjadi

- Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu - Why = kenapa hal itu terjadi, dan

- How = bagaimana peristiwa itu terjadi

The art writing (seni menulis) merupakan hal penting untuk menjadikan berita dan (enak) dibaca/ didengar orang.

Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia disamping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofi, dan ragam bahasa literer (sastra) (Sudaryanto,1995). Dengan demikian bahasa


(63)

jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain.

Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar,1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiklah yang bisa di kategorikan sebagai bahan jurnalistik atau pers.

Bahasa jurnalistik itu sendiri juga memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan diberitakan. Dalam menulis banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik karena penentuan masalah, angel tulisan, pembagaian tulisan, dan sumber (bahan tulisan). Namun sesungguhnya bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia baku dalam pemakaian kosakata, struktur sintaksisi dan wacana (Reah 2000). Karena berbagai keterbatasan yang dimiliki surat kabar (ruang,waktu) maka bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu:

1. Singkat, bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele.

2. Padat, bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang diperlukan pembaca sudah tertampung didalamnya.


(64)

Menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata mubazir dan menerapkan ekonomi kata.

3. Sederhana, bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal dan sederhana, bahkan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya.

4. Lugas, bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.

5. Menarik, dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh dan berkembang.

6. Jelas, Informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak umum (pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan makna yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda (ambigu).

Sifat-sifat tersebut merupakan hal yang harus dipenuhi oleh ragam bahasa jurnalistik mengingat surat kabar dibca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Bahasa jurnalistik sangat mengutamakan kemampuan untuk menyampaikan semua informasi atau berita yang dibawa kepada pembaca secepatnya dengan mengutamakan daya komunikasinya.


(65)

Unsur-unsur yang terdapat dalam penulisan berita yaitu What (apa yang terjadi), Where (di mana hal itu terjadi), When (kapan peristiwa itu terjadi), Who (siapa yang terlibat dalam kejadian itu), Why (kenapa hal itu terjadi), dan How (bagaimana peristiwa itu terjadi) selalu penulis lakukan guna menunjang tulisan dan penulis selalu menulis naskah berita dengan singkat, padat, sederhana, lugas, menarik dan jelas.

2.2.2 Tinjauan Masalah

Wartawan yang bertugas melaksanakan kegiatan komunikasi massa, merupakan sebuah profesi yang mengemban tugas mulia menginformasikan sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya kepada masyarakat luas.

Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkn Kode Etik sebagai berikut:

1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar

2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi

3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tidak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat


(66)

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebbutkan identitas korban kejahatan susila

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi

6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, mengenai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.

Singkatnya ada dua jenis wartawan berdasarkan tugasnya yang dikerjakannya, yaitu Reporter dan Editor. Istilah report yang artinya „

Laporan‟, jadi seperti yang dikatakan Rosihan Anwar, Reporter adalah

Jurnalistik atau orang yang mencari, menghimpun dan menulis berita (Anwar 1996:1).

Jurnalisme mata dan telinga (sight and sound journalism) merupakan satu-satunya bentuk baru kewartawanan yang muncul. Ia adalah media massa, media universal. Keduanya mempunyai keterbatasan dan keunggulan tersendiri dibandingkan jurnalisme cetak. Berita-berita siaran beroperasi dalam perhitungan waktu.


(67)

Teknik-Teknik Jurnalistik 1. Information Gathering

- Mengumpulkan - Mencari

- Menelusuri - Menyelidiki - Memantau - Mewawancarai - Menghimpun

2. Information Processing

- Menyuysun - Mengolah - Merangkum - Merumuskan - Menganalisis - Menggambarkan - Mengkemas - Mengulas - Mengedit - Mengkoreksi


(68)

3. Information Publishing

- Mempublikasikan - Menyebarluaskan - Menyajikan - Menyalurkan - Membentukkan - Mengekspos - Mendistribusikan

Efek Media

A. Efek media menurut Individu, yaitu :

1. Secara kognitif adalah menuntut pemikiran dan pengetahuan

2. Afeksi adalah lebih keemosian dan perasaan

3. Konasi adalah kecendrungan dan perilaku yang ada pada akhirnya menghasilkan suatu perilaku

B. Efek media menurut Sosial/Kelompok,yaitu :

Efeknya terjadi secara sosial tapi perlu proses atau waktu yang lebih lama dan efeknya diterima secara serempak


(69)

(70)

59

3.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) maka diperoleh kesimpulan bahwa pengaplikasian teori mengenai jurnalistik yang sebagaimana telah diberikan di dalam perkuliahan sangat terlihat, bisa dipraktekan langsung dan bisa dirasakan oleh penulis sendiri seperti apa yang namanya dunia jurnalistik, secara real atau nyata nya dilapangan. Kegiatan praktek kerja lapangan ini memberikan banyak manfaat yang dapat dijadikan sebagai pengalaman sekaligus proses pembelajaran bagi penulis.

1. Divisi redaksi di PT. Bandung Media Televisi Indonesia, adalah suatu divisi pemberitaan yang memberikan layanan kepada masyarakat luas khususnya Jawa Barat mengenai informasi-informasi. Divisi ini memiliki struktur redaksi yang cukup baik dengan tugas-tugasnya masing-masing guna menghasilkan informasi yang akurat dan bertanggungjawab.

2. Kegiatan rutin yang dilakukan penulis selama PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia diantaranya liputan di Dinas Tata Kota Bandung, DPRD Jawa Barat, P.O Pahala Kencana, terminal Cicaheum, dan Kantor Gubernur (Gedung Sate).

3. Kegiatan insidental yang dilakukan penulis selama PKL di PT. Bandung Media Televisi Indonesia diantaranya liputan di Souldante Cafe, Pameran


(71)

Panca Masa, Bakti Sosial di Lingkungan Departemen Agama, Banjir, Lapas Kebon Waru Bandung.

3.2. Saran

3.2.1. Saran Untuk Perusahaan

Gambaran mengenai tempat Praktek Kerja Lapangan di PT. Bandung Media Televisi Indonesia adalah profesional dan melayani dengan baik. Namun demikian, penulis memiliki saran yang mungkin akan bermanfaat bagi instansi terkait, yaitu :

1. Pihak instansi lebih merangkul mahasiswa PKL untuk lebih mendalami pekerjaan sesuai bidangnya.

2. Mahasiswa PKL diberi kesempatan untuk lebih terlibat dalam berbagai kegiatan internal dan eksternal.

3. Sebaiknya PT. Bandung Media Televisi Indonesia lebih meningkatkan lagi kinerjanya terhadap program-program yang sudah ada, mengadakan training-training untuk karyawannya, dengan tujuan agar Sumber Daya Manusia yang tergabung dalam perusahaan memiliki keterampilan dan kemampuan yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dapat memberikan sesuatu yang terbaik lagi bagi perusahaan khususnya dan masyarakat pada umumnya.


(72)

3.1.1 Saran Untuk Mahasiswa PKL

1. Bekali diri dengan berbagai ilmu yang telah dipelajari untuk kemudian diaplikasikan secara langsung di tempat PKL.

2. Segeralah mencari dan mengirimkan surat permohonan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) ke tempat yang dituju, karena di tiap instansi memiliki aturan yang berbeda sepeti hal dalam penerimaan mahasiswa yang akan mengikuti PKL di instansi terkait.

3. Setelah mendapat surat balasan dari perusahaan, dan mulai PKL di perusahaan terkait mahasiswa harus disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. 4. Mahasiswa PKL harus lebih aktif lagi bertanya bila mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan, teliti dan bertanggung jawab dalm tugas.

5. Mahasiswa PKL harus dapat bekerja sama dengan karayawan terkait dalam berbagai divisi dan bekerjasama dengan mahasiswa PKL lainnya.


(73)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhamad Zamzam Maulana Sidiq

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 28 September 1991

Umur : 22 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Tinggi, Berat badan : 165 cm, 75 kg

Gol. Darah : A

Agama : Islam

Alamat : Jl. Titimplik Dalam No 11s/151c Rt 03 Rw 05 Kel. Sadang Serang Kec. Coblong Bandung

Kewarganegaraan : Indonesia (WNI)

Hobby : Menulis, Hiking, Traveling, Mendaki Gunung

Telephone : 085795969416

Email : - lhokshukon_28z4m2@yahoo.com


(74)

Latar belakang Pendidikan

Pendidikan Formal

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 1996 - 1997 TK Tjendrawasih, Bandung Berijazah 2. 1998 - 2003 SDN Tilil II, Bandung Berijazah 3. 2004 - 2006 SMPN 1 Leles, Garut Berijazah 4. 2007 – 2009 SMAN 1 Leles, Garut Berijazah 5. 2010 – Sekarang Sebagai mahasiswa Fak.

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

-

Pendidikan Non Formal

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2000 – 2002 Bimbingan Belajar Aritmatika -

2. 2000 – 2003 Bimbingan Belajar bahasa Inggris


(75)

Pengalaman Organisasi

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2004 – 2006 Anggota Pramuka (SMPN 1 Leles, Garut)

Bersertifikat

2. 2007 – 2008 Anggota Pramuka Tingkat Penegak (SMAN 1 leles, Garut)

Bersertifikat

3. 2007 – 2009 Anggota KIR (SMAN 1 Leles, Garut)

Bersertifikat

4. 2007 - 2008 Anggota Kesenian Tradisional (SMAN 1 Leles, Garut)

Bersertifikat

5. 2009 – 2010 Anggota Persib Viking Fans Club Bandung

Bersertifikat

6. 2013 - sekarang Anggota Pecinta Alam dan Penempuh Rimba

(TRIKUMBARA)


(76)

Pelatihan dan Seminar

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Table Manner di Amaroosa Hotel Bandung

Bersertifikat

2. 2011 Seminar Islam dan Minoritas Pembangunan di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

3. 2011 One Day Workshop Mc dan Radio Annaouncer di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

4. 2011 Seminar Fotografi “SHUTTER” di

Kompas Bandung

Bersertifikat

5. 2012 Workshop Sinematografi Communication di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

6. 2012 Study Tour Mass Media ke Trans Tv Jakarta

Bersertifikat

7. 2012 Peringatan 57 Tahun Konperensi Asia Afrika di Gedung Museum Asia Afrika Bandung

Bersertifikat

8. 2013 Seminar Sosialisasi Empat Pilar

bersama MPR – RI Di Samudera Beach


(77)

Hotel Sukabumi

9. 2013 Seminar Topik Citizen Journalism di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

Pengalaman Kerja

No. Tahun Uraian Keterangan

1. Juli – Agustus 2013 PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2. Juli 2013 – Sekarang Media Cetak Destinasia

Magz ( majalah pariwisata)

Wartawan Foto dan Tulis 3. Agustus 2013 –

Sekarang

Media Online Bogor, Biro Bandung

Targetabloid.co.id

Wartawan Foto dan Tulis

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Bandung, Desember 2013

Hormat Saya


(1)

3.1.1 Saran Untuk Mahasiswa PKL

1. Bekali diri dengan berbagai ilmu yang telah dipelajari untuk kemudian diaplikasikan secara langsung di tempat PKL.

2. Segeralah mencari dan mengirimkan surat permohonan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) ke tempat yang dituju, karena di tiap instansi memiliki aturan yang berbeda sepeti hal dalam penerimaan mahasiswa yang akan mengikuti PKL di instansi terkait.

3. Setelah mendapat surat balasan dari perusahaan, dan mulai PKL di perusahaan terkait mahasiswa harus disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. 4. Mahasiswa PKL harus lebih aktif lagi bertanya bila mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan, teliti dan bertanggung jawab dalm tugas.

5. Mahasiswa PKL harus dapat bekerja sama dengan karayawan terkait dalam berbagai divisi dan bekerjasama dengan mahasiswa PKL lainnya.


(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhamad Zamzam Maulana Sidiq

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 28 September 1991

Umur : 22 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Tinggi, Berat badan : 165 cm, 75 kg

Gol. Darah : A

Agama : Islam

Alamat : Jl. Titimplik Dalam No 11s/151c Rt 03 Rw 05 Kel. Sadang Serang Kec. Coblong Bandung

Kewarganegaraan : Indonesia (WNI)

Hobby : Menulis, Hiking, Traveling, Mendaki Gunung

Telephone : 085795969416

Email : - lhokshukon_28z4m2@yahoo.com


(3)

Latar belakang Pendidikan Pendidikan Formal

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 1996 - 1997 TK Tjendrawasih, Bandung Berijazah 2. 1998 - 2003 SDN Tilil II, Bandung Berijazah 3. 2004 - 2006 SMPN 1 Leles, Garut Berijazah 4. 2007 – 2009 SMAN 1 Leles, Garut Berijazah 5. 2010 – Sekarang Sebagai mahasiswa Fak.

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

-

Pendidikan Non Formal

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2000 – 2002 Bimbingan Belajar Aritmatika - 2. 2000 – 2003 Bimbingan Belajar bahasa

Inggris


(4)

Pengalaman Organisasi

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2004 – 2006 Anggota Pramuka (SMPN 1 Leles, Garut)

Bersertifikat

2. 2007 – 2008 Anggota Pramuka Tingkat Penegak (SMAN 1 leles, Garut)

Bersertifikat

3. 2007 – 2009 Anggota KIR (SMAN 1 Leles, Garut)

Bersertifikat

4. 2007 - 2008 Anggota Kesenian Tradisional (SMAN 1 Leles, Garut)

Bersertifikat

5. 2009 – 2010 Anggota Persib Viking Fans Club Bandung

Bersertifikat

6. 2013 - sekarang Anggota Pecinta Alam dan Penempuh Rimba

(TRIKUMBARA)


(5)

Pelatihan dan Seminar

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Table Manner di Amaroosa Hotel Bandung

Bersertifikat

2. 2011 Seminar Islam dan Minoritas Pembangunan di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

3. 2011 One Day Workshop Mc dan Radio Annaouncer di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

4. 2011 Seminar Fotografi “SHUTTER” di Kompas Bandung

Bersertifikat

5. 2012 Workshop Sinematografi Communication di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

6. 2012 Study Tour Mass Media ke Trans Tv Jakarta

Bersertifikat

7. 2012 Peringatan 57 Tahun Konperensi Asia Afrika di Gedung Museum Asia Afrika Bandung

Bersertifikat

8. 2013 Seminar Sosialisasi Empat Pilar

bersama MPR – RI Di Samudera Beach


(6)

Hotel Sukabumi

9. 2013 Seminar Topik Citizen Journalism di Auditorium UNIKOM Bandung

Bersertifikat

Pengalaman Kerja

No. Tahun Uraian Keterangan

1. Juli – Agustus 2013 PT. Bandung Media Televisi Indonesia

Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2. Juli 2013 – Sekarang Media Cetak Destinasia

Magz ( majalah pariwisata)

Wartawan Foto dan Tulis 3. Agustus 2013 –

Sekarang

Media Online Bogor, Biro Bandung

Targetabloid.co.id

Wartawan Foto dan Tulis

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Bandung, Desember 2013

Hormat Saya