Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Divisi News PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

(1)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh Candra Kirana

41807094

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I 1.1 Sejarah PT. Bandung Media Televisi Indonesia ... 1

1.2 Logo Bandung TV ... 3

1.3 Visi Dan Misi Bandung TV ... 6

1.3.1 Visi Bandung TV ... 6

1.3.2 Misi Bandung TV ... 6

1.4 Profil Harian Bandung TV ... 7

1.5 Sejarah Divisi Pemberitaan Bandung TV ... 8

1.6 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan ... 12

1.7 Job Description ... 12

1.8 Deskripsi Seputar Bandung Raya Malam ... 14

1.9 Sarana dan Prasarana Divisi Pemberitaan (News) ... 16

1.9.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 19


(3)

2.2.1 Deskripsi Aktivitas Rutin ... 26

2.2.2 Insidentil Aktivitas Rutin ... 33

2.3 Analisa Aktivitas Praktek Kerja Lapangan ... 33

BAB III 3.1 Kesimpulan ... 53

3.2 Saran ... 55

3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 55

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 59


(4)

iii

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan ridhonya, penulis diberikan kekuatan, kemudahan, kelancaran, petunjuk dan ketabahan dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Laporan ini berisi kegiatan yang penulis lakukan saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bagian News PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) yang dilakukan dari tanggal 1 Agustus 2011 s/d 12 Agustus 2011.

Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami penulis. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan menjadi hambatan terbesar dalam penyusunan laporan ini. Tetapi berkat kerja keras, optimis dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis bisa menyelesaikannya dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar dapat memberikan menfaat dan kamajuan bagi peningkatan penulis di masa yang akan datang.

Penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana tanpa dukungan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Yadi Supriadi,S.sos, M.Phil selaku pembimbing di program Studi Ilmu Komunikasi dan Ibu Budi Hartati selaku pembimbing di PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) yang telah


(5)

iii besarnya kapada :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Bapak Drs. Manaf Solihat,M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Yadi Supriadi, S.Sos.,M.Phil selaku staf dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Juga selaku pembimbing Kuliah Kerja Praktek, yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelasaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

4. Mbak Intan,Kom.Amd dan Mbak Astri Iliawati Amd.Kom, selaku Sekretariat Jurusan yang telah membantu dalam dalam mengurus surat-surat PKL dan yang surat-surat lainnya.

5. Ibu Budi Hartati selaku pembimbing dari PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

6. Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan memberikan dorongan baik moril ataupun materi pada penulis.

7. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu, penulis ucapkan terima kasih.


(6)

iii berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 18 Desember 2011


(7)

1 BAB I

1.1 Sejarah PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Bandung adalah sejarah tanah Sunda dengan budaya yang berkembang pesat sejak pertengahan abad ke-5. Suatu tradisi budaya nusantara yang berkembang seiring dengan perkembangan jati diri bangsa Indonesia. Sejarah tanah Sunda menjadi komponen penting bagi terwujudnya ikatan tataran Sunda, suatu ikatan sejarah adanya kesamaan religi, kesadaran akan nilai-nilai pandang hidup yang “nyunda” sekaligus sejarah Kota Bandung sebagai daerah heroik dalam mempertahan kemerdekaan RI.

Peranan televisi sebagai produk revolusi elektronik dalam hubungannya dengan masyarakat, mengakibatkan mobilisasi aktifitas dalam skala yang sangat besar dan sangat kuat pengaruhnya terhadap tatanan kehidupan manusia.

Melihat fenomena tersebut, setelah sukses dengan Bali TV, Grup Bali Pos melebarkan sayapnya dengan mendirikan kembali stasiun TV, dan pilihan jatuh pada kota Bandung. Sebagai tempat yang strategis untuk berdirinya sebuah station TV yang sifatnya lokal.

Di tengah revolusi teknologi yang melanda masyarakat, Bandung TV hadir sebagai perwujudan kreativitas seni budaya masyarakat Sunda dalam menemukan jatidiri melalui media televisi.


(8)

Sebagai wadah kreativitas masyarakat Sunda, Bandung TV, televisi lokal pertama di Bandung dan Jawa Barat menitikberatkan program acaranya pada upaya pencerahan masyarakat dalam segala aspek kehidupan dengan fondasi seni budaya.

Titik berat ini dipilih karena seni budaya merupakan poros kehidupan yang menggerakan dimensi sosial dan ekonomi masyarakat. PT Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT Bali TV Narada. Dengan adanya usaha merevitalisasi jati diri daerah Jawa Barat, maka di harapkan akan mempererat negara kesatuan republik Indonesia ke dalam kebhineka tunggal ikaan .

Stasiun televisi Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan jam tayang mulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 24.00 WIB. Dengan channel 38 UHF 607.205 Mhz (5 KW), Bandung TV menjangkau Bandung Raya, Cimahi, Padalarang, Cianjur dan Cileunyi.

Sejalan dengan perkembangannya, di tahun 2006 Bandung TV sempat mengudara selama 12 jam, dari pukul 12.00 hingga 24.00, dan sejak awal tahun 2008, Bandung TV mengudara 16 jam, dari pukul 08.00 hingga 24.00 WIB.

Sejak awal penayangannya, secara demografi dan psikografi, Bandung TV berusaha meraih pemirsa dari semua kalangan, baik pria maupun wanita, dewasa dan anak-anak, tua dan muda, dengan program acara yang beragam.


(9)

Kepribadian yang bersahabat dan energik pun ditampilkan melalui program-program acara yang ditayangkan. Saat ini, Bandung TV memiliki sejumlah program yang menjadi andalan untuk disajikan kepada audience setiap harinya.

Pada awal penayangannya, terdapat 20 program yang disajikan. Kini, sejak awal 2008, terdapat sekitar tiga puluh lima program yang disajikan, hampir sembilan puluh persen merupakan in house production.

1.2 Logo PT Bandung Media Televisi (Bandung TV)

Logo dari PT. Bandung Media Televisi (Bandung TV) dapat dilihat dalam gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Logo Bandung TV


(10)

Bandung TV hadir dengan lambang bunga Wijaya Kusuma yaitu suatu lambang yang menggambarkan kejayaan dan simbol tradisi seni budaya ditatar Pasundan .

Logo Bandung TV terbangun dari beberapa unsur yaitu Kembang Cangkok Wijayakusumah, Kujang, serta tulisan BANDUNG merupakan manunggaling Tri Tangtu di Buana, yakni sang Rama, sang Resi ,serta sang Ratu, atau merupakan kesatuan hakiki dari sifat manusia linuhung yang silih asih, silih asah, serta silih asuh.

Selain itu, Bandung TV juga merancang sebuah slogan yang berbunyi “Jati Diri Pasundan”. Slogan ini merupakan wujud segmentasi Bandung TV yang selalu mengedepankan kearifan lokal Jawa Barat yang dikenal dengan tatar Pasundan.

Pada waktu dekat, Bandung TV berencana akan meluncurkan sebuah logo baru yang berubah warna menjadi merah sebagaimana dapat di lihat di gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2

Rencana Logo Bandung TV Baru


(11)

Logo diatas belum diperkenalkan secara resmi kepada pemirsa Bandung TV tetapi logo ini sudah mulai ditampilkan di program Seputar Bandung Raya Malam secara bergantian dengan logo Bandung TV yang terdapat di gambar 3.1.

Namun secara filosofi tidak merubah arti dari Logo Bandung TV yang pertama karena masih terbangun dari unsur yang sama yaitu , Kembang Cangkok Wijayakusumah, Kujang, serta tulisan BANDUNG merupakan manunggaling Tri Tangtu di Buana, yakni sang Rama, sang Resi ,serta sang Ratu, atau merupakan kesatuan hakiki dari sifat manusia linuhung yang silih asih, silih asah, serta silih asuh. Pembedanya hanya warna logo saja yang tidak begitu signifikan pada arti dari logo pertama.

Perubahan warna pada logo Bandung TV mengikuti kebijakan dari Bali TV Narada, yang dimana Bali TV Narada merupakan induk atau owner group jaringan antar TV lokal yang tersebar di berbagai daerah, berikut Stasiun TV yang terkoneksi dalam Kelompok Media Bali Post: 1. Bali TV

2. L Tv- Bandar Lampung 3. Sri Wijaya TV –Palembang 4. Bukit Tinggi TV- Padang 5. eBMS Tv – Porwokerto,Cilacap 6. Bandung TV;

7. Tvku ,Cakra Tv – Semarang 8. Yogya Tv

9. TATv -Solo 10. Surabaya TV


(12)

1.3 Visi dan Misi PT Bandung Media Televisi (Bandung TV) 1.3.1 Visi Bandung TV

Visi Bandung TV adalah sebagai media pencerahan dan pemberdayaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat di segala aspek kehidupan dengan fondasi budaya.

Menjadikan Bandung TV sebagai stasiun televisi yang terdepan dalam rangka memberikan informasi dan pencerahan yang cerdas di segala aspek kehidupan yang bertumpu pada fondasi budaya, serta mempunyai kepedulian nyata dalam berperan kemajuan masyarakat Bandung dan Jawa Barat, dan ikut menjaga keutuhan masyarakat Bandung, Jawa Barat.

1.3.2 Misi Bandung TV

Bandung TV menyediakan pilihan informasi, pendidikan, dan

hiburan bagi penguatan “ajen inajen” budaya masyarakat Bandung dan

Jawa Barat melalui sajian bermakna bagi pematangan, aktualisasi dan inspirasi bagi penciptaan akses terhadap perkembangan manusia seutuhnya.

Memberikan informasi yang lebih kepada masyarakat sekitar melalui program-programnya sesuai dengan kondisi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Menjadi Partner bagi Masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam ikut mensukseskan program-program pembangunan untuk kepentingan masyarakat banyak.


(13)

Membuat program-program siaran unggulan yang menggambarkan kebudayaan masyarakat Bandung, baik program yang bersifat kesenian, budaya dan pendidikan.

Memberikan program pada masyarakat melalui program-program acara yang bersifat edutainment.

1.4 Profil Harian PT Bandung Media Televisi (Bandung TV) On Air

Mulai mengudara : 3 Januari 2005

Jam Tayang : Pukul 14.00 WIB s.d 24.00 WIB

Demografi

Kelamin : Pria dan Wanita

Umur : Primer : 20 s.d diatas 50 tahun

Sekunder : Usia sekolah, di atas 12 tahun, remaja 13 s.d 19 tahun

Tersier : Dewasa 30 tahun ke atas Segmentasi Keluarga : Belum menikah dan menikah

Pekerjaan : Pelajar, ibu rumah tangga, professional, eksekutif, pengusaha

Psikografi

Status sosial : Semua Kalangan

Gaya Hidup : Modern


(14)

Redaksi dan Studio : GEDUNG PERS BANDUNG

Jl. Pacuan Kuda no.63, Arcamanik, Bandung Blog : http://bandungtv.blogspot.com/

Perwakilan : GEDUNG PERS PANCASILA

Jl. Palmerah Barat 21F Jakarta

Telp : 021-5357602, Fax : 021-5357605

1.5 Sejarah Divisi Pemberitaan Bandung TV

Setiap divisi dalam sebuah perusahaan media massa mempunyai sebuah sejarah, dimana sejarah ini merupakan awal mulanya sebuah divisi dapat lahir dan terbentuk dalam perusahaan tersebut.

Divisi pemberitaan yang merupakan tempat penulis melakukan praktek kerja lapangan, mempunyai sejarah sebagai berikut:

Mengacu pada geliat kota Bandung yang penuh informasi dalam segala aspek bagi masyaakat lokal kota Bandung, maka lahirlah gagasan yang di aplikasikan kedalam program siaran Seputar Bandung Raya yang berpegang pada fondasi pada jati diri pasundan yang tidak terlepas dari kaidah – kaidah jurnalistik yang ada.

Divisi pemberitaan telah mulai berjalan sejak Bandung TV mengudara, 3 Januari 2005, dengan demikian divisi pemberitaan menjadi unggulan tayangan dalam menyajikan informasi bagi masyarakat


(15)

Bandung dan sekitarnya , karena menjadi titik awal dimana Bandung TV lahir dan kini berkembang dengan pesat ke tengah penontonnya.

Divisi pemberitaan merupakan salah satu program andalan Bandung TV dalam memberikan informasi yang hangat dan aktual seputar Bandung dan sekitarnya. Di divisi pemberitaan ini terbagi 6 sub program divisi pemberitaan, yaitu :

1. Seputar Bandung Raya (SBR)

Seputar Bandung Raya merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita berbahasa Indonesia dari Bandung dan sekitarnya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Sumedang. Karena jangkauan siaran Bandung TV telah mencapai Jawa Barat, tak jarang ada pula berita yang berasal dari kota dan kabupaten di Jawa Barat, seperti Cianjur, Bogor, Karawang, serta kota - kota lainnya. Seputar Bandung Raya ini ditayangkan setiap hari pukul 18.30 WIB.

2. Tangara Pasundan (TP)

Tangara Pasundan merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita berbahasa Sunda dari Bandung dan sekitarnya. Berita yang disajikan hampir sama dengan berita yang disajikan di Seputar Bandung Raya, namun Tangara Pasundan lebih mengarah pada berita kebudayaan. Tangara Pasundan disajikan setiap hari kecuali Minggu. Awalnya sub program ini ditayangkan pada pukul 19.30 WIB. Namun, melihat jam penayangan yang terlalu dekat


(16)

dengan Seputar Bandung Raya, dan melihat perilaku pemirsa dalam melihat tayangan berita, Tangara Pasundan pindah jam tayang menjadi pukul 13.00 WIB, mulai akhir 2006.

3. Lintas Mancanegara

Lintas Mancanegara merupakan sub program divisi pemberitaan yang direlay dari Bali TV. Lintas Mancanegara menyajikan berita-berita dari luar negeri. Lintas Mancanegara ditayangkan setiap hari pada pukul 20.00 WIB.

4. Suluh Indonesia

Suluh Indonesia merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita dari seluruh Indonesia. Berita-berita yang disajikan ditayangkan diseluruh afiliasi Bali TV. Suluh Indonesia ditayangkan setiap hari pada pukul 22.00 WIB.

5. Bandung Akhir Pekan (BAP)

Bandung Akhir Pekan merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan hal-hal yang unik dan khas untuk menarik wisatawan ke Bandung. Bandung Akhir Pekan ditayangkan setiap hari Minggu. Awalnya sub program ini ditayangkan setiap pukul 08.00 WIB, namun seiring kebijakan dan penjadwalan dari interen perusahaan, sejak awal tahun 2008, Bandung Akhir Pekan pindah jam tayang menjadi pukul 07.30 WIB.


(17)

6. Info Mudik

Info Mudik merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita terkini seputar jalur mudik. Info Mudik ditayangkan sejak tahun 2006, setiap 7 hari menjelang dan sesudah Lebaran. Info Mudik ditayangkan pada pukul 14.00, 16.00, dan 21.00 WIB setiap hari.

Selain ke-6 sub program tersebut, divisi pemberitaan pernah memiliki sub program Bandung 30 menit, Cumarita, dan Inpakta. Bandung 30 menit merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan indeepth news tentang berbagai hal yang sedang hangat di masyarakat, dengan opini dari berbagai ahli di bidangnya

. Sedangkan Cumarita merupakan sub program divisi pemberitaan berupa features yang menyajikan opini publik tentang hal-hal yang sedang hangat di masyarakat. Inpakta merupakan sub program divisi pemberitaan yang menyajikan berita-berita terkini di Bandung Raya.


(18)

1. 6 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan

Berikut adalah struktur organisasi divisi pemberitaan Bandung TV. Gambar 3.3

Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan Bandung TV

Sumber: Divisi Pemberitaan Bandung TV, 2011

1. 7 Job Description

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap bagian di divisi pemberitaan Bandung TV memiliki job description masing-masing. Berikut adalah job description dari masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi divisi pemberitaan Bandung TV.


(19)

1. Redaktur Pelaksana

a. Bertanggung jawab kepada Pemimpin Redaksi

b. Mengkoordinasikan pekerjaan produser, kordinator liputan, dan kordinator cameraman

c. Bersama-sama dengan kordinator liputan, melakukan evaluasi kinerja reporter/cameraman seminggu sekali

d. Melakukan penilaian, mencatat kualitas dan kuantitas berita, serta kehadiran para reporter, cameraman, dan presenter

e. Melalui pemimpin redaksi melaporkan kinerja para reporter, cameraman, presenter, dan petugas lain di lingkungan divisi redaksi news

2. Koordinator Liputan

a. Menentukan tugas dan wilayah kerja reporter/ cameraman setiap harinya

b. Memantau semua reporter/cameraman yang berada di lapangan c. Memberi arahan tugas peliputan kepada semua reporter dan

cameraman baik sebelum, sesudah, atau sedang melakukan peliputan di lapangan

d. Bersama redpel melakukan evaluasi hasil kerja reporter/cameraman, minimal satu kali dalam seminggu

e. Bila dianggap perlu, melaksanakan peliputan atau tugas reporter/cameraman lainnya

3. Produser

a. Bertanggung jawab terhadap teknis pemberitaan, berkoordinasi dengan editor paket, master control, studio dalam, dan presenter


(20)

b. Melakukan audisi presenter jika jumlah presenter kurang c. Membuat jadwal produser dan presenter

d. Membuat laporan data tayang

e. Berkordinasi dengan master Control dan Teknik IP Star ( bagian teknik jaringan) untuk pengiriman berita ke Bali TV

4. Editor Paket

a. Memaketkan berita untuk siap tayang ke Master Control b. Menyimpan arsip berita tayang dalam bentuk kaset mini DV

c. Menyimpan paket berita yang telah tayang dari Master Control dalam bentuk kaset mini DV

5. Reporter/ Kameraman

a. Melakukan peliputan sesuai dengan jadwal liputan b. Membuat naskah dan mengedit berita

1. 8 Deskripsi Seputar Bandung Raya Malam

Seputar Bandung Raya adalah tayangan pemberitaan yang diproduksi oleh Divisi Pemberitaan Bandung TV.

Sesuai dengan namanya, Seputar Bandung Raya atau yang biasa

disebut dengan “SBR” ini menyajikan tayangan berita yang dihimpun dari berbagai lokasi di seluruh kota Bandung. Program ini mulai ditayangkan di Bandung TV sejak 3 Januari 2005.

Seiring dengan semakin banyaknya isu dan peristiwa penting yang layak dimuat di berbagai daerah, jangkauan peliputan berita untuk Seputar


(21)

Bandung Raya semakin bertambah luas hingga ke Kabupaten Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang, atau dengan istilah geografis disebut cekungan Bandung.

Meski terbatas hanya pada cekungan Bandung, tim Bandung TV tak jarang pula dikirim ke wilayah bencana atau peristiwa sangat penting, yang terjadi di berbagai wilayah Jawa Barat. Hal tersebut karena jangkauan siaran Bandung TV kini juga telah sampai ke beberapa kota-kabupaten di Jawa Barat.

Tayangan Seputar Bandung Raya dikemas sedemikian rupa dengan pendekatan lokal, agar informasi yang ditayangkan mudah diserap dan diterima oleh audience Bandung TV.

Selain berupa straight news atau hard news, kami juga membuat tayangan berita dalam bentuk features. Tujuannya tak lain agar pemirsa tidak hanya disuguhi oleh informasi berat, namun mereka juga bisa terhibur dengan aneka berita ringan dari tim redaksi.

Dengan dibawakan oleh seorang presenter, Seputar Bandung Raya menyajikan tayangan berita dengan durasi masing-masing antara 1,5 hingga 2 menit, dengan muatan informasi dari dunia politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, kesehatan, hingga gaya hidup atau lifestyle.

Mulai 2 Maret 2009, program Seputar Bandung Raya berkembang menjadi 2 kali penayangan, yaitu pagi dan malam. Seputar Bandung Raya Pagi disajikan pukul 06.30 hingga 07.00 WIB.


(22)

Penambahan jam tayang program Seputar Bandung Raya (SBR) ditujukan untuk menyajikan berita yang terjadi di malam hari, agar lebih cepat diketahui masyarakat. Selain itu, masyarakat yang tidak sempat menonton SBR malam dapat mengetahui informasi yang terlewat pada SBR Pagi.

1.9Sarana dan Prasarana Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Dalam menjalankan segala tugas dan aktifitasnya, bidang redaksi didukung oleh sarana dan prasarana yang dapat menunjang kinerjanya. Sarana dan prasarana tersebut meliputi :

Tabel 1. 1

Sarana dan Prasarana Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

NO Sarana/ Prasarana Keterangan/ Unit

1 CPU Pentium IV 10 set

2 Speaker Altec Lansing 8 unit

3 Televisi Polytron 21 Inch 1 unit

4 Kamera 6 unit


(23)

6 AC TCL ¾ + 1 PK 3 unit

7 Lemari Kaset 3 unit

8 Kursi 10 unit

9 Meja Editing 10 Partisi 1 unit

10 Pesawat Telephone PABX 1 unit

11 Monitor Samsung 14 Inch 10 unit

12 Hardisk Eksternal 1 unit

13 Rak Barata 2 unit

15 Meja Panjang 1 unit

16 MejaRedaksi Olympic 4 unit

17 Printer Epson C 90+Infuse 5 unit

18 Mobil kijang 6 unit

18 Mobil Back Up 2unit

(Sumber: Data Redaksi Divisi Pemberitaan, Agustus 2008).

Selain didukung oleh sarana dan prasarana yang dapat menunjang kinerja divisi pemberitaan (news), PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) memfasilitasi karyawannya terutama para wartawan dan


(24)

reporternya dalam melaksanakan tugasnya, yaitu mencari berita kelapangan.

Dengan begitu para wartawan dan reporter Bandung TV tidak begitu sulit untuk melaksanakan tugas nya dari satu tempat ketempat lainnya untuk pencarian berita.

Berikut adalah pembagian dalam bentuk, yang akan menjabarkan pembagian kendaraan dan sopir divisi pemberitaan (news) setiap hari.

Tabel 1. 2

Pembagian Kendaraan Operasional News PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

No Nama

Sopir

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1 Agus T News News News

2 Cucu S News News News

3 Dadan H News News News

4 Diki D.G

Back Up

5 Erik W News News

6 Irwan N News News News

7 Ismail News News News News News

8 Sopian News News News

9 Teguh News News News

10 Wahyu News News

11 XXX News News


(25)

Keterangan :

1. Hari Senin sampai Sabtu 5 team yang menggunakan fasilitas mobil 2. Hari Minggu 1 team yang menggunakan fasilitas mobil

3. Tanda “ “ sopir libur

4. Kotak kosong, mobil untuk produser atau marketing 5. Tanda XXX tidak ada sopir tetap, sopir bersifat fleksibel

tergantung yang ditugaskan secara spontan.

(Sumber: Data Divisi Operasional PT. Bandung Media Televisi Indonesia, Agustus 2011).

1.9.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) yang berlokasi di Komplek Perumahan Arcamanik Endah JL. Pacuan Kuda no. 63.

1.9.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan

Penulis mulai melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Bandung TV sejak :

Tanggal : 1 Agustus 2011 sampai dengan 13 Agustus 2011. Hari kerja : Senin sampai dengan Sabtu.


(26)

Jadwal PKL : Hari pertama sampai hari ke 7 aktifitas dimulai dari pukul 08.30 s/d 17.00 WIB .

: hari ke 7 sampai hari ke 14 dimulai pukul 15:00 s/d 19:00 WIB.

Jadi lama praktek kerja lapangna di Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) selama 2 minggu atau 12 hari.


(27)

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Aktifitas Praktek Kerja Lapangan Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Berdasarkan waktu Praktek Kerja Lapangan yang penulis lakukan di PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) yang terhitung sejak tanggal 1 Agustus sampai dengan 13 Agustus 2011, maka penulis pun menjelaskan secara sistematis aktivitas penulis selama menjalani Praktek Kerja Lapangan di Bandung TV yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1

Aktivitas Praktek Kerja Lapangan di Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV Terhitung dari Tanggal 1 Agustus s/d 13 Agustus 2011

No Hari/Tanggal Waktu Aktivitas Keterangan

1 Senin, 1 Agustus 2011

08:00 09:30

15.00

17:00

Tiba di kantor

Liputan Tentang Serah Terima Jabatan Pemerintah Kota Bandung Membuat naskah / scirpt tentang Perda Miras di Kota Bandung.

Membuat naskah hasil liputan Pulang


(28)

2 Selasa, 2 Agustus 2011 08:30 12:30 15.00 17.00

Tiba di kantor

Lipuatn tentang Kakek Meninggal Saat Ambil Uang Pensiun

Membuat naskah / scirpt tentang Kakek Meninggal Saat Ambil Uang Pensiun.

Pulang

Rutin

3 Rabu, 3 Agustus 2011 08:25 09:30 11:23 15.00 17:00

Tiba di kantor

Lipuatn tentang Bungkusan Yang diduga Bom di jalan kebon Gedang, Gatsu,

Meliput tentang pernak pernik Ramadahan ( Kenaikan harga Cengkaleng dibulan Ramadhan) Membuat naskah hasil liputan Pulang

Rutin

4 Kamis, 4 Agustus 2011

08:30 12:07

16:00 17:00

Tiba di kantor

Meliput ke Dinas PT.KAI tentang Tiket Ekonomi yang harus reservasi menjelang H-7 Hari Raya Idul Fitri Membuat naskah hasil liputan Pulang


(29)

5 Jumat, 5 Agustus 2011 08:30 10:26 13:12 17:00

Tiba di kantor

Meliput pernak pernik Ramadhan tentang pedagang Kurma

Membuat naskah hasil liputan Pulang

Rutin

6 Sabtu, 6 Agustus 2011

08:40 14:30

16.30 18.00

Tiba di kantor

Meliput Mesjid Cipaganti terkait keberadaanya yang sudah tua Membuat naskah hasil liputan Pulang

Rutin

7

Minggu, 7 Agustus 2011

L I B U R

8 Senin, 8 Agustus 2011 15.00 15:36 18.30 19.30

Tiba di kantor

Melihat Proses pengeditan berita Melihat proses siaran berita Seputar Bandung Raya

Pulang

Rutin

9 Selasa, 9 Agustus 2011

15.00 16.00

18.30

19.30

Tiba di kantor

Melihat Proses pengeditan berita Seputar Bandung Raya

Melihat proses siaran berita Seputar Bandung Raya

Pulang


(30)

10 Rabu, 10 Agustus 2011 15.00 16.00 17.30 18.30 19.30

Tiba di kantor

Melihat Proses pengeditan berita Seputar Bandung Raya

Belajar mengedit rangkaian berita melalui software Financle Studio Plus.

Melihat proses siaran berita Seputar Bandung Raya

Pulang

Rutin

Insidental

11 Kamis, 11 Agustus 2011 15.00 16.00 17.00 18.30 19.30

Tiba di kantor

Melihat Proses pengeditan berita Seputar Bandung Raya

Belajar mengedit rangkaian berita melalui software Financle Studio Plus.

Melihat proses siaran berita Seputar Bandung Raya

Pulang

Rutin

Insidental

Rutin

12 Jumat, 12 Agustus 2011

15:00 15:25

16:00

Tiba di kantor

Melihat Proses pengeditan berita Seputar Bandung Raya

Melanjutkan belajar mengedit rangkaian berita melalui software

Rutin


(31)

18:30

19:00

Financle Studio

Melihat proses siaran berita Seputar Bandung Raya

Pulang

Rutin

13 Sabtu, 13 Agustus 2011 15:30 15:40 15:55 17.00 18:30 20:00

Tiba di kantor

Melihat Proses pengeditan berita Seputar Bandung Raya

Penulis meminta data-data yang diperlukan dalam menyusun laporan PKL.

Penulis meminta surat balesan bahwa penulis telah melaukan PKL dari pihak perusahaan

Melihat proses siaran berita Seputar Bandung Raya

Perpisahan dan pamitan kepada semua kru di News bahwa telah menyelsesaikan PKL

Pulang

Insedental

Rutin


(32)

2.2 Deskripsi Aktifitas Praktek Kerja Lapangan Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang penulis lakukan, penulis pun mendalami pekerjaan sebagai wartawan elektronik di Bandung TV. Dimana, pekerjaan seorang wartawan elektronik tentu akan jelas berbeda dengan wartawan cetak, walaupun dalam proses memperoleh datanya hampir sama, yakni dengan mewawancarai narasumber.

Adapun aktivitas Praktek Kerja Lapangan yang penulis lakukan ada yang merupakan aktivitas rutin yang dilakukan oleh wartawan Bandung TV sehari-harinya dan ada juga yang bersifat insidentil, yakni di luar kegiatan rutin atau jadwal kegiatan wartawan Bandung TV yang telah ditetapkan sehari sebelumnya oleh Koordinator Liputan Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV.

2.2.1 Deskripsi Aktivitas Rutin

Aktivitas rutin yang telah penulis lakukan selama proses Praktek Kerja Lapangan di PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) divisi pemberitaan (news) adalah sebagai reporter dan kameramen.

Dimana pada media televisi di Indonesia, “seorang reporter dan kameramen televisi merupakan wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan informasi dari berbagai sumber serta mengambil gambar dari hasil liputan, lalu menyusunnya ke dalam format penulisan berita


(33)

Berikut aktivitas rutin penulis yang juga merupakan tugas dari seorang reporter :

1. Meliput berita (liputan)

Meliput berita adalah “kegiatan wartawan untuk mencari informasi dengan jalan mendatangi tempat kejadian dan berinteraksi melalui

wawancara dengan sumber berita” (Djuraid, 2007:107).

Wartawan atau reporter adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. Jika wartawan itu menyiarkan beritanya melalui penerbitan surat kabar atau majalah, ia disebut sebagai wartawan media cetak. Tetapi apabila wartawan tersebut menyiarkan beritanya itu melalui radio atau televisi, ia disebut dengan wartawan radio atau wartawan televisi. (Djuroto, 2000:22)

Untuk meliput sebuah berita, maka paling sedikit melibatkan dua orang, yakni reporter dan cameraman. Untuk seorang reporter ketika meliput berita, hal-hal yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi awal sebanyak-banyaknya tentang berita yang diliputnya. Sedangkan, seorang cameraman dalam meliput berita fokus pada pengambilan gambar dari peristiwa atau kejadian yang akan dijadikan sebuah objek berita dari yang reporter liput.


(34)

2. Wawancara narasumber

“Wawancara adalah salah satu bentuk dialog untuk menggali data yang kemudian diolah sebagai bagian dalam penyusunan berita” (Muda,

2003:82). Melalui wawancara akan dapat diperoleh informasi yang lebih detail dan memfokuskan sasaran. “Berdasarkan kelompoknya, wawancara dibagi menjadi tiga, yakni hard interview, soft interview, dan news interview” (Muda, 2003:82).

Pada berita televisi, seorang reporter harus menggunakan wawancara untuk mendapatkan fakta dari informasi atau reaksi terhadap fakta atau informasi selanjutnya untuk menjelaskan fakta tersebut.

3. Membuat naskah berita

Membuat naskah berita adalah kegiatan seorang wartawan setelah meliput dan sekaligus mewawancarai narasumber yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan saat meliput berita.

Reporter televisi menuangkan tulisan sebagai bahan beritanya dalam sebuah naskah yang telah disesuaikan formatnya sesuai dengan ketentuan

perusahaan. “Pada stasiun televisi dikenal dua macam format naskah

berita, yaitu format naskah dua kolom dan format naskah tiga kolom".

a. Format naskah dua kolom

Format dua kolom adalah format yang sering digunakan dalam membuat naskah.


(35)

Penjelasan :

1. Video duration merupakan video hasil editing yang sudah siap tayang, yang memberikan gambaran berapa menit berita itu tayang.

2. Audio artinya suara Dubber yang membacakan naskah berita. b. Format naskah tiga kolom

Penjelasan :

1. Video duration merupakan video hasil editing yang sudah siap tayang, yang memberikan gambaran berapa menit berita itu tayang.

2. Audio artinya suara Dubber yang membacakan naskah berita. 3. Adapun kolom ketiga adalah suara asli dari video hasil peliputan.

Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV naskahnya memilki format naskah dua kolom yang terdiri dari Video dan Audio. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

VIDEO AUDIO


(36)

Gambar 2. 1

Master Naskah Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV

(Sumber: Data Redaksi Divisi Pemberitaan / News PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV), Agustus 2011).


(37)

4. Mengedit gambar (video rekaman)

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis selain ditugaskan sebagai reporter, penulis juga dilatih serta diajarkan cara mengedit gambar yang biasanya dilakukan oleh para cameraman. Dimana tugas seorang cameraman adalah :

a. Mengambil gambar yang akan dijadikan bahan berita

Mengambil gambar adalah kegiatan seorang wartawan (cameraman) dalam merekam sebuah peristiwa yang merupakan bahan berita dengan menggunakan sebuah kamera atau handycam. Menurut Askurifai Baksin dalam bukunya Jurnalistik Televisi Teori Dan Praktik, ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar untuk jurnalistik televisi, yakni :

1. Camera angle (sudut pengambilan gambar), yakni posisi kamera saat pengambilan gambar.

2. Frame size (ukuran gambar), yakni ukuran shot untuk memperlihatkan situasi objek yang bersangkutan.

3. Gerakan kamera, yakni posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan diam.

4. Gerakan objek, yakni posisi kamera diam, sementara objek bidikan bergerak.

5. Komposisi, yakni seni menempatkan gambar pada posisi yang baik dan enak dilihat (Baksin, 2006:120).


(38)

b. Mengedit gambar

Mengedit gambar adalah kegiatan merapihkan gambar hasil rekaman yang telah diambil dari sebuah kejadian dengan memotong bagian-bagian gambar yang dianggap tidak begitu penting dengan bantuan program dengan bantuan komputer, sehingga gambar yang akan ditayangkan adalah gambar yang memang pantas serta memiliki nilai penting, menarik, dan dapat dimengerti khalayak (pemirsa).

c. Menyatukan hasil editing dengan suara (voice over dan sync) dari naskah yang telah dibuat oleh reporter.

Menyatukan gambar dengan suara (voice over dan sync) adalah kegiatan setelah mengedit gambar yang dianggap penting dan menarik kemudian ditambahkan dengan rekaman suara berdasarkan naskah berita yang telah dibuat oleh reporter serta statement dari narasumber yang kemudian disatukan dengan rangkaian gambar, sehingga membentuk sebuah alur cerita yang sesuai antara gambar dan suara.

d. Memberi judul (subtitle) serta tambahan background suara (khusus untuk berita ringan atau soft news).

Memberi subtitle dan background suara adalah kegiatan setelah menyatukan gambar dan suara, yakni menuliskan judul yang diangkat dari seputar permasalahan yang telah diliput sehingga menjadi sebuah karya jurnalistik yang akan disebarkan kepada


(39)

khalayak. Memberi background suara hanya diperbolehkan untuk jenis berita ringan atau soft news.

2.2.2Deskripsi Aktivitas Insidental

Aktivitas insidental adalah aktivitas di luar jadwal serta di luar dugaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Aktivitas insidentil yang penulis lakukan saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Bandung TV adalah meminta data-data perusahaan untuk bahan laporan praktek kerja lapangan penulis yang dapat dilihat di lampiran, sekaligus perpisahaan dengan wartawan-wartawan Bandung TV karena penulis telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di Bandung TV.

2.3 Analisa Aktivitas Praktek Kerja Lapangan di Divisi Pemberitaan (News)

PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikan pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada batas lagi antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi.

Ishadi SK dalam bukunya Dunia Penyiaran, Prosfek dan Tantangannya Tahun 1999 menyebutkan secara real kondisi penyiaran televisi Indonesia. Setelah melalui periode monopoli selama lebih dari seperempat abad sistem televisi di Indonesia memasuki tahap deregulasi. Banyak pertanyaan yang timbul tentang alasan pemerintah melakukan deregulasi ini.


(40)

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia dan saat ini sedikitnya terdapat sepuluh produk teknologi pertelevisian dunia yang digunakan orang sebagai media untuk menyampaikan pesan atau hiburan. Adapun karakteristik televisi menurut Ardianto dan Lukiati dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa adalah

audio-visual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian yang lebih kompleks” (Ardianto dan Lukiati, 2007 : 128).

Di suatu negara yang demokratis terdapat enam fungsi pers dan media massa, yakni :

1. Menyampaikan fakta

2. Menyajikan opini dan analisis 3. Melakukan investigasi

4. Hiburan 5. Kontrol

6. Analisis kebijakan (Muda, 2003:10).

Tak ada siaran TV tanpa berita.” Idiom tersebut selaras dengan maraknya tayangan berita di berbagai stasiun televisi, baik lokal maupun nasional, dewasa ini. Dimana saat ini berita dapat semua orang nikmati selain melalui media massa cetak, namun juga dapat melalui media elektronik khususnya radio dan televisi. Dan bahkan, kini juga sudah dapat dinikmati melalui internet yang disebut situs berita.


(41)

Apapun bentuk media massa, semua memiliki sebuah produk yang sama, yakni berita, yang dihasilkan dari sebuah kegiatan yang dinamakan kegiatan

jurnalistik. “Adapun istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek yang bersumber pada kata journal yang merupakan terjemahan dari bahas Latin diurna yang berarti “harian” atau “setiap hari” (Effendy, 2006 :151).

“Pada mulanya kegiatan jurnalistik berkisar pada hal-hal yang sifatnya informatif saja. Saat ini kegiatan jurnalistik merupakan suatu proses yang harus

dilihat sebagai proses komunikasi” (Effendy, 2006 : 153).

Dalam sebuah kegiatan apapun pasti menghasilkan sesuatu baik berupa barang ataupun jasa. Dalam hal ini, jurnalistik yang dikatakan sebagai suatu kegiatan jurnalistik juga menghasilkan suatu karya yang pada disebut dengan karya jurnalistik.

Berita merupakan salah satu hasil dari bentuk karya jurnalistik. Adapun

pengertian berita menurut Spencer adalah “setiap fakta yang akurat atau suatu ide

yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”. Menurut Charnley dalam bukunya Reporting, “berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi

masyarakat luas.”

Hampir semua ilmuan sependapat bahwa unsur-unsur yang dikandung dalam suatu berita meliputi cakupan dari dua definisi di atas, yakni fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini, dan sejumlah pembaca, merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian.


(42)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi

sejumlah besar masyarakat”. Jadi, walaupun ada fakta tapi tidak dinilai penting,

aktual, dan menarik bagi sejumlah besar orang, maka hal tersebut masih belum bisa dikemas menjadi bahan berita.

“Tujuan utama penyajian berita adalah menginformasikan peristiwa

penting sebagai upaya untuk memberikan daya tarik agar orang mau membaca, mendengar, menonton sajian berita tersebut. Faktor daya tarik dan pentingnya fakta sebagai bahan penulisan berita dapat dilihat dari bobot peristiwa yang didasarkan pada eksklusivitas, keistimewaan, atau scope-nya.”

Sebuah opini juga dapat dijadikan sebagai bahan penulisan berita asalkan opini tersebut berasal dari orang lain, bukan opini wartawan yang bersangkutan. Wartawan memang sangat tidak dibenarkan untuk memasukkan opini pribadi ke dalam berita yang ditulisnya. Apa yang ditulis wartawan di medianya harus selalu mengandung kebenaran berdasarkan fakta yang akurat serta otentik di lapangan bukan diwarnai oleh opini pribadinya.

Untuk mewujudkan hal itu, seorang wartawan harus sangat dianjurkan untuk melakukan check and recheck. Artinya, setiap informasi dari sumber berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Langkah tersebut sangat penting dilakukan dalam rangka memenuhi objektivitas dari bahan berita. Adapun tujuannya adalah agar dapat menyajikan berita yang objektif sehingga akan dapat tetap memelihara tingkat kepercayaan pembaca, pendengar, atau penonton.


(43)

Penyajian berita di media televisi terasa lebih singkat, jika dilihat dari segi durasinya. Cara-cara menulis beritanya berbeda dengan media cetak, namun keduanya memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. “Persamaannya terletak pada tujuannya, yaitu sebagi sumber informasi, menghibur, maupun mendidik. Sedangkan, perbedaan antara media televisi dengan media cetak, misalnya pada media cetak, pembacanya dituntut untuk memiliki kemampuan

membaca”. Pada media televisi, pemirsanya tidak wajib dituntuk untuk dapat membaca, asalkan mereka dapat mendengar dan melihat serta mengerti bahasa yang disiarkan.

Nilai berita merupakan hal terpenting agar sebuah berita dapat dikatakan menarik dan enak dibaca, didengar atau ditonton. Apakah semua kejadian, kepribadian, dan ide bisa bernilai berita? Untuk menguji apakah suatu informasi layak menjadi berita Mencher membaginya ke dalam tujuh nilai berita:

1. Timeless: Event that are immediate recent

Artinya, kesegaran waktu. Peristiwa yang baru – baru ini terjadi atau actual.

2. Simpack: Event that are likely to effect many people

Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikam dampak terhadap orang banyak.

3. Prominence: Event ivolwing well-know people or institutions.

Artinya, sutu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi sesorang maupun lembaga.


(44)

4. Proximity: Events geographically or emotionally close to the reader, viewer or listener.

Artinya, suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional.

5. Conflic: Event that reflect clashes between people or institution.

Artinya, suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang, masyarakat atau lembaga.

6. The unusual: Event that deviate sharply from the expected and the experiences of everyday life.

Artinya, sesuatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya tetjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari.

7. The currency: Event and situations that are being talked about.

Artinya, hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak. (Mencher, 1997)

Sementara itu Charnley lebih menyoroti aspek kualitas berita (the qualities of news). Menurutnya ada beberapa standar yang dipakai untuk mengukur kualitas berita:

1. Accurate: All informations is verified before is used.

Artinya, sebelum barita itu disebarluaskan harus dicek dulu ketepatannya. 2. Properly attributed: The reporter identifies his or her source of

informations.

Artinya, semua saksi atau narasumber harus punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian atau informasi tentang yang diberikan.


(45)

3. Balanced and fair: All sides in a controversy are given.

Artinya, bahwa semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang.

4. Objective: The news writer does not injeck his or her feeling or opinion. Artinya, penulis berita harus objektif sesuai dengan informasi yang didapat dari realitas, fakta, dan narasumber.

5. Brief and focused: The news story gets to the point quickly.

Artinya, materi berita disusun secara ringkas, padat, dan langsung sehingga mudah dipahami.

6. Well written: Stories are clear, direct, interesting.

Artinya, kisah beritanya jelas, langsung dan menarik. (Charnley, 1965)

Pada umumnya jenis berita dikategorikan menjadi tiga bagian, yakni :

1. Hard news (berita berat)

Adalah “berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat”.

2. Soft news (berita ringan)

Adalah “berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya”. Bagi televisi, berita ringan sangat diperlukan dalam setiap penyajian buletin berita. Hal ini karena berita ringan juga dapat berfungsi sebagai selingan di antara berita-berita berat yang disiarkan pada awal sajian.


(46)

3. Investigative report (laporan penyelidikan)

Adalah “jenis berita yang ekskludif karena datanya tidak dapat diperoleh

di permukaan, tapi dilakukan berdasarkan penyelidikan”. Sehingga penyajian beritanya membutuhkan waktu yang lama. Di televisi Indonesia, berita penyelidikan masih relatif kecil, karena memang tidak mudah dalam penyajiannya.

“Siaran berita dalam media televisi sifatnya hanya sekilas atau istilahnya transitori, yakni informasi tersebut hanya dapat didengar atau dilihat dengan

sepintas saja karena tidak dapat diulang”.

Untuk itulah teknik penulisan berita di media televisi dibedakan dengan cara penulisan berita untuk media cetak. Alasannya adalah karakter media televisi adalah spesifik yaitu audio visual, sehingga perlu mendesain cara-cara penulisan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh penontonnya.

Pada media cetak, kita mengenal rumusan 5W+1H. Rumusan tersebut juga digunakan dalam penulisan berita media televisi, namun perlu ditambahkan dengan suatu formula lain untuk menuju suatu easy listening, seperti yang diungkapkan oleh Munhoff, yakni :

1. Accuracy (tepat)


(47)

2. Brevity (singkat)

Penulisan berita di televisi cukup singkat saja dan tidak perlu panjang-panjang. Singkat bukan berarti menghilangkan esensi peristiwa dalam setiap penyajian liputan berita tersebut.

3. Clarity (jelas)

Informasi dalam sebuah berita yang disiarkan harus jelas dan tidak membingungkan pemirsanya.

4. Simplicity (sederhana)

Dalam teknik penulisan berita media televisi, kesederhanaan merupakan salah satu saran lainnya yang harus diikuti, agar tidak perlu menulis sesuatu yang terlalu ilmiah dan yang dapat membuat pemirsa bingung atas istilah-istilah asing yang tidak diketahui masyarakat pada umumnya. 5. Sincerity (kejujuran)

Seorang penulis berita dituntut kejujurannya, agar informasi yang terjadi dapat ditulis apa adanya dengan objektif dan tanpa ditambah-tambah lagi. 6. Security (keamanan)

Suatu berita yang disiarkan harus dilihat dari segi keamanannya, apakah sebuah berita dapat membahayakan stabilitas negara atau tidak dan lain sebagainya.


(48)

Pada umumnya struktur berita dibagi menjadi tiga, yakni :

1. Piramida

Penulisan dilakukan dengan mengetengahkan informasi yang kurang penting, jadi klimaksnya berada pada bagian akhir.

2. Kronologis

Masing-masing bagian dalam berita memiliki nilai yang sama, tidak bisa diselang-seling, namun harus runtut.

3. Piramida terbalik

Desain piramida terbalik didesain terutama untuk penulisan berita di televisi, tujuannya agar penyajian beritanya menjadi lebih menarik karena ditulis dari hal-hal yang sangat penting ke hal-hal yang kurang penting. Dengan kata lain, pemirsanya dapat langsung memperoleh informasi isi berita yang paling inti.

Seperti telah dipaparkan tentang kelayakan dari penulisan berita, Divisi Pemberitaan (News) PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) mempunyai standardisasi naskah dan gambar berita, yaitu :

1. Berita menggunkan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mudah dimengerti masyarakat. Hindari penggunaan istilah asing, kecuali istilah serapan yang sudah lumrah.


(49)

3. Lead atau intro berita minimal 2 kalimat dan maksimal 7 baris

4. Narasi awal dalam voice over merupakan deskripsi lead

5. Naskah berita diketik 1,5 spasi dan tidak lebih dari 1 halaman

6. Naskah berita diketik dengan huruf tahoma, 10 poin

7. Judul berita singkat dan padat

8. Dalam naskah berita, tidak ada penyebutan nama tempat yang bersifat promotif, seperti nama hotel. Kecuali hotel/nama tempat dimaksud, yang mengadakan acara

9. Berita minimal 1 menit 20 detik, maksimal 2 menit, kecuali feature

10. Statement maksimal 20 detik perorang, kecuali vox pops dan rol statement

11. Gambar harus hidup (gambar dokumentasi diperbolehkan kalau menyangkut peristiwa yang berkesinambungan)

12. Tidak boleh ada gambar seminar, kecuali ditugaskan dari kantor (ada perjanjian dengan merketing), dan ada konfirmasi ke korlip atau redaktur.

13. Gambar tersangka diblur, kecuali tersangka korupsi.

Berita merupakan produk dari kegiatan jurnalistik. Menurut Adinegoro,

jurnalistik memiliki arti “kepandaian mengarang untuk memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya” (Baksin, 2006:47).


(50)

Dalam media massa, kegiatan jurnalistik merupakan kegiatan utama. Dimana kegiatan jurnalistik menghasilkan sebuah karya jurnalistik, tinggal dilihat dari jenis medianya saja. Dalam hal ini, penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di media massa elektronik, televisi. Jadi, karya jurnalistik yang dihasilkan selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan adalah berupa karya jurnalistik televisi.

Dalam beberapa hal, media elektronik telah mengungguli media cetak, terutama karena kekuatan audio-visualnya. Namun, bagaimana pun radio dan televisi memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Televisi kini merupakan media dominan dalam komunikasi massa di seluruh dunia, dan sampai sekarang masih terus berkembang. Khusus di Indonesia, jurnalistik media elektronik juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Dengan munculnya berbagai macam jurnalistik, seperti jurnalistik cetak, elektronik, maupun internet, maka wartawan pun secara tidak langsung dibagi menjadi dua macam, yakni wartawan cetak dan wartawan elektronik. Adapun pekerjaan seorang wartawan atau jurnalis bukanlah perkara mudah. Seorang jurnalis profesional harus memiliki sikap disiplin terhadap waktu, berani, berpikir kritis, cepat tangkap, lincah, fleksibel dan suka tantangan atau inovasi (hal-hal yang baru).

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Bandung TV, khususnya di Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV, penulis mengalami serta mengikuti proses kerja seorang wartawan, khususnya wartawan elektronik, yakni wartawan


(51)

televisi. Dimana wartawan televisi memiliki kegiatan yang sangat berbeda dengan kegiatan dari wartawan cetak. Seorang wartawan televisi dituntut untuk lebih cepat tanggap, lincah dan disiplin dalam waktu.

Proses dari kegiatan jurnalistik televisi lebih rumit dibanding jurnalistik media cetak. Dimana dalam media televisi, wartawan yang dibutuhkan untuk meliput suatu berita adalah dua orang, yakni reporter dan cameraman. Reporter adalah sebutan bagi salah satu profesi yang digunakan dalam bisnis media massa. Sebutan ini di Indonesia lebih dispesifikasikan untuk radio dan televisi.

“Pekerjaan seorang reporter televisi di Indonesia sedikit berbeda dengan

pekerjaan seorang reporter di Amerika. Di televisi Indonesia, seorang reporter televisi sebagai wartawan aktif bertugas mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber, lalu menyusunnya ke dalam format penulisan berita kemudian disiarkan”

(Muda, 2003:14).

Siaran laporan berita yang dibuat oleh reporter bisa dibacakan oleh penyiar pada saat siaran atau ia sendiri yang mengisi suara laporan tersebut sedangakan penyiarnya hanya berfungsi mengantarkan kalimat awal. Reporter televisi juga bertugas sebagai produser untuk liputan yang dilakukannya. Ia memimpin liputan, sehingga ia harus dapat mengarahkan cameraman tentang gambar apa yang dibutuhkan untuk melengakapi laporan beritanya.

Walaupun reporter berkapasitas sebagai produser, namun ia juga harus bisa menjaga team work dengan baik, sehingga kerja sama antara satu sama lain


(52)

dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Namun, reporter lah yang harus mengambil keputusan terakhir tentang segala hal yang perlu dilakukan.

Dalam hal bertugas, seorang reporter bisa melakukannya berdasarkan inisiatif dari dirinya atau bahkan mendapat penugasan dari atasan, dalam hal ini redaktur pelaksana atau koordinator liputan yang dihasilkan dari pertemuan anggota redaksi untuk menetapkan berita apa yang harus diliput untuk siaran hari ini.

Karena itu, seorang reporter harus terlatih, baik dalam menyelidiki maupun mengumpulkan bahan berita, mulai dari pengembangan informasi menuju ke arah fakta yang akhirnya akan menjadi sebuah laporan menarik untuk dapat diterima penontonnya. Dengan demikian, seorang reporter harus memiliki sense of news yang tinggi. Selain itu, reporter juga harus mengerti seputar jurnalistik siaran, tujuannya agar ia memiliki kemampuan, baik teknis maupun nonteknis dalam menyajikan berita yang diliputnya.

Media televisi membutuhkan sebuah rekaman gambar tentang kejadian atau peristiwa yang diberitakan. Jadi rekaman gambar merupakan hal terpenting dalam sebuah karya jurnalistik televisi, mengingat televisi yang memiliki kelebihan berupa gambar dan suara (audio-visual). Dibandingkan dengan media cetak, sebuah berita yang disebarluaskan tidak harus atau wajib menyertakan gambar berupa foto. Jadi wartawan yang ditugaskan cukup satu orang saja. Hal ini jelas membedakan kinerja wartawan media cetak dengan media elektronik ditinjau dari tugasnya dalam peliputan sebuah berita.


(53)

Berikut hasil kerja penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV ada dua klasifikasi yang pertama berupa naskah berita (aktifitas selama PKL di luar studio (peliputan beita) ) dan tabel kegiatan tayangan Seputar bandung Raya yang mana penulis terlibat secara langsung dalam tayangan tersebut (aktifitas selama PKL di dalam studio)

Selama penulis menjalankan Praktek Kerja Lapangan diluar Studio sudah menghasilakan beberapa naskah yang mana penulis terlibat langsung dalam peliputan beitanya. Liputan tersebut bisa dilihat pada contoh naskah hasil liputan berikut :


(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

Selama penulis menjalankan Praktek Kerja Lapangan didalam studio sudah menghasilakan beberapa tayangan yang mana penulis terlibat langsung dalam pembuatannya. Tayangan tersebut bisa dilihat pada table berikut :

No Hari / Tgl Tayang Shooting TIM

1 Senin, 8/8/2011 Seputar Bandung Raya Dadan H (Produser) Dicky (Cameraman) Jimmy (Audio) Aryo (HOST) 2 Selasa, 9/8/2011 Seputar Bandung Raya Dadan H (Produser)

Raga (Cameraman) Jimmy (Audio) Farhat (HOST) 3 Rabu, 10/8/2011 Seputar Bandung Raya Dadan H (Produser)

Dicky (Cameraman) Jimmy (Audio) Krishanty (HOST) 4 Kamis, 11/8/2011 Seputar Bandung Raya raya Dadan H (Produser)

Raga (Cameraman) Jimmy (Audio) Aryo (HOST) 5 Jumat, 12/8/2011 Seputar Bandung raya Dadan Firmansah

(Produser)

Dicky (Cameraman) Jimmy (Audio) Farhat (HOST) 6 Sabtu, 13/8/2011 Seputar Bandung raya Dadan H (Produser)

Dicky (Cameraman) Jimmy (Audio) Krishanty (HOST)


(61)

(62)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dan pengalaman penulis selama menjalani Praktek Kerja Lapangan di Bandung TV, khususnya di Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Bandung TV memiliki sumber daya yang berpotensi menjadikan Bandung TV menjadi sebuah media yang besar dan mampu bertahan di tengah derasnya persaingan industri media massa. Hal tersebut terlihat dari image yang sudah terbentuk di masyarakat, SDM yang ada, jaringan bisnis, regulasi, dan sebagainya.

2. Sebuah kegiatan jurnalistik televisi di Bandung TV memerlukan kerjasama dan koordinasi yang melibatkan banyak pihak, mulai dari reporter dan cameraman yang ada di lapangan; Korlip, Redpel Dan Pemred yang ada di tataran decision making; hingga Produser pada tataran produksi siaran berita. Kesemuanya tersebut harus bersinergi untuk menghasilkan suatu pemberitaan yang layak tayang dan dapat disampaikan kepada pemirsa guna memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, terutama informasi yang bersifat lokal.


(63)

3. Sebuah produksi berita memerlukan konsistensi dan profesionalitas dari seorang produser dalam menjalankan kegiatan produksi acaranya agar sesuai dengan konsep dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk menciptakan kualitas tayangan berita, seorang produser harus mampu menyusun run down berita agar pemirsa tidak jenuh dan berpindah channel televisi. Suatu run down disusun berdasarkan hirarki kebutuhan informasi masyarakat, dengan demikian seorang produser news harus mengetahui kebutuhan informasi masyarakat.

4. Aktivitas Praktek Kerja Lapangan di Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV merupakan salah satu media pembelajaran yang penulis rasakan sangat bermanfaat bagi para calon jurnalis khususnya yang ingin mengetahui lebih dalam dan spesifik, serta tahu secara nyata mengenai pekerjaan dari seorang wartwan yang sebenar-benarnya, yakni dimulai dari meliput berita di lapangan, mewawancari narasumber, membuat naskah, bahkan sampai dengan mengedit gambar dan mengemasnya secara lengkap dengan gambar dan juga suara (audio-visual) sehingga menjadi sebuah karya jurnalistik.

5. Dengan demikian, penulis mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga dari Bandung TV tentang penyelenggaraan kegiatan jurnalistik televisi. Khususnya pada Divisi Pemberitaan (News), baik peliputan kejadian maupun produksi siaran beritanya.


(64)

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis pun ingin memberikan beberapa saran baik untuk perusahaan maupun untuk mahasiswa PKL berikutnya, yang dapat membangun serta meningkatkan image Bandung TV di kalangan masyarakat lokal maupun nasional. Adapun saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Saran untuk Perusahaan

1. Sumber daya manusia yang ada di Bandung TV disarankan untuk lebih meningkatkan kekompakan dan profesionalitas kerjanya, khususnya wartawan, sehingga wartawan Bandung TV memiliki etos dan kinerja yang lebih baik. Dengan demikian dapat lebih menghasilkan tayangan yang lebih kreatif, fresh, dan disukai oleh masyarakat sasaran yang berada pada tataran pemirsa lokal.

2. Khusus untuk Divisi Pemberitaan (News) Bandung TV, disarankan untuk sering melakukan koordinasi atau brainstorming antara penentu kebijakan dengan orang lapangan (reporter/cameraman) untuk menghasilkan suatu tayangan berita yang lebih bagus dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Sehingga berita yang ditayangkan memiliki nilai berita yang tinggi serta


(65)

menjadi yang terdepan dan terpercaya dibandingkan dengan televisi lokal lainnya.

3. Bandung TV mulai melakukan peremajaan sarana dan prasana, sehingga tidak mengganggu serta menghambat kinerja dan produktivitas kerja SDM, khususnya wartawan.

4. Meningkatkan kerjasama dengan para stakeholder guna mendongkrak pendapatan perusahaan untuk mengantisipasi ekspansi media lain baik yang bersifat lokal maupun nasional yang memiliki modal kuat. Selain itu juga, untuk meningkatkan kesejahteraan SDM, khususnya wartawannya serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar menghasilkan suatu tayangan yang berkualitas tinggi.

3.2.2 Saran untuk Mahasiswa PKL

1. Pahami kegiatan dari seorang wartawan elektronik, khususnya televisi dengan membaca referensi dari sumber pustaka yang erat kaitannya dengan dunia jurnalistik televisi agar saat terjun di lapangan mahasiswa tidak kaget dan tidak bingung mau melakukan apa saat di lapangan.


(66)

2. Belajar menulis berita sesuai dengan kaidah penulisan berita, yakni menulis suatu kejadian yang memiliki nilai berita dengan pedoman 5W+1H. Bedakan penulisan berita di media cetak dengan media elektronik, khususnya televisi yang memiliki kaidah atau aturan yang berbeda yang disesuaikan dengan aturan main yang ada di perusahaan.

3. Tidak malu bertanya kepada wartawan-wartawan senior tentang segala hal yang menyangkut dunia pertelevisian serta tetap membina hubungan yang baik dengan wartawan-wartawan setempat.

4. Ada baiknya sebelum melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa disarankan untuk mengikuti seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan seputar dunia jurnalistik atau bidang keilmuannya, mulai dari penulisan berita, mengedit gambar, dan sebagainya, karena dapat menunjang aktivitas saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.


(67)

(68)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati. 2007. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Djuraid, Husnun N. 2007. Panduan Menulis Berita : Edisi Revisi. Malang : UMM Press.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Zaenuddin. 2007. The Journalist. Jakarta : Prestasi Pustaka. B. Sumber lain

Data PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) dan Redaksi Divisi Pemberitaan (News), Agustus 2011.


(69)

(70)

Nama Lengkap : Candra Kirana Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 25 Mei 1987 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah Tinggi dan Berat Badan : 177 Cm / 65 Kg Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Cilame / Kp. Ciharashas No. 11 RT 03/ RW 05 Padalarang 40552

Nomor Telepon : 085659900995

e-mail : Candra_jurnal@yahoo.com

Universitas / Sekolah Tahun Program Fakultas / Jurusan Universitas Komputer Indonesia 2007 (Semsester Akhir) Sarjana (S1) Komunikasi / Jurnalistik SMA Pasundan 3

Cimahi 2003 – 2006 - -

SLTPN 1 Ngamprah 2000 – 2003 - -

SDN 4 Cimareme 1994 – 2000 - -

DATA PRIBADI

PENDIDIKAN FORMAL


(71)

Bahasa

Bahasa Berbicara Membaca Menulis

English Cukup baik Baik Baik

Komputer

Operasi Sistem Windows

Program Microsoft office (Ms. Word, Exel, Powerpoint, Access) Adobe Photoshop,Corel Draw dan SPSS

Tahun 2011, Bandung TV ( Job Traning )  Juru Kamera

 Reporter

Tahun 2011, Destiny Cathering and Weding Organsitation Lingkup tugas

Service Cathering

Tahun 2010, PT. Daya Motor Cibereum, Cimahi Lingkup tugas

Mistery Shoper  Pelayanan Konsumen

Tahun 2006, Ramayana Mall Cimahi Lingkup tugas

 Staf Gudang Tahun 2006, Birkah Studio Lingkup tugas

Photographer Desain graphic

PENGALAMAN KERJA


(72)

24 November 2009 : Kuliah Umum “Kebudayaan Film & Sensor Film” di UNIKOM

23 Juli 2009 : Penyuluhan & Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba Serta Peningkatan Pemahaman Tentang HIV/AIDS Dikalangan Generasi Muda. Di Gedung PGRI Jawa Barat

13 Maret 2009 : Pelatihan Kepemimpinan “ Who the Next

Lesder”. Di Auditorium UNIKOM

11 Maret 2009 : Stay Ahead See Options Clearly “Obrolan Seru Bareng Safir Senduk dan Topik

Perencanaan Keuangan” Di Hotel Poster

Suci.

6 Maret 2009 : Seminar Jurnalistik “The Election Channel Roadshow dalam Rangka Dies Emas 50 Tahun Institut Teknologi Bandung Di Sasana Budaya Ganesha (SABUGA) 3 Januari 2008 : Muslimah Exhibitions “To be a Good

Man” Di Auditorium UNIKOM

22 Maret 2008 : Pelatihan “Pendidikan Jurnalistik Dasar IV oleh Unit BIRAMA UNIKOM” Di Auditorium UNIKOM

8 April 2008 : Pelatihan kepemimpinan “Learn To Be A

Good Leader” Di Ruang Seminar UNIKOM 18-19 Juni 2008 : Kunjungan Ke Media Massa (RCTI,


(73)

11 Januari 2007 : Table Manner, di Hotel Jaya Karta Maret 2007 : Ceramah Umum Peningkatan Kualitas

Mahasiswa Sebagai Salah Satu Wujud Pelaksanaan Moto Unikom “ Quality ia Our

Tradition”

23 Mei 2007 : Pelatihan Pembawa acara dan Workshop Brain Management

Hobi Olahraga, dan nonton film

Minat Browsing, dan membaca


(1)

A. Buku

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati. 2007. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Djuraid, Husnun N. 2007. Panduan Menulis Berita : Edisi Revisi. Malang : UMM Press.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Zaenuddin. 2007. The Journalist. Jakarta : Prestasi Pustaka. B. Sumber lain

Data PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) dan Redaksi Divisi Pemberitaan (News), Agustus 2011.


(2)

(3)

Nama Lengkap : Candra Kirana Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 25 Mei 1987 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah Tinggi dan Berat Badan : 177 Cm / 65 Kg Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Cilame / Kp. Ciharashas No. 11 RT 03/ RW 05 Padalarang 40552

Nomor Telepon : 085659900995

e-mail : Candra_jurnal@yahoo.com

Universitas / Sekolah Tahun Program Fakultas / Jurusan

Universitas Komputer Indonesia 2007 (Semsester Akhir) Sarjana (S1) Komunikasi / Jurnalistik

SMA Pasundan 3

Cimahi 2003 – 2006 - -

SLTPN 1 Ngamprah 2000 – 2003 - - SDN 4 Cimareme 1994 – 2000 - -

DATA PRIBADI

PENDIDIKAN FORMAL


(4)

Bahasa

Bahasa Berbicara Membaca Menulis English Cukup baik Baik Baik

Komputer

Operasi Sistem Windows

Program Microsoft office (Ms. Word, Exel, Powerpoint, Access) Adobe Photoshop,Corel Draw dan SPSS

Tahun 2011, Bandung TV ( Job Traning )  Juru Kamera

 Reporter

Tahun 2011, Destiny Cathering and Weding Organsitation Lingkup tugas

Service Cathering

Tahun 2010, PT. Daya Motor Cibereum, Cimahi Lingkup tugas

Mistery Shoper  Pelayanan Konsumen

Tahun 2006, Ramayana Mall Cimahi Lingkup tugas

 Staf Gudang Tahun 2006, Birkah Studio Lingkup tugas

Photographer Desain graphic

PENGALAMAN KERJA


(5)

24 November 2009 : Kuliah Umum “Kebudayaan Film & Sensor Film” di UNIKOM

23 Juli 2009 : Penyuluhan & Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba Serta Peningkatan Pemahaman Tentang HIV/AIDS Dikalangan Generasi Muda. Di Gedung PGRI Jawa Barat

13 Maret 2009 : Pelatihan Kepemimpinan “ Who the Next

Lesder”. Di Auditorium UNIKOM

11 Maret 2009 : Stay Ahead See Options Clearly “Obrolan Seru Bareng Safir Senduk dan Topik Perencanaan Keuangan” Di Hotel Poster Suci.

6 Maret 2009 : Seminar Jurnalistik “The Election Channel Roadshow dalam Rangka Dies Emas 50 Tahun Institut Teknologi Bandung Di Sasana Budaya Ganesha (SABUGA) 3 Januari 2008 : Muslimah Exhibitions “To be a Good

Man” Di Auditorium UNIKOM

22 Maret 2008 : Pelatihan “Pendidikan Jurnalistik Dasar IV oleh Unit BIRAMA UNIKOM” Di Auditorium UNIKOM

8 April 2008 : Pelatihan kepemimpinan “Learn To Be A

Good Leader” Di Ruang Seminar UNIKOM

18-19 Juni 2008 : Kunjungan Ke Media Massa (RCTI, ANEKA Yess, TRANS TV)


(6)

11 Januari 2007 : Table Manner, di Hotel Jaya Karta Maret 2007 : Ceramah Umum Peningkatan Kualitas

Mahasiswa Sebagai Salah Satu Wujud Pelaksanaan Moto Unikom “ Quality ia Our Tradition”

23 Mei 2007 : Pelatihan Pembawa acara dan Workshop Brain Management

Hobi Olahraga, dan nonton film Minat Browsing, dan membaca