Latar Belakang S IPS 1102816 Chapter1

Denna Akhmad Yulian, 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peneliti melakukan observasi awal di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung.Suasana kelas terbilang cukup kondusif, karena pada saat itu siswa memerhatikan guru saat menyampaikan materi dalam pembelajaran di kelas.Berdasarkan hasil observasi awal terhadap pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung, peneliti menemukan permasalahan berupa kurangnya keterampilan berbicara siswa di depan kelas, secara umum hal tersebut dapat dilihat ketika guru meminta siswa untuk berbicara di depan kelasnya, namun hanya dua orang saja yang berani untuk berbicara di depan kelas sedangkan siswa yang lain hanya diam dan tidak berani untuk berbicara di depan kelas. Berikut akan dijabarkan bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas tersebut: 1. Siswa tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara di depan kelas. Pada saat guru meminta siswa untuk presentasi, hanya dua orang yang berani untuk berbicara di depan kelas secara sukarela sedangkan beberapa siswa lainnya harus mendapat paksaan dari guru agar mau berbicara. 2. Saat berbicara di depan kelas, suara siswa tidak terdengar oleh siswa lainnya karena siswa masih terlihat gugup sehingga tidak seluruh siswa mengerti dengan apa yang disampaikannya. 3. Kalimat yang digunakan oleh siswa tidak tersusun dengan rapi sehingga terlihat siswa tidak lancar saat penyampaian materi. Saat peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa, beberapa dari mereka mengatakan bahwa alasan mereka tidak berani berbicara dikarenakan mereka tidak terbiasa untuk berbicara di depan kelas. Selain itu, Denna Akhmad Yulian, 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu siswa mengaku bahwa guru jarang memberikan waktu kepada mereka untuk merumuskan jawaban atau mencari informasi dari beberapa sumber saat memberikan pertanyaan.Menurut siswa seharusnya guru memberikan waktu beberapa saat agar siswa memersiapkan jawaban dengan matang.Hal tersebut membuat siswa menjadi tidak terampil dalam berbicara terutama dalam penyampaian informasi di depan kelas terhadap siswa lain. Pembelajaran terutama jika menggunakan metode presentasi membuat proses tersebut tidak berjalan dengan baik, karena konsep-konsep yang dikemukakan oleh siswa tidak dapat dipahami oleh siswa lain. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan untuk menyampaikan isi pikiran, gagasan seorang pembicara kepada lawan bicara. Sesuai dengan pendapat Mulgrave dalam Tarigan, 2008, hlm. 15 yang menyatakan bahwa “berbicara bukan hanya pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengaratau penyimak ”. Pendapat serupa dikemukakan oleh Arsyad dan Mukti 1998, hlm. 17. “keterampilan berbicara bukan hanya mengeluarkan kata-kata, tetapi merupakan suatu keterampilan dalam mengungkapkan gagasan dan perasaan seseorang”.Keterampilan berbicara sangat dibutuhkan dalam pembelajaran IPS, karena dengan memiliki keterampilan berbicara, siswa dapat mengungkapkan isi pikiran atau gagasannya dengan baik.Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa keterampilan berbicara adalah keterampilan seseorang dalam menyampaikan atau mengomunikasikan gagasan dan perasaan secara lisan yang bertujuan memengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan serta memberikan informasi terhadap pendengar. Sedangkan tujuan berbicara menurut Tarigan 1990, hlm. 22yaitu: a. Menghibur Denna Akhmad Yulian, 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, menggairahkan kisah-kisah jenaka, petualangan dan sebagainya untuk menimbulkan suasana gembira pada pendengarnya. b. Menginformasi Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan, dilaksanakan bila seseorang ingin: 1 Menjelaskan suatu proses. 2 Menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal. 3 Memberi, menyebarkan atau menambahkan pengetahuan. 4 Menjelaskan kaitan. c. Menstimulasi Berbicara untuk menstimulasikan jauh lebih kompleks dari tujuan berbicara lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan dan cita-cita pendengarnya. d. Mendengarkan Dalam berbicara untuk mendengarkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Mengetahui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakan pendengarnya. Pada poin kedua tujuan berbicara adalah untuk memberikan informasi, menjelaskan suatu proses, menginterpretasikan suatu hal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, memiliki keterampilan berbicara juga akan membuat siswa Denna Akhmad Yulian, 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu mampu mengungkapkan atau menginformasikan konsep-konsep dalam yang terdapat dalam IPS. Tujuan berbicara akan mudah dicapai oleh seseorang jika orang tersebut memiliki keterampilan berbicara. Pentingnya siswa memiliki keterampilan berbicara agar siswa mampu untuk mengungkapkan pendapatnya dengan baik di dalam pembelajaran ataupun agar siswa siap untuk terjun ke masyarakat. Keterampilan berbicara sangatlah erat hubungannya dengan penddidikan IPS, karena sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Permendikbud No. 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2014 yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan pembelajaran kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik, dimana terdapat 5 urutan logis pengalaman-pengalaman belajar, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Pada tahap mengomunikasikan, siswa diharapkan mampu menyampaikan atau mengomunikasikan baik pendapatnya atau kesimpulannya terhadap siswa lain. Siswa yang memiliki keterampilan berbicara akan mampu mengomunikasikan pendapatnya dengan baik, sehingga pembelajaran yang berpusat kepada siswa dapat tercapai. Mengingat pentingnya keterampilan berbicara di depan kelas dalam pembelajaran IPS, maka peneliti akan memilih model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa di depan kelas, agar siswa terlatih atau terbiasa untuk berbicara di depan kelas. Model yang akan digunakan oleh peneliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share . Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share karena model ini dapat digunakan dan dirasa cocok untuk jenjang SMP, sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lie 2008, hlm. 79 “teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.” Trianto 2010, hlm. 81 menyatakan bahwa, “ Think Pair and Share atau berpikir, berpasangan, berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran Denna Akhmad Yulian, 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa.” Dengan menggunakan model ini, siswa yang terbiasa pasif kan dipaksa untuk melakukan interaksi kepada siswa lain. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran ini, yaitu siswamemikirkan jawaban atas pertanyaan atau topik secara mandiri Think , kemudian melakukan diskusi dalam dua tahap yaitu tahap diskusi dengan teman sebangku Pair kemudian dilanjutkan diskusi dengan keseluruhan kelas pada tahap berbagi share . Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share juga memberi siswa kesempatan untuk bekerja secara mandiri serta bekerjasama dengan siswa lain. Keunggulan lain dari model ini adalah optimalisasi keterampilan berbicara siswa pada tahap Share ke seluruh siswa lain di dalam kelas. Dari beberapa pendapat diatas, dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair and Share akan melatih dan menumbuhkan keterampilan berbicara siswa di depan kelas, karena siswa akan merasa percaya diri dengan jawaban yang telah dipikirkan sebelumnya, kemudian pada tahap Share , siswa mengemukakan jawabannya pada seluruh siswa lain di kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Rahayu 2011 yang berjudul “Penerapan Teknik TPS THINK, PAIR, AND SHARE Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara” membuktikan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan berbicara dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share . Selain itu, penelitian tersebut membuktikan pula bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa di depan umum, hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah diterapkannya model ini. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti semakin tertarik untuk mengaji permasalahan tersebut kedalam sebuah penelitian yang berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI Denna Akhmad Yulian, 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE DALAM PEMBELAJARAN IPS Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung

B. Rumusan Masalah