Aspek Genetik Kelenturan Fenotipik Produksi dan Kualitas Telur Itik Lokal sebagai Respon terhadap Perubahan Aflatoksin dalam Ransum

ASPEK GENETIK KElENTURAN FENOTIPIK PRODUKSI
DAN KUAUTAS TElUR ITIK LOKAL SEBAGAI
RESPONSTERHADAPPERUBAHAN
AFlA TOKSIN DAlAM RANSUM

I komaセ@

Oleh
PURNA

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
1999

RINGKASAN

I KOMANG PURNA 1999. Aspek Genetik Kelenturan Fenotipik Produksi dan
Knalitas Telur Itik Lokal sebagai Respons terhadap Perubahan Aflatoksin
dalam Ransum (Dibimbing oleh H. Harimurti Martojo sebagai ketua,
Ronny Rachman Noor dan L. Hardi Prasetyo masing-masing sebagai anggota).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari fenomena kelenturan

fenotipik produksi dan kualitas telur itik lokal serta mengestimasi daya pewarisan
produksi telur dan daya pewarisan kelenturan fenotipik produksi telur itik lokal yang
diberi ransum dengan kandungan aflatoksin yang berbeda. Penelitian menggunakan
populasi itik Mojosari dan Tegal, sedangkan ransum yang digunakan juga ada dua
macam yaitu ransum kontrol (Ro) dan ransum kontrol yang ditambahkan aflatoksin
150 ppb (Rj). Peubah yang diamati adalah produksi telur dan kualitas telur.
Rancangan penelitian yang digunakau pada penelitian ini adalah Rancangan
Tersarang (Nested design) dengan pejantan dan induk bersifat random. Berdasarkan
rancangan tersarang ini dapat dihitung besarnya nilai daya pewarisan produksi teluT
dan daya pewarisan kelenturan fenotipik produksi telur. Analisis ragam satu arah
digunakan untuk mengetahui adaltidaknya kelenturan fenotipik pada sifat yang
diamati. Analisis ragam dua arah digunakan untuk mengetahui perbedaan kelenturan
fenotipik antara kedua populasi. Besarnya nilai kelenturan fenotipik didapat dengan
menghitung selisih antara rataan sifat sebagai respons terhadap ransum yang
mengandung aflatoksin 150 ppb dengan yang mendapat ransum kontrol.

menghitung selisih antara rataan sifat sebagai respons terhadap ransum yang
mengandung aflatoksin 150 ppb dengan yang mendapat ransum kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan adanya fenomena kelenturan fenotipik pada
bobot dewasa kelamin itik Mojosari. Populasi itik Mojosari dan Tegal masing-masing

memiliki kelenturan fenotipik produksi telur yang berbeda tidak nyata (P>0,05).
Demikian pula antara kedua populasi itik tersebut kelenturan fenotipiknya tidak nyata
(P>0,05), sedangkan kelenturan fenotipik pada kualitas telur hanya berbeda pada
bobot putih telur (P