TESIS
18 Tabel 2.4 Tipe pipe support Sumber: Handbook PERI, 2000
Tipe Panjang Penyetelan L
m Berat
kg PEP 20 N 260
PEP 20 N 300 PEP 20 N 350
PEP 20 G 410 1,51 – 2,60
1,71 – 3,00 1,96 – 3,50
2,26 – 4,10 15,1
16.6 19,8
25,1
2.4.2. Jumlah Bekisting Dan Perancah
Jumlah penyediaan bekisting dan perancah akan mempengaruhi waktu siklus pengecoran lantai yang akan menghasilkan sejumlah lantai dalam waktu tertentu. Menurut
Wigbout, 1992 bahwa jumlah bekisting dan perancah ditentukan oleh perbandingan antara waktu siklus bekisting terhadap waktu siklus pengecoran. Waktu siklus bekisting
merupakan tahap 1 dan 2 Gambar 2.5 dari tahap siklus konstruksi, atau waktu siklus pengecoran lantai ditambah dengan waktu umur pengerasan beton, sehingga waktu siklus
bekisting dan perancah ditentukan oleh waktu umur pembongkaran bekisting. Oleh sebab itu waktu umur pembongkaran bekisting dan waktu siklus pengecoran lantai, merupakan
faktor utama dalam menentukan jumlah bekisting dan perancah. Dengan mengacu pada periode siklus bekisting dan perancah, maka penyediaan jumlah
bekisting dan perancah dapat dirumuskan, yaitu:
C C
n
b b
=
2.1 dimana:
n
b
= Penyediaan jumlah bekisting dan perancah, lantai C
b
= Waktu siklus bekisting dan perancah, hari C
= Waktu siklus pengecoran lantai, hari
TESIS
19 Waktu siklus bekisting dan perancah C
b
tersebut merupakan lamanya waktu tinggal bekisting dan perancah t
b
pada suatu lantai, sebelum dibongkar dan dipindahkan. Maka waktu siklus bekisting dan perancah adalah:
C
b
= t
b
2.2 dimana:
C
b
= Waktu siklus bekisting dan perancah, hari t
b
= Waktu tinggal bekisting dan perancah, hari Perumusan di atas belum menggambarkan suatu hubungan antara jumlah bekisting dan
perancah dengan waktu pelaksanaan. Dengan menerapkan durasi deterministik yang berarti durasi yang konstan, waktu siklus pengecoran lantai pada setiap lantai menjadi konstan
tetap. Maka waktu pelaksanaan pengecoran dapat diestimasi dari waktu siklus pengecoran lantai dikalikan dengan jumlah lantai, sehingga rumus waktu pelaksanaan
pengecoran adalah:
C x
n t
t pelks
=
2.3 dimana:
t
pelks
= Waktu pelaksanaan pengecoran, hari n
t
= Jumlah lantai tingkat C
= Waktu siklus pengecoran lantai, hari Untuk memperoleh hubungan antara jumlah bekisting dan perancah dengan waktu
pelaksanaan adalah:
pelks t
b b
t n
x t
n =
2.4 dimana:
n
b
= Jumlah bekisting dan perancah, lantai t
b
= Waktu tinggal bekisting dan perancah, hari n
t
= Jumlah lantai tingkat t
pelks
= Waktu pelaksanaan pengecoran, hari
TESIS
20
2.5. Kekuatan beton