Peranan Wanita di Usahatani Lahan Kering (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah)
PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC
(Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala,
Propinsi Sulawesi Tengah)
TIRTA MURLINA HAMID
A28.0262
P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOCOR
1997
TIRTA MURLINA HAMID.
Peranan Wanita di Usahatani
Lahan Kering, KAsus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab.
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (dibawah bimbingan
Titik Sumarti MC.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui curahan
waktu produktif, reproduktif, kontribusi ekonomi dan
keikutsertaan wanita dalam lembaga.
Selain itu, juga
menelaah hubungan pengaruh antara status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif, curahan
waktu produktif wanita dengan kontribusi ekonomi dan hubungan pengaruh antara kontribusi ekonomi dengan keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan
produktif, reproduktif dan keikutsertaan
dalam lembaga.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana rumahtangga dijadikan sebagai unit analisa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode acak distratifikasi, dimana rumahtangga sampel distratifikasi berdasarkan luas penguasaaan
lahan.
Sampel rumahtangga dibagi dalam tiga strata, yaitu
stratum I (atas) adalah rumahtangga yang menguasai lahan
lebih dari 2,5 hektar; stratum I1 (menengah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan 1,5-2,5 hektar; dan stratum
I11 (bawah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan kurang
dari 1,5 hektar.
Penentuan luas lahan yang mewakili tiap
stratum didasarkan pada pemahaman masyarakat di desa penelitian tentang pengertian luas, sedang dan sempit dari
luas lahan yang dikuasai.
Hal ini diperoleh melalui wa-
wancara terhadap tiga orang warga desa di tempat penelitian.
Di lokasi penelitian alokasi
waktu kerja produktif
wanita tidak hanya tercurah di usahatani tetapi juga di
luar usahatani.
Namun curahan waktu terbesar dari waktu
produktif mereka dialokasikan untuk mengolah usahatani
mereka sendiri maupun usahatani milik orang lain.
Curahan waktu produktif wanita di usahatani untuk
stratum I sebesar 2,9 jam/hari sementara pria di stratum
ini sebesar 4,9 jam/hari.
Di stratum 11, curahan waktu
kerja produktif wanita sebesar 3,3 jam/hari, dan pria
sebesar 4,4 jam/hari. Untuk stratum 111, curahan waktu
produktif wanitanya sebesar 2,5 jam/hari dan pria sebesar
5,3 jam/hari.
Dalam ha1 curahan waktu
reproduktif wanita di stra-
tum I mengalokasikan waktunya sebesar 2,18 jam/hari sementara pria di stratum ini hanya mencurahkan waktu sebesar
0,42 jam/hari.
2,57
Di stratum 11, wanita mencurahkan waktunya
jam/hari dan pria sebesar 0 , 3 4 jam/hari.
Untuk
wanita di stratum I11 curahan waktu reproduktifnya sebesar
3,54
jam hari, sedangkan pria mencurahkan waktu 0 , 8 8
jam/hari .
Dari telaahan terhadap hubungan status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif diketahui
bahwa status sosial ekonomi
tidak mempengaruhi curahan
waktu produktif dan reproduktif wanita.
Kenyataan yang
didapatkan adalah bahwa sebagian besar responden wanita di
semua strata, curahan waktu produktifnya terkategorikan
rendah.
Sementara dalam kegiatan reproduktif, sebagian
besar wanita di semua strata curahan waktunya terkategorikan tinggi.
Beberapa ha1 yang diperkirakan mempengaruhi
curahan waktu produktif dan reproduktif wanita adalah
mempunyai Balita, masih aktif sekolah dan kondisi kesehatan yang terganggu.
Dalam ha1 kontribusi ekonomi, diketahui bahwa usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan
rumahtangga di semua strata (stratum I 81,5%, stratum I1
87,1%, stratum III74,4%.
Sementara itu, bagi rumahtangga
di stratum I11 peran pekerjaan diluar usahatani dalam
menyumbangkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
peran pekerjaan tersebut pada rumahtangga di dua stratum
lainnya.
Sementara itu dari usahatani, wanita memberikan
kontribusi ekonomi sebesar 9,8 persen
-
11,l persen dalam
pendapatan rumahtangga dan dari luar usahatani sebesar 1,4
persen
-
29,8 persen.
Adapun tinggi-rendahnya kontribusi
ekonomi wanita ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
curahan waktu produktif mereka.
dalam ha1 ini kontribusi
ekonomi wanita dikatakan tinggi bila menyumbangkan pendapatan lebih dari 19.214 rupiah/bulan dan rendah bila
kurang atau sama dengan nilai tersebut.
Dalam pengambilan keputusan di usahatani, wanita di
semua strata banyak terlibat dalam kegiatan penjualan
hasil (dijual/tidak dijual, dijual kepada siapa, waktu
penjualan, dan cara penjualan) dengan pola pengambilan
keputusan bersama.
Untuk penggunaan lahan dan jenis
tanaman yang ditanam cenderung pada pola suami dominan
walapun ada juga yang berpola bersama.
Sedangkan untuk
pembelian sarana produksi, sebagian besar masuk dalam pola
suami dominan.
Keterlibatan wanita dalam pengambilan
keputusan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh kontribusi
ekonomi mereka.
Sebagian besar wanita di semua strata
memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan di usahatani walaupun mereka memberikan kontribusi
ekonomi yang tinggi terhadap pendapatan rumahtangga.
Untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif wanita dominan terlibat dalam penentuan menu makan,
uang belanja dan pembelian perabotan rumahtangga.
Semen-
tara untuk kegiatan pembelian barang lux, kesehatan,
gotong royong, membantu dan menghadiri pesta pola pengambilan keputusannya adalah bersarma.
Keterlibatan wanita
dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
ternyata dipengaruhi oleh kontribusi ekonomi mereka.
Wanita yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi, keterlibatannya juga tinggi dalam pengambilan keputusan, sedangkan
yang
memiliki kontribusi ekonomi rendah juga
menunjukkan
PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC
(Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala,
Propinsi Sulawesi Tengah)
TIRTA MURLINA HAMID
A28.0262
P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOCOR
1997
TIRTA MURLINA HAMID.
Peranan Wanita di Usahatani
Lahan Kering, KAsus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab.
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (dibawah bimbingan
Titik Sumarti MC.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui curahan
waktu produktif, reproduktif, kontribusi ekonomi dan
keikutsertaan wanita dalam lembaga.
Selain itu, juga
menelaah hubungan pengaruh antara status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif, curahan
waktu produktif wanita dengan kontribusi ekonomi dan hubungan pengaruh antara kontribusi ekonomi dengan keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan
produktif, reproduktif dan keikutsertaan
dalam lembaga.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana rumahtangga dijadikan sebagai unit analisa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode acak distratifikasi, dimana rumahtangga sampel distratifikasi berdasarkan luas penguasaaan
lahan.
Sampel rumahtangga dibagi dalam tiga strata, yaitu
stratum I (atas) adalah rumahtangga yang menguasai lahan
lebih dari 2,5 hektar; stratum I1 (menengah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan 1,5-2,5 hektar; dan stratum
I11 (bawah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan kurang
dari 1,5 hektar.
Penentuan luas lahan yang mewakili tiap
stratum didasarkan pada pemahaman masyarakat di desa penelitian tentang pengertian luas, sedang dan sempit dari
luas lahan yang dikuasai.
Hal ini diperoleh melalui wa-
wancara terhadap tiga orang warga desa di tempat penelitian.
Di lokasi penelitian alokasi
waktu kerja produktif
wanita tidak hanya tercurah di usahatani tetapi juga di
luar usahatani.
Namun curahan waktu terbesar dari waktu
produktif mereka dialokasikan untuk mengolah usahatani
mereka sendiri maupun usahatani milik orang lain.
Curahan waktu produktif wanita di usahatani untuk
stratum I sebesar 2,9 jam/hari sementara pria di stratum
ini sebesar 4,9 jam/hari.
Di stratum 11, curahan waktu
kerja produktif wanita sebesar 3,3 jam/hari, dan pria
sebesar 4,4 jam/hari. Untuk stratum 111, curahan waktu
produktif wanitanya sebesar 2,5 jam/hari dan pria sebesar
5,3 jam/hari.
Dalam ha1 curahan waktu
reproduktif wanita di stra-
tum I mengalokasikan waktunya sebesar 2,18 jam/hari sementara pria di stratum ini hanya mencurahkan waktu sebesar
0,42 jam/hari.
2,57
Di stratum 11, wanita mencurahkan waktunya
jam/hari dan pria sebesar 0 , 3 4 jam/hari.
Untuk
wanita di stratum I11 curahan waktu reproduktifnya sebesar
3,54
jam hari, sedangkan pria mencurahkan waktu 0 , 8 8
jam/hari .
Dari telaahan terhadap hubungan status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif diketahui
bahwa status sosial ekonomi
tidak mempengaruhi curahan
waktu produktif dan reproduktif wanita.
Kenyataan yang
didapatkan adalah bahwa sebagian besar responden wanita di
semua strata, curahan waktu produktifnya terkategorikan
rendah.
Sementara dalam kegiatan reproduktif, sebagian
besar wanita di semua strata curahan waktunya terkategorikan tinggi.
Beberapa ha1 yang diperkirakan mempengaruhi
curahan waktu produktif dan reproduktif wanita adalah
mempunyai Balita, masih aktif sekolah dan kondisi kesehatan yang terganggu.
Dalam ha1 kontribusi ekonomi, diketahui bahwa usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan
rumahtangga di semua strata (stratum I 81,5%, stratum I1
87,1%, stratum III74,4%.
Sementara itu, bagi rumahtangga
di stratum I11 peran pekerjaan diluar usahatani dalam
menyumbangkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
peran pekerjaan tersebut pada rumahtangga di dua stratum
lainnya.
Sementara itu dari usahatani, wanita memberikan
kontribusi ekonomi sebesar 9,8 persen
-
11,l persen dalam
pendapatan rumahtangga dan dari luar usahatani sebesar 1,4
persen
-
29,8 persen.
Adapun tinggi-rendahnya kontribusi
ekonomi wanita ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
curahan waktu produktif mereka.
dalam ha1 ini kontribusi
ekonomi wanita dikatakan tinggi bila menyumbangkan pendapatan lebih dari 19.214 rupiah/bulan dan rendah bila
kurang atau sama dengan nilai tersebut.
Dalam pengambilan keputusan di usahatani, wanita di
semua strata banyak terlibat dalam kegiatan penjualan
hasil (dijual/tidak dijual, dijual kepada siapa, waktu
penjualan, dan cara penjualan) dengan pola pengambilan
keputusan bersama.
Untuk penggunaan lahan dan jenis
tanaman yang ditanam cenderung pada pola suami dominan
walapun ada juga yang berpola bersama.
Sedangkan untuk
pembelian sarana produksi, sebagian besar masuk dalam pola
suami dominan.
Keterlibatan wanita dalam pengambilan
keputusan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh kontribusi
ekonomi mereka.
Sebagian besar wanita di semua strata
memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan di usahatani walaupun mereka memberikan kontribusi
ekonomi yang tinggi terhadap pendapatan rumahtangga.
Untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif wanita dominan terlibat dalam penentuan menu makan,
uang belanja dan pembelian perabotan rumahtangga.
Semen-
tara untuk kegiatan pembelian barang lux, kesehatan,
gotong royong, membantu dan menghadiri pesta pola pengambilan keputusannya adalah bersarma.
Keterlibatan wanita
dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
ternyata dipengaruhi oleh kontribusi ekonomi mereka.
Wanita yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi, keterlibatannya juga tinggi dalam pengambilan keputusan, sedangkan
yang
memiliki kontribusi ekonomi rendah juga
menunjukkan
(Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala,
Propinsi Sulawesi Tengah)
TIRTA MURLINA HAMID
A28.0262
P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOCOR
1997
TIRTA MURLINA HAMID.
Peranan Wanita di Usahatani
Lahan Kering, KAsus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab.
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (dibawah bimbingan
Titik Sumarti MC.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui curahan
waktu produktif, reproduktif, kontribusi ekonomi dan
keikutsertaan wanita dalam lembaga.
Selain itu, juga
menelaah hubungan pengaruh antara status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif, curahan
waktu produktif wanita dengan kontribusi ekonomi dan hubungan pengaruh antara kontribusi ekonomi dengan keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan
produktif, reproduktif dan keikutsertaan
dalam lembaga.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana rumahtangga dijadikan sebagai unit analisa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode acak distratifikasi, dimana rumahtangga sampel distratifikasi berdasarkan luas penguasaaan
lahan.
Sampel rumahtangga dibagi dalam tiga strata, yaitu
stratum I (atas) adalah rumahtangga yang menguasai lahan
lebih dari 2,5 hektar; stratum I1 (menengah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan 1,5-2,5 hektar; dan stratum
I11 (bawah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan kurang
dari 1,5 hektar.
Penentuan luas lahan yang mewakili tiap
stratum didasarkan pada pemahaman masyarakat di desa penelitian tentang pengertian luas, sedang dan sempit dari
luas lahan yang dikuasai.
Hal ini diperoleh melalui wa-
wancara terhadap tiga orang warga desa di tempat penelitian.
Di lokasi penelitian alokasi
waktu kerja produktif
wanita tidak hanya tercurah di usahatani tetapi juga di
luar usahatani.
Namun curahan waktu terbesar dari waktu
produktif mereka dialokasikan untuk mengolah usahatani
mereka sendiri maupun usahatani milik orang lain.
Curahan waktu produktif wanita di usahatani untuk
stratum I sebesar 2,9 jam/hari sementara pria di stratum
ini sebesar 4,9 jam/hari.
Di stratum 11, curahan waktu
kerja produktif wanita sebesar 3,3 jam/hari, dan pria
sebesar 4,4 jam/hari. Untuk stratum 111, curahan waktu
produktif wanitanya sebesar 2,5 jam/hari dan pria sebesar
5,3 jam/hari.
Dalam ha1 curahan waktu
reproduktif wanita di stra-
tum I mengalokasikan waktunya sebesar 2,18 jam/hari sementara pria di stratum ini hanya mencurahkan waktu sebesar
0,42 jam/hari.
2,57
Di stratum 11, wanita mencurahkan waktunya
jam/hari dan pria sebesar 0 , 3 4 jam/hari.
Untuk
wanita di stratum I11 curahan waktu reproduktifnya sebesar
3,54
jam hari, sedangkan pria mencurahkan waktu 0 , 8 8
jam/hari .
Dari telaahan terhadap hubungan status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif diketahui
bahwa status sosial ekonomi
tidak mempengaruhi curahan
waktu produktif dan reproduktif wanita.
Kenyataan yang
didapatkan adalah bahwa sebagian besar responden wanita di
semua strata, curahan waktu produktifnya terkategorikan
rendah.
Sementara dalam kegiatan reproduktif, sebagian
besar wanita di semua strata curahan waktunya terkategorikan tinggi.
Beberapa ha1 yang diperkirakan mempengaruhi
curahan waktu produktif dan reproduktif wanita adalah
mempunyai Balita, masih aktif sekolah dan kondisi kesehatan yang terganggu.
Dalam ha1 kontribusi ekonomi, diketahui bahwa usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan
rumahtangga di semua strata (stratum I 81,5%, stratum I1
87,1%, stratum III74,4%.
Sementara itu, bagi rumahtangga
di stratum I11 peran pekerjaan diluar usahatani dalam
menyumbangkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
peran pekerjaan tersebut pada rumahtangga di dua stratum
lainnya.
Sementara itu dari usahatani, wanita memberikan
kontribusi ekonomi sebesar 9,8 persen
-
11,l persen dalam
pendapatan rumahtangga dan dari luar usahatani sebesar 1,4
persen
-
29,8 persen.
Adapun tinggi-rendahnya kontribusi
ekonomi wanita ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
curahan waktu produktif mereka.
dalam ha1 ini kontribusi
ekonomi wanita dikatakan tinggi bila menyumbangkan pendapatan lebih dari 19.214 rupiah/bulan dan rendah bila
kurang atau sama dengan nilai tersebut.
Dalam pengambilan keputusan di usahatani, wanita di
semua strata banyak terlibat dalam kegiatan penjualan
hasil (dijual/tidak dijual, dijual kepada siapa, waktu
penjualan, dan cara penjualan) dengan pola pengambilan
keputusan bersama.
Untuk penggunaan lahan dan jenis
tanaman yang ditanam cenderung pada pola suami dominan
walapun ada juga yang berpola bersama.
Sedangkan untuk
pembelian sarana produksi, sebagian besar masuk dalam pola
suami dominan.
Keterlibatan wanita dalam pengambilan
keputusan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh kontribusi
ekonomi mereka.
Sebagian besar wanita di semua strata
memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan di usahatani walaupun mereka memberikan kontribusi
ekonomi yang tinggi terhadap pendapatan rumahtangga.
Untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif wanita dominan terlibat dalam penentuan menu makan,
uang belanja dan pembelian perabotan rumahtangga.
Semen-
tara untuk kegiatan pembelian barang lux, kesehatan,
gotong royong, membantu dan menghadiri pesta pola pengambilan keputusannya adalah bersarma.
Keterlibatan wanita
dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
ternyata dipengaruhi oleh kontribusi ekonomi mereka.
Wanita yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi, keterlibatannya juga tinggi dalam pengambilan keputusan, sedangkan
yang
memiliki kontribusi ekonomi rendah juga
menunjukkan
PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC
(Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala,
Propinsi Sulawesi Tengah)
TIRTA MURLINA HAMID
A28.0262
P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOCOR
1997
TIRTA MURLINA HAMID.
Peranan Wanita di Usahatani
Lahan Kering, KAsus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab.
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (dibawah bimbingan
Titik Sumarti MC.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui curahan
waktu produktif, reproduktif, kontribusi ekonomi dan
keikutsertaan wanita dalam lembaga.
Selain itu, juga
menelaah hubungan pengaruh antara status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif, curahan
waktu produktif wanita dengan kontribusi ekonomi dan hubungan pengaruh antara kontribusi ekonomi dengan keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan
produktif, reproduktif dan keikutsertaan
dalam lembaga.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana rumahtangga dijadikan sebagai unit analisa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode acak distratifikasi, dimana rumahtangga sampel distratifikasi berdasarkan luas penguasaaan
lahan.
Sampel rumahtangga dibagi dalam tiga strata, yaitu
stratum I (atas) adalah rumahtangga yang menguasai lahan
lebih dari 2,5 hektar; stratum I1 (menengah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan 1,5-2,5 hektar; dan stratum
I11 (bawah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan kurang
dari 1,5 hektar.
Penentuan luas lahan yang mewakili tiap
stratum didasarkan pada pemahaman masyarakat di desa penelitian tentang pengertian luas, sedang dan sempit dari
luas lahan yang dikuasai.
Hal ini diperoleh melalui wa-
wancara terhadap tiga orang warga desa di tempat penelitian.
Di lokasi penelitian alokasi
waktu kerja produktif
wanita tidak hanya tercurah di usahatani tetapi juga di
luar usahatani.
Namun curahan waktu terbesar dari waktu
produktif mereka dialokasikan untuk mengolah usahatani
mereka sendiri maupun usahatani milik orang lain.
Curahan waktu produktif wanita di usahatani untuk
stratum I sebesar 2,9 jam/hari sementara pria di stratum
ini sebesar 4,9 jam/hari.
Di stratum 11, curahan waktu
kerja produktif wanita sebesar 3,3 jam/hari, dan pria
sebesar 4,4 jam/hari. Untuk stratum 111, curahan waktu
produktif wanitanya sebesar 2,5 jam/hari dan pria sebesar
5,3 jam/hari.
Dalam ha1 curahan waktu
reproduktif wanita di stra-
tum I mengalokasikan waktunya sebesar 2,18 jam/hari sementara pria di stratum ini hanya mencurahkan waktu sebesar
0,42 jam/hari.
2,57
Di stratum 11, wanita mencurahkan waktunya
jam/hari dan pria sebesar 0 , 3 4 jam/hari.
Untuk
wanita di stratum I11 curahan waktu reproduktifnya sebesar
3,54
jam hari, sedangkan pria mencurahkan waktu 0 , 8 8
jam/hari .
Dari telaahan terhadap hubungan status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif diketahui
bahwa status sosial ekonomi
tidak mempengaruhi curahan
waktu produktif dan reproduktif wanita.
Kenyataan yang
didapatkan adalah bahwa sebagian besar responden wanita di
semua strata, curahan waktu produktifnya terkategorikan
rendah.
Sementara dalam kegiatan reproduktif, sebagian
besar wanita di semua strata curahan waktunya terkategorikan tinggi.
Beberapa ha1 yang diperkirakan mempengaruhi
curahan waktu produktif dan reproduktif wanita adalah
mempunyai Balita, masih aktif sekolah dan kondisi kesehatan yang terganggu.
Dalam ha1 kontribusi ekonomi, diketahui bahwa usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan
rumahtangga di semua strata (stratum I 81,5%, stratum I1
87,1%, stratum III74,4%.
Sementara itu, bagi rumahtangga
di stratum I11 peran pekerjaan diluar usahatani dalam
menyumbangkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
peran pekerjaan tersebut pada rumahtangga di dua stratum
lainnya.
Sementara itu dari usahatani, wanita memberikan
kontribusi ekonomi sebesar 9,8 persen
-
11,l persen dalam
pendapatan rumahtangga dan dari luar usahatani sebesar 1,4
persen
-
29,8 persen.
Adapun tinggi-rendahnya kontribusi
ekonomi wanita ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
curahan waktu produktif mereka.
dalam ha1 ini kontribusi
ekonomi wanita dikatakan tinggi bila menyumbangkan pendapatan lebih dari 19.214 rupiah/bulan dan rendah bila
kurang atau sama dengan nilai tersebut.
Dalam pengambilan keputusan di usahatani, wanita di
semua strata banyak terlibat dalam kegiatan penjualan
hasil (dijual/tidak dijual, dijual kepada siapa, waktu
penjualan, dan cara penjualan) dengan pola pengambilan
keputusan bersama.
Untuk penggunaan lahan dan jenis
tanaman yang ditanam cenderung pada pola suami dominan
walapun ada juga yang berpola bersama.
Sedangkan untuk
pembelian sarana produksi, sebagian besar masuk dalam pola
suami dominan.
Keterlibatan wanita dalam pengambilan
keputusan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh kontribusi
ekonomi mereka.
Sebagian besar wanita di semua strata
memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan di usahatani walaupun mereka memberikan kontribusi
ekonomi yang tinggi terhadap pendapatan rumahtangga.
Untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif wanita dominan terlibat dalam penentuan menu makan,
uang belanja dan pembelian perabotan rumahtangga.
Semen-
tara untuk kegiatan pembelian barang lux, kesehatan,
gotong royong, membantu dan menghadiri pesta pola pengambilan keputusannya adalah bersarma.
Keterlibatan wanita
dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
ternyata dipengaruhi oleh kontribusi ekonomi mereka.
Wanita yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi, keterlibatannya juga tinggi dalam pengambilan keputusan, sedangkan
yang
memiliki kontribusi ekonomi rendah juga
menunjukkan