Peranan Wanita di Usahatani Lahan Kering (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah)

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC
(Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala,
Propinsi Sulawesi Tengah)

TIRTA MURLINA HAMID
A28.0262

P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOCOR
1997

TIRTA MURLINA HAMID.

Peranan Wanita di Usahatani

Lahan Kering, KAsus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab.
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (dibawah bimbingan
Titik Sumarti MC.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui curahan

waktu produktif, reproduktif, kontribusi ekonomi dan
keikutsertaan wanita dalam lembaga.

Selain itu, juga

menelaah hubungan pengaruh antara status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif, curahan
waktu produktif wanita dengan kontribusi ekonomi dan hubungan pengaruh antara kontribusi ekonomi dengan keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan
produktif, reproduktif dan keikutsertaan

dalam lembaga.

Penelitian ini menggunakan metode survei dimana rumahtangga dijadikan sebagai unit analisa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode acak distratifikasi, dimana rumahtangga sampel distratifikasi berdasarkan luas penguasaaan
lahan.

Sampel rumahtangga dibagi dalam tiga strata, yaitu

stratum I (atas) adalah rumahtangga yang menguasai lahan
lebih dari 2,5 hektar; stratum I1 (menengah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan 1,5-2,5 hektar; dan stratum

I11 (bawah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan kurang
dari 1,5 hektar.

Penentuan luas lahan yang mewakili tiap

stratum didasarkan pada pemahaman masyarakat di desa penelitian tentang pengertian luas, sedang dan sempit dari

luas lahan yang dikuasai.

Hal ini diperoleh melalui wa-

wancara terhadap tiga orang warga desa di tempat penelitian.
Di lokasi penelitian alokasi

waktu kerja produktif

wanita tidak hanya tercurah di usahatani tetapi juga di
luar usahatani.

Namun curahan waktu terbesar dari waktu


produktif mereka dialokasikan untuk mengolah usahatani
mereka sendiri maupun usahatani milik orang lain.
Curahan waktu produktif wanita di usahatani untuk
stratum I sebesar 2,9 jam/hari sementara pria di stratum
ini sebesar 4,9 jam/hari.

Di stratum 11, curahan waktu

kerja produktif wanita sebesar 3,3 jam/hari, dan pria
sebesar 4,4 jam/hari. Untuk stratum 111, curahan waktu
produktif wanitanya sebesar 2,5 jam/hari dan pria sebesar
5,3 jam/hari.

Dalam ha1 curahan waktu

reproduktif wanita di stra-

tum I mengalokasikan waktunya sebesar 2,18 jam/hari sementara pria di stratum ini hanya mencurahkan waktu sebesar
0,42 jam/hari.

2,57

Di stratum 11, wanita mencurahkan waktunya

jam/hari dan pria sebesar 0 , 3 4 jam/hari.

Untuk

wanita di stratum I11 curahan waktu reproduktifnya sebesar
3,54

jam hari, sedangkan pria mencurahkan waktu 0 , 8 8

jam/hari .
Dari telaahan terhadap hubungan status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif diketahui
bahwa status sosial ekonomi

tidak mempengaruhi curahan


waktu produktif dan reproduktif wanita.

Kenyataan yang

didapatkan adalah bahwa sebagian besar responden wanita di
semua strata, curahan waktu produktifnya terkategorikan
rendah.

Sementara dalam kegiatan reproduktif, sebagian

besar wanita di semua strata curahan waktunya terkategorikan tinggi.

Beberapa ha1 yang diperkirakan mempengaruhi

curahan waktu produktif dan reproduktif wanita adalah
mempunyai Balita, masih aktif sekolah dan kondisi kesehatan yang terganggu.
Dalam ha1 kontribusi ekonomi, diketahui bahwa usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan
rumahtangga di semua strata (stratum I 81,5%, stratum I1
87,1%, stratum III74,4%.


Sementara itu, bagi rumahtangga

di stratum I11 peran pekerjaan diluar usahatani dalam
menyumbangkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
peran pekerjaan tersebut pada rumahtangga di dua stratum
lainnya.

Sementara itu dari usahatani, wanita memberikan

kontribusi ekonomi sebesar 9,8 persen

-

11,l persen dalam

pendapatan rumahtangga dan dari luar usahatani sebesar 1,4
persen

-


29,8 persen.

Adapun tinggi-rendahnya kontribusi

ekonomi wanita ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
curahan waktu produktif mereka.

dalam ha1 ini kontribusi

ekonomi wanita dikatakan tinggi bila menyumbangkan pendapatan lebih dari 19.214 rupiah/bulan dan rendah bila
kurang atau sama dengan nilai tersebut.

Dalam pengambilan keputusan di usahatani, wanita di
semua strata banyak terlibat dalam kegiatan penjualan
hasil (dijual/tidak dijual, dijual kepada siapa, waktu
penjualan, dan cara penjualan) dengan pola pengambilan
keputusan bersama.

Untuk penggunaan lahan dan jenis


tanaman yang ditanam cenderung pada pola suami dominan
walapun ada juga yang berpola bersama.

Sedangkan untuk

pembelian sarana produksi, sebagian besar masuk dalam pola
suami dominan.

Keterlibatan wanita dalam pengambilan

keputusan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh kontribusi
ekonomi mereka.

Sebagian besar wanita di semua strata

memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan di usahatani walaupun mereka memberikan kontribusi
ekonomi yang tinggi terhadap pendapatan rumahtangga.
Untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif wanita dominan terlibat dalam penentuan menu makan,
uang belanja dan pembelian perabotan rumahtangga.


Semen-

tara untuk kegiatan pembelian barang lux, kesehatan,
gotong royong, membantu dan menghadiri pesta pola pengambilan keputusannya adalah bersarma.

Keterlibatan wanita

dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
ternyata dipengaruhi oleh kontribusi ekonomi mereka.
Wanita yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi, keterlibatannya juga tinggi dalam pengambilan keputusan, sedangkan
yang

memiliki kontribusi ekonomi rendah juga

menunjukkan

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC
(Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala,
Propinsi Sulawesi Tengah)


TIRTA MURLINA HAMID
A28.0262

P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOCOR
1997

TIRTA MURLINA HAMID.

Peranan Wanita di Usahatani

Lahan Kering, KAsus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab.
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (dibawah bimbingan
Titik Sumarti MC.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui curahan
waktu produktif, reproduktif, kontribusi ekonomi dan
keikutsertaan wanita dalam lembaga.


Selain itu, juga

menelaah hubungan pengaruh antara status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif, curahan
waktu produktif wanita dengan kontribusi ekonomi dan hubungan pengaruh antara kontribusi ekonomi dengan keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan
produktif, reproduktif dan keikutsertaan

dalam lembaga.

Penelitian ini menggunakan metode survei dimana rumahtangga dijadikan sebagai unit analisa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode acak distratifikasi, dimana rumahtangga sampel distratifikasi berdasarkan luas penguasaaan
lahan.

Sampel rumahtangga dibagi dalam tiga strata, yaitu

stratum I (atas) adalah rumahtangga yang menguasai lahan
lebih dari 2,5 hektar; stratum I1 (menengah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan 1,5-2,5 hektar; dan stratum
I11 (bawah) adalah rumahtangga yang menguasai lahan kurang
dari 1,5 hektar.

Penentuan luas lahan yang mewakili tiap

stratum didasarkan pada pemahaman masyarakat di desa penelitian tentang pengertian luas, sedang dan sempit dari

luas lahan yang dikuasai.

Hal ini diperoleh melalui wa-

wancara terhadap tiga orang warga desa di tempat penelitian.
Di lokasi penelitian alokasi

waktu kerja produktif

wanita tidak hanya tercurah di usahatani tetapi juga di
luar usahatani.

Namun curahan waktu terbesar dari waktu

produktif mereka dialokasikan untuk mengolah usahatani
mereka sendiri maupun usahatani milik orang lain.
Curahan waktu produktif wanita di usahatani untuk
stratum I sebesar 2,9 jam/hari sementara pria di stratum
ini sebesar 4,9 jam/hari.

Di stratum 11, curahan waktu

kerja produktif wanita sebesar 3,3 jam/hari, dan pria
sebesar 4,4 jam/hari. Untuk stratum 111, curahan waktu
produktif wanitanya sebesar 2,5 jam/hari dan pria sebesar
5,3 jam/hari.

Dalam ha1 curahan waktu

reproduktif wanita di stra-

tum I mengalokasikan waktunya sebesar 2,18 jam/hari sementara pria di stratum ini hanya mencurahkan waktu sebesar
0,42 jam/hari.
2,57

Di stratum 11, wanita mencurahkan waktunya

jam/hari dan pria sebesar 0 , 3 4 jam/hari.

Untuk

wanita di stratum I11 curahan waktu reproduktifnya sebesar
3,54

jam hari, sedangkan pria mencurahkan waktu 0 , 8 8

jam/hari .
Dari telaahan terhadap hubungan status sosial ekonomi
dengan curahan waktu produktif dan reproduktif diketahui
bahwa status sosial ekonomi

tidak mempengaruhi curahan

waktu produktif dan reproduktif wanita.

Kenyataan yang

didapatkan adalah bahwa sebagian besar responden wanita di
semua strata, curahan waktu produktifnya terkategorikan
rendah.

Sementara dalam kegiatan reproduktif, sebagian

besar wanita di semua strata curahan waktunya terkategorikan tinggi.

Beberapa ha1 yang diperkirakan mempengaruhi

curahan waktu produktif dan reproduktif wanita adalah
mempunyai Balita, masih aktif sekolah dan kondisi kesehatan yang terganggu.
Dalam ha1 kontribusi ekonomi, diketahui bahwa usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan
rumahtangga di semua strata (stratum I 81,5%, stratum I1
87,1%, stratum III74,4%.

Sementara itu, bagi rumahtangga

di stratum I11 peran pekerjaan diluar usahatani dalam
menyumbangkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
peran pekerjaan tersebut pada rumahtangga di dua stratum
lainnya.

Sementara itu dari usahatani, wanita memberikan

kontribusi ekonomi sebesar 9,8 persen

-

11,l persen dalam

pendapatan rumahtangga dan dari luar usahatani sebesar 1,4
persen

-

29,8 persen.

Adapun tinggi-rendahnya kontribusi

ekonomi wanita ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
curahan waktu produktif mereka.

dalam ha1 ini kontribusi

ekonomi wanita dikatakan tinggi bila menyumbangkan pendapatan lebih dari 19.214 rupiah/bulan dan rendah bila
kurang atau sama dengan nilai tersebut.

Dalam pengambilan keputusan di usahatani, wanita di
semua strata banyak terlibat dalam kegiatan penjualan
hasil (dijual/tidak dijual, dijual kepada siapa, waktu
penjualan, dan cara penjualan) dengan pola pengambilan
keputusan bersama.

Untuk penggunaan lahan dan jenis

tanaman yang ditanam cenderung pada pola suami dominan
walapun ada juga yang berpola bersama.

Sedangkan untuk

pembelian sarana produksi, sebagian besar masuk dalam pola
suami dominan.

Keterlibatan wanita dalam pengambilan

keputusan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh kontribusi
ekonomi mereka.

Sebagian besar wanita di semua strata

memiliki keterlibatan yang rendah dalam pengambilan keputusan di usahatani walaupun mereka memberikan kontribusi
ekonomi yang tinggi terhadap pendapatan rumahtangga.
Untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif wanita dominan terlibat dalam penentuan menu makan,
uang belanja dan pembelian perabotan rumahtangga.

Semen-

tara untuk kegiatan pembelian barang lux, kesehatan,
gotong royong, membantu dan menghadiri pesta pola pengambilan keputusannya adalah bersarma.

Keterlibatan wanita

dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan reproduktif
ternyata dipengaruhi oleh kontribusi ekonomi mereka.
Wanita yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi, keterlibatannya juga tinggi dalam pengambilan keputusan, sedangkan
yang

memiliki kontribusi ekonomi rendah juga

menunjukkan

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Pola Tumpang Sari di Lahan Kering Berdasarkan Skala Usaha(Studi Kasus: Desa Deram Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo)

3 53 99

Peranan Wanita dalam Pembangunan Pedesaan Studi Kasus Pengelolaan Lahan Kering di Desa Gombong, Kabupaten Pemalang, Propinsi Jawa Tengah

0 8 192

Analisis pendapatan dan tingkat pengembangan investasi pada usahatani kakao (Studi kasus: desa Kasimbari, kecamatan Ampibabo, kabupaten Donggala, propinsi Sulawesi Tengah)

0 8 82

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usahatani Kakao (Kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)

1 26 266

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU DI DESA BULUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (Studi Kasus Di Desa Bulupountu Jaya, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi) | Wahida | Agroland 7592 252

0 0 12

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA JAJAR LEGOWO DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH | Wengkau | AGROTEKBIS 1 PB

0 0 6

PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH Jonar Pranata Sungke

0 0 8

NEMATODA PARASIT PADA TIKUS DI DESA PAKULI, KEC. GUMBARA, KAB. DONGGALA, SULAWESI TENGAH

0 0 6

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

1 2 6

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO IV KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

0 0 6