ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA JAJAR LEGOWO DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH | Wengkau | AGROTEKBIS 1 PB

e-J. Agrotekbis 5 (2) : 254 -259, April 2017

ISSN : 2338-3011

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH
DENGAN POLA JAJAR LEGOWO DI DESA SIDERA
KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
SULAWESI TENGAH
Revenue Analysis of Rice Farming with Jajar Legowo Pattern in Sidera Village
Sigi Biromaru District Sigi Regency Central Sulawesi
Isna Meyke Wengkau1), Max Nur Alam2), Effendy2)
1)

Mahasiswa Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
Staf Dosen Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
E-mail: isnameyke@yahoo.com. E-mail: max.nuralam@yahoo.com. E-mail: effendy@yahoo.com
2)

ABSTRACT
Sidera Village was one of the villages that were potentially to become producers of paddy
(rice),located in Sigi Biromaru District. This research aims to determine the revenue ofrice farming

with jajar legowo pattern inSidera Village Sigi Biromaru District Sigi Regency. This research was
carried out in March to April 2016,the samples taken amounted to 31 respondents from the farmer
population of 110 people who cultivate rice farming with jajar legowo pattern. The sampling
method used was simple random sampling. The analysis of data used was revenue analysis. The
results of the analysis showed that the average revenue gained by therice farmers in one planting
season was Rp 10,102,095/1.15ha/PL with the average large of land owned by the respondents
amounted to 1.15 ha,the total cost amounted to Rp 6,045,098, and the average revenue amounted to
of Rp 16,147,193 so that in the right implementation of jajar legowo pattern, it is expected to
provide benefits for the farmers.
KeyWords: Farming, revenue, Rice, jajar legowo pattern.
ABSTRAK
Desa Sidera merupakan salah satu desa yang berpotensi sebagai penghasil padi (beras) yang
ada di Wilayah Kecamatan Sigi Biromaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
pendapatan usahatani Padi Sawah Dengan Pola Jajar Legowo di Desa Sidera Kecamatan Sigi
Biromaru Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan April 2016,
sampel yang diambil sebanyak 31 responden dari populasi petani sebesar 110 orang yang
mengusahakan usahatani Padi Pola Jajar Legowo. Pengambilan sampel menggunakan Metode
(Simple Random Sampling). Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani padi sawah dalam satu musim tanam sebesar
Rp 10.102.095/1,15ha/MT dengan rata-rata luas yang dimiliki responden sebesar 1,15 ha. Total

biaya sebesar Rp 6.045.098 dan penerimaan rata-rata sebesar Rp 16.147.193, sehingga dalam
Penerapan Pola Jajar Legowo yang benar, diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi petani.
Kata Kunci : Padi Sawah, pendapatan, pola jajar legowo, usahatani.

PENDAHULUAN
Pertanian Indonesia adalah pertanian
tropika karena sebagian besar daerahnya
berada di daerah tropis yang langsung di

pengaruhi oleh garis khatulistiwa. Sektor
pertanian merupakan sektor yang mempunyai
peranan strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional. Peran pertanian
yang merupakan dasar bagi kelangsungan

254

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
diharapkan mampu memberikan pemecahan
permasalahan bagi bangsa Indonesia, karena

sektor pertanian mempunyai empat fungsi
yang sangat fundamental bagi pembangunan
suatu bangsa, yaitu mencukupi kebutuhan
pangan dalam negeri, penyediaan lapangan
kerja dan berusaha, penyediaan bahan baku
untuk industri, dan sebagai penghasil devisa
bagi negara (Hotmaida, 2010).
Padi merupakan sumber pangan
utama penduduk Indonesia, yang sebagian
besar dibudidayakan sebagai padi sawah.
Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara
umum meliputi pembibitan, persiapan lahan,
pemindahan bibit atau tanam, pemupukan,
pemeliharaan
(pengairan,
penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit) dan
panen. Dewasa ini telah diperkenalkan
berbagai teknologi budidaya padi, antara
lain budidaya sistem tanam benih langsung

(Tabela), sistem tanam tanpa olah tanah
(TOT), maupun sistem tanam Jajar Legowo
(Legowo). Pengenalandan penggunaan
sistem tanam tersebut disamping untuk
mendapatkan pertumbuhan tanaman yang
optimal juga ditujukan untuk meningkatkan
hasil dan pendapatan petani. (Sarlan dkk,
2013).
Besarnya kebutuhan masyarakat
akan beras membuat tanaman padi sebagai
penghasil beras menjadi komoditas yang
terus diusahakan dan dikembangkan guna
mencukupi kebutuhan pangan. Berbagai
upaya telah dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan produksi beras dalam negeri
menuju swasembada beras. Upaya tersebut
antara lain melalui program intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi
dilakukan dengan memperbaiki teknologi
anjuran untuk meningkatkan produktivitas

lahan, sedangkan ekstensifikasi ditujukan
untuk memperluas areal produksi. (Yoshie,
2010).
Desa Sidera merupakan salah satu
desa yang berpotensi sebagai penghasil padi
(beras) yang ada di Wilayah Kecamatan
Sigi Biromaru. Komoditas padi sawah
merupakan komoditas utama yang diusahakan
oleh petani di Desa Sidera. Hal ini terbukti
dari 18 desa yang ada di Kecamatan Sigi

Biromaru hanya dua desa diantaranya yang
tidak memproduksi padi sawah, sementara
16 desa lainnya secara berkesinambungan
dapat memproduksi dari tahun ke tahun.
Pada Tahun 2013 Desa Sidera memiliki luas
panen 570 ha, produksi 2.964 ton dengan
produktivitas rata-rata 5,20 ton perhektar.
Penerapan sistem tanam jajar
legowo terbukti dapat meningkatkan nilai

produksi dikarenakan rumpun padi yang
berada pada barisan pinggir hasilnya lebih
besar dibandingkan produksi rumpun padi
yang berada di bagian dalam. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk menganalisis
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dengan
Pola Jajar Legowo di Desa Sidera
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
Berdasarkan uraian latar belakang,
maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini berapa besar pendapatan
usahatani padi sawah dengan pola jajar
legowo di Desa Sidera Kecamatan Sigi
Biromaru Kabupaten Sigi.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pendapatan usahatani padi
Sawah dengan Pola Jajar legowo di
Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi.
METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret sampai dengan April 2016 di
Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten
Sigi.
Lokasi
penelitian
ditentukan secara sengaja (Purposive).
Desa Sidera merupakan salah satu
yang sebagian warganya mengusahakan
usahatani padi sawah dengan menggunakan
Pola Jajar legowo.
Responden dalam penelitian ini
adalah petani padi sawah yang menggunakan
pola jajar legowo. Penentuan responden
dengan menggunakan metode sampel acak
sederhana (Simple Random Sampling Method).
Responden yang ditetapkan sebagai sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 31
orang dari jumlah populasi sebanyak110

KK petani padi sawah. Penentuan jumlah
sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus Slovin (Consuelo G.1999).

255

dengan rumus sebagai berikut :
n=

N
1+Ne2

Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Tingkat Kesalahan 15%
Penelitian ini menggunakan data
primer dan data sekunder data primer
diperoleh dari observasi lapangan dan
wawancara langsung dengan responden

dengan menggunakan daftar pertanyaan
(Quisioner), sedangkan data sekunder
diperoleh dari berbagai instansi pemerintah
yang terkait dengan penelitian ini dan
berbagai literatur.
Analisis Data.
Menurut
Soekartawi
(2003),
Pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan (TR) dan semua biaya (TC),
dimana penerimaan usahatani adalah
perkalian antara produksi dan harga jual,
sedangkan biaya adalah semua pengeluaran
yang digunakan dalam suatu usahatani.
Jadi rumus pendapatan dapat dituliskan
sebagai berikut:

Π
TR


= TR – TC
= P.Y

Keterangan:
π = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)
Dimana :
TR = P.Q
TC = TFC+TVC

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karateristik Responden. Karateristik
responden terdiri dari umur, pendidikan,
jumlah
tanggungan
keluarga,
dan
pengalaman berusahatani.

Umur Responden. Mayoritas umur
responden petani padi sawah berada pada
tingkat usia produktif yaitu umur 29-39
Tahun, sebanyak 13 orang 41,49%, umur

40-49 Tahun sebanyak 12 orang 38,71%
dan usia 50-60 Tahun 6 orang 19,35%.
Sebagian besar umur responden petani Padi
sawah di Desa Sidera dikategorikan usia
produktif yang masih dalam tingkat
partisipasi kerja. Hal inilah yang menjadi
salah satu faktor pendukung terhadap
produksi Padi Sawah Pola Jajar Legowo di
Desa Sidera.
Tingkat Pendidikan. Tingkat pendidikan
petani responden Desa Sidera Kecamatan
Sigi Biromaru Kabupaten Sigi sebagian
besar berpendidikan SD yaitu sebanyak
11 orang (35,49%), SMP 12 orang
(38,70%) dan SMA 7 orang (22,59%). Data
keadaan tingkat pendidikan di Desa Sidera
menunjukkan bahwa pengetahuan petani
responden tergolong rendah disebabkan
berbagai alasan seperti dari aspek keuangan
dimana orang tua petani tidak mampu
menyekolahkan anaknya, selain
itu
sebagian besar petani ketika kecil sudah
diminta orang tuanya untuk membantu
bekerja di sawah. Rendahnya tingkat
pendidikan petani belum tentu menyebabkan
kemampuan petani juga rendah dalam
mengelola usahataninya karena petani
responden dapat memperoleh pengetahuan
dari
pengalaman
serta
pendidikan
melalui penyuluhan yang dilakukan oleh
dinas-dinas terkait.
Jumlah Tanggungan. Responden petani
Padi sawah di Desa Sidera memiliki
tanggungan keluarga antara 2-3 sebanyak
11 orang (35,48%), jumlah tanggungan
keluarga antara 4-5 orang sebanyak 14
orang (45,17%), dan jumlah tanggungan
keluarga 6–7 sebanyak 6 orang atau
(19,135%). Hal ini cukup menguntungkan
karena pendapatan yang diperoleh tidak
banyak untuk kebutuhan konsumsi keluarga
dan dapat dialihkan untuk modal usahatani.
Semakin banyak jumlah tanggungan
keluarga maka semakin tinggi interaksi
didalam keluarga, sehingga semakin
banyak pemikir untuk memecahkan
masalah termasuk keputusan untuk merubah
kegiatan dalam usahataninya. Semakin
banyak jumlah tanggungan keluarga maka

256

semakin tinggi pula pengeluaran atau
biaya, sehingga semakin kecil pendapatan
usahatani yang akan didapatkan, oleh
karena itu besarnya tanggungan keluarga
berpengaruh pada kegiatan operasional
usahatani.
Pengalaman
Usahatani.
Pengalaman
berusahatani mempengaruhi kebiasaan,
kemahiran dan keterampilan atau keahlian
petani dalam melakukan kegiatan usahataninya,
yang nantinya akan mempengaruhi baik
tidaknya hasil produksi (Nikadek, 2013).
Pengalaman berusahatani responden
petani padi sawah pola jajar legowo di Desa
Sidera antara 1-3 Tahun berjumlah 12 orang
(38,71%), dan pengalaman berusahatani
4–6 Tahun 16 orang (51,62%) dan
pengalaman berusahatani 8-9 orang
berjumlah 3 orang (9,67%). Hal ini
menunjukkan bahwa petani padi sawah
yang menerapkan sistem tanam pola jajar
legowo di Desa Sidera masih memiliki
pengalaman yang masih muda dan perlu
membutuhkan arahan atau bimbingan dalam
berusahatani. Sehingga dapat membantu
dalam pengelolaan usahataninya saat ini
dan pada masa yang akan datang sehingga
semakin kecil pula resiko dalam berusahatani.
Luas Lahan. Sebagian besar petani
responden padi sawah memiliki luas lahan
yaitu 0,25-0,50 ha sebanyak 3 orang 9,67%,
kemudian petani yang memiliki luas lahan
0,70-0,80 ha sebanyak 5 orang atau 16,13%
dan 23 orang petani responden 74,20%
memiliki luas lahan 1,00–2,00 ha. Besar
atau kecilnya jumlah luas lahan, berpengaruh
pada hasil produksi yang diperoleh petani.
Hal ini juga mengindikasikan bahwa
kemampuan petani dalam mengelolah
lahan, akan berdampak pada biaya karena
semakin besar luas lahan maka penggunaan
input akan bertambah.
Benih. Berdasarkan hasil penelitian di
Desa Sidera, petani responden rata-rata
memiliki luas lahan sebesar 1,15 ha dan
rata-rata penggunaan benih sebesar 34,20
kg atau 29,73 kg/ha. Rata-rata biaya untuk
pembelian benih Rp 175.565 per usahatani
1,15 ha atau sebesar Rp 152.665,22.

Pupuk. Pupuk kimia yang digunakan oleh
petani responden adalah pupuk urea dan
phonska.Rata-rata biaya penggunaan pupuk
oleh petani padi sawah pola jajar legowo
di Desa Sidera yaitu sebesar Rp 622.839
per luas usahatani 1,15 ha/MT atau sebesar
Rp 541.599 ha/MT.
Penggunaan Tenaga Kerja. Tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang perlu
diperhitungkan dalam proses produksi dalam
jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari
tersedianya tenaga kerja tetapi kualitas dan
macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja masih banyak dikaitkan
dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin
dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja tidak diperhatikan, maka akan terjadi
kemacetan proses produksi (Ukrita, dkk,
2011). Penggunaan tenaga kerja dalam
usahatani padi ini menggunakan satuan Hari
Orang Kerja (HOK) dengan pembayaran
upah per
hari sebesar Rp 50.000,00.
Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani
responden sebesar 69 HOK/1,1,15 ha/MT.
Rata-rata biaya tenaga kerja sebesar
Rp 3.451.613/1,15 ha/MT .
Pengunaan Pestisida. Petani responden
pola jajar legowo di Desa Sidera
melakukan penyemprotan sebanyak dua
kali. Penyemprotan gulma dilakukan satu
sampai dua kali. Pestisida yang sering
digunakan petani yaitu Decis, Spontan,
Logran. Diantara ketiga jenis pestisida
tersebut yang paling banyak digunakan
petani adalah pestida jenis Logran, hal
ini dikarenakan harga pestisida Logran
lebih murah dibandingkan dengan pestisida
Decis dan Spontan dan kemampuan untuk
memberantas gulma relatif sama, sehingga
petani lebih dominan menggunakan
pestisida Logran.
Rata-rata biaya pestisida ditingkat
petani adalah sebesar Rp 443.387,00
per luas Usahatani 1,15 ha/MT atau
Rp 385.553,00 ha/MT.
Penyusutan. Peralatan yang digunakan
oleh petani responden pada umumnya milik
pribadi, kecuali hand traktor yang biasanya

257

sewaan dari kelompok atau orang tertentu.
Nilai biaya penyusutan peralatan pertanian
yang digunakan dalam kegiatan usahatani
padi, dihitung kedalam komponen biaya.
Nilai rata-rata pengeluaran biaya penyusustan
alat pertanian petani padi sawah adalah
sebesar Rp 61.376,00 per luas usahatani
1,15 ha/MT atau sebesar Rp 53.370,00/ha/MT.

Rata-rata produksi padi di Desa Sidera
adalah 3. 757 kg/1,15 ha atau 3.108 kg/ha,
dengan harga jual Rp 4.500/kg, sehingga
rata-rata penerimaan yang diperoleh
petani responden di Desa Sidera adalah
sebesar Rp 16,147.193/1,15 ha atau
Rp 14.041.037/ha.

Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Sawah dengan Pola Jajar Legowo.
Analisis pendapatan dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui besarnya
pendapatan yang diperoleh petani responden
pada usahatani padi sawah pola jajar
legowo di Desa Sidera Kecamtan Sigi
Biromaru Kabupaten Sigi selama satu kali
musim panen. Pendapatan yang diperoleh
petani responden diketahui dengan cara
besarnya tingkat penerimaan yang diperoleh
dikurang biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan usahatani padi sawah.

Biaya Variabel. Rata-rata biaya variabel
yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani
padi sawah pola jajar legowo di Desa
Sidera sebesar Rp 5.411.796/1,15 ha atau
Rp 4.705.909/ha.

Penerimaan.
Penerimaan
dalam
penelitian ini adalah perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual.

Biaya Tetap. Rata-rata biaya tetap
yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani
padi sawah pola jajar legowo di Desa
Sidera sebesar Rp 603.202/1,15 ha atau
Rp 524.503/ha.

Pendapatan.
Pendapatan
usahatani
didefinisikan sebagai nilai produk total
usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik
yang dijual maupun yang tidak dijual, dan
pendapatan bersih usahatani adalah selisih
antara pendapatan kotor dan pengeluaran
usahatani (Soekartawi, 2002).

Tabel 1. Analisis Pendapatan Responden Petani Padi Sawah dengan Pola Tanam Jajar Legowo di
Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, 2016
No.

Uraian

1.

Rata-Rata Produksi (Kg)

2.

Harga Jual (Rp/Kg)
Rata-rata Penerimaan
1.Total Biaya Tetap
Pajak Lahan
Penyusutan Alat
Sewa Lahan
2. Total Biaya Variabel

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Nilai Aktual (Rp/1,15)

Tenaga Kerja
Benih
Pupuk
Pestisida
Sewa Traktor
Rata-rata Biaya Total
Rata-rata Pendapatan (1-2)

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

258

Nilai Konversi (Rp/Ha)

3.757

3.108

4.500
16.147.193
603.202
15.298,00
131.562,00
456.352
5.411.796

4.500
14.041.037
524.503
13.302,00
114.401,00
396.827
4.705.909

3.451.613
176.565
622.839
443.387
708.382
6.045.098

3.001.402
153.534
541.599
385.533
615.984
5.256.607

10.102.095

8.784.430

Pendapatan dalam penelitian ini
adalah pendapatan yang diterima oleh
petani responden dari selisih antara total
penerimaan dengan total biaya yang
dikeluarkan selama satu kali musim
tanam. Rata-rata pendapatan petani
responden
padi di Desa Sidera sebesar
Rp 10.102.104/1,15 ha atau Rp.8.784.43/ha
sebesar Rp 6.045.089/1,15 ha atau
Rp 5.256.607/ha. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
petani
di
Desa
Sidera
sebesar
Rp
10.102.095/1,15
ha
atau
Rp
8.784.430/ha. Pendapatan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa
pendapatan rata-rata petani di Desa Sidera
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
sudah tinggi, dengan sistem tanam jajar
legowoakan memberikan hasil maksimal
dengan memperhatikan tekhnik tanam
yang teratur.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pendapatan yang diterima
oleh
petani padi sawah pola jajar legowo di
Desa Sidera adalah Rp 10.102.095/MT
dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki
responden sebesar 1,15 ha. Penerimaan
rata-rata sebesar Rp 16.147.193 dan total
biaya rata-rata Rp 6.045.098. Sehingga
dalam penerapan pola jajar legowo yang
benar, diharapkan mampu memberikan
keuntungan bagi petani.
Saran
Peningkatan produksi padi sangat
penting untuk meningkatkan pendapatan
usahatani padi sawah pola jajar legowo di
Desa Sidera, oleh sebab itu penulis
menyarankan agar sebaiknya Petani
melaksanakan system tanam jajar legowo
pada usahataninya.

DAFTAR PUSTAKA
Consuelo G. Sevilla. D.K. 1999. Pengantar
Metode Penelitian. Penerbit Universitas
Indonesia. (UI-PREES).
Fatmawati M. Lumintang, 2013. Jurnal Analisis
Pendapatan Petani Padi di Desa Teep
Kecamatan Langowan Timur. Vol. 8 No. 2.
Hal. 991-998.
Hotmaida, U. 2010. Skripsi: Peranan Kelompok
Tani dalam Peningkatan Status Sosial
Ekonomi Petani Padi Sawah Kecamatan
Sibolangit
Kabupaten
Deli
Serdan.
Universitas Sumatra Utara.
Ikhwani,

Gagad, Eman, 2013. Peningkatan
Produktivitas Padi melalui Penerapan
Jarak Tanam Jajar Legowo. J. IPTEK
Tanaman Pangan di Subang. Vol. 8. No.2
Hal. 72-79.

Ni Kadek Sandriani, 2013. Analisis Komparatif
Usahatani Padi Sawah Sistem Tanam
Legowo 2:1 Dan 4:1 Di Desa Puntari
Makmur
Kecamatan
Witaponda.
J. Agrotekbis. Vol. 2. No. 2. Hal. 199-204.
Sarlan, Abdulrachman. 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian
Kementrian
Pertanian.http://www.informasipertanian.c
om/2013/07/tanam-padi-dengan-sistemjajar-legowo.html. Diakses pada Hari Sabtu
20 Februari 2016.
Soekartawi, 2002. Analisis Usahatan i. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Ukrita, Musharyadi, dan Silfia, 2011. Analisa
Perilaku
Petani
Dalam
Penerapan
Penanaman Padi Metode SRI (The System
Rice Of Intensification ). J. Penelitian
Lumbung. Vol. 10. No. 2. Hal. 1-9.
Yoshie.

259

2010.
Perbandingan
Pendapatan
Usahatani Padi (Oryza sativa L.) Sawah
Sistem Tanam Pindah dan Tanam benih
Langsung Di Desa Sidomulyo Kecamatan
Anngana Kabupatan Kutai Kartanegara.
Https://Agribisnisfumjurnal.filesword.Press
com/../jurnal. Vol. 7. No. 2. Hal. 30-36.