Pengaruh Sistem Perpajakan dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini penulis dan pihak perusahaan
tempat penelitian, menyetujui:
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalti
Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia di-online-kan sesuai ketentuan yang
berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”
Bandung, Agustus 2016
An. Kepala Kantor,
Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepatuhan Internal

Penulis,

Multika Amira
21112231

Maradu Silitonga
NIP 197107191992011002
Mengetahui:

Dosen Pembimbing,

Dr. Inta Budi Setyanusa, SE.,M.,AK
NIP. 4217.34.03.031
Catatan:
Bab I, Bab III, dan Bab IV, serta Lampiran – lampiran tidak untuk di-online-kan,
dengan alasan bukan untuk konsumsi publik dan untuk menghindari
penyalahgunaan oleh pihak lain.

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP

I.

Data Pribadi
Nama


: Multika Amira

Tempat, Tanggal Lahir

: Palembang, 19 Agustus 1994

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat


: Jl. Pelindung Hewan gg.Masjid II No.1
Bandung

II

No. Handphone

: 081222201194/087825077794

E-mail

: multikaamirasyahrial@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN
1999-2000

TK DARUSSALAM PALEMBANG

2000-2006


SDN 158 PALEMBANG

2006-2009

SMP BINA WARGA PALEMBANG

III

2009-2012

SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

2012-2016

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

PENGALAMAN MAGANG
Maret – Mei 2011

ESKA TOURS & TRAVEL BANDUNG


Juli – Agustus 2015

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

SERTIFIKAT KEAHLIAN
Maret 2012

Reservation, Fares & Ticketing oleh ASITA

Maret 2012

Tour Planning & Pricing oleh ASITA

Maret 2012

Tour Guiding oleh Himpunan Pramuwisata Indonesia

Juni 2015


Brevet A&B Terpadu oleh Tax Center UNIKOM dan
Forum Studi Transparasi Pajak (Fortans)

LAIN-LAIN
Mei 2010

Table Manner Course at G.H Universal Hotel

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN DAN PENAGIHAN PAJAK
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

THE INFLUENCE OF TAXATION SYSTEM AND COLLECTION OF TAX
REVENUE TAX
(Study Case on Tax Office Pratama Majalaya)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada program Studi Akuntansi


Oleh:
Multika Amira
21112231

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur khadirat Allah SWt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya berupa tenaga, kesehatan dan segala sesuatu yang dianugerahkan-Nya
dan tak lupa Shalawat serta salam kepada Rasulullah S.A.w sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia


Bandung (UNIKOM).

Dimana judul yang akan diteliti adalah “PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN
DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERI,AAN PAJAK”. Penulis
melakukan survei pada fiskus di KPP Pratama Majalaya.
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantun bimbingan dan
masukkan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu dan Saudara/i :
1. Bapak Dr. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
2. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Inondesia Bandung.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., AK., CA selaku Ketua program Studi
Akuntansi Unoversitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu guna untuk membimbing, mengarahkan dan

iii


memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya Tugas Skripsi
ini.
5. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., AK., CA selaku wali dosen yang membina
saya selama di Universitas Komputer Indonesia.
6. Seluruh Staff

Dosen UNIKOM yang telah membagi ilmunya kepada

penulis dan membekali penulis dengan pengetahuan.
7. Seluruh Staff secretariat Universitas Komputer Indonesia.
8. Kedua Orang Tuaku dan juga adik-adikku yang telah memberikan doa,
semangat, dorongannya. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih
yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada OrangTuaku
yang telah memberikan kasih sayang tiada hentinya kepada saya.
9. Kepada keluarga saya yang di Palembang dan Bandung yang selalu
memberikan semangat.
10. Terima kasih kepada teman-teman AK6 angkatan 2012 UNIKOM untuk
kerjasamanya semoga pertemanan ini tidak akan pernah terputus karena kita
satu keluarga.

11. Terima kasih untuk sahabat-sahabat saya Eka,Desi,Kamila,Seli dan temanteman angkatan yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Semangat
berjuang.
12. Terima kasih kepada teman-teman Fakultas Ekonomi semua jurusan
Akuntasi Keuangan, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Pajak dan temanteman satu bimbingan terima kasih atas kerjasamanya.

iv

13. Terima kasih untuk pihak lain yang tidak disebutkan namanya yang selalu
memberikan semangat.
14. Terima kasih kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya yang telah
memberikan saya kesempatan untuk melakukan penelitian.
Akhir kata penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bandung, Agustus 2016
Penulis

Multika Amira
21112231


v

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI
ABSTRAK………………………………………………………………………..

i

ABSTRACT………………………………………………………………………

ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL...................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...

xii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1

1.1 Latar Belakang Penelitian...........................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................

10

1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................

10

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian....................................................................

11

BAB

1.4.1

Maksud Peneltian........................................................................

11

1.4.2

Tujuan Penelitian........................................................................

11

1.5 Kegunaan Penelitian...................................................................................

11

II

1.5.1

Kegunaan Praktis........................................................................

11

1.5.2

Kegunaan Akademis...................................................................

12

KAJIAN

PUSTAKA,

KERANGKA

PEMIKIRAN

DAN

HIPOTESIS...............................................................................................................

14

2.1 Kajian Pustaka............................................................................................

14

2.1.1 Sistem Perpajakan............................................................................

14

2.1.1.1 Pengertian Sistem perpajakan..............................................

14

2.1.1.2 Faktor-Faktor Sistem Perpajakan.........................................

15

2.1.1.3 Indikator Sistem Perpajakan……………………………….

17

vi

2.1.2 Penagihan Pajak................................................................................

17

2.1.2.1 Pengertian Penagihan Pajak..................................................

17

2.1.2.2 Indikator Penagihan Pajak....................................................

19

2.1.3 Penerimaan Pajak..............................................................................

20

2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak...............................................

20

2.1.3.2 Indikator Penerimaan Pajak..................................................

20

2.1.3.3 Faktor-Faktor Penerimaan Pajak…………………………..

21

2.2 Kerangka Pemikiran....................................................................................

21

2.2.1Pengaruh

Sistem

Perpajakan

terhadap

Penerimaan

Pajak...............................................................................................
2.2.2Pengaruh

Penagihan

Pajak

terhadap

21

Penerimaan

Pajak................................................................................................

22

2.2.3Paradigma Penelitian........................................................................

24

2.3 Hipotesis....................................................................................................

25

BAB III METODELOGI.........................................................................................

26

3.1 Metode Penelitian........................................................................................

26

3.2 Operasional Variabel...................................................................................

28

3.3 Sumber Data................................................................................................

32

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian................................

33

3.4.1 Populasi.............................................................................................

33

3.4.2 Penarikan Sampel.............................................................................

34

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................

35

3.4.4 Tempat Penelitian.............................................................................

35

3.4.5 Waktu Penelitian...............................................................................

35

3.5 Metode Pengumpulan Data.........................................................................

36

3.6 Metode Pengujian Data...............................................................................

37

3.6.1 Uji Validitas......................................................................................

37

3.6.2 Uji Reliabilitas..................................................................................

39

3.6.3 Metode Analisis Data.......................................................................

41

3.6.3.1 Analisi Data Deskritif Kualitatif...........................................

41

vii

3.6.3.2 Analisis Data Verifikatif (Kuantitatif)..................................

43

3.6.3.3 Pengujian Hipotesis..............................................................

48

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………...

51

4.1 Hasil Analisis……………………………………………………………..

51

4.1.1 Karakteristik Responden…………………………………………….

52

4.1.2 Pengujian Kualitas Alat Ukur……………………………………….

53

4.1.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian………………........

53

4.1.2.2 Hasil Uji Validitas Reliabilitas Variabel Penelitian…………

55

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif…………………………………………….

56

4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Sistem Perpajakan………

57

4.1.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Penagihan Pajak…………

60

4.1.3.3 Data Penerimaan Pajak………………………………………

64

4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif……………………………………………

65

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik…………………………………………..

65

4.1.4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda………………………..

69

4.1.4.3 Persamaan Koefisien Korelasi (R)………………………….

71

4.1.4.4 Persamaan Koefisien Determinasi (r2)……………………...

73

4.1.4.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)………………….

74

4.2 Pembahasan……………………………………………………………….

77

4.2.1 Analisis Pengaruh Sistem Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak…

77

4.2.2 Analisis Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak……

78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………

81

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….

81

5.2 Saran……………………………………………………………………..

82

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

83

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………..

87

viii

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman. 2010. Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak: Upaya Legal
dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan. Jurnal Ilmu
Administrasi, Vol VII, No.1.
Ahmad Sobari. 2016. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Subang.
Andi Supangat. 2007. Statistika. Jakarta: Prenada Media Group.
Ayu Yudiawati. 2013. Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak dan
Implikasinya pada Pertumbuhan Ekonomi.
Bambang Prakoso. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII Press.
Bambang P.S Brodjonegoro. 2016. Menteri Keuangan.
Chairuddin Syah Nasution. 2003. Analisis Potensi dan Pertumbuhan Penerimaa
Pajak Penghasilan (PPh) Di Indonesia Periode 1990-2000. Kajian
Ekonomi dan Keuangan. Vol 7 No 2.
Cooper, D.R & Schindler, P. 2006. Business Researh Methods. (9th ed).
International Edition. Mc Graw Hill.
Darussalam. 2010. Pengamat Perpajakan.
Diaz Priantara. 2012. Perpajakan Indonesia Edisi 2. Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media.
Djmaluddin Ancok. Psikologi Terapan (Applied Psycholgy). Jogjakarta:
Darussalam, 2004.
Elijah Udoh & Friday Ebong. 2011. Global Economic Crisi and Negeria’s
Economic Recovery: A Role for Taxation. European Jurnal of Humanities
and Social Sciences Vol 4 No 2.

Farouk Muhammad. 2016. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah.
Gunawan Setiyaji, Hidayat Amir. 2005. Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan
Indonesia. Jurnal Ekonomi Uniersitas Indonusa Esa Unggul.
Haula Rosdiana dan Edi Slamet. 2011. Panduan Lengkap Tata cara Perpajakan.
Jakarta: Visi Media.

83

Ida, Zuraida dan LY. Hari Sih Advianto. 2011. Penagihan Pajak Pusat dan
Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia
Ida Ayu Ivon Trisnayanti dan I Ketut Jati. 2005. Pengaruh Self Assessment System,
Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak pada Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
John Hutagaol. 2007. Perpajakan Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kamaruddin Syam. 2012. Anggota Fraksi XI Golkar.
Kurniawan Panca dan Bagus Pamungkas. 2006. Penagihan Pajak. Jakarta:
Grasindo.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Mansury. 2003. Pembahasan Perubahan UU PPh Tahun 2000. Yayasan
Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan (YP4). Jakarta.
Nana Adriana Erwis. 2012. Efektifitas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
terhadap Penerimaan pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Makassar Selatan.
Neimaldrin Noor. 2015. Kepala Kantor DJP SulselBarta.
Rochmat Soemitro. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan Jilid 1. Rafika Aditama.
Bandung.
Riduwan dan Kuncoro. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur
(Path Analysis). Bandung: Alfabeta.
Rizky Yuslam Primerdo. 2015. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak
terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak.
Salip, Tendi Wato. 2006. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan
Pajak. 4(2)61-81
Siahaan dan Marihot P. 2004. Utang Pajak, Pemenuhan Kewajiban dan Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Singgih Santoso. 2002. Megolah Data Statistik Secara profesional. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.

84

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu.
Jakarta: Graha Ilmu.
Siti Resmi. 2005. Perpajakan, teori dan kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Siti Resmi. 2009. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Suharismi Ariskuntor dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Soemarso S.R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komperhensif. Jakarta: Salemba
Empat.
Soemarso S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu. Edisi Keempat.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suryadi. 2006. Model Hubungan Kasual Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib
Pajak dan Pengaruhnya terhadap Penerimaan Pajak. Jurnal Keuangan
Public. Vol 4,1: 105-121.
Tanjung dan Devi,A. 2013. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata
Publishing.
Titin Vegirawati. 2011. Hubungan antara Penerbitan Surat Tagihan Pajak dengan
Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang. Jurnal
Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol 13 No 3. Palembang.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi. Bandung.

85

Umi Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Paduan Awal Menyusun
Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Lina Ismawati. 2011. Penulisan Karya
Ilmiah. Bekasi: Ganesis.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tetntang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Undang-Undang Tahun 2001.
Waluyo, Wirawan B. 2003. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Yustinus Prastowo. 2015. Pengamat Perpajakan
Zakiah M Syahab. 2008. Pengaruh Penagihan Pajak dan Surat Paksa Pajak
terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan badan. Jurnal Ekonomi Bisnis
No.2 Vol.13

86

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1

Sistem Perpajakan

2.1.1.1 Pengertian Sistem Perpajakan
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:101) yaitu :
“Sistem Perpajakan dikenal self Assessment System, Official Assessment
System, dan Witholding Tax System. Indonesia mempunyai beberapa sistem
pemungutan pajak yang pernah dilaksanakan yaitu:
a) Official System adalah dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus.
Utang pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak (SKP), dilaksanakan
sampai tahun 1967.
b) Semi Self Assessment System. Wewenang pemungutan ada pada Wajib Pajak
dan Fiskus. Pada awal tahun pajak Wajib Pajak menaksir dahulu berapa
pajak yang akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya.
Akhir tahun pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus.
Dilaksanakan di Indonesia pada periode 1968-1983.
c) Full Self Assessment. Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar
pajak ada pada wajib pajak. Wajib pajak aktif menghitung,
memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus
tidak ikut campur tangan dalam penentuan besarnya pajak terutang selama
Wajib Pajak tidak menyalahi aturan yang berlaku. Dilaksanakan secara
efektif pada tahun 1984 atas dasar perombakan perundang-undangan
perpajakan pada tahun 1983.
d) With Holding System. Wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga.
Dilaksanakan secara efektif sejak 1984”.
Siti Kurnia Rahayu (2010:75) mengatakan :
“Sistem Perpajakan dapa diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
unsur Tax Policy, Tax Law, dan Tax Administration, yang saling
berhubungan satu sama lain, bersinergi, bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai tujuan negera dalam target perolehan penerimaan pajak secara
optimal”.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa sistem perpajakan adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari unsur Tax Policy, Tax Law, dan Tax Administration,

14

15

yang saling berhubungan satu sama lain, bersinergi, bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai tujuan negara dalam target perolehan penerimaan
pajak secara optimal yang dikenal dengan Self Assessment System, Offcicial
Assessment System, dan Withholding Tax System.
2.1.1.2 Faktor – Faktor Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok adalah
sebagai berikut :
1) Kebijakan Perpajakan ( Tax Policy )
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:90) kebijakan perpajakan adalah bagian
yang tidak dapat dilepaskan dari kebijakan ekonomi atau kebijakan
pendapatan negara.
Indikator kebijakan perpajakan adalah sebagai berikut :
a) Perluasan dan Peningkatan Wajib Pajak (Subjek Pajak) Perluasan Objek
Pajak
Chairuddin Syah Nasution (2003) mengemukan bahwa:
“Untuk mengingkatkan penerimaan pajak melalui PPh maka prioritas
utama yang perlu diperhatikan adalah peningkatan jumalah WP,
sehingga cukup tepat kebijakan pemerintah saat ini yang mewajibkan
lapor pajak bagi pemilik Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pribadi
kepada seluruh masyarakt yang telah memenuhi syarat untuk memiliki
NPWP tersebut. Hal ini untuk lebih megintensifikasikan penerimaan
pajak dan untuk lebih meningkatkan kesadaran membayar pajak bagi
para wajib pajak yang telah memenuhi syarat memilki NPWP maupun
bagi badan usaha yang bersangkutan”.
Yang menjadi objek pajak menurut Undang-undang No.38 tahun 2008
adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan keampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

16

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
b) Penyempurnaan Tarif Pajak
Menurut Mardiasmo ( 2003:9 ) menyatakan bahwa :
“Tarif pajak digunakan untuk besarnya pajak terhutang atau pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak”.
Berdasarkan definisi di atas tarif pajak terdiri dari :
1) Tarif Pajak Sebanding/Proposional
2) Tarif Pajak Tetap
3) Tarif Pajak Progresif
4) Tarif Pajak Degresif
c) Penyempurnaan Administrasi Perpajakan
Menurut pendapat Nowak dikutip oleh Mansyury (2000:6) menyatakan
bahwa :
“Administrasi perpajakan merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan
kebijakan perpajaka. Administrasi perpajakan disusun dengan sebaikbaiknya agar menjadi instrumen yang bekerja efesien da efektif untuk
memungut pajak sesuai dengan hukum pajak positif”.
2) Hukum pajak (Tax Law)
Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu
(2010:75) menyatakan bahwa :
“Mendefinisikan hukum pajak sebagai suatu kumpulan peraturan-peraturan
yang mengaturhubungan antara pemerintah seabagai pemungut pajak dan
rakyat sebagai pembayar pajak”.
Indikator hukum pajak adalah sebagai berikut:

17

a) Hukum Pajak Material
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:82) menyatakan bahwa :
“Yang memuat norma-norma yang menerangkan keadaan-keadaan,
perbuatan-perbuatan, da peristiwa-peristiwa hukum yang harus
dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, berapa
besarnya pajak, dengan perkataan segala seseuatu tentang timbulnya,
besarnya, dan hapusnya utang pajak dan pula hubungan hukum antara
pemerintah dan Wajib Pajak”.
b) Hukum Pajak Formal
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:87) menyatakan bahwa :
“Hukum

pajak

yang

memuat

ketentuan-ketentuan

bagaimana

mewujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan (bagaimana)”.
2.1.1.3 Indikator Sistem Perpajakan
Menurut (Siti Kurnia Rahayu, 2012:111)menyatakan bahwa :
“Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak pemerintah melakukan
reformasi sistem perpajakan pada tahun 1983. Reformasi sistem perpajakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yaitu Self
Assessment System, dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan
dilakukan sepenuhnya oleh Wajib Pajak, fiskus hanya melakukan
pengawasan melalui prosedur pemeriksaan”.
Dari hasil pemikiran diatas maka dapat diambil indikator untuk Sistem
Perpajakan adalah Self Assessment System.
2.1.2

Penagihan Pajak

2.1.2.1Pengertian Penagihan Pajak
Pengertian Penagihan Pajak yang dikemukakan dalam Undang-Undang No
16 Tahun 2000 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagai
berikut :

18

“Penagihan pajak adalah STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah. Pajak yang terutang pada saat jatuh tempo ternyata tidak
dibayar atau kurang bayar akan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan untuk
masa, dihitung dari jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau
tangga diterbitkannya surat tagihan pajak dan bagian dari bulan dihitung
satu bulan”.
Menurut Mardiasmo (2009:119) menyatakan bahwa :
”Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak
melunasi Utang Pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan,
melaksanakan
penagihan
seketika
sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita”.
Adapun pengertian penagihan pajak menurut Rochmat Soemitro yang
dikutip oleh Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu (2010:68) menyatakan bahwa:
“Penagihan yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak,
karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undang-undang, khususnya
mengenai pembayaran pajak”.
Menurut Haularosdiana dan Edi Slamet (2011:245) menyatakan bahwa:
“Penagihan pajak dalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,
dan menjual barang yang telah disita”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak dalam rangka mengurangi
kecurangan dari wajib pajak dalam membayar pajak maka proses penagihan pajak
harus dilakukan dengan sistem pengawasan yang baik agar tujuan dari proses
penagihan tercapai.
Tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh fiskus terhadap wajib pajak
atau penanggung pajak dapat dilakukan dengan dua cara berikut:

19

1) Penagihan Aktif
Penagihan aktif yakni penagihan yang dilakukan oleh fiksus setelah tanggal
jatuh tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT) atau sejenisnya, keputusan pembetulan, keputusan
keberatan, putusan banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang
dibayar tidak dilunasi oleh wajib pajak sehingga diterbitkan surat teguran,
surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan hingga pelaksanaan
penjualan barang yang disita melalui lelang barang milik penaggung pajak.
2) Penagihan Pasif
Penagihan pasif yakni oenagihan yang dilakukan oleh fiskus sebelum
tanggal jatuh tempo pembayaran dari surat tagihan pajak, SKPKB,
SKPKBT, atau sejenisnya, keputusan pembetulan, keputusan keberatan,
putusan banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang dibayar
melalui imbauan, baik dengan surat maupun dengan telepon atau media
lainnya.
2.1.2.2 Indikator Penagihan Pajak
Menurut Haularosdiana dan Edi Slamet (2011:245) indikator penagihan
pajak sebagai berikut:
1. Menegur dan memperingatkan
2. Melaksanakan Penyitaan
3. Melaksanakan Penyanderaan

20

2.1.3

Penerimaan Pajak

2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak
Pengertian penerimaan pajak menurut Suryadi (2009:105) adalah sebagai
berikut :
“Penerimaan adalah sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk
belanja rutin maupun pembangunan”.
Pengertian penerimaan pajak menurut Undang-Undang tentang anggaran
pendapatan dan belanja negara (2001:155) adalah sebagai berikut:
“Penerimaan Pajak adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam
negeri dan pajak perdagangan internasional”.
Pengertian penerimaan pajak menurut John Hutagaol (2007:8) adalah
sebagai berikut :
“Penerimaan pajak adalah pengelolaan penerimaan pajak dilakukan melalui
instrumen kebijakan dan administrasi perpajakan”.
Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan
pajak adalah sumber pembiayaan negara dan sumber penerimaan negara yang
terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional yang dilakukan
melalui instrumen kebijakan dan administrasi perpajakan.
2.1.3.2 Indikator Penerimaan Pajak
Adapun indikator penerimaan pajak (Suryadi : 2009:105) adalah Jumlah
realisasi Penerimaan Pajak.

21

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:27) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan pajak adalah :
1. “Kepastian Peraturan Perundang-Undangan dalam Bidang Perpajakan
Undang-Undang oleh pembayar pajak. Timbulnya konflik mengenai
interprestasi atau tafsiran mengenai pemungutan pajak akan berakibat
pada terhambatnya pembayaran pajak itu sendiri. Di sisi lain, pembayar
pajak akan merasa bahwa sistem pemungutan sangat berbelit-belit dan
cenderung merugikan dirinya sebagai pembayar pajak.
2. Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan undang-undang
perpajakan merupakan suatu cara atau alat pemerintah dibidang
perpajakan yang memiliki suatu sasaran tertentu atau untuk mencapai
suatu tujuan tertentu di bidang sosial dan ekonomi.
3. Sistem administrasi perpajakan yang tepat hendaklah merupakan
prioritas tertinggi karena kemampuan pemerintah untuk menjalankan
fungsinya secara efektif bergantung pada jumlah uang yang dapat
diperoleh melalui pemungutan pajak.
4. Kualtias pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah beserta aparat
perpajakan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya
optimalisasi penerimaan pajak.
5. Kesadaran dan Pemahaman warga Negara rasa nasionalisme timggi,
kepedulian kepada bangsa dan Negara, serta tingkat pengetahuan
perpajakan masyarakat yang memadai, maka secara umum akan makin
mudah bagi wajib pajak untuk patuh kepada peraturan perpajakan.
6. Kualitas petugas pajak sangat menentukan fektivitas undang-undang
dan peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik
sepanjang yang menyangkut kecakapan teknis, efesien, dan efektif
dalam hal kecepatan, tepat dan keputusan yang adil”.
2.2

Kerangka Pemikiran

2.2.1

Pengaruh Sistem Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak
Menurut (Siti Kurnia Rahayu, 2012:111)menyatakan bahwa :
“Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak pemerintah melakukan
sistem reformasi perpajakan pada tahun 1983. Reformasi sistem perpajakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yaitu Self
Assessment System, dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan

22

dilakukan sepenuhnya oleh Wajib Pajak, fiskus hanya melakukan
pengawasan melalui prosedur pemeriksaan.
Menurut Elijah Udoh & Friday Ebong (2011) menyatakan bahwa :
“Reformasi perpajakan itu harus ada karena tidak hanya fokus pada
perluasan basis pajak saja tetapi untuk memaksimalkan penerimaan pajak
dan meningkatkan insentif untuk bekerja dan berinvestasi”.
Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya tentang Strategi
Menghadapi Pemeriksaan Pajak :Upaya Legal Dalam Kerangka Sistem
Administrasi Perpajakan Abdul Rahman (2010) yang menyatakan bahwa:
“Peran serta wajib pajak dalam sistem perpajakan sangat menentukan
tercapainya rencana penerimaan pajak. Penerimaan pajak yang optimal
dapat dilihat dari berimbangnya tingkat penerimaan pajak aktual dengan
penerimaan pajak potensial”.
Dan juga penelitian menurut Gunawan & Hidayat Amir (2005) mengatakan
bahwa :
“Reformasi perpajakan selama ini telah mencapai hasil yang baik, namun
masih banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki”.
2.2.2

Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Soemarso (2002:153) menyatakan bahwa :
“Karena adanya Undang-undang maka kewajiban wajib pajak untuk
membayar pajak harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi Undang-Undang
memberikan hak kepada negara untuk memaksa. Tindakan memaksa
tercantum dalam pasal-pasal penagihan pajak dengan tujuan dari
dicantumkannya pasal-pasal penagihan pajak adalah untuk memastikan
bahwa penerimaan pajak oleh negara dapat dipenuhi”.
Rochmat Soemitro (2006) menyatakan bahwa :
“Tindakan penagihan pajak dilakukan melalui penagihan dengan surat
teguran dan surat paksa. Surat teguran merupakan awal pelaksanaan
tindakan penagihan oleh fiskus untuk memperingatkan Wajib Pajak yang

23

tidak melunasi utang pajaknya sesuai dengan keputusan penetapan, dan
apabila apabila wajib pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan
tanggal jatuh tempo maka dilakukan penagihan dengan surat paksa. Oleh
karena itu apabila tindakan penagihan dilaksanakan dengan efektif maka
akan dapat mengamankan atau terlebih lagi dapat meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak”.
Rochmat Soemitro dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:189) menyatakan
bahwa :
“Penagihan pajak yang merupakan salah satu elemen dari law enforcement
(penegakan hukum) di bidang perpajakan yang dimana tujuan penagihan itu
sendiri adalah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang tentu saja
dengan kepatuhan tersebut diharapkan dapat mengamankan atau terlebih
lagi dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak”.
Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu tentang Pengaruh Self
Assessment System, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak terhadap penerimaan
pajak pertambahan nilai yang dilakukan oleh Ida Ayu Ivon Trisnayanti dan I Ketut
Jati ( 2015) yang menyatakan bahwa :
“Penagihan pajak berpengaruh positif pada penerimaan PPN di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara”.
Lalu yang dilakukan oleh Ayu Yudiawati (2013) yang menyatakan bahwa:
“Penagihan pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kanwil Jawa Barat I”.
Dan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Yuslam Primerdo (2015) yang
menyatakan bahwa :
“Penagihan pajak berpengaruh terhadap efektivitas penerimaan pajak”.

24

2.2.3

Paradigma Penelitian

Sistem Perpajakan
Siti Kurnia Rahayu
(2010:101)

Sistem Perpajakan terhadap
Penerimaan Pajak
Siti Kurnia Rahayu (2010:111)
Abdul Rahman (2010)
Gunawan Setiadji dan Hidayat
Amir (2009)

Penerimaan Pajak
Suryadi (2006:105)
John Hutagaol (2007:8)

Penagihan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak

Penagihan Pajak
Mardiasmo (2009:119)
Haularosdiana dan Edi
Slamet (2011:245)
Ely Suhayati dan Siti Kurnia
Rahayu (2010:68)

Rochmat Soemitro dalam Siti
Kurnia Rahayu (2010:189)
Soemarso (2002:153)
Rochmat Soemitro (2006)
Ida Ayu Ivon Trisnayanti, I Ketut
Jati (2015)
Ayu Yudiawati (2013)
Rizky Yuslam Primerdo (2015)

Gambar 2.1
Paradigma Penelitian

25

2.3

Hipotesis
Pengertian Hipotesis menurut Sugiyono (2011:51) adalah sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawabana yang diberikan baru
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data”.
Pengertian Hipotesis menurut Riduwan (2007:35) adalah sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan-rumusan
masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penliti, yang dijabarkan dari
landasaran teori atau kajian teori dan harus masih di uji kebenarannya”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

adalah jawaban atau pernyataan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang
belum tentu kebenarannya, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus
diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis
mengambil keputusan sementara (hipotesis) yang merupakan kesimpulan
sementara dari penelitian sebagai berikut :
H1:

Sistem Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak.

H2:

Penagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan fenomena dalam latar belakang masalah, rumusan masalah,

kerangka pikir, hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya mengenai pengaruh sistem perpajakan dan penagihan pajak terhadap
penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya tahun 20132015, maka dapat ditrarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Sistem perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak, dimana dengan
dilakukan penambahan petugas pajak bagian pengawasan dan konsultasi,
maka akan meningkatkan penerimaan pajak. Penerimaan pajak belum
optimal, hal ini dikarenakan dalam sistem perpajakan khususnya self
assessment system masih kurangnya petugas pajak dalam mengawasi wajib
pajak yang telah menghitung, melapor dan membayar pajaknya sendiri.
2) Penagihan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Semakin efektif
pelaksanaan penagihan pajak maka penerimaan pajak akan meningkat.
Dimana masih banyak wajib pajak yang menyembunyikan asetnya dan tidak
beretikad baik untuk melakukan membayar pajak.

81

82

5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas penulis mengajukan saransaran sebagai berikut:
1) Saran Praktis/Operasional
a) untuk lebih efektifnya pengawasan perlu dilakukan penambahan
petugas pajak agar meminimalisir kecurangan yang dilakukan oleh
wajib pajak.
b) sebaiknya dilakukan penambahan sumber daya manusia untuk bagian
penagihan pajak agar meminimalisir kesulitan yang di alami oleh
petugas penagihan pajak dalam menagih pajak. Sehingga tidak terjadi
kesulitan dalam melakukan penagihan kepada wajib pajak.
2) Saran Akademis
Penelitian ini hanya terbatas untuk Sistem Perpajakan dan Penagihan Pajak.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengeksporasi atau
mencari faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Penerimaan Pajak selain
variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini. Peneliti lainnya dapat
meneliti dengan indikator, variabel, jumlah sampel serta tempat dan waktu
penelitian yang berbeda.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penagihan Pajak Aktif Terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Medan Timur)

5 121 84

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 46 63

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalega Kota Bandung)

4 13 36

Pengaruh Penagihan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya 2013-2015)

2 10 32

Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya 2013-2015)

5 16 28

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

1 3 1

Pengaruh Penagihan Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

5 70 61

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bandung)

8 18 66

pengaruh kepatuhan Formal Wajib Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (studi kasus pada Kantor pelayanan Pajak Pratama Garut)

0 7 46

Pengaruh Self Assessment System dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

0 22 48