MODEL TERAPI REKOMBINAN UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN DAN PERBAIKAN STATUS MENTAL PASIEN DEPRESI DI DAERAH BENCANA

BAB I.
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah bencana alam di Indonesia terus menerus terjadi, dampak
kronis dari bencana ini adalah menimbulkan masa trauma dalam sebuah
keluarga, Akibatnya, masa trauma ini membuat seseorang bisa depresi.
Kondisi sosial ekonomi, kebiasaan, dan peristiwa kehidupan bisa
menjadikan seseorang depresi. Saat ini, karena tekanan hidup akibat
bencana dan kemiskinan orang menjadi mudah depresi. Gejala depresi
merupakan bagian dari gejala awal gangguan jiwa berat. Survei Badan
Kesehatan Dunia (WHO) di 14 negara (1990) melaporkan bahwa depresi
merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan beban sosial nomor
empat terbesar di dunia. Prediksi WHO dalam dua dekade mendatang
diperkirakan lebih dari 300 juta penduduk dunia menderita depresi. Pada
tahun 2020 depresi akan menempati masalah kesehatan nomor dua
terbesar

setelah

penyakit


kardiovaskuler.

(Maramis,

1998;

Harjaningrum,2005; Messwati, 2006).
Pasien depresi memerlukan terapi mental dan kejiwaan agar tidak
membahayakan mentalnya ke depan menjadi gangguan jiwa yang lebih
serius. Jumlah pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) terus meningkat. Hal ini
terjadi karena tingkat depresi yang dialami masyarakat cukup tinggi,

1

terutama bagi warga yang menjadi korban bencana gempa, tanah longsor,
banjir dansebagainya.(Fortinash, 2001; Messwati, 2006).
Pengobatan psikofarmaka merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam penyembuhan pasien gangguan jiwa, kombinasi
pengobatan yang diberikan saat ini bertujuan untuk mengurangi gejala,

bukan mengatasi penyebabnya. Salah satu penyebab depresi adalah
menurunya sistem imun. Terkait dengan masalah imun Ibrahim (2004),
menuliskan ada beberapa jenis vitamin dan mineral yang berfungsi
sebagai antioksidan yang bisa memicu sistem imun cukup besar di
antaranya adalah vitamin C. Seorang yang stress kronis menyebabkan
pembuatan sel T alami menurun menghabiskan persediaan zat ascorbid
acid dalam tubuh dan mengakibatkan seseorang kurang mampu
menaggulangi stressor yang datang (James,2000).
Berdasarkan gambaran diatas, maka model dan bentuk terapi yang
efektif dan efisien untuk pasien depresi menjadi sangat penting, model
dan bentuk

terapi yang diharapkan

akan mudah dikonsumsi dan

diterapkan serta bertujuan bisa menstimulasi tubuh memproduksi imun
sehingga pasien bisa lebih bertahan terhadap stressor yang menekannya
untuk mencegah gangguan jiwa menjadi lebih berat.
Gangguan jiwa diantaranya depresi merupakan masalah kronis di

dunia maupun di Indonesia yang tidak pernah terselesaikan, depresi akan
menjadi gangguan jiwa yang lebih serius apabila tidak ditangani dengan

2

benar. Salah satu cara yang paling efektif adalah menjadikan depresi
membaik dengan terapi dari individu sendiri. Banyak

strategi

penyembuhan dilakukan oleh berbagai komponen baik secara biologis
(farmasi), psikologis, pendekatan sosial, spiritual dan kultural.(Stuart &
Laraia, 2001)
Laporan

profil

dibeberapa

puskesmas


yang

wilayahnya

mengalami bencana (gempa bumi), terjadi peningkatan persentasi
gangguan jiwa di masyarakat, laporan tersebut yang terdeteksi dan
berobat ke puskesmas, adapun yang tidak terdeteksi masih banyak.(Profil
Puskesmas Sukoharjo,2006)
Penelitian ini dilakukan sebab pengobatan yang bersifat medis
saat ini diaplikasikan sebagian besar hanya untuk mengurangi gejala yang
muncul, dampak dari kombinasi pengobatan antidepresan menjadikan
gejala dari pasien reda namun bagaimana individu mengatasi stresor
datang yang menyebabkan gangguan jiwa tidak terselesaikan, hal ini
memungkinkan individu kambuh kembali, angka kekambuhan pada
pasien gangguan jiwa yang sudah dinyatankan sembuh tinggi.(Kaplan,
Saddock dan Kreb, 1998; Profil RSJD Surakarta 2004-2005)
Kombinasi pengobatan dengan penambahan ascorbid acid dosis
tinggi diharapkan menstimulasi sistem imun pasien disamping gejala
yang lain disembuhkan dengan kombinasi obat yang sudah ada. Dengan

terstimulasinya sistem imun diharapkan daya tahan tubuh pasien menjadi

3

baik, dengan demikian akan berdampak pada kerentanan terhadap stresor
dan pasien mampu menaggulagi ancaman lingkungan baik biologis
maupun

psikologis.

Dampak

tersebut

bisa

menurunkan

angka


kekambuhan pasien yang depresi berat dan mencegah depresi ringan
menjadi berat.(De jaco at all, 2006; Hayes dan kee, 1996; priestley,
2005).
Dampak dari pengobatan psikofarmaka adalah menstabilkan
emosi pasien dan dampak yang lain adalah menstimulasi sistem imun
sehingga akan berespon pada nilai imunitas (Yirmiya, 2000). Fluoxetine
merupakan pengobatan depresi yang berpengaruh terhadap respon imun.
Penelitian Valeria, Genaro, Cremaschi, dan Borda (1998), menyimpulkan
bahwa fluoxetine menstimulasi proliferasi limposit T (level CD4)
sehingga terjadi peningkatan. Yirmiya (2000) juga menemukan adanya
hubungan positif respon imun IL-6 dengan TNF alpha dengan kondisi
emosi pasien depresi. Beberapa penelitian tersebut menggambarkan
adanya kaitan antara depresi dengan respon imun pada pasien depresi.
Ketika pasien yang mengalami depresi diberikan kombinasi
pengobatan anti depresi dan penambahan ascorbid acid dosis tinggi,
diharapkan tubuh akan menstimulasi sistem imun, sistem imun yang
terkait dengan stres adalah sel T yaitu limposit jenis T, dan lebih spesifik
lagi adalah sel T Helper. Untuk mengetahui seberapa banyak imun yang
berhubungan dengan daya tahan tubuh maka harus diketahui jumlah sel T


4

helper dalam darah melalui pemeriksaan yang disebut dengan marker
yaitu CD4.(Smeltzer dan Bare, 2002; Darwin, 2006) .
Tahap awal respon imun yang berhubungan dengan depresi adalah
adanya penurunan sel T helper (level CD4) yang merupakan dampak
respon imun secara umun, sedangkan respon imun spesifik yang
berhubungan dengan depresi adalah IL-6, tetapi respon imun spesifik
berkaitan dengan kondisi fisiologis, sedangkan respon spesifik yang
berhubungan dengan kondisi psikologis pada gangguan jiwa adalah IL-12
(Glaser, at all, 2003), sedangkan IL-12 ini berperan dalam meningkatkan
T helper yang diperiksa dengan penanda permukaan level CD4 (Kim, at
all, 2002). Bedasarkan penelitian tersebut maka pasien dalam kondisi
psikologis bisa ditetntukan respon imun yang berhubungan yaitu CD4.
Untuk menjawab masalah diatas maka penelitian ini akan
mengaplikasikan terapi dengan membandingkan antara kelompok pasien
depresi yang diberikan antidepresan saja dan yang diberikan antidepresan
ditambah ascorbid acid, penelitian Shelton at all (2005) pada 500 pasien
depresi menyimpulkan bahwa obat antidepresan yang tidak dikombinasi
kurang efektif meredakan gejala depresi yang resisten.

Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang
serupa tentang rekombinasi obat antidepresan adalah pada penelitian
sebelumnya rekombinasi menggunakan antidepresan dengan fungsi
ambilan serotonin sehingga fungsi obat sama dengan sebelumnya yaitu

5

meredakan tanda dan gejala depresi, tetapi pada penelitian ini
rekombinasi menggunakan ascorbid acid yang berfungsi meningkatkan
status imun, sehingga hasil pengobatan tidak hanya meredakan depresi
tetapi pasien diharapkan bisa membuat koping yang efektif dan
menurunkan angka kekambuhan.

6

DAFTAR PUSTAKA

Altindag, O, at all; Relation of cortisol levels and bone mineral density among
premenopausal women with major depression, International Journal of
Clinical Practice; Volume 61, Number 3, March 2007, pp. 416-420(5).

Anderson, R.at all; The effects of increasing weekly doses of ascorbate on certain
cellular and humoral immune functions in normal volunteers, American
Journal of Clinical Nutrition, Vol 34, .No 4, May 19911906-1911
Brownie, A.C. & Kernohan, J.C. ( 2005). Medical Biochemistry; A Core Tekt with
Self-Assessment, second edition, Philadhelphia, Churchil Livingstone.
Darwin, E. (2006). Imunologi dan Infeksi, Padang, Andalas University Press.
Dejaco, C., at al (2006). Inbalance of Regulatory T cell in human autoimmune Disease,
Journal of Immunologi . vol 117 : 289, Maret 2006.
Edgar, V.A, at all. Role of protein kinase C and cAMP in fluoxetine effects on human
T-cell
proliferation,
European
Neuropsychopharmacology
Volume 17, Issue 12, December 2007, Pages 774-780
Eutemia (2007). Drug Antidepression, http://www.fda.gov/c.der/template.pdf
Fontaine and Cook (2003). Esential of Mental Health Nursing, California, AddsonWessley Publising Company.
Goodman, S., (2000). Ester C. Vitamin C Generasi III, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama.
Hale, A.S (1997). ABC of Mental Health:Depression, British Medical Journal
(BMJ), 1997;315 (7099); 43-46 (5 July)

Hayes, E.R., Kee,J.L., (1996). Farmakologi: Pendekatan Keperawatan, Jakarta,
Penerbit buku Kedokteran:EGC
Irwin M, Patterson T, Smith TL, Caldwell C, Brown SA, Gillin JC, Grant I, Reduction
of immune function in life stress and depression, Biol Psychiatry. 1990 Jan
1;27(1):22-30.
Irwin M, Lacher U, Caldwell C, Depression and reduced natural killer cytotoxicity: a
longitudinal study of depressed patients and control subjects, Psychol Med.
1992 Nov;22(4):1045-50

James,J.S.,

(2000). Makan untuk mengurangi stress,
Foundation.http//www.wartaaids@iname.come.

Jakarta,

the

Ford


Keefe, R.S.E., et al (2006). The Schizophrenia Cogmition Rating Scale: An,
Interview – Based Assesment and its Relationship to cognition, Real-Word
Functioning, and Functional Capacity.
Kaplan, H.I, Saddock, B.J, Grebb. J.K.(1997). Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis: Sinopsis Psikiatri, terjemahan, Jakarta, Binarupa aksara.
Levine. M. at all 1996. Vitamin c Pharmacokineticcs healthy Volunteer evidence for a
recommended dietary allowance Proceeding of the Natural Academy of
Science of the United States of America. Vol.93.pp 3704-3709 April 1996
Markowitz JC, Kocsis JH, Fishman B, et al.Treatment of depressive symptoms in
human immunodeficiency virus-positive patients. Journal Arch Gen
Psychiatry 1998 May;55:452–7
Null, G. (1994). The Antioxidant Vitamin C. http//www.Garrynull.com.
Nurhidayat, Y., Trim B. (2005). Rahasia sistem Imun dan Kiat menghadapi
penyakit, Bandung. Kakibuku.
Pariante CM, Miller AH, Natural killer cell activity in major depression: a prospective
study of the in vivo effects of desmethylimipramine treatment, Eur
Neuropsychopharmacol. 1995;5 Suppl:83-8
Pratiwi, A. (2006). Pengaruh Teknik Relaksasi terhadap perbaikan status mental
pasien gangguan jiwa, Penelitian reguler UMS, tidak dipublikasikan
________

(2007). Dampak pemberian vitamin C terhadap nilai limposit dan
hubungannya dengan kemampuan kognitif pasien gangguan jiwa,
Penelitian reguler UMS, tidak dipublikasikan

Penn, N.D. at all (1990). The affect of dietary suplementtation with vitamin A,C on cell
mediated immune fungtion in ederly long stay patients: A Randomized
Controled Trial, Oxford Journal vol 20 no 3 pp 169-174 1991.
www.oxfordjournal/abstrac
Priestley, J. (2005). Immune system Disorder Nutritional Therapy, Omni Medical
Center, Avenue, http//www. Helthoes. Com.
Saraswati,W.(2002). Stress Menurunkan Kekebalan Tubuh, Kompas, Kamis 21
Nov., http//www.reuni.org.

Shelton RC, Williamson DJ, Corya SA, et al, Olanzapine plus fluoxetine reduce
depressive symptoms faster than either drug alone in people with treatment
resistant depression, Journal of Clin Psychiatry 2005;66:1289–97.
Smelzer, S.C. Bare, B.D., (2002). Brunner dan Suddarth’s Texbook of Medical
Surgical Nursing, Jakarta, EGC.
Stuart, G.W and Laraia, M., (2001). Principles and Practice of Psichiatrik Nursing,
St. Louis: The Mosby Year book.
Stuart, G.W and Sundeen, SJ, (1995). Principles and Practice of Psichiatrik
Nursing, St. Louis: The Mosby Year book

Taler, M.at all, Immunomodulatory effect of selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRIs) on human T lymphocyte function and gene expression, European
journal of Pharmacology. Vol 372,issue 1, 7 may 1999, pages 65-73
Townsend, M.C (1996), Psyciatric Mental health Nursing Conceps of care, Davis
Company, Philadelphia
Turkington D., Kingdom, D., Weiden, P.J., (2006). Cognitive Behavior Therapy for
skizophrenia. American Journal of Phychiatric, 163:365 – 373, March
2006.
Volkow, ND (2006). Stimulant Medicatioris, How to Minimice Their Reinforcing
Effects, American Journal of Psychiatric 163:359-361, March 2006.
Wisneski, L., Anderson, L. (2005). Evidence-Based Complementary and Alternative
medicine: The Scientific Basic of Integrative Medicine, Journal List Med V
2(2), Juni 257-259

KESEHATAN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

MODEL TERAPI REKOMBINAN UNTUK
MENINGKATKAN RESPON IMUN DAN PERBAIKAN
STATUS MENTAL PASIEN DEPRESI
DI DAERAH BENCANA

Arum pratiwi, M.Kes
Dedi Hanwar, M.Si
Prof. DR Aris Sudiyanto,S.PKj
Prof.DR. Guntur Hermawan, SPPd KPTI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER, 2008