Konsumsi Energi dan Protein pada Penderita Penyakit Hati Rawat Inap di Perjan Rs Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN
PADA PENDERITA PENYAKIT HATI RAWAT INAP
DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Primadhani

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
PRIMADHANI. Konsumsi Energi dan Protein Pada Penderita Penyakit Hati
Rawat Inap di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Di bawah bimbingan
YEKTI HARTATI EFFENDI dan IRSAN HASAN.
Tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari konsumsi energi dan
protein pada penderita penyakit hati rawat inap di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Tujuan khususnya adalah mempelajari karakteristik dan
lama perawatan penderita penyakit hati rawat inap, mempelajari kebutuhan energi
dan protein penderita penyakit hati rawat inap, mempelajari ketersediaan Diet Hati
penderita penyakit hati rawat inap, mempelajari konsumsi energi dan protein

penderita penyakit hati rawat inap, serta mempelajari daya terima penderita
penyakit hati rawat inap terhadap Diet Hati.
Penelitian dengan disain cross sectional study ini dilakukan di Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo selama empat bulan dari Agustus hingga November 2004.
Contoh dimbil secara purposive sampling dengan ketentuan sebagai berikut :
penderita penyakit hati di Bagian Penyakit Dalam kelas III (Instalasi Rawat Inap
B/IRNA B), berusia 17 tahun ke atas, telah dirawat minimal dua hari, mendapat
Diet Hati atau Diet Hati Rendah Garam secara oral, tidak sedang berpuasa,
kesadaran baik dan bisa diajak komunikasi, serta bersedia diwawancara.
Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan 20 pasien dengan data lengkap dan
dijadikan sebagai contoh penelitian.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, jenis penyakit hati, status gizi, pendidikan, pekerjaan), lama perawatan,
kebutuhan energi-protein contoh, ketersediaan Diet Hati contoh (jenis Diet Hati
dan ketersediaan energi-protein Diet Hati), konsumsi energi-protein contoh
(konsumsi energi-protein dari Diet Hati, makanan luar, dan cairan infus), dan daya
terima contoh terhadap Diet Hati (bentuk, warna, tekstur, bau, rasa, suhu,
kebersihan alat makan). Data karakteristik contoh dan daya terima contoh
terhadap Diet Hati diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data

berat badan dikumpulkan dengan penimbangan menggunakan bath room scale.
Data tinggi badan dikumpulkan dengan pengukuran menggunakan microtoise bagi
pasien yang bisa berdiri atau menggunakan pengukuran tinggi lutut bagi pasien
yang tidak bisa berdiri. Data jenis penyakit hati, kadar serum albumin, dan lama
perawatan diperoleh dari rekam medis. Data kebutuhan energi dan protein contoh
ditentukan melalui perhitungan menggunakan rumus dengan mengacu pada data
karakteristik contoh. Data jenis Diet Hati yang diterima contoh diketahui dari
buku makanan IRNA B Bagian Penyakit Dalam kelas III. Data ketersediaan Diet
Hati contoh (dalam satuan gram) untuk makan pagi, siang, dan selingan I
dikumpulkan dengan penimbangan makanan dari Unit Produksi Makanan (UPM)
sebelum dikonsumsi contoh sedangkan untuk makan sore dan selingan II merujuk
pada standar porsi bahan makanan UPM karena tidak dilakukan penimbangan
makanan. Data konsumsi Diet Hati (dalam satuan gram) untuk makan pagi, siang,
dan selingan I dikumpulkan dengan food weighing method sedangkan untuk
makan sore, selingan II, dan makanan luar dengan recall method. Data konsumsi
infus diambil dari rekam medis. Data ketersediaan Diet Hati serta data konsumsi

Diet Hati, konsumsi makanan luar, dan konsumsi cairan infus diambil
selama tiga hari berturut-turut. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi
gambaran umum Perjan RSCM, IRNA B, dan UPM. Data tersebut didapatkan

melalui wawancara dengan staf Perjan RSCM dan membaca dokumen/laporan
Perjan RSCM serta pengamatan langsung selama penelitian. Semua data yang
didapatkan diolah kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan program
komputer Microsoft Excell.
Sebagian besar contoh (85%) berjenis kelamin laki-laki dan mayoritas
contoh (55%) berada pada kategori umur dewasa menengah. Sebanyak 60%
contoh menderita penyakit sirosis hati. Contoh paling banyak (30%)
berpendidikan tamat SMA/sederajat dan bekerja sebagai PNS (20%). Malnutrisi
protein (kwashiorkor) dan malnutrisi ringan masing-masing ditemukan pada 40%
contoh. Separuh contoh (50%) berada pada lama perawatan 5-10 hari.
Kebutuhan energi contoh per hari berkisar antara 1800-2900 kkal dengan
rata-rata 2459±258 kkal pada laki-laki dan 1967±208 kkal pada perempuan.
Kebutuhan protein per hari berkisar antara 49,5-98,6 gram dengan rata-rata
80,4±14,9 gram pada laki-laki dan 64,2±12,8 gram pada perempuan.
Diet Hati yang disediakan UPM untuk contoh saat diteliti berupa Diet Hati II
Saring, Diet Hati III Lunak, dan Diet Hati III Biasa dalam bentuk rendah garam
dan tidak rendah garam. Diet Hati III paling banyak diterima contoh sebelum dan
saat diteliti. Diet Hati Rendah Garam hanya diberikan pada sebagian kecil
contoh (15%). Rata-rata ketersediaan energi Diet Hati II Saring 1884±164 kkal,
Diet Hati III Lunak 1733±143 kkal, dan Diet Hati III Biasa 1901±125 kkal

sedangkan rata-rata ketersediaan protein Diet Hati II Saring 54,1±5,4 gram, Diet
Hati III Lunak 62,2±7,3 gram, dan Diet Hati III Biasa 65,3±4,4 gram.
Konsumsi energi contoh berasal dari konsumsi Diet Hati, makanan luar, dan
cairan infus. Contoh rata-rata mengkonsumsi energi 1565±710 kkal per hari dan
protein 50,3±26,0 gram per hari. Sebagian besar contoh mengkonsumsi makanan
luar (85%) dan cairan infus (65%). Makanan luar yang dikonsumsi contoh berupa
makan pokok, lauk hewani, lauk nabati, buah, susu, dan makanan jajanan. Cairan
infus yang diberikan pada contoh yaitu Asering, Dextrose 5%, KAEN 3B, NaCl
0,9%, Albumin 20%, Triofusin 500, dan Triofusin E 1000. Rata-rata konsumsi
energi per hari dari Diet Hati 1293±374 kkal, makanan luar 203±213 kkal, dan
cairan infus 69±123 kkal sedangkan rata-rata konsumsi protein per hari dari Diet
Hati 43,2±14,9 gram, makanan luar 6,1±6,7 gram, dan cairan infus 1,0±4,4 gram.
Sebagian besar contoh tergolong defisit pada tingkat ketersediaan energi
terhadap kebutuhan energi (85%) dan tingkat ketersediaan protein terhadap
kebutuhan protein (75%). Separuh contoh (50%) tingkat konsumsi energi dan
protein terhadap ketersediaan energi dan proteinnya tergolong defisit tingkat
berat. Tingkat konsumsi energi dan protein terhadap kebutuhan energi dan
protein mayoritas contoh (60%) tergolong defisit tingkat berat.
Pada umumnya contoh menyukai semua atribut makanan penentu daya
terima terhadap Diet Hati. Rasa yang kurang enak dan suhu makanan yang dingin

menyebabkan atribut rasa dan suhu paling kurang disukai contoh. Daya terima
dengan kategori tinggi dimiliki sebagian besar contoh (90%) pada waktu makan
pagi dan seluruh contoh (100%) pada waktu makan siang.

ABSTRACT
PRIMADHANI. Energy and Protein Consumption of Hospitalized Patients with
Liver Disease in Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Under Supervision
YEKTI HARTATI EFFENDI dan IRSAN HASAN.
The objectives of this research are to study characteristic, treatment duration,
energy and protein requirements, availability of Liver Diet, consumption of
energy and protein liver disease hospitalized patient, and acceptance of Liver Diet.
This research with cross sectional study design was done in Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta from August to November 2004. Samples were taken by
purposive sampling. Total samples were 20 patients. Primary data were
characteristic, treatment duration, energy and protein requirements, availability of
Liver Diet, consumption of energy and protein samples, and acceptance of Liver
Diet.
Most of samples (85%) are men. Mayority of samples age were at middle
adulthood category (55%), liver cirrhosis suffered (60%), High School graduated
(30%), and work as PNS (20%). Protein malnutrition (kwashiorkor) and mild

malnutrition recpectively found at 40% samples. Half of sample (50%) were
treated 5-10 days.
Energy requirement of samples per day 1800-2900 kkal with mean
2459±258 kkal at men and 1967±208 kkal at woman. Protein requirement of
samples per day 49,5-98,6 gram with mean 80,4±14,9 gram at men and 64,2±12,8
gram at woman. Mean of energy availability of Liver Diet per day from Pureed
Liver Diet II 1884±164 kkal, Soft Liver Diet III 1733±143 kkal, and General
Liver Diet III 1901±125 kkal. Mean of protein avalilability of Liver Diet per day
from Pureed Liver Diet II 54,1±5,4 gram, Soft Liver Diet III 62,2±7,3 gram, and
General Liver Diet III 65,3±4,4 gram. Mean consumption of energy samples per
day 1565±710 kkal and consumption of protein samples per day 50,3±26,0 gram
from Liver Diet, home food, and dilution infuse. Most of samples are deficit in
level of energy-protein availability to energy-protein requirements, severe deficit
in level of energy-protein consumption to energy-protein availability, and severe
deficit in level of energy-protein consumption to energy-protein requirements.
Generally, sample accept all of food determinant of acceptance of Liver
Diet. Acceptance of Liver Diet with high category included 90% from breakfast
and 100% from lunch for all of samples.

KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN

PADA PENDERITA PENYAKIT HATI RAWAT INAP
DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Primadhani
A05400018

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan

berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Konsumsi Energi dan Protein Pada Pasien Penderita Penyakit Hati
Rawat Inap di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Penulis
menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Yekti Hartati Effendi dan dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku dosen penguji dan Dr. Ir. Lilik Kustiyah, MS
selaku dosen pemandu seminar yang telah memberikan saran dan masukan
untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Amini Nasoetion, MS selaku dosen pembimbing akademik beserta
seluruh dosen dan staf Departemen GMSK yang telah memberikan ilmu,
bimbingan, serta arahannya selama penulis menempuh pendidikan di
Departemen GMSK.
4. Direktur Utama Perjan RSCM dr. Merdias Almatsier, Sp.S(K), Kepala Bidang
Penelitian Pelayanan Medik Perjan RSCM dr. Wresti Indriatmi, Sp.KK(K),
M.Epid,

Kepala


Departemen

Ilmu

Penyakit

Dalam

Perjan

RSCM

Prof. dr. H.A. Aziz Rani, Sp.PD-KGEH, Kepala Divisi Hepatologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Perjan RSCM Prof. Dr. H. Ali Sulaiman,
Ph.D., Sp.PD-KGEH, FACG,

Kepala Instalasi Gizi Perjan RSCM

S.A. Budi Hartati, SKM, M.Epid, dan Kepala Unit Produksi Makanan Perjan
RSCM Triyani Kresnawan, DCN., M.Kes. yang telah memberikan izin

penelitian.
5. Pembimbing lapang dan koordinator gizi di IRNA B lantai (Utih Arupah,
SKM), koordinator gizi di IRNA B lantai 4 (Syahrial, SKM), para petugas
gizi IRNA B lantai 5 dan lantai 4, serta para juru masak di bagian masakan
diet UPM Perjan RSCM atas bantuan dan kerja samanya.
6. Kepala Ruangan beserta staf dan perawat, dokter, dan dokter coass di IRNA B
lantai 4 dan 5 Perjan RSCM serta Kepala Unit Pelayanan Rekam Medik
Perjan RSCM beserta staf atas bantuan yang diberikan selama penelitian.

7. Bapak (Benny Subyarmono), Ibu (Wariyati), serta Dik Rio dan Dik Rizky
yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, doa, serta semangat kepada
penulis dan Bude Sri Kurnianingsih sekeluarga yang telah memberikan
perhatian, bantuan, dan dukungannya.
8. Keluarga besar GMSK 37 dan teman-teman di Wisma Melati Bateng, Fauziah
Bateng, dan Wisma Melati Radar atas bantuan dan kebersamaannya sampai
saat ini, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah banyak memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2006


Primadhani

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Temanggung, Jawa Tengah pada tanggal 13 Juli 1982
dari pasangan Bapak Benny Subyarmono dan Ibu Wariyati. Penulis adalah putri
pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri I Purworejo,
Kab. Purworejo, Jawa Tengah dan lulus tahun 2000. Pada tahun yang sama
penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga (GMSK), Fakultas Pertanian, Institut pertanian Bogor
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi staf Biro
Keprofesian dan Kajian Strategis pada Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi
Pertanian (HIMAGITA) periode 2001/2002 dan staf Departemen Keuangan dan
Usaha pada Keluarga Mahasiswa Purworejo IPB (Gamapuri) tahun 2001/2002.
Penulis juga menjadi asisten mata kuliah Gizi Kelompok Khusus pada Program
Studi Diploma Manajemen Usaha Boga, Fakultas Pertanian, IPB tahun ajaran
2005/2006.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xii

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

Latar Belakang ..............................................................................

1

Tujuan ............................................................................................

2

Kegunaan .......................................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

4

Anatomi dan Fisiologi Hati ...........................................................

4

Anatomi Hati ........................................................................

4

Fisiologi Hati .......................................................................

4

Penyakit Hati .................................................................................

6

Hepatitis ...............................................................................

6

Sirosis Hati ..........................................................................

11

Hepatoma .............................................................................

13

Gizi Kurang Pada Penyakit Hati ..................................................

14

Kebutuhan dan Konsumsi Zat Gizi................................................

15

Energi ............................................................................................

16

Protein ..........................................................................................

17

Daya Terima terhadap Makanan ...................................................

18

Pelayanan Gizi Rumah Sakit .........................................................

21

Diet Pada Penyakit Hati ................................................................

24

Diet Rendah Garam .......................................................................

25

Pemberian Dukungan Gizi ............................................................

26

KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................

29

METODE ..................................................................................................

31

Disain, Tempat, dan Waktu ..........................................................

31

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ..............................................

31

KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN
PADA PENDERITA PENYAKIT HATI RAWAT INAP
DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Primadhani

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
PRIMADHANI. Konsumsi Energi dan Protein Pada Penderita Penyakit Hati
Rawat Inap di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Di bawah bimbingan
YEKTI HARTATI EFFENDI dan IRSAN HASAN.
Tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari konsumsi energi dan
protein pada penderita penyakit hati rawat inap di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Tujuan khususnya adalah mempelajari karakteristik dan
lama perawatan penderita penyakit hati rawat inap, mempelajari kebutuhan energi
dan protein penderita penyakit hati rawat inap, mempelajari ketersediaan Diet Hati
penderita penyakit hati rawat inap, mempelajari konsumsi energi dan protein
penderita penyakit hati rawat inap, serta mempelajari daya terima penderita
penyakit hati rawat inap terhadap Diet Hati.
Penelitian dengan disain cross sectional study ini dilakukan di Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo selama empat bulan dari Agustus hingga November 2004.
Contoh dimbil secara purposive sampling dengan ketentuan sebagai berikut :
penderita penyakit hati di Bagian Penyakit Dalam kelas III (Instalasi Rawat Inap
B/IRNA B), berusia 17 tahun ke atas, telah dirawat minimal dua hari, mendapat
Diet Hati atau Diet Hati Rendah Garam secara oral, tidak sedang berpuasa,
kesadaran baik dan bisa diajak komunikasi, serta bersedia diwawancara.
Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan 20 pasien dengan data lengkap dan
dijadikan sebagai contoh penelitian.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, jenis penyakit hati, status gizi, pendidikan, pekerjaan), lama perawatan,
kebutuhan energi-protein contoh, ketersediaan Diet Hati contoh (jenis Diet Hati
dan ketersediaan energi-protein Diet Hati), konsumsi energi-protein contoh
(konsumsi energi-protein dari Diet Hati, makanan luar, dan cairan infus), dan daya
terima contoh terhadap Diet Hati (bentuk, warna, tekstur, bau, rasa, suhu,
kebersihan alat makan). Data karakteristik contoh dan daya terima contoh
terhadap Diet Hati diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data
berat badan dikumpulkan dengan penimbangan menggunakan bath room scale.
Data tinggi badan dikumpulkan dengan pengukuran menggunakan microtoise bagi
pasien yang bisa berdiri atau menggunakan pengukuran tinggi lutut bagi pasien
yang tidak bisa berdiri. Data jenis penyakit hati, kadar serum albumin, dan lama
perawatan diperoleh dari rekam medis. Data kebutuhan energi dan protein contoh
ditentukan melalui perhitungan menggunakan rumus dengan mengacu pada data
karakteristik contoh. Data jenis Diet Hati yang diterima contoh diketahui dari
buku makanan IRNA B Bagian Penyakit Dalam kelas III. Data ketersediaan Diet
Hati contoh (dalam satuan gram) untuk makan pagi, siang, dan selingan I
dikumpulkan dengan penimbangan makanan dari Unit Produksi Makanan (UPM)
sebelum dikonsumsi contoh sedangkan untuk makan sore dan selingan II merujuk
pada standar porsi bahan makanan UPM karena tidak dilakukan penimbangan
makanan. Data konsumsi Diet Hati (dalam satuan gram) untuk makan pagi, siang,
dan selingan I dikumpulkan dengan food weighing method sedangkan untuk
makan sore, selingan II, dan makanan luar dengan recall method. Data konsumsi
infus diambil dari rekam medis. Data ketersediaan Diet Hati serta data konsumsi

Diet Hati, konsumsi makanan luar, dan konsumsi cairan infus diambil
selama tiga hari berturut-turut. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi
gambaran umum Perjan RSCM, IRNA B, dan UPM. Data tersebut didapatkan
melalui wawancara dengan staf Perjan RSCM dan membaca dokumen/laporan
Perjan RSCM serta pengamatan langsung selama penelitian. Semua data yang
didapatkan diolah kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan program
komputer Microsoft Excell.
Sebagian besar contoh (85%) berjenis kelamin laki-laki dan mayoritas
contoh (55%) berada pada kategori umur dewasa menengah. Sebanyak 60%
contoh menderita penyakit sirosis hati. Contoh paling banyak (30%)
berpendidikan tamat SMA/sederajat dan bekerja sebagai PNS (20%). Malnutrisi
protein (kwashiorkor) dan malnutrisi ringan masing-masing ditemukan pada 40%
contoh. Separuh contoh (50%) berada pada lama perawatan 5-10 hari.
Kebutuhan energi contoh per hari berkisar antara 1800-2900 kkal dengan
rata-rata 2459±258 kkal pada laki-laki dan 1967±208 kkal pada perempuan.
Kebutuhan protein per hari berkisar antara 49,5-98,6 gram dengan rata-rata
80,4±14,9 gram pada laki-laki dan 64,2±12,8 gram pada perempuan.
Diet Hati yang disediakan UPM untuk contoh saat diteliti berupa Diet Hati II
Saring, Diet Hati III Lunak, dan Diet Hati III Biasa dalam bentuk rendah garam
dan tidak rendah garam. Diet Hati III paling banyak diterima contoh sebelum dan
saat diteliti. Diet Hati Rendah Garam hanya diberikan pada sebagian kecil
contoh (15%). Rata-rata ketersediaan energi Diet Hati II Saring 1884±164 kkal,
Diet Hati III Lunak 1733±143 kkal, dan Diet Hati III Biasa 1901±125 kkal
sedangkan rata-rata ketersediaan protein Diet Hati II Saring 54,1±5,4 gram, Diet
Hati III Lunak 62,2±7,3 gram, dan Diet Hati III Biasa 65,3±4,4 gram.
Konsumsi energi contoh berasal dari konsumsi Diet Hati, makanan luar, dan
cairan infus. Contoh rata-rata mengkonsumsi energi 1565±710 kkal per hari dan
protein 50,3±26,0 gram per hari. Sebagian besar contoh mengkonsumsi makanan
luar (85%) dan cairan infus (65%). Makanan luar yang dikonsumsi contoh berupa
makan pokok, lauk hewani, lauk nabati, buah, susu, dan makanan jajanan. Cairan
infus yang diberikan pada contoh yaitu Asering, Dextrose 5%, KAEN 3B, NaCl
0,9%, Albumin 20%, Triofusin 500, dan Triofusin E 1000. Rata-rata konsumsi
energi per hari dari Diet Hati 1293±374 kkal, makanan luar 203±213 kkal, dan
cairan infus 69±123 kkal sedangkan rata-rata konsumsi protein per hari dari Diet
Hati 43,2±14,9 gram, makanan luar 6,1±6,7 gram, dan cairan infus 1,0±4,4 gram.
Sebagian besar contoh tergolong defisit pada tingkat ketersediaan energi
terhadap kebutuhan energi (85%) dan tingkat ketersediaan protein terhadap
kebutuhan protein (75%). Separuh contoh (50%) tingkat konsumsi energi dan
protein terhadap ketersediaan energi dan proteinnya tergolong defisit tingkat
berat. Tingkat konsumsi energi dan protein terhadap kebutuhan energi dan
protein mayoritas contoh (60%) tergolong defisit tingkat berat.
Pada umumnya contoh menyukai semua atribut makanan penentu daya
terima terhadap Diet Hati. Rasa yang kurang enak dan suhu makanan yang dingin
menyebabkan atribut rasa dan suhu paling kurang disukai contoh. Daya terima
dengan kategori tinggi dimiliki sebagian besar contoh (90%) pada waktu makan
pagi dan seluruh contoh (100%) pada waktu makan siang.

ABSTRACT
PRIMADHANI. Energy and Protein Consumption of Hospitalized Patients with
Liver Disease in Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Under Supervision
YEKTI HARTATI EFFENDI dan IRSAN HASAN.
The objectives of this research are to study characteristic, treatment duration,
energy and protein requirements, availability of Liver Diet, consumption of
energy and protein liver disease hospitalized patient, and acceptance of Liver Diet.
This research with cross sectional study design was done in Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta from August to November 2004. Samples were taken by
purposive sampling. Total samples were 20 patients. Primary data were
characteristic, treatment duration, energy and protein requirements, availability of
Liver Diet, consumption of energy and protein samples, and acceptance of Liver
Diet.
Most of samples (85%) are men. Mayority of samples age were at middle
adulthood category (55%), liver cirrhosis suffered (60%), High School graduated
(30%), and work as PNS (20%). Protein malnutrition (kwashiorkor) and mild
malnutrition recpectively found at 40% samples. Half of sample (50%) were
treated 5-10 days.
Energy requirement of samples per day 1800-2900 kkal with mean
2459±258 kkal at men and 1967±208 kkal at woman. Protein requirement of
samples per day 49,5-98,6 gram with mean 80,4±14,9 gram at men and 64,2±12,8
gram at woman. Mean of energy availability of Liver Diet per day from Pureed
Liver Diet II 1884±164 kkal, Soft Liver Diet III 1733±143 kkal, and General
Liver Diet III 1901±125 kkal. Mean of protein avalilability of Liver Diet per day
from Pureed Liver Diet II 54,1±5,4 gram, Soft Liver Diet III 62,2±7,3 gram, and
General Liver Diet III 65,3±4,4 gram. Mean consumption of energy samples per
day 1565±710 kkal and consumption of protein samples per day 50,3±26,0 gram
from Liver Diet, home food, and dilution infuse. Most of samples are deficit in
level of energy-protein availability to energy-protein requirements, severe deficit
in level of energy-protein consumption to energy-protein availability, and severe
deficit in level of energy-protein consumption to energy-protein requirements.
Generally, sample accept all of food determinant of acceptance of Liver
Diet. Acceptance of Liver Diet with high category included 90% from breakfast
and 100% from lunch for all of samples.

KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN
PADA PENDERITA PENYAKIT HATI RAWAT INAP
DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Primadhani
A05400018

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Konsumsi Energi dan Protein Pada Pasien Penderita Penyakit Hati
Rawat Inap di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Penulis
menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Yekti Hartati Effendi dan dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku dosen penguji dan Dr. Ir. Lilik Kustiyah, MS
selaku dosen pemandu seminar yang telah memberikan saran dan masukan
untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Amini Nasoetion, MS selaku dosen pembimbing akademik beserta
seluruh dosen dan staf Departemen GMSK yang telah memberikan ilmu,
bimbingan, serta arahannya selama penulis menempuh pendidikan di
Departemen GMSK.
4. Direktur Utama Perjan RSCM dr. Merdias Almatsier, Sp.S(K), Kepala Bidang
Penelitian Pelayanan Medik Perjan RSCM dr. Wresti Indriatmi, Sp.KK(K),
M.Epid,

Kepala

Departemen

Ilmu

Penyakit

Dalam

Perjan

RSCM

Prof. dr. H.A. Aziz Rani, Sp.PD-KGEH, Kepala Divisi Hepatologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Perjan RSCM Prof. Dr. H. Ali Sulaiman,
Ph.D., Sp.PD-KGEH, FACG,

Kepala Instalasi Gizi Perjan RSCM

S.A. Budi Hartati, SKM, M.Epid, dan Kepala Unit Produksi Makanan Perjan
RSCM Triyani Kresnawan, DCN., M.Kes. yang telah memberikan izin
penelitian.
5. Pembimbing lapang dan koordinator gizi di IRNA B lantai (Utih Arupah,
SKM), koordinator gizi di IRNA B lantai 4 (Syahrial, SKM), para petugas
gizi IRNA B lantai 5 dan lantai 4, serta para juru masak di bagian masakan
diet UPM Perjan RSCM atas bantuan dan kerja samanya.
6. Kepala Ruangan beserta staf dan perawat, dokter, dan dokter coass di IRNA B
lantai 4 dan 5 Perjan RSCM serta Kepala Unit Pelayanan Rekam Medik
Perjan RSCM beserta staf atas bantuan yang diberikan selama penelitian.

7. Bapak (Benny Subyarmono), Ibu (Wariyati), serta Dik Rio dan Dik Rizky
yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, doa, serta semangat kepada
penulis dan Bude Sri Kurnianingsih sekeluarga yang telah memberikan
perhatian, bantuan, dan dukungannya.
8. Keluarga besar GMSK 37 dan teman-teman di Wisma Melati Bateng, Fauziah
Bateng, dan Wisma Melati Radar atas bantuan dan kebersamaannya sampai
saat ini, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah banyak memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2006

Primadhani

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Temanggung, Jawa Tengah pada tanggal 13 Juli 1982
dari pasangan Bapak Benny Subyarmono dan Ibu Wariyati. Penulis adalah putri
pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri I Purworejo,
Kab. Purworejo, Jawa Tengah dan lulus tahun 2000. Pada tahun yang sama
penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga (GMSK), Fakultas Pertanian, Institut pertanian Bogor
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi staf Biro
Keprofesian dan Kajian Strategis pada Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi
Pertanian (HIMAGITA) periode 2001/2002 dan staf Departemen Keuangan dan
Usaha pada Keluarga Mahasiswa Purworejo IPB (Gamapuri) tahun 2001/2002.
Penulis juga menjadi asisten mata kuliah Gizi Kelompok Khusus pada Program
Studi Diploma Manajemen Usaha Boga, Fakultas Pertanian, IPB tahun ajaran
2005/2006.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xii

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

Latar Belakang ..............................................................................

1

Tujuan ............................................................................................

2

Kegunaan .......................................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

4

Anatomi dan Fisiologi Hati ...........................................................

4

Anatomi Hati ........................................................................

4

Fisiologi Hati .......................................................................

4

Penyakit Hati .................................................................................

6

Hepatitis ...............................................................................

6

Sirosis Hati ..........................................................................

11

Hepatoma .............................................................................

13

Gizi Kurang Pada Penyakit Hati ..................................................

14

Kebutuhan dan Konsumsi Zat Gizi................................................

15

Energi ............................................................................................

16

Protein ..........................................................................................

17

Daya Terima terhadap Makanan ...................................................

18

Pelayanan Gizi Rumah Sakit .........................................................

21

Diet Pada Penyakit Hati ................................................................

24

Diet Rendah Garam .......................................................................

25

Pemberian Dukungan Gizi ............................................................

26

KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................

29

METODE ..................................................................................................

31

Disain, Tempat, dan Waktu ..........................................................

31

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ..............................................

31

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................

33

Pengolahan dan Analisis Data .......................................................

35

Definisi Operasional ......................................................................

40

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

43

Gambaran Umum Lokasi ..............................................................

43

Gambaran Umum Perjan RSCM ........................................

43

Gambaran Umum IRNA B ................................................

46

Gambaran Umum UPM .....................................................

46

Karakteristik Contoh

..................................................................

51

Umur ..................................................................................

51

Jenis Kelamin dan Jenis Penyakit Hati ..............................

52

Tingkat Pendidikan ............................................................

52

Pekerjaan ............................................................................

52

Status Malnutrisi .................................................................

53

Lama Perawatan ...........................................................................

54

Kebutuhan Energi dan Protein Contoh .........................................

54

Ketersediaan Diet Hati ..................................................................

55

Jenis Diet Hati ....................................................................

55

Ketersediaan Energi dan Protein Diet Hati .........................

56

Konsumsi Energi dan Protein Contoh ..........................................

57

Konsumsi Energi dan Protein Diet Hati ............................

58

Konsumsi Energi dan Protein Makanan Luar .....................

58

Konsumsi Energi dan Protein Cairan Infus ........................

59

Perbandingan Antara Kebutuhan, Ketersediaan, dan Konsumsi
Energi-Protein ............................................................................

59

Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein terhadap
Kebutuhan Energi dan Protein ..........................................

59

Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap
Ketersediaan Energi dan Protein .........................................

61

Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap
Kebutuhan Energi dan Protein ...........................................

62

Daya Terima terhadap Diet Hati ....................................................

62

Penilaian terhadap Atribut Makanan ..................................

62

Daya Terima Berdasarkan Waktu Makan ..........................

64

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

65

Kesimpulan ...................................................................................

65

Saran ............................................................................................

66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

67

LAMPIRAN ..............................................................................................

71

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Data yang dikumpulkan dan cara memperoleh .............................

34

2

Pengkategorian status malnutrisi berdasarkan persentase berat
badan aktual terhadap berat badan ideal (%) dan kadar serum
albumin (g/l) .................................................................................

35

3

Peubah dan kategori peubah .........................................................

39

4

Jenis dan jumlah tenaga kerja di Perjan RSCM ............................

46

5

Tingkat pendidikan pegawai UPM Perjan RSCM ........................

47

6

Sebaran contoh berdasarkan kelompok umur ...............................

51

7

Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan jenis penyakit hati

52

8

Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan ...........................

52

9

Sebaran contoh berdasarkan jenis pekerjaan ................................

53

10 Sebaran contoh berdasarkan status malnutrisi ..............................

53

11 Sebaran contoh berdasarkan lama perawatan ...............................

54

12 Sebaran contoh berdasarkan jenis diet hati ...................................

55

13 Sebaran contoh berdasarkan diet hati rendah garam dan asites ....

56

14 Rata-rata ketersediaan energi dan protein contoh per hari
berdasarkan jenis diet hati .............................................................

57

15 Kandungan energi dan protein makanan biasa, makanan lunak,
dan makanan saring kelas III per hari ...........................................

57

16 Rata-rata konsumsi energi dan protein contoh per hari ................

57

17 Sebaran contoh berdasarkan konsumsi makanan luar ................

58

18 Sebaran contoh berdasarkan jenis infus ......................................

59

19 Rata-rata tingkat ketersediaan energi dan protein terhadap
kebutuhan energi dan protein ........................................................

60

20 Sebaran contoh berdasarkan tingkat ketersediaan energi dan
protein terhadap kebutuhan energi dan protein .............................

60

21 Rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein terhadap
ketersediaan energi dan protein ....................................................

61

22 Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi energi dan
protein terhadap ketersediaan energi dan protein .........................

61

23 Rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein terhadap
kebutuhan energi dan protein ........................................................

62

24 Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi energi dan
protein terhadap kebutuhan energi dan protein .............................

62

25 Sebaran contoh berdasarkan penilaian terhadap atribut makanan
pada waktu makan pagi .................................................................

63

26 Sebaran contoh berdasarkan penilaian terhadap atribut makanan
pada waktu makan siang ................................................................

63

27 Sebaran daya terima contoh terhadap diet hati berdasarkan
waktu makan .................................................................................

64

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Kerangka pemikiran penelitian ....................................................

30

2

Cara penarikan contoh ..................................................................

32

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada makanan
lunak .....................................................................................

72

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada makanan
saring ...........................................................................................

73

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada diet
rendah garam ..............................................................................

74

Struktur organisasi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta ..........................................................................................

75

Struktur organisasi Unit Produksi Makanan Perjan RS Dr.Cipto
Mangunkusumo Jakarta ..............................................................

76

6

Menu kelas III masakan diet dan masakan saring Perjan RSCM

77

7

Menu selingan kelas III masakan diet dan masakan saring
Perjan RSCM .............................................................................

78

8

Standar makanan cair diet hati Perjan RSCM ............................

79

9

Data kebutuhan energi-protein contoh berdasarkan jenis kelamin

80

10 Data ketersediaan dan konsumsi energi-protein contoh dari
diet hati ......................................................................................

81

11 Data konsumsi energi-protein contoh dari makanan luar.............

82

12 Data konsumsi energi-protein contoh dari cairan infus...............

83

2
3
4
5

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ di dalam tubuh manusia. Organ ini merupakan
organ tubuh dengan fungsi terbanyak dan merupakan salah satu organ terpenting
dalam metabolisme zat gizi (Mahan & Arlin 1992).
Ada beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang hati yaitu hepatitis,
sirosis hati, dan hepatoma. Di Indonesia, prevalensi hepatitis cukup tinggi yaitu
berkisar antara 2-20% (Chairulsjah 2004). Pada Majalah Sehat No. 12 tahun 2004
disebutkan bahwa sirosis hati di Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia.
Hepatoma berada pada urutan kelima penyakit neoplasma yang paling banyak
diderita pasien rawat inap pada tahun 1998 (Dir. Jen. Yan. Medik 2000). Menurut
Bagian Rekam Medis Perjan RSCM, pada tahun 2003 penderita penyakit hati
rawat inap paling banyak menderita sirosis hati kemudian disusul oleh hepatoma
dan hepatitis.
Hati tidak dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal apabila penyakit
yang menyerangnya telah mengakibatkan lebih dari 80% sel hati rusak. Pada
kondisi tersebut penderitanya mengalami ikterus, asites, dan ensefalopati
(Budihusodo 2004). Pada tahun 1992 sebesar 1,8% kematian pada seluruh umur
di Indonesia disebabkan oleh penyakit hati (BKKBN 1995, diacu dalam
Tjiptoherijanto 1999).
Penderita penyakit hati yang menjalani rawat inap di rumah sakit tidak
hanya mendapatkan pelayanan pengobatan dan penyembuhan. Penderita tersebut
juga mendapatkan pelayanan gizi.

Pelayanan gizi dalam bentuk yang paling

umum yaitu penyelenggaraan makan (Moehyi 1986) oleh instalasi gizi rumah
sakit (Almatsier 1992).
Keadaan gizi pada penderita penyakit hati perlu mendapat perhatian khusus
karena gangguan gizi dapat memperberat morbiditas serta memperburuk
prognosis penyakitnya.

Pada 10-80% penderita ditemukan dalam keadaan

malnutrisi. Oleh karena itu, perubahan kebutuhan dan tolerasi terhadap beberapa
komponen gizi selama sakit harus diperhatikan (Noer 2003).
Pasien rawat inap mendapatkan makanan yang berbeda dengan makanan
yang biasa dimakan di rumah. Perbedaan tersebut diantaranya dalam hal jenis

2

makanan, cara menghidangkan, tempat makan, dan waktu makan. Apabila tidak
diperhatikan, maka bisa menjadi beban mental pasien yang pada akhirnya bisa
menghambat proses penyembuhan penyakit (Moehyi 1997).
Diet yang tepat untuk penderita penyakit hati disebut Diet Hati. Diet Hati
terbagi menjadi Diet Hati I, II, III, dan IV. Penggolongan tersebut berdasarkan
kondisi kesehatan pasien. Kandungan energi dan protein pada masing-masing
Diet Hati berbeda. Semakin tinggi Diet Hati-nya maka kandungan energi dan
proteinnya semakin tinggi pula seiring dengan semakin baiknya kondisi pasien.
Pada pasien dengan asites dan pengeluaran urinnya kurang baik maka Diet Hatinya bisa dikombinasikan dengan Diet Rendah Garam (Bagian Gizi RSCM &
Persagi 2002).
Konsumsi energi dan protein pada penderita penyakit hati merupakan dua
hal yang perlu mendapat perhatian khusus.

Konsumsi energi yang tinggi

diperlukan untuk mencegah terjadinya katabolisme protein sedangkan konsumsi
protein tinggi agar terjadi anabolisme protein (Yunahar 2004).

Meskipun

demikian, konsumsi protein harus disesuaikan dengan kondisi penderita. Pada
penyakit hati yang berat metabolisme protein terganggu sehingga amonia
terakumulasi secara abnormal di dalam darah. Keadaan ini bisa meracuni sistem
saraf pusat sehingga terjadi ensefalopati (kerusakan sel-sel otak) yang dapat
memicu terjadinya komplikasi serius yang bisa berakhir dengan kematian. Pada
pasien dengan kondisi ini protein diperlukan dalam jumlah yang rendah
(Eschleman 1996).
Tujuan
Tujuan Umum
Mempelajari konsumsi energi dan protein pada penderita penyakit hati rawat
inap di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Tujuan Khusus
1. Mempelajari karakteristik dan lama perawatan penderita penyakit hati rawat
inap.
2. Mempelajari kebutuhan energi dan protein penderita penyakit hati rawat
inap.
3. Mempelajari ketersediaan Diet Hati penderita penyakit hati rawat inap.

3

4. Mempelajari konsumsi energi dan protein penderita penyakit hati rawat
inap.
5. Mempelajari daya terima penderita penyakit hati rawat inap terhadap Diet
Hati.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai konsumsi
energi dan protein pada penderita penyakit hati rawat inap di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
pertimbangan dan masukan dalam penyelenggaraan Diet Hati bagi pasien rawat
inap di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta serta sebagai bahan acuan
penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Hati
Anatomi Hati
Menurut Pearce (1997), hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh.
Letaknya di bagian teratas di dalam rongga abdomen sebelah kanan, di bawah
diafragma. Tulang-tulang iga melindungi hati secara luas.
Hati terdiri dari dua belahan utama yaitu kanan dan kiri. Permukaan atas
hati berbentuk cembung sedangkan permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilewati oleh
berbagai pembuluh darah yang keluar-masuk hati. Fisura longitudinal
memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah sedangkan ligamen
falsiformis di permukaan atas hati. Secara umum hati dibagi menjadi belahan
kanan, belahan kiri, belahan kaudata, dan belahan kuadrata. Belahan (lobus)
terdiri atas lobulus. Lobulus berbentuk polihedral (segibanyak) dan terdiri atas sel
hati berbentuk kubus. Cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh
jaringan hati (Pearce 1997).
Fisiologi Hati
Hati mempunyai banyak fungsi. Menurut Tortora dan Anagnostakos (1992),
fungsi hati yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat
Pada metabolisme karbohidrat, hati berperanan penting dalam menjaga
kenormalan kadar gula darah. Hati akan mengubah glukosa menjadi glikogen
(glikogenesis) saat kadar gula darah tinggi serta mengubah glikogen menjadi
glukosa (glikogenolisis) dan mengubah asam amino menjadi glukosa
(glukoneogenesis) saat kadar gula darah rendah. Hati juga dapat mengubah
fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa serta mengubah glukosa menjadi
lemak.
2. Metabolisme lemak
Hati memecah asam lemak menjadi asetil koenzim A (beta oksidasi),
mengubah kelebihan asetil koenzim A menjadi keton (ketogenesis);

5

mensintesis lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid; memecah kolesterol
menjadi garam empedu, dan menyimpan lemak.
3. Metabolisme protein
a. Deaminasi asam amino, yaitu pelepasan gugus amina (NH2) sehingga
asam amino bisa digunakan sebagai sumber energi atau dikonversi
menjadi karbohidrat atau lemak.
b. Konversi amonia (NH3) yang bersifat racun menjadi ureum yang
kemudian diekskresikan melalui urine. Amonia dihasilkan dari proses
deaminasi dan bakteri yang ada pada saluran pencernaan.
c. Sintesis sebagian besar plasma protein, seperti alfa dan beta globulin,
albumin, protrombin, dan fibrinogen
d. Transaminasi, yaitu pemindahan gugus amina dari suatu asam amino ke
substansi lain (asam keto-á) sehingga menghasilkan satu asam amino baru
dan satu asam keto baru.
4. Merubah obat dan hormon
Hati dapat mendetoksifikasi atau mengekskresikan ke dalam empedu berbagai
jenis obat seperti penisilin, ampisilin, erithromisin, dan sulfonamid.

Hati

secara kimia juga dapat merubah atau mengekskresikan hormon steroid seperti
estrogen, aldosteron, dan tiroksin.
5. Ekskresi empedu (bilirubin)
Bilirubin yang merupakan turunan hem dari sel darah merah yang sudah tua,
diserap hati dari darah, dan diekskresikan ke dalam empedu. Kebanyakan
bilirubin pada empedu dimetabolisme di usus oleh bakteri dan dikeluarkan
melalui feses.
6. Sintesis garam empedu
Garam empedu digunakan usus halus untuk emulsifikasi dan absorpsi lemak,
kolesterol, fosfolipid, dan lipoprotein.
7. Penyimpanan
Hati berfungsi sebagai tempat penyimpanan glikogen, vitamin (A, B12, D, E,
dan K), dan mineral (Fe dan Cu). Sel hati mengandung protein yang disebut
apoferitin yang bergabung dengan besi membentuk feritin. Feritin merupakan

6

bentuk mineral besi yang disimpan di hati dan dapat dilepaskan saat
dibutuhkan.
8. Fagositosis
Sel Kupffer hati mengfagositasi sel darah merah dan sel darah putih yang
sudah tua serta beberapa bakteri.
9. Aktifasi vitamin D
Hati dan ginjal berpartisipasi dalam mengaktifasi vitamin D.
Penyakit Hati
Hepatitis
1. Epidemiologi
a. Hepatitis A
Hepatitis A dahulu disebut hepatitis infeksiosa.

Penularannya

terutama melalui kontaminasi oral-fekal akibat higiene yang buruk atau
makanan yang tercemar. Individu yang tinggal di tempat-tempat padat
yang higienenya mungkin tidak baik, seperti panti asuhan, institusi mental,
penjara, dan penampungan gelandangan, beresiko mengidap penyakit ini.
Virusnya kadang-kadang ditularkan melaui darah (Corwin 2001).

Di

Indonesia berdasarkan data dari rumah sakit, hepatitis A merupakan
bagian terbesar dari kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu sebesar 39,868,3% (Akbar et al. 1981, diacu dalam Sulaiman & Julitasari 1995).
b. Hepatitis B
Hepatitis B kadang-kadang disebut hepatitis serum. Virus hepatitis
B (HBV) ada dalam semua cairan tubuh individu yang terinfeksi, termasuk
darah, semen, ludah, dan kencing.

Penularan HBV terutama terjadi

dengan jalan parenteral, seksual, atau vertikal (ibu-bayi) sedangkan jalan
tinja-oral relatif tidak penting. Penularan biasanya memerlukan inokulasi
yang jelas (tranfusi darah, injeksi dengan jarum yang terkontaminasi, atau
luka karena ujung jarum yang tidak disengaja) atau kontak personal yang
intim (antara mitra seksual atau ibu dan neonatus).

Kelompok yang

beresiko tinggi terinfeksi HBV yaitu penyalahguna obat intravena yang
memakai jarum bersama, homoseksual laki-laki, hubungan seksual yang

7

tidak selektif, pekerja kesehatan, penderita yang ditranfusi, dan penderita
hemofilia (Shulman et al. 1994).
Di dunia terdapat sekitar 284 juta orang pembawa kuman (carrier)
dengan sekitar 200 juta berada di Asia. Prevalensi tertinggi yaitu 8-20%
yang terdapat di daerah endemisitas tinggi seperti Afrika dan Asia. Satu
per lima atau lebih penduduknya mungkin telah terinfeksi secara kronis
yang kebanyakan telah menderita sejak bayi (Sulaiman et al. 1995).
c. Hepatitis C
Hepatitis C dahulu disebut hepatitis non-A non-B. Virus hepatitis C
(HCV) m