Daya Terima Makanan dan Tingkat Konsumsi Energi-Protein Pasien Rawat Inap Penderita Penyakit Dalam di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI
ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA
PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT
DR.H.MARZOEKI MAHDI

MUTMAINNAH

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

ABSTRACT
MUTMAINNAH. Dietary Acceptance and Energy-Protein Intake in Internal
Disease Patients in Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital.
A cross-sectional study was conducted in Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital.
The study aimed to explore dietary acceptance and food intake of hospital food in
internal disease patients. Data were collected from May to July 2008. A total of
60 people were choosed from 100 people who was third grade inpatient by using
a purposive sampling. Data on dietary acceptance were obtained by interview
using an administered questionnaire. Data on energy-protein intake were

obtained by using food weighing method.
The highest percentage (66,7%) of sample’s dietary acceptance was
moderate. Sample’s energy and protein intake from hospital food predominantly
was normal and high, respectively. Almost all samples were energy-protein deficit
(high, moderate, and low). Sample’s energy-protein adequacy predominantly was
deficit.
Spearman rank correlation result showed that there was negative
significant association between education and dietary acceptance. If the
education was higher then the dietary acceptance was lower. There was no
significant association between intake energy-protein and dietary acceptance.
So, energy-protein intake did not influenced by dietary acceptance of hospital
food.

RINGKASAN
MUTMAINNAH. Daya Terima Makanan dan Tingkat Konsumsi Energi-Protein
Pasien Rawat Inap Penderita Penyakit Dalam di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi. Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari daya terima dan
konsumsi pasien rawat inap penderita penyakit dalam terhadap menu makanan
yang disajikan di rumah sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi. Adapun tujuan khusus dari

penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mempelajari kakteristik contoh (umur,
jenis kelamin, jenis penyakit, pendapatan, dan tingkat pendidikan), 2)
menganalisis daya terima contoh, 3) menghitung ketersediaan, konsumsi, dan
kebutuhan energi-protein contoh 4) menganalisis tingkat ketersediaan, tingkat
konsumsi, dan tingkat kecukupan energi-protein contoh 5) menganalisis
hubungan karakteristik contoh dengan daya terima, dan 6) menganalisis
hubungan antara daya terima dengan tingkat konsumsi contoh.
Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
Penelitian dilakukan di RS Dr.H Marzoeki Mahdi. Pemilihan lokasi dilakukan
secara purposive. Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, dimulai dari
bulan Mei hingga Juli 2008. Contoh adalah pasien rawat inap kelas III penderita
penyakit dalam yang mendapat pelayanan makanan dari Instalasi Gizi rumah
sakit. Jumlah contoh adalah sebanyak 60 orang dari 100 orang pasien di kelas
III. Pemilihan contoh dilakukan dengan cara purposive sampling. Jenis data yang
dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari
karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, jenis penyakit, tingkat pendidikan, dan
pendapatan), konsumsi energi dan protein contoh, ketersediaan energi dan
protein, kebutuhan energi dan protein, dan daya terima contoh. Data sekunder
terdiri dari gambaran umum rumah sakit dan instalasi gizi serta identitas pasien
(jenis penyakit, berat badan, dan tinggi badan). Data-data yang telah

dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferesial dengan
menggunakan program SPSS versi 13.0 for Windows.
Persentase terbesar contoh berusia dewasa menengah (53.0%) dan
berjenis kelamin laki-laki (61.7%). Tingkat pendidikan contoh beragam mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Lebih dari separuh (65.0%) contoh
berpendapatan antara Rp 571 005 sampai dengan Rp 1 440 661 dan tidak
termasuk ke dalam kategori miskin menurut BPS 2007 (Pendapatan sebesar Rp.
600,000,-/kap/bulan). Jenis penyakit dalam yang banyak diderita oleh contoh
adalah diabetes mellitus dan komplikasi.
Persentase terbesar (66.7%) daya terima contoh terhadap makanan yang
disediakan rumah sakit adalah sedang. Daya terima contoh terhadap makanan
yang disajikan oleh rumah sakit lebih tinggi pada waktu makan pagi. Sebagian
besar contoh memiliki daya terima sedang pada nasi, sayur, lauk hewani, dan
lauk nabati. Daya terima contoh yang tinggi hanya pada buah. Sebagian besar
contoh menilai suka terhadap porsi, penampilan, variasi menu, waktu penyajian,
dan kebersihan alat. Daya terima contoh berdasarkan penyakit yang diderita
secara umum pada kategori sedang untuk semua jenis penyakit. Persentase
daya terima rendah paling banyak terdapat pada pasien yang menderita
Diabetes Mellitus.
Rata-rata kebutuhan energi contoh adalah 2010.13 kkal/hari dan

kebutuhan protein contoh 69.99 g/hari. Rata-rata ketersediaan energi untuk
contoh adalah sebesar 2179.65 kkal/hari dan ketersediaan protein yaitu 87.06
gram/hari. Ketersediaan rata-rata energi dan protein contoh perempuan lebih

besar daripada ketersediaan energi dan protein untuk laki-laki. Rata-rata
konsumsi energi contoh yaitu 1549.54 kkal/hari dan konsumsi protein yaitu 62.42
gram/hari. Rata-rata konsumsi energi dan protein contoh lebih rendah daripada
kebutuhan energi dan protein contoh. Tingkat ketersediaan energi terhadap
kebutuhan contoh menunjukkan sebagian besar (75.0%) contoh berada pada
kategori normal. Terdapat 61.7 persen contoh mempunyai tingkat ketersediaan
protein terhadap kebutuhan pada kategori tergolong lebih, 18.3 persen defisit,
dan sisanya 20.0 persen normal.
Tingkat konsumsi energi dan protein contoh terhadap ketersediaan energi
dan protein sebagian besar tergolong kategori defisit, baik defisit tingkat berat,
sedang, ringan. Demikian halnya dengan persentase terbesar tingkat kecukupan
energi (80.0%) dan protein (58.3%) terhadap kebutuhan contoh.
Berdasarkan tingkat pendidikan contoh, sebagian besar contoh (75%)
yang berpendidikan SLTP ke atas mempunyai daya terima rendah, sedangkan
sebesar 41.7 persen contoh yang berpendidikan SD mempunyai daya terima
tinggi. Sedangkan berdasarkan tingkat pendapatan, sebagian besar contoh pada

semua kategori pendapatan mempuyai daya terima sedang.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan
daya terima contoh, namun terdapat hubungan signifikan negatif antara
pendidikan dengan daya terima (r=-0.303, p=0.019,