Perubahan penggunaan lahan dan karakteristik tanah daerah pasang surut batang berbak pamusiran laut, Jambi
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN
KARAKTERI STI K TANAH DAERAH PASANG SURUT
BATANG BERBAK – PAMUSI RAN LAUT, JAMBI
ASMADI SA’AD
SEKOLAH PASCASARJANA
I NSTI TUT PERTANI AN BOGOR
BOGOR
2012
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN
KARAKTERI STI K TANAH DAERAH PASANG SURUT
BATANG BERBAK – PAMUSI RAN LAUT, JAMBI
Oleh
ASMADI SA’AD
NRP P02600007
PROGRAM STUDI I LMU TANAH
SEKOLAH PASCASARJANA I NSTI TUT PERTANI AN BOGOR
BOGOR
2012
i
PERNYATAAN MENGENAI DI SERTASI DAN
SUMBER I NFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul: Perubahan
Penggunaan Lahan dan Karakteristik Tanah Daerah Pasang Surut Batang Berbak
– Pamusiran Laut, Jambi adalah hasil karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Februari 2012
Asmadi Sa’ad
NRP P02600007
ii
iii
ABSTRACT
ASMADI SAAD. Changes of land use and soil characteristics of tidal swamp
land Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi. Under supervision of
SUPI ANDI SABI HAM, ATANG SUTANDI , BASUKI SUMAWI NATA and
M. ARDI ANSYAH
Reclamation of tidal swamp land carried out by the Government of Indonesia for
the purpose of transmigration and food security program in the Province of Jambi in 1973
faced with some problems, namely: (1) peat and mineral soils that have a low capability
for agricultural development, (2) decomposition of the peat at fibric stage with low
nutrient availability, (3) limited accessibility, (4) land cover domination by forest
vegetation, and (5) very poor drainage. To improve this condition, construction of
drainage canals is necessary to get rid of the excessive water and land preparation for rice
cultivation. It has led to changes in land use and soil characteristics after reclamation. The
purposes of this research were to: (1) study land use changes and their affecting factors,
(2) analyze the changes of soil characteristics and their affecting factors, and (3) study the
relationships between land use changes and soil characteristics and land productivity of
tidal swamp of Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi after reclaimed.
The research was conducted at Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi that was
reclaimed by the early 1973 until 2008. Data of land use type of the early reclamation
period of the study area were obtained from the 1973 survey report, while those of 1989,
1998 and 2008 were analyzed from the Landsat imagery and farmer information. Image
processing was done by supervised classification and used Tasseled cap transformation.
Data were analyzed with Geographical Information System (GIS) ArcView 3.2 / ArcGIS
Software. Soil and water characteristic were analyzed in the Department of Soil Science
and Land Resource, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University.
The research results showed that the land use of tidal swamp of the Batang Berbak -
Pamusiran Laut, Jambi changed from three types at the early period of reclamation into
six types after 20 years of reclamation and developed into eight types after 35 years of
reclamation. Land use changes in the Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi were due to
changes in land and hydrological characteristics and farmer attractiveness to the high-
economic value commodities such as rubber and oil palm. Paddy fields were
predominantly on the relatively lower land position with enough water availability.
Coconut plantation, mixed farms, rubber and oil palm were predominantly on the
relatively higher land. After 35 years, the land reclamation improved soil ripeness and
drainage condition, caused a decrease in soil pH and CEC, and increase in soil
exchangeable-Al and sulfate as well as a decrease in exchangeables -K, -Na, -Ca and -
Mg. Thickness of the organic material at the site of observation decreased between
22 cm to 40 cm. Loss of thickness of the organic material is strongly influenced
by the condition of drainage and land preparation for rice planting by burning.
Land productivity increased in the first ten-years of the reclamation and decreased in the
second ten-years period otherwise increased again after 35 years of reclamation and this
phenomenon was in line with changes in soil characteristics and water quality and
availability. For the purpose of tidal land management which contain potential acid
sulfate, it is necessary to carry out land use zonation and water regulation. It is urgently
needed to further research on the hydrological aspect especially on the river, canals, and
land water level, water circulation, and tidal range which is a basic data for water
management.
Keywords: land use change, reclamation, soil characteristics change, tidal swamp, Jambi,
Batang Berbak - Pamusiran Laut
iv
v
RI NGKASAN
ASMADI SA’AD. Perubahan Penggunaan Lahan dan Karakteristik Tanah Daerah
Pasang Surut Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi. Dibimbing oleh
SUPIANDI SABIHAM, ATANG SUTANDI, BASUKI SUMAWINATA dan M.
ARDIANSYAH
Reklamasi lahan rawa pasang surut yang dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia untuk program transmigrasi dan ketahanan pangan di Provinsi Jambi
tahun 1973 dihadapkan pada beberapa masalah, yaitu: (1) tanah gambut dan tanah
mineral yang memiliki daya sangga rendah untuk pertanian, (2) dekomposisi
gambut pada tingkat fibrik dan hemik dengan ketersediaan hara rendah, (3)
aksesibilitas yang terbatas, (4) ditutupi oleh vegetasi hutan dan (5) drainase sangat
buruk. Untuk memperbaiki kondisi ini diperlukan saluran drainase untuk
membuang air berlebih dan persiapan lahan untuk tanaman padi. Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan dan karakteristik tanah
setelah reklamasi.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mempelajari perubahan penggunaan lahan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut, (2) menganalisis
perubahan karakteristik tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
tersebut, (3) mempelajari keterkaitan antara perubahan penggunaan lahan dan
karakteristik tanah serta produktivitas lahan pasang surut setelah direklamasi.
Penelitian ini dilakukan di Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi yang
sudah direklamasi dengan data awal tahun 1973 sampai 2008. Data penggunaan
lahan awal reklamasi Batang Berbak - Pamusiran Laut Jambi diperoleh dari
laporan survei tahun 1973 dan penggunaan lahan tahun 1989, 1998 dan 2008
berdasarkan hasil analisis Citra Landsat dan informasi petani. Data Landsat diolah
menggunakan program pengolahan citra dengan klasifikasi terbimbing. Hasil
reklasifikasi dikonversi dari raster ke vektor guna mendapatkan peta penggunaan
lahan. Khusus untuk citra 2008 ditambahkan input data dari transformasi Tesseled
Cap pada hasil reklasifikasi dengan digitasi layar (screen digitizing). Perubahan
penggunaan lahan diperoleh dengan proses tumpang tindih (overlay) peta
penggunaan lahan tahun 1973-1989, peta penggunaan lahan tahun 1989-1998 dan
peta penggunaan lahan tahun 1998-2008. Data spasial dianalisis dengan program
GIS (Geographycal Information System) ArcView 3.2. Proses lay out peta
menggunakan program ArcGIS.
Studi ini menunjukkan bahwa: Penggunaan lahan pasang surut di Batang
Berbak - Pamusiran Laut Jambi mengalami perubahan dari tiga tipe penggunaan
lahan pada awal reklamasi menjadi enam tipe penggunaan lahan setelah dua puluh
tahun reklamasi dan delapan tipe penggunaan lahan setelah tiga puluh lima tahun
reklamasi. Perubahan penggunaan lahan tersebut ditentukan oleh perubahan
karakteristik tanah dan hidrologi serta ketertarikan petani terhadap komoditi yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi yaitu karet dan kelapa sawit. Penggunaan lahan
sawah dominan pada lahan yang relatif lebih rendah dan air tersedia sedangkan
untuk lahan yang relatif tinggi didominasi oleh penggunaan lahan tanaman kelapa,
kebun campuran, karet, dan kelapa sawit. Setelah 35 tahun reklamasi lahan pasang
surut menyebabkan terjadinya penurunan terhadap daya dukung fisik lahan untuk
pertanian dan menyebabkan terjadi penurunan pH tanah dan KTK serta
vi
peningkatan Al-dd dan SO42- serta penurunan K-dd, Na-dd, Ca-dd dan Mg-dd.
Ketebalan bahan organik pada lokasi pengamatan mengalami turun antara 22 cm
sampai 40 cm. Penurunan ketebalan bahan orgaik sangat dipengaruhi oleh kondisi
drainase dan persiapan lahan dengan pembakaran untuk penanaman padi. Saluran
drainase yang dibuat mengakibatkan turunnya permukaan air tanah dan dapat
mengakibatkan terjadinya kontak oksigen dengan bahan sulfidik dalam tanah
menyebabkan kemasaman tanah. Produktivitas tanah pada lahan pasang surut
meningkat pada sepuluh tahun awal pembukaan dan menurun pada sepuluh tahun
kedua namun meningkat kembali setelah tiga puluh lima tahun reklamasi sejalan
dengan perubahan karakteristik tanah dan ketersediaan dan kualitas air.
Peningkatan produktivitas lahan pasang surut dapat ditingkatkan lagi dengan
penerapan suatu paket teknologi.
Untuk tujuan pengelolaan lahan pasang surut yang mengandung potensial
sulfat masam perlu dilakukan zonasi penggunaan lahan dan pengaturan tata air
dengan mempertimbangkan jangkauan air pasang dan memperhatikan kedalaman
bahan sulfidik. Pengembangan daerah pasang surut masa yang akan datang sangat
diperlukan adanya penelitian tentang hidrologi terutama kaitannya dengan tinggi
muka air sungai, saluran, lahan dan jangkauan pasang, sirkulasi air serta
penyebaran dan kedalaman bahan sulfidik yang merupakan data dasar untuk
pengelolaan air.
Kabaharuan (novelty) dari penelitian ini menunjukkan adanya bukti bahwa
lahan pasang surut setelah direklamasi memiliki potensi yang besar dan menuju
suatu kondisi yang lebih baik dalam rangka mendukung pembangunan pertanian
berkelanjutan.
.
Kata kunci : karakteristik tanah, penggunaan lahan, rawa pasang surut, reklamasi,
Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi
vii
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2012
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penulis karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah; Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi
Institut Pertanian Bogor
Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.
viii
ix
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN
KARAKTERI STI K TANAH DAERAH PASANG SURUT
BATANG BERBAK - PAMUSI RAN LAUT, JAMBI
Oleh
ASMADI SA’AD
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi I lmu Tanah
SEKOLAH PASCASARJANA
I NSTI TUT PERTANI AN BOGOR
BOGOR
2012
x
Ujian Tertutup : 23 Desember 2011
Penguji luar komisi pada Ujian Tertutup :
Dr. Ir. Komaruddin Idris, M.S.
(Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, IPB)
Dr. Ir. Untung Sudadi, M.S.
(Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, IPB)
Ujian Terbuka : 28 Januari 2012
Penguji luar komisi pada Ujian Terbuka :
Prof (r). Dr. Istiqlal Amien.
(Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian)
Dr. Boedi Tjahjono, M.Sc
(Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, IPB)
xi
Judul Disertasi
Nama
NRP
Program Studi
: Perubahan Penggunaan Lahan dan Karakteristik Tanah
Daerah Pasang Surut Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi
: Asmadi Sa’ad
: P02600007
: Ilmu Tanah
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.
Ketua
Ir. Atang Sutandi, M.Si.PhD.
Anggota
Dr. Ir. Basuki Sumawinata, M.Agr.
Anggota
Dr. Ir. M. Ardiansyah.
Anggota
Mengetahui ,
Ketua Program Studi Ilmu Tanah
Dekan Sekolah Pascasarjana
Ir. Atang Sutandi, M.Si. PhD.
Tanggal Lulus :
Dr. Ir. Dahrul Syah.
xii
xiii
KATA PENGANTAR
Puji dan Sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karuniaNya sehingga penelitian dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan.
Disertasi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor
pada Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana di IPB, Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. sebagai ketua komisi pembimbing
atas segala motivasi, perhatian, dorongan dan bimbingan serta arahan mulai
penyusunan proposal, kunjungan lapangan dan penulisan disertasi;
2. Ir. Atang Sutandi, M.S, PhD. sebagai anggota komisi pembimbing dan ketua
program studi Ilmu Tanah atas perhatian, bimbingan dan arahan serta
motivasi dalam penyelesaian disertasi;
3. Dr. Ir. Basuki Sumawinata, M.Agr. sebagai anggota komisi pembimbing atas
arahan dalam penelitian di lapang dan penulisan disertasi;
4. Dr. Ir. M. Ardiansyah. sebagai anggota komisi pembimbing atas bimbingan
terutama perubahan penggunaan lahan;
5. Dr. Ir. Komaruddin Idris, M.S. dan Dr. Ir. Untung Sudadi, M.S. sebagai
penguji luar komisi pada Ujian Tertutup;
6. Prof (r). Dr. Istiqlal Amien dan Dr. Boedi Tjahjono, M.Sc. sebagai penguji
luar komisi pada Ujian Terbuka;
7. Prof. Dr. Ir. Uup Safei Wiradisastra, M.Sc. (Alm) dan Prof. Dr. Ir.
Soedarsono, M.Sc. atas perhatian selama menempuh pendidikan di IPB;
8. Prof. Hisao Furukawa atas motivasi dan pengalaman di lapang;
9. Dr.Ir. Suwardi, M.Agr, Dr. Ir. Gunawan Djajakirana, M.Sc., Ir. Hermanu
Widjaya, M.Sc. atas kebersamaannya di lapang;
10. Dr. Ir. Sri Djuniwati, M.Sc., Dr. Ir. Budi Nugroho, M.S., dan Dr. Ir. Arief
Hartono, M.Sc. atas kebersamaanya selama penyelesaian akhir tulisan ini;
11. Semua staf pengajar di program studi Ilmu Tanah sekolah pasca sarjana IPB
yang telah membekali ilmu pengetahuan dan pengalaman lapangan selama
penulis menempuh pendidikan;
12. Semua teman mahasiswa pascasarjana Ilmu Tanah IPB atas perhatian dan
bantuannya;
xiv
13. Semua tenaga laboratorium kimia dan kesuburan tanah atas dukungan dan
bantuannya di laboratorium;
14. H. Oman, Mas Arman, Kang Narto, Dirmaja dan Afrizal atas bantuannya di
lapang;
15. Orang tua tercinta Asa’ad dan Jusminar (Alm), mertua tersayang M. Noor dan
Siti Arpah serta kakak, adik-adik atas dorongan semangat dan doanya;
16. Istri tercinta Noperma dan anak-anak tersayang Regina Wulandari, Firson
Madino dan Ahmad Jusuf Muhdori atas doa, kesabaran dan ketabahannya.
Semoga disertasi ini bermanfaat terutama dalam reklamasi lahan pasang
surut. Amin.
Bogor, Februari 2012
Asmadi Sa’ad
xv
RI WAYAT HI DUP
Penulis dilahirkan di Kerinci pada tanggal 9 Maret 1968 dari pasangan ayah
Asa’ad dengan ibu Jusminar (Almarhumah) sebagai putra kedua dari tujuh
bersaudara. Pendidikan penulis dimulai dari Kota Sungai Penuh Kabupaten
Kerinci, Jambi: tamat Sekolah Dasar (SD 5 Negeri) pada tahun 1980, tamat
Sekolah Menengah Pertama (SMP 1 Negeri) pada tahun 1983, tamat Sekolah
Menengah Atas (SMA 1 Negeri) pada tahun 1986.
Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Jambi
(UNJA) pada tahun 1986 dan berhasil memperoleh gelar Sarjana Pertanian bidang
keahlian Ilmu Tanah pada tahun 1991. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan
pendidikan ke Program Pascasarjana IPB, dan pada tahun 1999 memperoleh gelar
Megister Sain bidang Ilmu Tanah. Mulai tahun 1992 hingga sekarang penulis
bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Budi daya Pertanian Program Studi
Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Sekarang penulis dikarunia tiga orang anak dari pernikahan dengan isteri
tercinta Noperma yaitu (1) Regina Wulandari, (2) Firson Madino, (3) Ahmad
Jusuf Mohdori.
xvi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................................xix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................xx
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................xxii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1. Latang Belakang ......................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian ......................................................................................4
1.3. Hipothesis .................................................................................................5
1.4. Kebaharuan Penelitian ..............................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................7
2.1. Lahan Rawa ..............................................................................................7
2.2.Tanah Gambut ............................................................................................8
2.3. Pengertian Tanah Sulfat Masam ...............................................................11
2.4. Pembentukan Pirit .....................................................................................12
2.5. Reaksi Oksidasi – Reduksi pada Tanah Sulfat Masam . ..........................14
2.6. Tata Air di Lahan Pasang Surut.. ..............................................................15
2.7. Produktivitas Tanah Sulfat Masam.. .........................................................17
2.8. Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan... .........................18
2.9 Penginderaan Jauh..................................................................................... 22
2.10. Sistem Informasi Geografis.................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN .....................................................................................27
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 27
3.2. Metodologi Penelitian.............................................................................27
3.3. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................42
IV. PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ..........................................................43
4.1. Identifikasi Penggunaan Lahan ......................................................................43
4.2. Penggunaan lahan Awal Reklamasi tahun 1973..........................................45
4.3. Penggunaan lahan Setelah Reklamasi tahun 1989 ........................................48
xvii
4.4. Penggunaan lahan Setelah Reklamasi tahun 1998 .........................................50
4.5. Penggunaan lahan Setelah Reklamasi tahun 2008 .........................................53
4.6. Perubahan Penggunaan Lahan .......................................................................55
4.6.1. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1973 Ke tahun 1989 ..............57
4.6.2. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1989 Ke tahun 1998 ..............57
4.6.3. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1998 Ke tahun 2008 ..............58
V. PERUBAHAN KARAKTERISTIK TANAH DAN AIR .....................................61
5.1. Perubahan karakteristik Tanah.....................................................................61
5.1.1 Ketebalan Bahan Organik...................................................................61
5.1.2 Tingkat Kemasaman Tanah (pH)........................................................63
5.1.3 Kapasitas Tukar kation .........................................................................65
5.1.4 Aluminium Al-dd................................................................................. 67
5.1.5 Sulfat SO42 .........................................................................................68
5.2. Kualitas Air.................................................................................................69
5.3. Tinggi Muka Air Sungai dan Air Saluran ......................................................73
VI. HUBUNGAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DENGAN KARAKTERISTIK
TANAH DAN AIR TERHADAP PRODUKTIVITAS ........................................77
6.1. Pemikiran Reklamasi Lahan Pasang Surut Delta Berbak Jambi ....................77
6.2. Perubahan Poduktivitas Lahan sawah Pasang Surut di Delta Berbak .............80
6.3. Kecenderungan Perubahan Tata Guna Lahan ke komoditi lain .....................84
6.4. Perkembangan Hidrologi (Saluran Drainase) .................................................87
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................99
7.1. Kesimpulan ....................................................................................................99
7.2. Saran..............................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
xviii
101
107
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan untuk Digunakan dengan Data Penginde-
raan Jauh (Lillesand dan Kiefer, 1994) .............................................................21
2 . Aplikasi Prinsip dan Saluran Spektral Thematic Mapper (Lo,1995) .................23
3 . Lokasi Pengamatan Tanah ................................................................................39
4. Parameter dan Metode Analisis Karakteristik Tanah........................................ 40
5 . Lokasi Pengambilan Sample Air Saluran, Air Tanah, dan Air Sungai ............41
6 . Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air .................................................... 41
7. Formula Transformasi Tasseled Cap Landsat TM............................................. 45
8. Hasil Matrik Klasifikasi Kelas Penggunaan lahan ............................................45
9. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1973, 1989, 1998, dan Tahun 2008......55
10. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1973 ke Tahun 1989 .............................57
11. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1989 ke Tahun 1998............................58
12. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1998 ke Tahun 2008...........................59
13. Ketebalan Bahan Organik Pada Lokasi 1, 2,dan 3 ............................................62
14. Kualitas Air Sungai Tahun 2008 ......................................................................70
15. Peranan Daerah Pasang Surut Terhadap Produksi Gabah Kering
di Propinsi Jambi Tahun 1969-1977................................................................78
16. Produksi Rata-rata per Hektar Gabah Kering Giling di Delta Berbak.............. 80
17. Produksi Tanaman Padi di Daerah Lahan Pasang Surut Musim tanam 1983/1984
18. Perubahan Produktivitas Lahan Pasang Surut.................................................... 83
19. Keadaan Air Tanah di Komplek Proyek Pelita ..................................................91
xix
82
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Peta lokasi penelitian ................................................................................................28
2. Proses koreksi geometri citra, peta dan foto udara ...................................................30
3. Foto Udara 1976 Terkoreksi Geometrik ..................................................................32
4. Citra Landsat Tahun 1989 Terkoreksi Geometrik .................................................33
5. Citra Landsat Tahun 1998 Terkoreksi Geometrik .................................................34
6. Citra Landsat Tahun 2008 Terkoreksi Geometrik .................................................35
7. Diagram Alir Penentuan Perubahan Penggunaan Lahan .........................................36
8. Peta Lokasi Pengamatan Tanah ...............................................................................38
9. Penampakan Visual untuk Area contoh Citra Landsat .............................................44
10. Peta penggunaan lahan tahun 1973........................................................................ 47
11. Peta penggunaan lahan tahun 1989........................................................................ 49
12. Peta penggunaan lahan tahun 1998........................................................................ 51
13. Peta penggunaan lahan tahun 2008........................................................................ 54
14. Grafik Perubahan Penggunaan Lahan ...................................................................56
15. Perubahan Ketebalan Bahan Organik ....................................................................63
16. pH (kemasaman tanah) Tahun 1973, 1984, dan 2008..........................................64
17. Perubahan KTK pada Tahun 1973, 1984, dan 2008 ............................................66
18. Perubahan Al-dd pada Tahun 1973, 1984, dan 2008 ............................................68
19. Perubahan Jumlah SO42- Tahun 1973, 1984 dan 2008.........................................69
20. Nilai pH Air Saluran di Lokasi 1........................................................................... 71
21. Nilai EC (uS/cm) Air Saluran di Lokasi 1............................................................ 71
22. Nilai pH Air Saluran di Lokasi 2........................................................................... 71
23. Nilai EC (uS/cm) Air Saluran di Lokasi 2............................................................ 72
xx
24. NilaipH Air Saluran di Lokasi 3.. ..........................................................................72
25. Nilai EC (uS/cm) Air Saluran di Lokasi 3... .........................................................73
26. Tinggi Muka Air Pasang dan Surut Sungai Batanghari .........................................74
27. Tinggi Muka Air Pasang dan Surut SK 16 Rantau RasauSungai Batanghari ........74
28. Tinggi Muka Air Pasang dan Surut Parit 4 Rantau Rasau II .................................75
29. Tinggi Muka Air Pasang dan Surut pada Saluran Lokasi 2 SK 21 Sungai Dusun
75
30. Tinggi Muka Air Pasang dan Surut pada Saluran Lokasi 3 SK 12 Harapan Makmur 76
31. Produksi Padi pada Awal Pembukaan Lahan Pasang Surut (1973) .......................81
32. Perubahan Produktifitas (Produksi Padi GKG Ton/Ha) ........................................84
33. Penampang Saluran Primer ...................................................................................89
34. Penampang Saluran Sekunder ..............................................................................90
35. Peta Hidrologi Tahun 1973 ...................................................................................92
36. Peta Kondisi Hidrologi Tahun 2008...................................................................... 94
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Curah Hujan (mm) di Daerah Pasang Surut Delta Berbak Jambi ..................................
107
2. Kondisi Iklim Lokasi Penelitian (CH, Temperatur udara, LP, RH dan V ) ....................
107
3. Titik GCP (Ground Control Point) GPS untuk Registrasi Citra dan Peta .......................
108
4. Titik Lokasi Pengecekan Penggunaan Lahan Tahun 2008............................................
109
5. Deskripsi Profil Lokasi Penelitian 1973 ..........................................................................
113
6.Deskripsi Profil Lokasi Penelitian Tahun 1984...............................................................
114
7.Deskripsi Profil Lokasi Penelitian Tahun 2008...............................................................
116
8. Karakteristik Tanah Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3 Tahun 1973................................
119
9. Karakteristik Tanah Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3 Tahun 1984................................
119
10. Karakteristik Tanah Lokasi 1 Tahun 2008 ....................................................................
120
11. Karakteristik Tanah Lokasi 2 Tahun 2008 ...................................................................
121
12. Karakteristik Tanah Lokasi 3 Tahun 2008 ....................................................................
122
13. Kualitas Air Sungai Batanghari dan Batang Berbak tahun 2008 ..................................
123
14. Karakteristik Air Lokasi 1 Tahun 2008-2009...............................................................
124
15. Kualitas Air Lokasi 2 SK 21 Sungai Dusun ..................................................................
125
16. Kualitas Air Lokasi 3 Harapan Makmur SK 12 ............................................................
126
17. Kualitas Air di Rantau Jaya ...........................................................................................
127
18. Kualitas Air Daerah Rantau Makmur SK 6 ...................................................................
128
19. Tinggi Muka Air Sungai Batanghari , SK 16, Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3 ..........
129
20.Selisih Ketinggian Air Maksimum dan Minimum di Lokasi Penelitian .......................
130
21. Peta Lokasi Profil Tahun 1973 .....................................................................................
131
22.Peta Lokasi Profil Tanah Tahun 1984 ...........................................................................
132
23.Peta Lokasi Pengamatan Air Tahun 2008 .....................................................................
133
xxii
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lahan rawa pasang surut merupakan lahan yang tergenang secara terus
menerus atau sementara, air tanah dangkal, drainase buruk dan muka air tanah
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Di Indonesia luas lahan pasang surut
diperkirakan 20,11 juta hektar, mencakup 6,71 juta hektar bertipologi sulfat
masam, 2,07 juta hektar bertipologi potensial sulfat masam, 10,89 juta hektar
bertipologi lahan gambut dan 0,44 juta hektar bertipologi lahan salin (Nugroho et
al. 1992). Alihamsyah (2002) menyatakan bahwa sampai tahun 2000 lahan pasang
surut telah direklamasi sekitar 4,18 juta hektar dari 9,53 juta hektar yang
berpotensi dikembangkan untuk areal pertanian. Lahan tersebut sebagain besar
tersebar di pantai timur Sumatera (Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau),
pantai selatan Kalimantan Selatan dan pantai selatan Irian Jaya. Saat ini, Provinsi
Jambi memiliki 684.000 hektar lahan pasang surut yang berpotensi untuk
pengembangan pertanian dan luasan lahan yang telah digunakan untuk pertanian
adalah 103.087 hektar (Bappeda Provinsi Jambi 2000). Sementara itu, luasan yang
diperuntukkan untuk pemukiman transmigrasi adalah 48.919 hektar mencakup
lokasi Rantau Rasau, Lagan Hulu, Simpang Pandan, Simpang Puding, Pamusiran,
Lambur, dan Dendang (Ananto dan Alihamsayah, 2000).
Lahan pasang surut memiliki topografi datar dan memiliki ketersediaan air
cukup sehingga sesuai untuk pertanian (van Wijk dan Widjaya Adhi, 1992).
Namun demikian lahan pasang surut mempunyai faktor pembatas berupa kendala
tata air yang sukar dikendalikan dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Sifat
kimia tanah berupa kemasaman tanah yang tinggi (pH 3,0-4,5), kahat hara makro,
kahat hara mikro (Cu dan Zn), adanya ion atau senyawa yang meracuni seperti Al,
Fe, dan SO42-, serta bahan organik atau gambut yang mentah merupakan faktor
yang menghambat bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu lahan pasang surut
sering mengandung bahan sulfidik yang dapat berubah menjadi tanah sulfat
masam (Widjaya Adhi et al. 1992).
Kebijakan pembukaan lahan pasang surut secara luas oleh pemerintah
pada awalnya didasarkan atas pertimbangan : (1) untuk menunjang pembangunan
2
sektor pertanian sebagai alternatif dalam mengimbangi pengalihan fungsi lahan
dari pertanian untuk bukan pertanian, (2) untuk memenuhi kebutuhan pangan
akibat pertumbuhan penduduk, (3) melihat kenyataan keberhasilan masyarakat
Bugis dan Banjar dalam membuka lahan pasang surut (Sastrosoedarjo &
Soemartono, 1979; Soenarno, 2000). Dalam Pelita I (1969-1974) telah dibuka
lahan pasang surut seluas ± 32.000 ha, dimana 60 persen atau sekitar 19.200 ha
dimanfaatkan untuk penempatan transmigran. Hasil yang dicapai oleh transmigran
cukup memuaskan, dan atas dasar hasil tersebut pada akhir Pelita I Presiden
Republik Indonesia menginstruksikan pembukaan daerah pasang surut seluas 1
juta hektar. Pembukaan lahan pasang surut direncanakan tersebar di beberapa
lokasi yaitu 200.000 ha di Kalsel dan Kalteng, 100.000 ha di Kalbar, 300.000 ha
di Sumsel, 100.000 ha di Jambi, dan 300.000 ha di Riau (Satari, 1979).
Pembukaan lahan pasang surut di Pantai Timur di Provinsi Jambi dimulai
oleh masyarakat Bugis, Banjar dan Melayu pada daerah tanggul sungai dimana
tanah tersebut paling cocok untuk irigasi pasang surut. Pemanfaatan lahan pasang
surut oleh masyarakat Bugis, Banjar dan Melayu untuk tanaman padi dan kelapa
dilakukan dengan luasan yang relatif kecil (Furukawa, 2002). Pembukaan lahan
pasang surut oleh pemerintah dalam skala besar dimulai tahun 1969 (Institut
Pertanian Bogor 1969; Litbang Transmigrasi 1972; Satari, 1979) yang dikenal
dengan Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (P4S) dan BP-P3S (Badan
Pelaksana Proyek Pengairan Pasang Surut) yang dilanjutkan dengan ISDP
(Integrated Swamp Development Project). Proyek Pembukaan lahan pasang surut
pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah seluas 1,000 hektar berlokasi di
tepi sungai Batang Berbak, 70 km ke arah hilir dari ibukota Provinsi Jambi
(Penghulu Ratau Rasau dan Marga Berbak) yang dikenal dengan “Projek Pelita”.
Proyek Pelita awalnya dibangun tiga parit, yaitu parit I sepanjang 6.5 km, parit II
sepanjang 6.0 km dan parit III sepanjang 4.0 km. Adapun jumlah penduduk
trasmigrasi yang ditempatkan adalah sebanyak 249 kepala keluarga (KK).
Pembukaan berikutnya berlokasi ke arah barat dari pinggir sungai seperti Rantau
Rasau, Lambur, Lagan, dan Dendang. Daerah tersebut sebagian besar termasuk
tanah organik (gambut) dengan ketebalan yang bervariasi.
Banyak permasalahan yang dihadapi dalam pembukaan lahan pasang surut
3
di Provinsi Jambi antara lain: (1) tanah tersebut memiliki lapisan atas tanah
gambut dengan tingkat kematangan fibrik dan hemik memiliki daya sangga
rendah, (2) kurangnya aksesibiltas transportasi untuk mendatangkan sarana
produksi dan pengangkutan hasil baik melalui sungai maupun darat, (3) sebagian
besar areal ditutupi oleh material organik dengan ketebalan antara 30 cm – 100 cm
dengan tingkat kematangan fibrik hingga hemik dan kandungan hara yang rendah,
(4) drainase sangat terhambat (very poorly drained) (Institut Pertanian Bogor
1973). Untuk mengatasi permasalahan ini Departemen Pekerjaan Umum
bekerjasama dengan Departemen Pertanian melakukan pembuatan saluran
drainase yang diharapkan dapat membuang kelebihan air. Bahan dari galian
saluran drainase diletakkan di pinggir saluran drainase yang digunakan untuk
material pembangunan jalan sekaligus sebagai tanggul.
Pembangunan infrastruktur dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum
seperti saluran, tanggul (sebagai jalan) diharapkan berfungsi sebagai saluran
drainase dan sekaligus sebagai saluran irigasi dengan ukuran lebar untuk saluran
primer 9 m, saluran sekunder 4 m (Institut Pertanian Bogor 1969). Pembangunan
saluran dimulai pada waktu pembukaan pertama yang dikenal dengan “Projek
Pelita”. Pada tahun 1970, dilanjutkan pembukaan untuk daerah Rantau Rasau I
dan Rantau Rasau II, tahun 1971 pembukaan daerah Bandar Jaya, tahun 1972
Harapan Makmur, dan tahun 1973 Rantau Jaya dan Rantau Makmur.
Pembukaan lahan pasang surut memberikan sumbangan besar terhadap
produksi padi di Provinsi Jambi. Produksi padi lahan pasang surut pada periode
tahun 1969 sampai 1977 mencapai 43,6 persen gabah kering giling (GKG) dari
total produksi padi Propinsi Jambi (Sulaksono, 1979). Tahun 1990 lahan pasang
surut menghasilkan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 233,46 ton atau
47 persen dari produksi GKG dari produksi keseluruhan Provinsi Jambi sebesar
546,36 ton (Soepani, 1992; Bappeda Provinsi Jambi 2000). Pada tahun 1997/1998
menunjukkan penurunan produksi yang cukup besar dan hal ini terbukti luasnya
lahan yang ditelantarkan oleh petani yang sebelumnya merupakan sentra produksi
padi seperti di desa Rantau Rasau I, Rantau Rasau II, Pamusiran, Lambur, Pandan
Lagan, dan Dendang. Kendala biofisik mencakup kondisi lahan yang masam dan
4
beracun sebagai akibat adanya drainase berlebihan (over drained) yang
menyebabkan terjadinya oksidasi lapisan pirit terutama pada musim kemarau yang
panjang, sarana dan prasarana tata air yang kurang lengkap, dan tingkat
penggunaan teknologi budidaya pertanian yang masih rendah. Kesalahan dalam
pengelolaan lahan menyebabkan terjadi degradasi lahan akibat aktivitas manusia
atau anthrophogenic soil degradation (Lal, 1998; Blum, 1998; Himiyama, 1999),
seperti perubahan-perubahan penggunaan lahan dari lahan sawah menjadi
perkebunan atau semak belukar (Hobbs, 1997; Mendoza and Etter, 2002).
Lahan rawa pasang surut dengan tanah organik (gambut) diatasnya, setelah
perbaikan sistem tata air maka akan mengalami oksidasi, pencucian, pengeringan,
penggenangan dan subsiden. Persiapan lahan dengan pembakaran mengakibatkan
munculnya tanah mineral yang mengandung pirit berpotensi sulfat masam atau
tanah mineral bergambut (peaty mineral). Pertanyaan yang timbul adalah apakah
lahan pasang surut tipologi sulfat masam atau tanah bergambut masih mampu
untuk mendukung produksi pertanian? Bagaimana perubahan penggunaan lahan
dan karakteristik tanah setelah reklamasi pada tahun 1973 sampai tahun 2008 ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian tentang :
Perubahan Penggunaan Lahan dan Karakteristik Tanah Daerah Pasang Surut
Batang Berbak - Pamusiran Laut, Jambi.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari perubahan penggunaan lahan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan setelah reklamasi.
2. Menganalisis perubahan karakteristik tanah dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan karakteristik tanah setelah reklamasi.
3. Mempelajari keterkaitan perubahan penggunaan lahan dan karakteristik
tanah serta produktivitas lahan pasang surut setelah reklamasi.
1.3. Hipotesis
1. Perubahan penggunaan lahan daerah pasang surut setelah reklamasi sangat
dipengaruhi
oleh perubahan
karakteristik
tanah
5
dan air serta
kecenderungan petani dalam memilih komoditi yang memiliki nilai
ekonomi tinggi.
2. Reklamasi lahan pasang surut menyebabkan terjadinya perubahan
karakteristik tanah berupa penurunan ketebalan bahan organik, penurunan
pH tanah, KTK, kation basa dan peningkatan Al-dd dan SO4-2.
3. Faktor utama yang menentukan perubahan karakteristik tanah daerah
pasang surut dan kaitannya dengan perubahan pengunaan lahan dan
produktivitas lahan adalah sistem drainase, kedalaman bahan sulfidik dan
ketersediaan air.
1.4. Kebaharuan Penelitian ( Novelty)
Kabaharuan