BAB 6 UNIT ANALISIS DALAM EVALUASI KINERJA
1. Evaluasi kinerja pada tingkat organisasi
Suatu pendekatan yang sistematis terhadap manajemen kinerja sering kali di pandang sebagai sesuatu yang di cadangkan bagi organisasi yang besar
yang dapat menciptakan dan menjaga terselenggaranya sistem yang canggih dalam penentuan sasaran dan evaluasi kinerja.
Kepercayaan ini didasarkan pasa pengertian yang salah terhadap sifat dasar dari manajemen kinerja yang pada intinya adalah tentang membangun
komitmen, motivasi dan kemampuan individu dan tim untuk mencapai sasaran organisasi. Ini, tentu saja, akan sama saja pada setiap organisasi baik yang
kecil maupun yang besar. Dan di dalam organisasi, mungkin saja bagi sebuah unit bisnis yang berdiri sendiri, bahkan fungsi ataupun departemen untuk
mengembangkan proses pengolahan kinerja mereka sendiri. Proses demikian tidak lebih dan tidak kurang hanyalah merupakan sebuah pengimplementasian
dari praktis manajemen yang baik pada bidang yang penting seperti penentuan sasaran, kepemimpinan, motivasi, dan meningkatnya hasil.
Jelas bahwa apa yang tidak diinginkan oleh organisasi yang kecil atau unit-unit dalam sebuah organisasi adalah sebuah sistem manajemen kinerja
yang rumit lengkap dengan sederetan foemulir dan prosedur serta program yang kaku yang harus diikuti. Proses manajemen kinerja yang mereka
jalankan haruslah bersifat organik dalam arti bahwa proses itu cocok dengan budaya dan lingkungan mereka serta tumbuh dari praktik manajemen yang
normal, sepanjang ini adalah praktik yang baik.
Akan tetapi masih akan menguntungkan apabila mengembangkan dan mempertahankan proses tertentu untuk manajemen kinerja, meskipun mereka
mungkin secara relatif bersifat informal. Proses ini, sebagai mana diuraiakan di bawah, berakar pada suatu pemahaman yang jelas tentang misi organisasi,
strategi serta sasarannya. Manajemen kinerja melibatkan upaya untuk memperjelas mengenai apa apa yang harus dilakukan oleh individu dan tim
untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut. Evaluasi kinerja secara sistematis dalam hubunganya dengan sasaran dan kesepakatan mengenai
rencana peningkatan kinerja untuk mencapai yang lebih baik di masa mendatang. Mungkin juga termasuk di dalamnya suatu bentuk penentuan gaji
yang berdasarkan kinerja yang akan di kaitkan kepada kinerja organisasional dantau tim ataupun individu, tetapi ini bukanlah bagian yang perlu ada dari
manajemen kinerja.
Manajemen kinerja pada tingkat organisasi berkaitan dengan usaha mewujudkan visi organisasi. Visi organisasi merupakan arah yang menentukan
kemana organisasi akan di bawa. Apa yang di inginkan organisasi kedepan.
Visi organisasi harus di rumuskan secara jelas dan di pahami oleh semua anggota organisasi. Visi merupakan pedoman tindakan sehari-hari para
manager yang konsisten untuk mendukungnya. Visi merupakan jangkar yang menjadi basis untuk menjaga jangan sampai organisasi menjadi kandas
ditengah gelombang perubahan yang penuh ketidakpastian. Oleh karnanya, faktor yang paling penting adalah kepemimpinan yang visioner, partisipatif
dan berintegritas.
Pemimpin yang memiliki visi menciptakan fokus. Pemimpin memiliki agenda yang jelas di dasarkan kepada kepedulian yang amat besar terhadap
hasil. Pemimpin yang memilki visi berorientasi kepada hasil dan efektif dalam menarik perhatian dan memperolah komitmen terhadap apa yang mereka
yakini dapat dan harus dicapai dan mereka memiliki kepedulian yang sangat mendalam mengenai pentingnya kinerja organisasi –apa yang harus di lakukan
oleh para manajer dan stafnya untuk dapat mewujudkan visi organisasi sesuai waktu yang di harapkan.
Proses manajemen kinerja tidak dapat menggantikan kepemimpinan yang memiliki visi ini. Tetapi manajemen kinerja dapat menyediakan
mekanisme untuk memastikan bahwa visi tersebut dapat di capai. Mekanisme ini bekenaan dengan formulasi misi dan nilai-nilai, penentuan dari faktor-
faktor kritis keberhasilan, strategi, sasaran dan rencana yang diikuti oleh tindakan, umpan balik dan evaluasi.
Awal dari proses manajemen kinerja adalah formulasi dari pernyataan misi. Ini adalah suatu definisi ringkas mengenai tujuan keseluruhan dari
organisasi, menetapkan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan dicapai. Contohnya, sebuah perusahaan pembuat sofeware mungkin akan
menguraikan misinya sebagai berikut: Sebuah perusahaan yang bertujuan untuk pengembangan dan
penerapan teknologi informasi yang bermutu tinggi yang dapat membantu organisasi mencapai efektivitas operasional dan manjerial
organisasi. Pernyataan-pernyataan misi:
Memfokuskan perhatian kepada tujuan – untuk apa organisasi itu ada. Menyampaikan menyampaikan visi dari manajemen puncak mengenai
organisasi tersebut. Menyediakan suatu dasar sehingga faktor-faktor kritis keberhasilan dapat
ditentukan dan rencana strategi dapat disusun. Mengarah kepada penyusunan pernyataan-pernyataan eksplisit yang
mendefenisikan nilai-nilai dasar-dasar organisasi. Berlaku sebagai rambu-rambu bagi perubahan menunjukkan titik awal
bagi program pengembangan, inovasi dan peningkatan kinerja.
Akan tetapi, patut dicatat bahwa akan lebih penting bagi organisasi untuk memilih sebuah’sense of mission’ Perasaan mempunyai suatu misi
dari pada sekedar sebuah pernyataan misi. Tindakan dan perbuatan yang berarti, bukan kata-kata.
Tujuan dari sebuah pernyataan mengenai nilai ini adalah untuk membantu mengembangkan organisasi yang di dorong oleh komitmen
terhadap nilai, yang melaksanakan bisnisnya dengan berhasil dengan merujuk kepada kepercayaan bersama dan suatu pemahaman mengenai apa yang paling
baik bagi organisasi.
Pernyataan nilai menetapkan bagaimana organisasi akan berupaya mencapai misinya seperti pada pernyataan nilai perusahaan pembuat sofeware
di bawah ini: Bagaimana kita akan menyelesaikan misi kita, sama pentingnya
dengan misi itu sendiri. Nilai-nilai dasar yang fundamental bagi keberhasilan perusahaan adalah sebagai berikut:
SDM: adalah sumber dari kekuatan organisasi. SDM memberikan inovasi dan intelegensi serta menentuka reputasi dan vitalitas organisasi.
Keterlibatan serta kerja sama tim adalah nilai-nilai dasar SDM. Produk: adalah hasil akhir dari upaya dan menjadi yang terbaik demi
pelayanan kepada konsumen. Bagaimana produk di pandang orang, begitu pula organisasi dipandang orang.
Laba: adalah ukuran yang paling tinggi dari seberapa efisiensi organisasi dapat memberikan produk yang berkualitas tinggi kepada para konsumen
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Laba di perlukan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.
Akan tetapi, pernyataan-pernyataan mengenai nilai ini tidak akan berarti apa-apa kalau perbuatan perusahaan tidak sesuai dengan perkataannya
dan tidak di ambil langkah, melalui p engembangan kebijakan-kebijakan yang mendukung, untuk memastikan bahwa ia dilaksanakan dengan sunguh-
sungguh.
Juga penting untuk memastikan bahwa nilai itu dipahami, diterima dan diikuti di seluruh tubuh organisasi dengan menetapkan standar perilaku dan
menuntut agar nilai-nilai tersebut di patuhi. Proses manajemen kinerja pada tingkat individu dapat memberikan kontribusi yang besar untuk membuat hal
ini terjadi.
Faktor kritis keberhasilan mengindikasikan bidang kinerja perusahaan yang vital bagi keberhasilan misi organisasi. Faktor kritis keberhasilan
menguraikan persoalan kunci yang harus diperhatiakan kalau organisasi ingin berkembang dengan subur. Faktor-faktor kritis dapat disebut sebagai
penggerak dari kinerja organisasi.
Faktor-faktor kritis keberhasilan ini tentu saja akan cukup berbeda dari suatu organisasi ke organisasi lainnya. Mereka perlu didefinisikan
sehubungan dengan adanya penilaian-penilaian internal dan eksternal yang biasanya dilakukan melalui analisis SWOT.
Berikut ini adalah contoh dari faktor-faktor kritis keberhasilan yang disusun bagi sebuah prusahaan farmasi yang kecil tetapi sedang berkembang:
o Pengembangan produk: kemampuan untuk mengembangkan produk yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan yang ada ataupun yang diantisipasi
kan; o Pengembangan pasar: kapasitas untuk membuka pasar dan meningkatkan
pangsa pasar; o Inovasi proses: kemampuan untuk mengembangkan proses dan sistim
manufacturing yang baru yang akan meningkatkan produktivitas dan kualitas serta mengurangi biaya operasi;
o Pelayanan konsumen: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dan memberlakukan standar pelayanan konsumen yang di
tingkatkan o Pemanfaatan aset: optimisasi dari modal kerja, termasuk inventaris dan
penggunaan yang menguntungkan dari aset modal; o Sumber daya manusia: kemampuan untuk mendapatkan nilai tambah dari
sumber daya manusia perusahaan. Strategi adalah deklarasi dari niatan. Strategi mendefinisikan arah
kemana organisasi itu akan menuju guna mencapai misinya. Pada tingkat organisasi strategi adalah cara untuk mengekspresikan visi dari manajemen
puncak tentang dimana mereka ingin berada pada jangka panjangnya, dan bagaimana organisasi akan sampai di sana. Singkatnya, strategi adalah tentang
visi dan arah.
Proses manajemen kinerja untuk mendukung pencapaian strategi ini dengan memastikan bahwa sasaran yang realistis namun menantang telah
ditetapkan dan rencana tindakan telah disiapkan untuk diimplementasikan. Strategi dapat ditentukan dibawah ini topik-topik seperti:
Strategi perusahaan: bagi pertumbuhan jangka panjang, peningkatan keuntungan, pengembangan pasaran produksi, diversifikasi, akuisisi,
investasi dan disinvestasi;
Pemasaran: pasar sasaran, positioning pasar dan variabel produk
pemasaran yang akan menghasilkan respon yang tepat pada pasar sasaran dalam produk-produk baru, penentuan harag, promosi dan pengembangan
kegiatan-kegiatan penjualan dan distribusi;
Manufacturing: sumber daya dan manufacturing di masa depan yang
dibutuhkan dalm bentuk teknologi baru dan sistem lain untuk perencanaan dan pengendalian produksi;
Riset dan pengembangan: arah gerakan aktifitas riset dan pengembangan
dilihat dari segi taksiran kebutuhan dan kesempatan pasar;
Sumberdaya manusia: akuisisi, motivasi dan pengmbangan dari sumber daya manusia yang di perlukan untuk menciptakan komitmen dan
hubungan yang kooferatif dan konsruktif dengan para karyawan;
Finance : akuisisi dan pemanfaatan dari sumber daya yang diperlukan oleh
perusahaan dengan prinsip keuntungan yang maksimal;
Data processing: tuntutan teknologi informasi perusahaan yang di perlukan untuk mendukung pertumbuhan dan meningkatkan efektifitas
organisasi.
Sasaran
Sasaran dapat diterapkan dibawah butir-butir dibawah ini: o Finansial: target bagi keuntungan, nilai tambah, pendapatan penjualan,
tingkat overhead, pengembalian modal yang di keluarkan, pendapatan per saham, dts;
o Pengembangan pasarproduk: proyek bagi produk baru atau yang ditingkatkan ataupun pasar baru;
o Pengembangan operasional: proyek bagi pengembangan sistem dan proses baru;
o Peningkatan kinerja: target bagi produktivitas, pengurangan biaya, penggantian stok, dst;
o Pertumbuhan: akuisisi, merger, joint venture, dst.
Rencana, Tindakan, Umpan Balik, Evaluasi
Manajemen kinerja adalah menyusun rencana untuk mencapai berbagai sasaran, menerjemahkannya kedalam tindakan, mendapatkan umpan
balik mengenai hasilnya dan mengevaluasi pencapaian untuk dapat meninjau kembali rencana ataupun mengambil tindakan korektif sebagai mana
diperlukan.
2. Evaluasi Kinerja Pada Tingkat Individu