ANALISIS KINERJA KEUANGANUNIT PENGELOLAAN KEUANGAN (UPK) BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT(BKM) TUNJUNGSEKAR MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGANUNIT
PENGELOLAAN KEUANGAN (UPK) BADAN
KESWADAYAAN MASYARAKAT(BKM)
TUNJUNGSEKARMALANG

SKRIPSI

Oleh:
Desi Sri Hartini
07610286

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat


menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Kinerja Keuangan Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tunjungsekar Malang.”
Penyusunan dan penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi
persyaratan dalam penyelesaian akhir studi untuk mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi.Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Kajur Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Prof. Dr. H. Bambang Widagdo, MM selaku Dosen Wali yang banyak
memberikan arahan, selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan
skripsi dan yang membantu kelancaran studi penulis dari mulai awal
kuliah.
4. Drs. Wiyono, MM dan Dra. Dewi Nurjannah, MM, AFP selaku dosen
pembimbing yang penuh perhatian dan kesabaran serta kesediaan beliau
dalam


meluangkan

waktu

guna

membimbing

penulis

sampai

terselesaikannya penyusunan dan penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan dorongan moril
maupun materil serta doa yang tiada henti, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Mas Agung dan adekku Surya yang selalu memberikan motivasi dan
mendorong dalam tugas akhir ini.


7. Dra. Sri Nastiti Andharini, MM dan Dra. Erna Retna Rahadjeng, MM
yang telah banyak memberikan pengarahan, nasihat dan dorongan dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Kalando Herlantas, terima kasih telah memberikan support serta doanya
selama ini.
9. Bapak Muchjidin, selaku Pimpinan BKM Kelurahan Tunjungsekar
Malang, yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
10. Teman-teman Manajemen Angkatan 2007 khususnya kelas F. Terimakasih
atas pertemanan kalian, dan my best friends (Ivarani Mega, Hanyfatus
Suaidah, Dian Purnamasari, Zen, Wendi, Rika, Tisno, dan Rama).
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang ada,
penyususnan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dari pembaca.
Akhirnya penulis berharap dengan selesainya skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan dapat melengkapi penelitian
sejenis di waktu yang akan mendatang, danbilaterdapat kesalahanpenulis dengan
rendah hati mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang,Juli2012


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix
ABSTRAK ...............................................................................................................x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Perumusan Masalah ............................................................................7
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. TinjauanPenelitian Terdahulu ...........................................................10
B. TinjauanTeori....................................................................................11
C. Kerangka Pemikiran .........................................................................18
D. Hipotesis ...........................................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian...............................................................................20
B. Jenis Penelitian .................................................................................20
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................20
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................20
E. Definisi Operasional .........................................................................21
F. Teknik Analisis Data ........................................................................23
G. Uji Hipotesis .....................................................................................24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................25
B. Pembahasan .......................................................................................45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................50
B. Saran..................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1

Kerangka Pikir Penelitian ..............................................................19

Gambar 2

Struktur Organisasi BKM ..............................................................30

DAFTAR TABEL


Halaman
Tabel 1.1

Penetapan Indikator Kinerja Keuangan UPK .................................24

Tabel 1.2

Perubahan Realisasi Saldo Pinjaman Pada UPK
BKM Tunjungsekar ........................................................................34

Tabel 1.3

Perubahan Jumlah KSM Peminjam Pada UPK
BKM Tunjungsekar ........................................................................34

Tabel 1.4

Perubahan Jumlah KSM Yang Menunggak

3 bulan


Pada UPK BKM Tunjungsekar ......................................................35
Tabel 1.5

Perubahan Pinjaman Tertunggak

3 Bulan

Pada UPK BKM Tunjungsekar ......................................................35
Tabel 1.6

Perubahan Laba Rugi Pada UPK BKM Tunjungsekar ..................36

Tabel 1.7

Perubahan Modal Investasi Pada UPK BKM Tunjungsekar .........36

Tabel 1.8

Perubahan Total Pendapatan Pada UPK BKM Tunjungsekar .......37


Tabel 1.9

Perubahan Total Biaya UPK BKM Tunjungsekar .........................37

Tabel 2.1

Hasil Perhitungan PAR ..................................................................38

Tabel 2.2

Hasil Perhitungan LAR ..................................................................39

Tabel 2.3

Hasil Perhitungan ROI ...................................................................40

Tabel 2.4

Hasil Perhitungan CCr ...................................................................41


Tabel 3.1

Uji Hipotesis PAR ..........................................................................42

Tabel 3.2

Uji Hipotesis LAR..........................................................................43

Tabel 3.3

Uji Hipotesis ROI...........................................................................44

Tabel 3.4

Uji Hipotesis CCr ...........................................................................44

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1


Neraca BKM Tunjungsekar Malang Tahun2010 dan2011

Lampiran 2

Laporan Laba Rugi BKM Tunjungsekar Malang Tahun 2010 dan
2011

Lampiran 3

Daftar Penerima Dana Bergulir Tahun 2010

Lampiran 4

Daftar Penerima Dana Bergulir TahapPertama Tahun 2011

Lampiran 5

Daftar Penerima Dana Bergulir TahapKedua Tahun 2011

Lampiran 6

Data Tunggakan Per Desember 2011

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org) diakses pada tanggal 8 Maret 2012.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT Raja Grafindo.
Mulyadidan Jonny Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Jakarta. Salemba Empat.
SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan BKM di akses pada tanggal 2 Oktober
2010.
Oktavia, Sinta. 2011. Analisis Pengelolaan Dana Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
(PNPM-MP) (Studi kasus pada Kelompok Wanita Cempaka Putih Sungai
Liku Tengah Kenagarian Pelangai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten
Pesisir Selatan). Universitas Andalas Padang.
www.p2kp.org/.../files/modul.../Modul-Pinjaman-DanaBergulir.pdfdiaksespadatanggal 2 Oktober 2011.
Yuwono, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk
ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi
fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana
dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman
yang jauh di bawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak
menentu. Masyarakat miskin di perkotaan, sering kali dianggap sebagai
masyarakat miskin atau bodoh serta kurang sanggup mengembangkan segala
usahanya sehingga perlu diberikan program pembangunan untuk membantu
menanggulangi masalah tersebut.
Penangggulangan kemiskinan akan menjadi salah satu upaya strategis
untuk menjawab tantangan kesenjangan dan pemerataan yang dihadapi bangsa,
yang diperlukan dalam menanggulangi kemiskinan bukan hanya bantuan
ekonomi,

melainkan

juga

upaya

pemberdayaan

masyarakat.

Upaya

pemberdayaan ini merupakan kebijakan yang memberikan kesempatan baik
bagi

masyarakat

miskin

untuk

mengentaskan

diri

mereka

sendiri.

Pemberdayaan yang dimaksud bukan hanya sekedar terpenuhinya kebutuhan
pokok saja, melainkan bertujuan dengan adanya peningkatan kemampuan dan
potensi diri masyarakat kota dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri dan
keluarganya yang pada akhirnya masyarakat tidak bergantung (berdiri sendiri)

2

pada pemerintah, untuk lebih meningkatkan penanganan kemiskinan secara
berkelanjutan, maka pemerintah mengeluarkan program

yang sangat

diharapkan dan terjamin kesinambungan yaitu Proyek Penanggulangan
Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) pada tahun 2000 dengan berbagai bentuk
aktivitas program yang diarahkan untuk mempercepat upaya mengurangi
jumlah penduduk miskin yang ada diperkotaan.
Program yang dibentuk oleh P2KP yaitu adanya lembaga pengelola
yang coba dikonsep di tingkat kelurahan yang dinamakan BKM (Badan
Keswadayaan Masyarakat). Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2007
pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM)

Mandiri

yang

merupakan

pembaruan

nama

dari

Proyek

Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP).
PNPM

Mandiri

merupakan

mekanisme upaya

penanggulangan

kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi melalui proses pembangunan
partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat
miskin yang dapat ditumbuhkembangkan, sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
PNPM Mandiri lebih dimaksudkan untuk mengoptimalkan berbagai
lapisan masyarakat, karena orang-orang yang terjun di dalamnya melibatkan
unsur masyarakat sepenuhnya. Nilai positif yang hendak dicapai dari program
ini salah satunya adalah kejujuran, yang sampai saat ini masih merupakan hal
yang mudah diucapkan, tetapi sulit dalam pelaksanaannya.

3

Pelaksanaan PNPM sebagai program penanggulangan kemiskinan di
perkotaan mempunyai sasaran perorangan ataupun keluarga miskin yang
berada dalam satu wilayah administrasi pemerintah di tingkat kota, dan
wilayah administrasi pemerintah yang dinamakan kelurahan.
Pada pelaksanaannya PNPM masih sama dengan program P2KP
dahulu, yaitu BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat). BKM sendiri yang
keberadaannya benar-benar mewakili kepentingan masyarakat, terutama
kelompok masyarakat miskin dan dapat mengakomodasikan seluruh aspirasi
masyarakat dalam mengatasi berbagai persoalan kemiskinan masyarakat di
wilayah kelurahan. BKM ini dirancang sebagai forum pengambilan keputusan
tertinggi di tingkat kelurahan, terutama dalam menangani masalah kemiskinan
dengan memanfaatkan secara optimal dana yang telah disediakan oleh PNPM.
Setiap Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di kelurahan menerima modal
yang bervariasi dimana dana tersebut dikelola oleh BKM yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dana bantuan PNPM tersebut merupakan dana pinjaman yang
disalurkan

kepada

masyarakat

melalui

Kelompok-kelompok

Swadaya

Masyarakat (KSM) yang terdiri dari beberapa orang atau masyarakat yang
memiliki latar belakang kehidupan yang sama seperti pedagang kecil dan dapat
dimanfaatkan sebagai modal usaha produktif, pembangunan prasarana dan
sarana dasar lingkungan serta pengembangan sumberdaya manusia.
Dana yang dialokasikan untuk masyarakat dalam proyek ini terbagi
menjadi tiga yaitu pertama, berupa dana bantuan secara bergulir dengan bunga

4

rendah yang biasanya digunakan sebagai modal usaha. Kedua, dana hibah guna
pembangunan sarana dan prasarana dasar lingkungan untuk menciptakan
adanya peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Ketiga, dana
bantuan hibah yang digunakan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan teknis
dan manajerial atau semacam kursus. Penyaluran-penyaluran dana ini adalah
sebagai stimulan dan pemberi semangat agar masyarakat miskin dapat kreatif,
inovatif

dan

mempunyai

keinginan

untuk

maju,

tentunya

dengan

mengembangkan suatu usaha sehingga secara ekonomis mampu meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
Sebagai suatu organisasi nirlaba, BKM lebih berorientasi pada visi dan
misinya daripada untuk mencari keuntungan (laba). Keuntungan yang yang
diperoleh BKM melalui UPK (Unit Pengelola Keuangan) selama menjalankan
kegiatan-kegiatan akan didayagunakan kembali melalui pelaksanaan berbagai
program kerja BKM. Sebagai unsur pengelola sumberdaya, khususnya
keuangan BKM membentuk UPK (Unit Pengelola Keuangan) yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan yang di salurkan ke KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat). UPK sebagai pengelola pinjaman bergulir
mempunyai tugas merumuskan kebijakan operasional sesuai prinsip-prinsip
pengelolaan pinjaman bergulir yang sehat dan bertanggung jawab ke BKM.
Sebagai suatu organisasi nirlaba, BKM membutuhkan pengelolaan yang
berbeda dengan organisasi profit dan pemerintahan. Pengelolaan BKM dan
kriteria-kriteria pencapaian kinerja BKM tidak berdasar pada pertimbangan
ekonomi semata, tetapi pada perbaikan dan peningkatan kehidupan komunitas

5

yang dilayaninya. Memberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan potensipotensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan kemanusiaan sejati merupakan ciri
khas pelayanan dari BKM.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi sebuah organisasi. Pengukuran tersebut antara lain dapat digunakan
sebagai dasar menyusun sistem imbalan atau sebagai dasar penyusun strategi
organisasi dan dapat mengetahui baik buruknya keadaan keuangan suatu
organisasi yang di analisis dengan alat-alat analisis keuangan. Hal ini sangat
penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
perubahan lingkungan. Banyak alat pengukuran kinerja yang dapat digunakan,
namun pada kasus kinerja keuangan BKM Tunjungsekar lebih mengacu pada
analisis rasio dengan indikator-indikator yang sesuai dengan penetapan dalam
modul pinjaman dana bergulir karena memiliki cakupan yang komprehensif.
(Sumber: www.p2kp.org/.../files/modul.../Modul-Pinjaman-Dana-Bergulir.pdf).
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan
dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain di antara alat-alat analisis
yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu
perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan. Hasil analisis
rasio keuangan tersebut digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam
suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan, kemudian
juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya
yang ada secara efektif (Kasmir, 2010: 104).

6

Sejak berdirinya BKM Tunjungsekar Di Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang pada tahun 2000-2006 dalam
pengelolaan dana perguliran (keuangan) BLM (Bantuan Langsung Masyarakat)
yang telah diberikan oleh pemerintah untuk disalurkan kepada KSM tersebut
mengalami kemacetan. Puncaknya pada tahun 2007-2008 BKM Tunjungsekar
mengalami kemacetan total. Hal ini bisa dilihat dari daftar pinjaman KSM yang
macet diperoleh data tunggakan sebesar Rp 242.070.542 yang tidak dibayarkan
oleh 83 KSM.
(Sumber: BKM Tunjungsekar Malang).
Ada banyak hal yang menyebabkan begitu besarnya dana tunggakan
tersebut yang belum melunasi ketika di tagih, antara lain peminjam meninggal
dunia dan pihak keluarga tidak bisa melunasi hutang dari peminjam, dana
pinjaman digunakan KSM untuk kebutuhan pribadi yang tidak sesuai dengan
kriteria peminjaman yang seharusnya digunakan unutk pengembangan usaha
sehingga tidak bisa melunasinya, KSM pindah tempat tinggal tanpa adanya
pemberitahuan kepada pihak BKM, usaha yang dijalankan oleh KSM
mengalami kebangkrutan sehingga tidak bisa melunasi angsuran pinjaman, ada
KSM merasa sudah melakukan angsuran sebanyak 9 kali, tetapi pada kartu
angsuran yang ada hanya tercatat 4 kali, sehingga KSM tersebut tidak mau
melunasi sisa tunggakan yang seharusnya, selain itu juga ada angsuran
pinjaman yang telah dibayarkan oleh anggota KSM ternyata tidak disetorkan
oleh ketua KSM kepada pihak UPK.

7

Pada tahun 2009 – sekarang, BKM Tunjungsekar baru dapat beroperasi
kembali dengan pengurus yang baru, namun aktivitas peminjaman BLM pada
BKM Tunjungsekar dapat berjalan dengan normal (memulai dari awal) pada
tahun 2010 – sekarang. Dari kegiatan yang telah dilakukan oleh pengurus baru
telah berhasil menggali atau menagih piutang yang macet dan diperoleh hasil
sebesar Rp 4.500.000. Hal ini disebabkan oleh kekurangpahaman masyarakat
terhadap fungsi BKM. Selain hal tersebut, kinerja pengurus BKM yang lama
belum optimal. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kinerja pengurus yang baru
agar organisasi BKM berkembang ke arah yang lebih baik lagi.
Hasil evaluasi sementara menunjukan bahwa ada beberapa hal yang
mempengaruhi penurunan kinerja BKM adalah kredit macet dari tahun
anggaran sebelumnya menyebabkan dana operasional kelembagaan mengambil
dari modal awal, BKM belum tersosialisasikan (kurang dipahami masyarakat)
terutama mengenai tugas pokok dan fungsinya. Banyak masyarakat yang
meminjam dana (KSM) beranggapan bahwa dana PNPM merupakan dana
hibah dari pemerintah yang tidak harus dikembalikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk penulisan
skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Unit Pengeloaan Keuangan
(UPK) Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tunjungsekar Malang.”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik
untuk meneliti tentang kinerja keuangan UPK BKM dalam melaksanakan tugas

8

dan fungsinya di Kelurahan Tunjungsekar Malang. Masalah penelitian
tersebut dirumuskan dalam permasalahan penelitian “Bagaimanakah
Kinerja Keuangan Pada Unit Pengeloaan Keuangan (UPK) BKM Tunjungsekar
Malang?”

C. Batasan Penelitian
Untuk lebih terarah pembahasan selanjutnya, maka perlu adanya
pembatasan masalah, agar permasalahan menjadi lebih jelas dan terfokus.
Penelitian ini dibatasi pada peninjauan analisis kinerja keuangan Unit
Pengelolaan Keuangan (UPK) pada BKM Tunjungsekar di peroleh dari data
keuangan pada tahun 2010 dan 2011.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan pada UPK
BKM Tunjungsekar pada tahun 2010 dan 2011.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi pengurus BKM Tunjungsekar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk
membantu

dalam

perencanaan

yang

tepat

dan

sebagai

bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan dana
bergulir dari pemerintah.

9

b. Bagi KSM di BKM Tunjungsekar
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan
gambaran sejauh mana perkembangan kinerja UPK BKM dari segi
keuangan untuk pihak internal maupun pihak eksternal.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan perbandingan dan informasi bagi peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan ini.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan penulis dalam penelitian
ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan.
Penelitian terdahulu yang penulis gunakan adalah penelitian yang telah
dilakukan oleh Oktavia (2011) dengan judul Analisis Pengelolaan Dana
Simpan

Pinjam

Perempuan

(SPP)

Program

Nasional

Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) studi kasus pada Kelompok
Wanita Cempaka Putih Sungai Liku Tengah Kenagarian Pelangai Kecamatan
Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana SPP pada
kelompok Cempaka Putih belum terkelola dengan baik. Dimana, belum adanya
sinergi

yang baik (saling mendukung) antara pihak pemberi

dana

(PNPM/UPK), kelompok pengelola dana, dan peminjam dana (KSM).
Begitupun halnya dengan persoalan yang terjadi pada kelompok pengelola,
dimana penunggakan yang terjadi adalah sebesar 70,3 % (26 orang) dari 37
KSM pada kelompok Cempaka Putih tidak terlepas dari kelemahan masingmasing pihak yang harusnya saling menjalankan peranannya serta saling
bersinergi antar pihak.

11

B. Tinjauan Teori
1. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi. Kinerja secara umum adalah catatan tentang hasilhasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu
selama kurun waktu tertentu atau gambaran mengenai tingkat pelaksanaan
suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran dan tujuan.
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan
balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian
atas aktivitas dan perencanaan perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang ingin dicapai oleh suatu
prusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan
dibidang keuangan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan.
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi (Mulyadi & Setyawan, 2000:353).
Suatu organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang tujuan
utamanya adalah mendukung atau terlibat aktif dalam berbagai aktifitas

12

publik tanpa berorientasi mencari keuntungan moneter atau komersil.
Organisasi nirlaba mencakup berbagai bidang, antara lain lingkungan,
bantuan kemanusiaan, konservasi, pendidikan, kesenian, isu-isu sosial,
derma-derma, pendidikan, pelayanan kesehatan, politik, agama, riset,
olahraga, dan lain-lain. (Sumber: http://en.wikipedia.org)
Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber
daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Organisasi nirlaba
pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan
segala kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari
orang-orang yang ingin membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba
yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam
hal ekonomi. Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai
tujuan (aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang memilikinya.
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungannya. Demikian pula dengan organisasi nirlaba
seperti BKM/LKM. Berbagai elemen-elemen penting yang ada di dalam
BKM/LKM akan dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya.
Informasi-informasi yang digunakan sebagai dasar pengukuran
kinerja bisa merupakan informasi keuangan maupun non keuangan dan
dapat juga berdasarkan pengukuran intern dan ekstern. Menurut Lynch dan
Cross (1993) dalam Yuwono dkk (2002:29), manfaat sistem pengukuran
kinerja yang baik adalah:

13

a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan yang lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh
orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada
pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari
mata rantai pelayanan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upayaupaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
baik konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
e. Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan dengan
memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
2. Manfaat penilaian kinerja
Penilaian kinerja dimanfaatkan manajemen untuk berbagai tujuan
antara lain, Mulyadi dan Setyawan (2000:353):
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel secara maksimum.
Pada

pengelolaan

organisasi,

manajemen

menetapkan

pengendalian yang efektif. Pelaksanaan rencana dapat ditempuh dengan
tangan besi yang dapat menjamin pencapaian sasaran organisasi secara
efektif dan efisien, namun pencapaian ini akan disertai dengan rendahnya
moral karyawan.

14

Kondisi moral karyawan yang demikian tidak akan terjadi apabila
pengelolaan

perusahaan

didasarkan

atas

maksimalisasi

motivasi

karyawan. Motivasi akan membangkitkan dorongan dalam diri karyawan
untuk mengerakkan usahanya dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan oleh organisasi.
b. Membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan penghargaan
personel.
Penilaian kerja akan menghasilkan data yang dapat di pakai
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang berkitan dengan
penghargaan personel, agar memotivasi personel, penghargaan personel,
penghargaan yang diberikan kepada personel perlu didasarkan atas hasil
penilaian kinerja personel.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
Organisasi memiliki suatu keinginan untuk mengembangkan
karyawan

selama

masa

kerjanya

agar

karyawan

selalu

dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang terus
mengalami perubahan dan perkembangan. Sulit bagi perusahaan untuk
mengadakan program pelatihan dan pengembangan bila perusahaan tidak
mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan yang dimilikinya. Hasil
penilaian kinerja dapat menyediakan kriteria untuk memilih program

15

pelatihan karyawan yang sesuai dan untuk mengevaluasi kesesuaian
program pelatihan karyawan dengan kebutuhan karyawan.
d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
Penghargaan digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu:
1) Penghargaan intrinsik, berupa puas diri yang telah berhasil
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran
tersebut.
2) Penghargaan ekstrinsik, terdiri dari kompensasi yang diberikan kepada
karyawan, baik berupa kompensasi langsung, tidak langsung, maupun
yang berupa kompensasi non keuangan dimana ketiganya memerlukan
data kinerja karyawan agar penghargaan tersebut dirasakan adil oleh
karyawan yang menerim maupun yang tidak menerima penghargaan
tersebut.
3. Pengukuran Kinerja Keuangan BKM
Salah satu faktor kunci sukses dan keberlanjutan organisasi adalah
adanya sistem pelaporan keuangan dan monitoring yang kuat. Tanpa hal
tersebut sulit untuk diketahui bagaimana seluruh posisi keuangan organisasi,
dan bagaimana sumberdaya organisasi digunakan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjamin adanya proses pelaporan yang konsisten dan
terus menerus, serta dapat digunakan sebagai fungsi monitoring pengelolaan
keuangan adalah dengan melakukan pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu kegiatan yang
menjadi tanggung jawab team fasilitator dengan supervisi DMC secara

16

langsung dan pihak-pihak yang terkait secara tidak langsung untuk
memastikan dan menjamin bahwa pengelolaan keuangan di tingkat PP
(Panitia Pembangunan) dan BKM yang secara operasional dilakukan oleh
sekretariat PP dan BKM atau unit yang ditunjuk benar-benar sesuai dengan
standar yang berlaku.
Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu
Pertama, merupakan wujud adanya proses pendampingan yang benar-benar
dilakukansecara langsung oleh fasilitator berkaitan dengan pengelolaan
keuangan. Proses pendampingan ini secara nyata ditunjukkan adanya
peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan. Dimana
setiap kebijakan yang berkaitan dengan pengelola keuangan didasarkan
pada standar pengeloaan keuangan yang telah ditetapkan dalam pedoman
Re-Kompak JRF.
Kedua, pembelajaran kepada masyarakat berkaitan dengan proses
pencatatan dan pelaporan keuangan yang baik dan benar untuk menjamin
adanya akuntabilitas pengelolaan keuangan. Pembelajaran ini ditunjukkan
dengan dilakukannya proses pencatatan seluruh transaksi keuangan tepat
waktu dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Ketiga, memastikan bahwa seluruh pelaksanaan kegiatan didasarkan
atas rencana kegiatan yang telah disusun dan diputuskan oleh masyarakat
setempat dan sesuai dengan tujuan yang tertuang dalam dokumen

17

perencanaan. Tidak satu kegiatan pun yangdilakukan atas dasar keputusan
sepihak atau sebagian orang atau anggota BKM.
Pengukuran kinerja keuangan dilaksanakan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap pembukuan dan pencatatan transaksi lainnya terkait
dengan pengelolaan keuangan yang dibuat oleh Panitia Pembangunan dan
BKM melalui unit-unit yang ditunjuk. Tujuan dilakukannya pengukuran
kinerja keuangan di tingkat PP dan BKM, yaitu:
a. Memastikan seluruh kebijakan keuangan di tingkat PP dan BKM telah
diterapkan sesuai dengan SOP.
b. Memastikan seluruh transaksi keuangan telah dilakukan sesuai dengan
prinsip dasar pengelolaan keuangan.
c. Memastikan seluruh transaksi keuangan dicatat dan dilaporkan tepat
waktu dan layak.
d. Memastikan

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan

sehingga

dapat

ditunjukkan kepada pemberi donor dan penerima manfaat bahwa
keuangan proyek telah digunakan sebagaimana mestinya.
Pengukuran kinerja keuangan dilakukan oleh fasilitator. Pengukuran
kinerja ini sebagai wujud pernyataan fasilitator bahwa proses pengelolaan
keuangan yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana (PP) maupun BKM benarbenar telah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
(Sumber: SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan BKM)

18

4. Pedoman Pengukuran Kinerja Keuangan BKM Pada UPK
LAR: Loans at risk (peminjam yang menunggak) adalah indikator yang
menunjukkan berapa % peminjam menunggak.
PAR: Portfolio at risk (pinjaman yang tertunggak ) adalah indikator yang
menunjukan berapa % pinjaman yang tertunggak.
ROI: Return on Invesment (pencapaian laba) adalah kemampuan UPK untuk
menghasilkan laba dari modal yang digunakan untuk pinjaman bergulir.
CCr: Cost Coverage (efesiensi biaya) adalah kemampuan UPK untuk
menutup biaya dari pendapatan yang diperolehnya.
(Sumber: Modul Pinjaman Bergulir)

C. Kerangka pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk memberikan gambaran penelitian
yang akan dilakukan sesuai dengan teori-teori yang dijelaskan sebelumnya.
Kerangka penelitian ini juga merupakan alur dari penelitian yang digunakan
penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Berdasarkan latar belakang
permasalahan sebelumnya, maka penulis terlebih dahulu mencari data dari
BKM Tunjungsekar Malang. Data meliputi data keuangan BKM Tunjungsekar
Malang pada tahun 2010 dan 2011. Setelah itu data di analisis dengan alat
analisis rasio, selanjutkan dari proses analisis data tersebut dihasilkan suatu
kinerja keuangan BKM yang baru pada unit pengelolaan keuangannya,
kemudian hasil kinerja keuangan tersebut diolah kembali menggunakan metode
time series dan metode standar PNPM. Hasil akhir dapat disimpulkan apakah

19

UPK pada BKM Tunjungsekar Malang tersebut kinerja keuangannya baik atau
tidak baik. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

BKM Tunjungsekar Pada Unit Pengelolaan
Keuangan (UPK) Malang

Laporan keuangan UPK tahun 2010-2011

Analisis Rasio

Kinerja Keuangan BKM
Tunjungsekar Pada Unit
Pengelolaan Keuangan

Baik

Tidak baik

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan
tinjauan pustaka, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut: Bahwa
kinerja keuangan BKM Tunjungsekar pada UPK dalam kondisi baik.

Dokumen yang terkait

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN (Studi Tentang BKM "MAKMUR SENTOSA" di Desa Branggahan Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri)

0 5 2

ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) BERDASARKAN PERSPEKTIF STAKEHOLDER (Studi Pada BKM di Kota Malang)

2 8 19

ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA PNPM MANDIRI (Studi Pada UPK BKM Gadang Sejahtera Kota Malang)

0 5 21

Prosedur penyusunan laporan keuangan pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Bina Sejahtera : laporan kerja praktek

0 7 59

SISTEM AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT PADA UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK) BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DHARMA KARYA DESA PONDOK KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

2 14 77

Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam penanggulangan kemiskinan: kasus BKM di Kelurahan Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah

2 29 211

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 2 18

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 2 13

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI DASAR UNTUK UNIT PENGELOLA KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) NGAGEL REJO MULYO.

0 0 8

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT STUDI KASUS BKM SARANA MAKMUR

0 0 8