1.08 Suplementasi Kolin Dalam Ransum Dengan Taraf Metionin Yang Berbeda Terhadap Performa Dan Metabolisme Lemak Pada Puyuh Periode Produksi.

6 2. Kualitas fisik telur puyuh a. Persentase putih telur diperoleh dengan cara menimbang putih telur dan dilakukan pengitungan dengan membagi bobot putih telur dengan bobot telur dan dikalikan 100. b. Persentase kuning telur diperoleh dengan cara memisahkan kuning dan putih telur terlebih dahulu kemudian kuning telur ditimbang dan dilakukan pengitungan dengan membagi bobot kuning telur dengan bobot telur dan dikalikan 100. c. Persentase kerabang diperoleh dengan cara menimbang kerabang terlebih dahulu lalu dilakukan penghitungan dengan membagi bobot kerabang dengan berat telur dan dikalikan 100. d. Haugh unit untuk menentukan kualitas telur dihitung dengan rumus Stadelman dan Cotterill 1995: HU = 100 log [H+7.57-1.7xW 0.37 ] Keterangan: H = tinggi putih telur kental mm W= berat telur g butir -1 e. Warna kuning telur diukur berdasarkan warna standar kuning telur dengan menggunakan Roche Egg Yolk Colour Fan yang mempunyai kisaran nilai 1- 15. Telur dipecah kemudian dibandingkan warna kuning telur dengan warna kuning pada Roche Egg Yolk Colour Fan Ovo Color, Aktiengesellscharft BASF, Germany. f. Tebal kerabang mm diperoleh dari hasil rataan pengukuran kerabang telur bagian runcing, tumpul, dan bagian tengah kerabang telur. 3. Kualitas kimia telur puyuh: kandungan kolesterol kuning telur dianalisis dengan menggunakan metode Liebermann Burchard Color Reaction Kleiner dan Dotti 1962 dan lemak kuning telur dianalisis dengan menggunakan metode Sochlet AOAC 2005. 4. Kandungan lemak hati dan ginjal dianalisis menggunakan metode Sochlet AOAC 2005 5. Persentase lemak abdomen menurut Soeparno 1992 didapat dengan cara sebagai berikut: Lemak abdomen = × 6. Kandungan lipida darah kolesterol, trigliserida dan HDL dianalisis dengan menggunakan metode Kit Diagnostik System Internasional 2005 dan LDL serum dianalisis dengan menggunakan metode perhitungan yang dikenal dengan metode Friedwald Friedwald et al. 1972 7. Income over feed cost IOFC IOFC Rp ekor -1 = produksi telur x harga telur - konsumsi pakan x biaya ransum