HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS PADA REMAJA PEROKOK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi
rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh rokok masih kurang disadari oleh para pengguna rokok terutama pada remaja.
Pengetahuan remaja tentang bahaya merokok masih terbilang rendah. Berbagai slogan
tentang bahaya merokok seolah-olah hanya menjadi slogan belaka dan kurang mendapat
perhatian bagi para remaja pengguna rokok. Selain itu sikap para remaja yang kurang
mendukung terhadap berbagai peringatan bahaya merokok juga mempengaruhi perilaku
remaja untuk tetap melakukan kebiasaan merokok.
Tahun 2006 The Jakarta Global Youth Survey melaporkan lebih dari sepertiga
pelajar (37%) biasa merokok. Anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.
Yang lebih mengejutkan lagi tiga diantara sepuluh pelajar mengaku pertama kali
merokok pada umur di bawah sepuluh tahun (Sukendro, 2007). Faktor dari dalam remaja
dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Remaja mulai merokok dikatakan oleh
Erikson (1989) dalam Komalasari (2007) berkaitan dengan adanya krisis aspek
psikososial yang dialami dalam masa perkembangannya, yaitu masa ketika mereka
sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa
badai dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial. Upayaupaya untuk menentukan jati diri tersebut tidak semua dapat berjalan sesuai dengan

harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara
kompensatoris. Perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol
dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan dan daya tarik kepada lawan jenis.
Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa di sekolahnya mulai
mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai perokok aktif yang
terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan pemantauan lanjutan dari para
pelajar yang merokok itu sebanyak 25% Drop Out. Kebiasaan merokok bagi para pelajar

1

2

bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan
atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil angket Yayasan Jantung Indonesia
sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman. Sehingga Yayasan Jantung
Indonesia mendapat kesimpulan dengan merokok dapat membuat pandai bergaul, orang
yang merokok terkesan lebih keren, merokok meningkatkan prestasi belajar, merokok
dapat menghangatkan tubuh, merokok membuat kelihatan dewasa, merokok membuat
penampilan lebih keren. (Yayasan Jantung Indonesia)
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok,

namun di sisi lain dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok maupun orang-orang
disekitarnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang morokok adalah untuk
mendapatkan pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan
(reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
(permissive beliefs/fasilitative). Para ahli mengemukakan beberapa alasan mengapa
seseorang merokok. Menurut Levy (1984) setiap individu mempunyai kebiasaan
merokok yang berbeda-beda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok.
Pendapat tersebut di dukung oleh Smet (1994) yang menyatakan bahwa seseorang
merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial,
gengsi, dan tingkat pendidikan.
Compas (Ormachea, 2004) mengatakan bahwa remaja laki-laki paling sering
mengalami konflik dengan orang tua dan guru. Mereka sering menentang aturan-aturan
yang ada, baik itu peraturan yang ada di sekolah maupun di rumah. Mereka melakukan
kenakalan-kenakalan seperti merokok, menggunakan obat terlarang, dan berkelahi.
Kelompok Smoking and Health memperkirakan sekitar enam ribu remaja mencoba
rokok pertamanya setiap hari dan tiga ribu diantaranya menjadi perokok rutin
(Wetherall, 2000).
Oskamp (1984) menyatakan bahwa setelah mencoba rokok pertama, seorang
individu menjadi ketagihan merokok dengan alasan-alasan seperti kebiasaan,
menurunkan kecemasan dan mendapatkan penerimaan. Graham (dalam Ogden, 2000)

menyatakan bahwa efek positif dari merokok adalah menghasilkan efek mood yang
positif dan membantu individu dalam mengahadapi masalah yang sulit. Studi Mirnet

3

(Tuakli dkk, 1990) juga menambahkan bahwa dari survei terhadap para perokok,
dilaporkan bahwa orang tua dan saudara yang merokok, rasa bosan, stres dan
kecemasan, perilaku teman sebaya merupakan faktor yang menyebabkan keterlanjutan
perilaku merokok pada remaja. Namun sebaliknya dalam studi terbaru menunjukkan,
bahwa berhenti merokok justru membuat orang lebih bahagia. Yang paling ilustratif, dan
agak tragis, subjek adalah orang yang hanya berhenti sementara. Suasana hati mereka
jelas terang saat pemeriksaan ketika mereka berpuasa. Setelah kembali kepada
kebiasaannya merokok, suasana hati mereka gelap. Bahkan, dalam beberapa kasus ke
tingkat yang lebih tinggi mengalami kesedihan dari sebelumnya (Nicotine and Tobacco
Research).
Kebahagiaan adalah hal yang ingin dicapai oleh setiap manusia, berbagai cara
dapat dilakukan. Kebahagian memiliki makna yang luas, setiap individu memaknai arti
kebahagiaan berbeda-beda. Menurut Seligman (2005) kebahagiaan adalah perasaan
positif (ektase dan kenyamanan) serta kegiatan positif tanpa unsur perasaan sama sekali
(keterserapan dan keterlibatan). Bagi Seligman (2002), seorang psikolog University Of

Pennsylvania dan Direktur Positive Psychology Network, manusia ingin hidup yang
memiliki arti. Mereka tidak ingin bangun di pagi hari dengan kesadaran yang tidak
nyaman bahwa mereka akan gelisah sampai akhir hidup mereka (TIME, 20 Januari
2003). Seperti halnya pada remaja, terpenuhinya happiness akan menjadikan remaja
lebih siap menuju dewasa dan mendapatkan jati diri. Sedangkan tidak terpenuhinya
kebutuhan happiness remaja menjadikan remaja merasakan kesedihan yang mendalam,
merasa terbuang, perasaan malu, tertekan, kesepian, tidak percaya diri, dan dapat
berakibat remaja menjadi stres bahkan depresi. Para remaja dapat melakukan hal apa
saja agar dapat mencapai kebahagiaan yang mereka inginkan. Bahkan sebagian dari
mereka ada yang akan membayar mahal untuk mendapatkan kesempatan melupakan
kesulitan dengan cara berhura-hura, ada yang menghabiskan uang dengan shopping,
merokok, mabuk-mabukan, dll. Tetapi itu semua hanya kebahagian sementara yang
dapat mereka miliki, yang akan membuat mereka ketagihan atau kecanduan.
Kartono (1990) mengemukakan bahwa perasaan senang dan bahagia
berhubungan dengan keberhasilan, sedangkan rasa sedih, kecewa dan putus asa

4

berhubungan dengan kegagalan. Dalam melewati masa tersebut, remaja membutuhkan
lingkungan dan kondisi yang tepat bagi perkembangannya.

Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu
karena merupakan periode yang penuh dengan perubahan dan rentan munculnya
berbagai masalah. Masa remaja awal memiliki beberapa ciri tahapan perkembangan
yaitu tahap periode peralihan, perubahan, bermasalah dan periode pencarian identitas
(Hurlock, 1993). Kebahagiaan juga dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mempengaruhi
pola berfikir seseorang. Kebahagiaan pada masa remaja sangat penting karena saat para
remaja dapat menemukan suatu kebahagiaan dalam hidupnya, maka pada akhirnya akan
menjadikan remaja tumbuh dengan jati dirinya yang positif dan sehat baik secara mental
maupun emosional. Tetapi banyak remaja yang beranggapan bahwa kenikmatan tabu
yang mereka peroleh adalah sebuah kebahagiaan yang mereka cari. Seperti dalam
Hurlock (1990) kenikmatan tabu yang paling umum dilakukan adalah hubungan sex
sebelum nikah, minum-minuman keras, penggunaan berbagai obat-obatan serta merokok
dikalangan remaja. Kebahagiaan juga melihat dari sisi pandang individu terhadap
realitas yang ada. Cara berfikir positif serta syukur adalah bagian dari pemahaman
realitas kebahagiaan (Lukman, 2008).
Agama sangat memiliki peran penting dalam tahap perkembangan remaja.
Individu dengan tingkat religiusitas lebih tinggi akan lebih mampu mengontrol dirinya
dalam menjalankan peraturan-peraturan yang telah ditanamkan oleh agama dan tujuan
yang ingin dicapai. Mereka lebih bisa menolak hal-hal yang tidak baik, seperti tidak
merokok, minum-minuman keras, narkoba, dll. Dalam Carr (2004) dijelaskan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagian yaitu budaya, pernikahan, hubungan
sosial, religiusitas dan spiritual, uang, kesehatan, dan jenis kelamin. Religiusitas pada
masa remaja sangat dibutuhkan untuk dijadikan pedoman hidup dalam melakukan
kehidupan sehari-hari. Religiusitas sebagai istilah keberagamaan yang diwujudkan
dalam berbagai sisi kehidupan manusia baik itu menyangkut perilaku ritual (ibadah) atau
aktivitas lain dalam kehidupan sehari-harinya yang dapat dilihat mata atau yang tidak
tampak atau terjadi dalam hati manusia (Ancok, 2004).

5

Perilaku religiusitas dapat digunakan oleh seseorang sebagai pedoman dalam
menjalankan aktivitas dan memberikan perasaan dapat menerima akibat yang timbul
dari aktivitas yang dilakukan. Religiusitas dapat memberikan perasaan yang mau
memahami atas kondisi yang terjadi merupakan hal wajar dan buka merupakan hal
memberatkan atau membebani. Dengan adanya perilaku religiusitas dapat memberikan
sumber semangat yang bersifat positif sehingga menumbukan sikap kepercayaan
terhadap sesuatu hal yang telah dilakukan. Segala bentuk tingkah laku seseorang apabila
dilandasi dengan sikap religiusitas yang tinggi maka hasil yang diperoleh dari aktivitas
yang dilakukan merupakan sesuatu yang maksimal dan dapat digunakan sebagai tolak
ukur atas kepuasan yang akan diperoleh. Religiusitas pada masa remaja masih berada

dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju kemantapan
beragama, dengan begitu remaja berfikiran dengan merokok dapat melampiaskan
perasaaan tidak bahagia pada rokok, maka kebanyakan remaja mencari kebahagiaan
dengan cara merokok.
Salah satu persiapan dan perencanaan untuk membentuk generasi muda yang
sehat, diantaranya dengan membebaskan generasi muda dari perilaku merokok.
Merokok bagi sebagian masyarakat Indonesia sudah menjadi kebiasaan. Adanya
kebiasaan merokok yang tetap dijalankan bukan berarti tidak ada dampak negatif yang
pelan-pelan akan mempengaruhi kondisi psikologis. Mereka akan semakin mudah
terjerumus oleh hal-hal negatif. Seperti memakai narkoba, hubungan sex sebelum nikah,
minum-minuman keras, penggunaan berbagai obat-obatan, dll. Perilaku Merokok di
kalangan remaja hingga kini masih menjadi masalah yang cukup serius, dengan jumlah
yang meningkat dari tahun ke tahun, dimulai dari usia yang sangat relatif muda yakni
remaja berusia 12-15 tahun. Ada pendapat di kelompok remaja pria apabila tidak
merokok kurang jantan, karena pada masa remaja awal merupakan masa yang rawan
dalam pergaulan.
Remaja merokok karena ingin menemukan suatu perasaan bahagia yaitu dengan
diterimanya di dalam kelompok teman sebayanya. Remaja akan melakukan apapun agar
dapat diterima dalam kelompok teman sebayanya. Sikap remaja tersebut dapat
mencerminkan atas upaya untuk mendapatkan kebahagiaan dengan bisa berkumpul dan


6

diterima oleh teman sebaya. Apabila dikaitkan dengan perilaku religiusitas dan
happiness pada seorang remaja pada dasarnya terdapat keterkaitan, dimana perilaku
religiusitas dapat menumbuhkan perasaan bahagia. Namun demikian pada seorang
remaja tingkat kebahagiannya tersebut dapat terwujud dengan berkumpul dengan rekan
atau teman sebayanya dan rokok merupakan salah satu media digunakan untuk
bersosialisasi dan diterima oleh teman sebayanya.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti tertarik mengangkat
penelitian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara religiusitas dengan happiness
pada remaja perokok. Dengan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi berjudul “
Hubungan Religiusitas dengan Happiness pada Remaja Perokok”.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara religiusitas dengan happiness pada remaja perokok?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
religiusitas dengan happiness pada remaja perokok.


D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis : Informasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan dan masukan bagi para orang tua, semua kalangan masyarakat
khususnya para remaja perokok untuk mengetahui hubungan antara religiusitas
dengan happiness. Dengan harapan dapat digunakan sebagai bahan informasi
oleh orang tua dan masyarakat untuk berupaya memberikan kebahagiaan
anaknya dalam melakukan sosialisasi dengan kondisi disekitarnya dengan
menghindari dampak negatif dari rokok.
2. Manfaat teoritis : Informasi dari penelitian ini dapat memperluas wawasan dunia
psikologi perkembangan.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS
PADA REMAJA PEROKOK

SKRIPSI

Oleh :
Rheanita Elma Putri
07810126


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah pada Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Hubungan antara religiusitas dengan happiness pada remaja
perokok”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu dengan rasa tulus
dan ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

2.

Ibu Hudaniah, M.Si., Psi., selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

3.

Bapak Ari Firmanto, S.Psi, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa dengan
sabar telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan
serta masukan yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan

4.

Bapak Yudi Suharsono, M.Psi., selaku dosen wali yang telah memberikan
dukungan dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya
skripsi ini

5.

Dosen-Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, terima
kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis

6.

Kedua Orangtuaku Bapak Yudhi Aryanto dan Ibu Rulik Sriyani terima kasih
atas do’a, kasih sayang, perhatian, nasehat dan dukungan yang tiada hentinya
selama ini hingga lulus kuliah

7.

Untuk saudaraku adikku Ahdan dan Nabila terima kasih atas doa, kasih sayang,
motivasi, dukungan moril maupun materiil, dan juga kebersamaan yang indah.

8.

Lepong sahabatku, terima kasih untuk kasih sayang, perhatian, dukungan, dan
semua masa-masa indah yang telah kau berikan dan itu semua sangat berarti
dalam penyelesaian skripsi ini

9.

Sahabat-sahabatku Noppie, Shela, Nyak, dan teman-teman kontrakan lainnya

yang dari awal skripsi selalu mendukung dan memotivasi.
10. Teman-teman Psikologi, khususnya Guita, Novi, Rahmad, Arul, Lidyah, Kebo,
Cholis, Billy, Ayu, Wulan, Denise, Ririn, Gigi, mbak Dika dan mbak Galuh.
Terima kasih atas kebersamaan, dukungan dan keceriaan yang terjalin selama
ini.
11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga
Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 14 Mei 2012
Penulis

Rheanita Elma Putri

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
INTISARI ............................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
1. Secara Teoritis ...........................................................................
2. Secara Praktis .............................................................................

BAB II

ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
xi
xii

1
6
6
6
6
6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Happiness ......................................................................................
1. Pengertian Happiness .................................................................
2. Ciri-ciri Happiness ....................................................................
3. Macam-macam Happiness ..........................................................
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Happiness ..........................
B. Religiusitas .....................................................................................
1. Pengertian Religiusitas ..............................................................
2. Aspek-aspek Religiusitas ...........................................................
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas .........................
C. Remaja ............................................................................................
1. Pengertian Remaja .....................................................................
2. Karakteristik Masa Remaja ........................................................
3. Tugas perkembangan Remaja.....................................................
4. Perkembangan Religiusitas Remaja ..........................................
5. Remaja Perokok .........................................................................
D. Hubungan antara Religiusitas dengan Happiness pada Remaja
Perokok ...........................................................................................
E. Kerangka Pemikiran ......................................................................
F. Hipotesa ..........................................................................................

7
7
7
8
11
13
13
13
15
16
16
17
19
20
21
22
24
25

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .....................................................................
B. Identifikasi Variabel .......................................................................

26
26

C. Definisi Operasional .......................................................................
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................
1. Populasi ......................................................................................
2. Sampel .......................................................................................
3. Teknik Sampling .........................................................................
E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ...............................................
F. Prosedur Penelitian .........................................................................
1. Tahap Persiapan (Tanggal 15-18 Februari 2012) ......................
2. Tahap Pelaksanaan .....................................................................
G. Validitas dan Realibilitas ................................................................
1. Validitas .....................................................................................
2. Reliabilitas .................................................................................
H. Analisis Data ..................................................................................

27
27
27
27
27
28
33
33
33
34
34
37
38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................
B. Analisis Data ..................................................................................
C. Pembahasan ....................................................................................
BAB V

39
40
42

PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................

46
46

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................................

48
50

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Religiusitas ...............................................................

31

Tabel 3.2 Blue Print Skala Happiness .................................................................

33

Tabel 3.3 Validitas Item Skala Religiusitas ........................................................

36

Tabel 3.4 Validitas Item Skala Happiness ..........................................................

36

Tabel 3.5 Reliabilitas Skala Religiusitas dan Happiness ....................................

37

Tabel 4.1 Sebaran T Score Religiusitas ...............................................................

39

Tabel 4.2 Sebaran T Score Happiness .................................................................

40

Tabel 4.3 Tabulasi Data Religiusitas dan Happiness pada Remaja Perokok ......

40

Tabel 4.4 Korelasi Product Moment ...................................................................

41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Religiusitas dan Happiness ...................................................

50

Lampiran 2. Data Tryout .....................................................................................

60

Lampiran 3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ...........................................

63

Lampiran 4. Tabel Jadwal Penelitian ..................................................................

67

Lampiran 5. Data Penelitian ................................................................................

68

Lampiran 6. Nilai T-Score X dan Y ....................................................................

74

Lampiran 7. Tabulasi Data Religiusitas dan Happiness ......................................

76

Lampiran 8. Hasil Analisis korelasi .....................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H., Lau, P. L., & Ong, S. Y. (2011). Happiness quntient of upper
secondary school students. Internasional Journal of Psysical and Social
Sciences, volume 1, Issue 4. Diperoleh dari http:// www.ijmra.us.
Ahyadi, A. A. (1995). Psikologi agama. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Ancok, D dan Suroso, F.N. (2004). Psikologi islami, sosial islam atas problem
psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. (2006). Sikap manusia-teori dan pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, Saifudin. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Azwar, Saifudin. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Carr, A (2004). Positive psychology, The science of happiness and human strengths.
NY: Routlege
Baharuddin, M dan Mulyono. (2008). Psikologi agama dalam perspektif islam.
Malang: UIN-Malang Press.
Chaplin, J.P. (1999). Kamus lengkap psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Darajat, Z. (1983). Ilmu jiwa agama. Jakarta: Bulan Bintang.
http//www.hidayatullah.com.
Hurlock, E.B. (1996). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.
Jallaluddin. (1998). Psikologi agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kartono, K. 1990. Psikologi anak. Bandung: Mandar Maju.
Kerlinger, N. F. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Komalasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok ada
Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Jakarta: Usaha Nasional.
Mashri, G. A., dan Jama’ Adam, N. (1995). Jalan menuju kebahagiaan. Jakarta :
Lentera.
Monks, F. J. Knoers, AMP dan Handitono, SR. (2002). Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
No Name. (2002). Mengatasi stres pada remaja. http://www.ramuracik.com/ [online].
Oskamp, Stuart. (1984). Applied Social Psychology. New Jersey : Prentice Hall
Pradiansyah, Arvan. (2009). The laws of happiness. Penerbit: Kaifa.
Riduwan.(2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Santrock, W. J. (1995). Life span development (perkembangan masa hidup jilid 1).
Jakarta: Erlangga.
Seligman, Martin E.P http//www.authentichappinesscoaching.com.
Seligman, Martin E.P. (2006). Authentic of happiness. Penerbit: Mizan.
Sharp, J. T. (2011). Happiness is now. Depok: RAS (Raih Asa Sukses).
Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Semarang: PT. Gramedia.
Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang:
UMM Press.