Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012
ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN
DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR
PADA BEI PERIODE 2008-2012
NUR SHABRINA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Struktur
Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI
Periode 2008-2012 adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Nur Shabrina
NIM H24114014
ABSTRAK
NUR SHABRINA. H24114014. Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan
dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012. Dibimbing
oleh FARIDA RATNA DEWI.
Industri semen memiliki peranan penting dalam memanfaatkan peluang
meningkatnya pembangunan sektor properti dan infrastruktur yang dicanangkan
pemerintah melalui program MP3EI dalam jangka panjang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk 1) Menganalisis struktur modal perusahaan dalam Industri Semen
yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012; 2) Menganalisis nilai perusahaan
dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012; 3)
Menganalisis struktur modal yang optimal terkait dengan nilai perusahaan dalam
Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012. Pengolahan data
dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dengan metode
analisis komponen struktur modal dan analisis biaya modal. Hasil penelitian
menunjukkan struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan
PT Holcim Indonesia Tbk terjadi pada tahun 2012 dengan nilai perusahaan
sebesar Rp 172,55 triliun dan Rp 100,02 triliun. Sedangkan struktur modal
optimal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terjadi pada tahun 2010 dengan nilai
perusahaan sebesar Rp 84,20 triliun.
Kata kunci : nilai perusahaan dan struktur modal optimal
ABSTRACT
NUR SHABRINA. H24114014. Optimal Capital Structure Analysis in Cement
Industry Company Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2008-2012.
Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
The cement industry has an important role in exploiting the growing
opportunities development of the property sector and infrastructure announced the
government through MP3EI program in the long run. The purpose of this study
was to 1) Analyze the capital structure of companies in the Cement Industry
period 2008-2012 listed on the Indonesia Stock Exchange; 2) Analyze the value of
companies in the Cement Industry period 2008-2012 listed on Indonesia Stock
Exchange; 3) Analyze the optimal capital structure associated with firm value in
the Cement Industry period 2008-2012 listed on Indonesia Stock Exchange. Data
processing was performed using Microsoft Excel 2007 software components
analysis method of capital structure and capital cost analysis. The results is the
optimal capital structure PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk and PT Holcim
Indonesia Tbk occurred in 2012 with firm value of Rp 172.55 trillion and Rp
100.02 trillion. While the optimal capital structure of PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk occurred in 2010 with firm value of Rp 84.20 trillion.
Keywords: Firm value and optimal capital structure
ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN
DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR
PADA BEI PERIODE 2008-2012
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri
Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012
Nama
: Nur Shabrina
NIM
: H24114014
Disetujui oleh
Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr.Ir.Jono M.Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang
Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.
Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Farida
Ratna Dewi, SE, MM. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, dan seluruh keluarga serta teman-teman atas doa,
dukungan dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2013
Nur Shabrina
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengolahan dan Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Profil Perusahaan
Komponen Struktur Modal
Analisis Rasio Struktur Modal
Analisis Biaya Modal
Analisis Struktur Modal Optimal
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Profil Perusahaan
Komponen Struktur Modal
Analisis Rasio Struktur Modal
Analisis Biaya Modal
Analisis Struktur Modal Optimal
PT Holcim Indonesia Tbk
Profil Perusahaan
Komponen Struktur Modal
Analisis Rasio Struktur Modal
Analisis Biaya Modal
Analisis Struktur Modal Optimal
Ringkasan Perbandingan Struktur Modal Optimal perusahaan dalam
Industri Semen
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
viii
viii
1
1
2
3
3
3
4
4
5
5
6
9
9
9
9
10
10
11
12
12
13
13
14
15
16
16
17
17
18
18
19
20
20
20
21
21
24
40
DAFTAR TABEL
1
2
Realisasi konsumsi semen per pulau per tahun (Ton)
Laba bersih perusahan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI
periode 2008-2012
3 Kepemilikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
4 Komponen dan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012
5 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008-2012
6 Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
7 Komponen dan Proporsi Struktur Modal PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk periode 2008-2012
8 Ringkasan hasil perhitungan Struktur Modal Optimal PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk Periode 2008-2012
9 Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk
10 Komponen dan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
11 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Holcim Indonesia
Tbk periode 2008-2012
1
2
9
10
11
13
13
15
16
17
18
DAFTAR GAMBAR
1
2.
3
4
5
6
7
8
Kerangka Pemikiran Penelitian
Rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Grafik nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Grafik nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012
Grafik nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012
Grafik Perbandingan Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri
Semen Periode 2008-2012
5
10
12
14
16
17
19
19
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
Perhitungan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012
Perhitungan rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk periode 2008-2012
25
26
27
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Perhitungan biaya saham (Ke) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk Periode 2008-2012
Perhitungan proporsi struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero)Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk periode 2008-2012
Perhitungan biaya saham (Ke) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk periode 2008-2012
Perhitungan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya saham (Ke) PT Holcim Indonesia Tbk periode
2008-2012
Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) PT Holcim
Indonesia Tbk periode 2008-2012
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus
dalam hal pembangunan nasional. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
pembangunan perumahan baik yang dibangun di kota besar maupun daerah serta
pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah melalui program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Industri semen merupakan salah satu industri yang memiliki peranan penting
dalam memproduksi semen dan material lainnya, sehingga semakin meningkatnya
pembangunan nasional mengakibatkan kebutuhan akan konsumsi semen semakin
tinggi. Konsumsi semen di Indonesia didominasi oleh sektor properti sebesar 70%
sedangkan sektor infrastruktur sebesar 30%. Kebutuhan untuk perumahan dan
bangunan sejenis lainnya lebih mendominasi dibandingkan dengan proyek-proyek
besar disebabkan oleh pertumbuhan populasi Indonesia yang setiap tahun semakin
meningkat dan adanya perkembangan kelas menengah sehingga perumahan
merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Data konsumsi semen
di Indonesia tahun 2008-2012 dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Realisasi konsumsi semen per pulau per tahun (Ton)
Tahun
Pulau
2008
2009
2010
2011
2012
Sumatera
8.921.231
8.872.482
9.690.932 11.027.719 12.008.596
Jawa
21.244.949 21.760.960 21.919.531 26.515.022 30.378.344
Kalimantan
2.438.504
2.435.923
2.872.026 3.360.841 4.077.814
Sulawesi
2.595.808
3.002.689
3.046.477 3.526.631 4.111.423
Bali – Nusa
2.022.562
2.176.535
2.334.985 2.778.789 3.169.352
Tenggara
Maluku –
848.563
802.311
913.916
790.890
1.223.950
Papua
Total
38.071.617 39.050.900 40.777.867 47.999.892 54.969.479
Sumber: Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, 2012
Pada Tabel 1 memperlihatkan peningkatan konsumsi semen tertinggi terjadi
pada tahun 2011 sebesar 17,7%. Konsumsi semen tertinggi selama lima tahun
terjadi di pulau Jawa tepatnya di provinsi Jawa Barat dengan total konsumsi
8.145.885 ton pada tahun 2012. Peningkatan pertumbuhan konsumsi semen
diprediksi beberapa tahun ke depan akan mencapai diatas 10% pertahun
dikarenakan adanya pertumbuhan jangka panjang dari sektor properti dan
infrastruktur yang masih terjamin. Tahun 2013 pemerintah berencana
merealisasikan 82 program MP3EI dengan groundbreaking sebanyak 14 proyek
infrastruktur. Program yang dicanangkan pemerintah ini akan terus berlangsung
sampai dengan tahun 2025 sehingga industri semen memiliki prospek yang baik
2
untuk kedepannya dan dapat menarik para investor untuk menginvestasikan
dananya. Meningkatnya investor dapat membantu perusahaan dalam
memperlancar aktivitasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan meningkatnya konsumsi semen di
Indonesia terdapat 7 perusahaan yang memproduksi semen yaitu PT Semen
Andalas Indonesia, PT Semen Baturaja, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,
PT Holcim Indonesia Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Indonesia Tbk, PT
Semen Bosowa Maros, dan PT Semen Kupang. Dari keseluruhan perusahaan
dalam Industri Semen tersebut terdapat tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) diantaranya yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan industri semen yang
memiliki kapasitas produksi sebesar 28,5 juta ton, PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk sebesar 21 juta ton, dan PT Holcim Indonesia Tbk sebesar 8,7 juta
ton. Adapun laba bersih dari ketiga perusahaan tersebut dapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2 Laba bersih perusahan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI
periode 2008-2012 (dalam jutaan Rupiah)
Nama
2008
2009
2010
2011
2012
Perusahaan
PT INTP Tbk
1.745.501 2.746.645 3.224.942 3.601.516 4.763.388
PT SI Tbk
2.523.544 3.326.488 3.633.220 3.960.605 4.924.791
PT HI Tbk
282.220
895.751
828.422 1.054.987 1.381.404
Sumber : Annual Report masing-masing perusahaan
Pada Tabel 2 memperlihatkan laba bersih dari masing-masing perusahaan
mengalami peningkatan setiap tahun, hal ini disebabkan oleh meningkatnya
penjualan semen. Peningkatan penjualan tersebut tidak terlepas dari adanya
ekspansi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengantisipasi tingginya
permintaan semen nasional agar mampu bertahan dan berdaya saing dengan
perusahaan semen sejenis. Kegiatan ekspansi bisnis memerlukan strategi yang
matang bagi perusahaan khususnya dalam hal modal sebagai contoh yaitu
peningkatan kapasitas 2,5 juta ton per pabrik membutuhkan dana 275 juta-325
juta dolar AS atau sekitar Rp 2,925 triliun sehingga semakin besar ekspansi bisnis
yang dilakukan maka semakin besar modal yang dibutuhkan perusahaan. Oleh
sebab itu, perusahaan perlu menentukan sumber permodalan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Sumber modal dalam perusahaan dapat berasal dari sumber internal maupun
eksternal. Sumber internal berasal dari dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri
oleh perusahaan sedangkan sumber eksternal berasal dari pinjaman. Penggunaan
sumber modal berkaitan dengan struktur modal perusahaan.
Rumusan Masalah
Perusahaan dihadapkan pada keputusan untuk memilih besarnya
penggunaan sumber modal antara utang jangka panjang ataupun modal sendiri.
3
Penggunaan sumber modal tersebut dapat mempengaruhi biaya modal yang
dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan return yang diharapkan investor. Dalam
hal ini, manajemen keuangan memiliki peranan penting untuk membuat keputusan
pendanaan sehingga perlu memperhitungkan dengan matang agar diperoleh
kombinasi struktur modal antara utang jangka panjang maupun ekuitas yang
optimal. Struktur modal optimal diperoleh ketika biaya modal minimal yang dapat
meningkatkan keuntungan sekaligus memaksimalkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
diteliti antara lain:
1. Bagaimana struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI periode 2008-2012?
2. Bagaimana nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada
BEI periode 2008-2012?
3. Bagaimana struktur modal optimal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI periode 2008-2012?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI periode 2008-2012.
2. Menganalisis nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada
BEI periode 2008-2012.
3. Menganalisis struktur modal yang optimal terkait dengan nilai perusahaan
dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan berkaitan dengan keadaan struktur modal perusahaan dalam
upaya memaksimalkan nilai perusahaan di masa mendatang.
2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran dan pemahaman mengenai struktur modal dan nilai perusahaan,
serta sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
topik yang sama.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisis struktur modal optimal
berkaitan dengan perolehan nilai perusahaan. Data yang akan digunakan pada
4
penelitian ini adalah laporan keuangan periode 2008-2012 perusahaan dalam
Industri Semen yang terdaftar pada BEI.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Penggunaan modal pada perusahaan dapat tercermin dalam struktur modal
di laporan keuangan berupa modal internal maupun eksternal. Pentingnya
komposisi dalam struktur modal bagi perusahaan menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena struktur modal yang optimal dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat dijadikan persepsi bagi perusahan maupun
investor terhadap prospek usahanya. Untuk memperoleh informasi penggunaan
modal perusahaan sudah optimal atau belum maka perlu dilakukan analisis
struktur modal yang optimal meliputi analisis komponen struktur modal dan
analisis biaya modal.
Analisis komponen struktur modal digunakan untuk mengetahui komposisi
penggunaan modal meliputi penggunaan utang jangka panjang dan ekuitas pada
masing-masing perusahaan dalam industri semen. Berkaitan dengan komponen
struktur modal tersebut dilakukan pula analisis rasio struktur modal meliputi Debt
Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt To Equity Ratio
(LDER) dan Current Liabilities to Total Liabilities (CLTL). Sedangkan Analisis
biaya modal digunakan untuk mengetahui besarnya biaya dari masing-masing
penggunaan modal meliputi biaya utang jangka panjang, saham biasa, dan biaya
rata-rata tertimbang (WACC). Penelitian struktur modal optimal ini dilakukan
pada Perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI meliputi PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT
Holcim Indonesia Tbk. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
5
Perusahaan Industri Semen yang
terdaftar pada BEI
Investor
Laporan Keuangan
Struktur Modal
Utang Jangka
Panjang
Ekuitas
Analisis Komponen
Struktur Modal
Analisis Biaya
Modal
Struktur Modal
Optimal
Nilai Perusahaan
Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data sekunder yang terkait dengan penelitian ini diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI). Penelitian ini dimulai pada
bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder
berupa gambaran umum dan laporan keuangan pada perusahaan dalam Industri
Semen yang terdaftar pada BEI, data bulanan indeks harga saham masing-masing
perusahaan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bulanan dari tahun 2008-2012,
dan tingkat suku bunga BI bulanan dari tahun 2008-2012. Selain itu, untuk
menunjang kesempurnaan hasil penelitian diperoleh data dari artikel, internet,
buku-buku dan laporan penelitian seperti jurnal, dan skripsi.
6
Metode Pengolahan dan Analisa Data
Dalam penelitian ini, data-data yang diolah berasal dari data sekunder.
Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007.
Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisis Rasio Struktur Modal
Rasio Struktur modal dapat dirumuskan sebagai berikut (Subramanyam dan
Wild 2010) :
a. Debt Ratio(DR)
Semakin tinggi nilai rasio maka semakin besar risiko yang ditanggung
perusahaan. Sebaliknya semakin rendah maka semakin baik karena
jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil dan aman bagi
kreditor saat likuidasi.
DR
x 100 %...........................................................................(1)
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Semakin tinggi nilai rasio maka semakin besar risiko yang ditanggung
perusahaan. Sebaliknya semakin rendah maka semakin baik dan aman
bagi kreditor saat likuidasi.
DER =
x 100 %......................................................................(2)
c. Long Term Debt to Equity Ratio(LDER)
Semakin tinggi nilai rasio maka kemampuan modal sendiri untuk
menjamin utang jangka panjang semakin rendah demikian juga
sebaliknya.
LDER
x 100 %...................................................(3)
d. Current Liabilities to Total Liabilities (CLTL)
Semakin tinggi nilai rasio ini, maka ketergantungan perusahaan terhadap
utang jangka pendek semakin besar demikian juga sebaliknya.
CLTL =
2.
x 100 %............................................ ........(4)
Analisis Biaya Modal
Dalam menganalisis biaya modal terdiri dari (Brigham dan Houston 2006):
a. Biaya utang jangka panjang
Kd* = Kd (1-T)......................................................................................(5)
Keterangan :
Kd* : Biaya utang jangka panjang
Kd : Biaya utang sebelum pajak diperoleh dari beban bunga dibagi
jumlah utang jangka panjang
1-T : Faktor koreksi
7
b. Biaya saham biasa
Perhitungan biaya saham biasa menggunakan pendekatan CAPM karena
dalam menentukan nilai perusahaan pada alternatif struktur modal
tertentu perusahaan mencari tingkat pengembalian yang harus diperoleh
sebagai kompensasi bagi investor dan para pemilik atas risiko yang
ditanggungnya. Sebelum menghitung biaya saham biasa terlebih dahulu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut (Husnan 2001):
1) Menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang
didefinisikan sebagai rata-rata dari keuntungan modal. Rumusnya
adalah :
-
-
..................................................................................(6)
-
Keterangan :
Rit : Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t
Pit : Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t
Pit-1 : Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t-1
Dt : Deviden pada bulan ke-t
2) Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat
pengembalian rata-rata pasar. Rumusnya adalah :
-
-
...............................................................................(7)
-
-
....................................................................................(8)
Keterangan :
Rmt
: Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t
IHSGt
: Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1
E(Rm)
:Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan
dalam satu bulan
N
: Jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=12)
3) Menghitung risiko masing-masing saham yang ditunjukkan oleh beta
usaha (β). Beta menunjukkan hubungan antara saham dan pasarnya.
Rumusnya adalah :
...............................................................................................(9)
...........................................................(10)
..........................................................................(11)
Keterangan :
σim : Kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat
pengembalian pasar
: Varian tingkat pengembalian pasar
8
Nilai Beta dapat di kelompokan kedalam 3 kategori :
a. ß > 1 : ini menunjukkan harga saham perusahaan adalah lebih
mudah berubah dibandingkan indeks pasar.
b. ß < 1 : ini menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah
berubah berdasarkan kondisi pasar.
c. ß = 1 : ini menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks
pasar.
4) Menentukan tingkat bunga bebas risiko (Rf). Tingkat bunga bebas
risiko yang digunakan adalah tingkat Suku bunga BI karena sebagai
acuan para pelaku pasar.
Setelah data lengkap maka masukan data tersebut kedalam rumus
biaya ekuitas yaitu :
E(R)/ Ke = Rf + βi (Rm- Rf)............................................................(12)
Keterangan :
E(R) / Ke : Harapan pengembalian
Rm
: Tingkat pengembalian atas risiko pasar
Rf
: Tingkat pengembalian bebas risiko
Βi
: Faktor risiko (beta) yang berlaku spesifik untuk
perusahaan
c. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
......................................................(13)
WACC =
Keterangan :
WACC
: Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
: Proporsi utang jangka panjang dalam struktur modal
Kd*
: Biaya utang jangka panjang
We
: Proporsi saham dalam struktur modal
Ke
: Biaya pengembalian saham
3.
Analisis Struktur Modal Optimal
Struktur modal optimal berkaitan dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Margaretha
2011) :
...........................................................................................(14)
N
Keterangan :
N
: Nilai perusahaan
EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak
WACC : Biaya modal rata-rata tertimbang
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Profil Perusahaan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan yang
memproduksi semen dan memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi
beton siap-pakai serta mengelola tambang agregat dan trass. Perusahaan didirikan
pada tanggal 16 Januari 1985 dan kantor pusat perusahaan berlokasi di Wisma
Indocement lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta. Perusahaan
memiliki 12 pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup Bogor-Jawa
Barat, dua di Palimanan Cirebon-Jawa Barat, dan satu di Tarjun KotabaruKalimantan Selatan.
Perusahaan pertama kali mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode
perdagangan “INTP” pada tanggal 5 Desember 1989. Produk semen yang
dihasilkan adalah Portland Composit Cement (PCC), Ordinary Portland Cement
(OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, dan TR-30 Acian
Putih. Indocement adalah satu-satunya produsen semen putih di Indonesia.
Kepemilikan saham Indocement pada tanggal 31 Desember 2012 dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Kepemilikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Kepemilikan
Pemegang Saham
Jumlah saham
(%)
Birchwood Omnia Limited,
Inggris
1.877.480.863
51,00
PT Mekar Perkasa
479.735.234
13,03
Mayarakat (masing-masing
dibawah 5 %)
1.324.015.602
35,97
Total
3.681.231.699
100
Sumber: BEI, 2012
Pada Tabel 3 memperlihatkan Birchwood Omnia Limited merupakan
pemegang saham mayoritas yang berasal dari pengalihan seluruh saham oleh
HeildelbergCement AG.
Komponen Struktur Modal
Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang
dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut
merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.
10
Tabel 4 Komponen dan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk periode 2008-2012
Tahun
Komponen
struktur modal
2008
2009
2010
2011
2012
Utang jangka
panjang
8,81% 6,98% 6,42% 5,64% 4,51%
Ekuitas
91,19% 93,02% 93,58% 94,36% 95,49%
Total
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : diolah dari Annual Report PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Pada Tabel 4 memperlihatkan penggunaan ekuitas lebih tinggi dibandingkan
dengan utang jangka panjang sehingga pada tahun 2008-2012 proporsi ekuitas
meningkat sedangkan utang jangka panjang menurun yang menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki kemajuan yang baik dalam mengurangi ketergantungan
dengan pihak luar untuk menjalankan usahanya. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Analisis Rasio Struktur Modal
Perkembangan rasio struktur modal pada PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 2.
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2008
2009
2010
2011
2012
DR
24.50% 19.37% 14.63% 13.32% 14.66%
DER
32.53% 24.08% 17.17% 15.36% 17.18%
LDER
9.66%
7.50%
6.87%
5.98%
4.73%
CLTL 70.30% 68.86% 60.02% 61.08% 72.50%
Gambar 2 Rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012
Pada Gambar 2 memperlihatkan kondisi LDER mengalami penurunan pada
tahun 2008-2012 sehingga semakin kecil utang jangka panjang terhadap ekuitas
maka semakin besar kemampuan modal ekuitas perusahaan dalam menjamin
utang jangka panjang. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analisis Biaya Modal
1. Biaya Utang jangka panjang
Pada tahun 2008-2010 perusahaan mengalami penurunan persentase beban
bunga terhadap utang jangka panjang (Kd), hal ini disebabkan adanya penurunan
beban bunga pada periode tersebut. Namun pada tahun 2011-2012 Kd mengalami
kenaikan yang disebabkan oleh meningkatnya total beban bunga pada tahun 20112012 dari Rp 23,85 miliar menjadi Rp 32,42 miliar. Penurunan dan peningkatan
11
Kd pada tahun 2008-2012 mempengaruhi nilai biaya utang setelah pajak (Kd*)
sehingga pada tahun 2008-2012 perusahaan memiliki Kd* berturut-turut yaitu
11,27%; 3,60%; 1,36%; 1,94%; dan 2,70% dengan perhitungan yang dapat dilihat
pada Lampiran 3.
2. Biaya Modal Saham
Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode 2008-2012 berturut-turut yaitu
(8,93%); 5,85%; 4,67%; (0,66%); dan 2,60%. Pada tahun 2008 dan 2011
perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai ß yang cukup
tinggi yaitu 1,28 dan 1,17 akibat adanya penurunan pada IHSG beberapa bulan
sehinga penurunan saham perusahaan tidak dapat dicegah yang mendorong biaya
modal menjadi negatif. Penurunan IHSG yang tajam terjadi terutama pada tahun
2008 akibat adanya krisis ekonomi global. Perhitungan biaya modal saham dapat
dilihat pada Lampiran 4.
3. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
Nilai WACC periode 2008-2012 berturut-turut yaitu (7,5%); 5,7%; 4,46%;
(0,52%); dan 2,60%. Perbedaan nilai WACC disebabkan perubahan naik turunnya
biaya utang dan biaya saham. Pada tahun 2008 dan 2011 perusahaan memiliki
WACC negatif, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya pengembalian
saham dan meningkatnya jumlah proporsi modal saham daripada proporsi utang
jangka panjang sehingga menjadikan struktur ekuitas sebagai pengurang dari
struktur utang jangka panjang. Sedangkan untuk tahun 2009, 2010, dan 2012
memiliki WACC yang positif dan cenderung menurun pada tahun 2009-2010 dan
meningkat di tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Keseluruhan WACC tersebut
akan mempengaruhi perolehan nilai perusahaan setiap tahunnya.perhitungan
WACC dapat dilihat pada Lampiran 5.
Analisis Struktur Modal Optimal
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang
berfluktuatif dan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008-2012
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
Wd
8,81%
6,98%
6,42%
5,64%
4,51%
We
91,19%
93,02%
93,58%
94,36%
95,49%
Kd
11,27%
3,60%
1,36%
1,94%
2,70%
Ke
-8,93%
5,85%
4,67%
-0,66%
2,60%
WACC
EBIT
(dalam
jutaan)
-7,15%
5,70%
4,46%
-0,52%
2,60%
2.459.869
3.693.305
4.061.213
4.418.023
5.876.742
74,83%
72,40%
75,90%
76,5%
76,34%
(25.743.712)
46.912.236
69.115.380
(649.919.221)
172.554.481
(1-T)
Nilai
Perusahaan
(dalam
jutaan)
Pada Tabel 5 memperlihatkan tahun 2008-2010 perusahaan memperoleh
nilai perusahaan yang semakin meningkat sedangkan tahun 2011 terjadi
12
penurunan nilai perusahaan menjadi (Rp 649,92 triliun), hal ini disebabkan oleh
EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus dikeluarkan
perusahaan sehingga pada tahun tersebut dapat dikatakan perusahaan belum
memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan
pemegang saham. Perolehan nilai perusahaan negatif ini pun akan berdampak
pada investor terhadap kegagalan perusahaan dalam mengelola modal utang
jangka panjang dan ekuitas yang digunakan dalam struktur modal. Namun pada
tahun 2012, perusahaan memperoleh peningkatan nilai perusahaan yaitu Rp
172,55 triliun, hal ini disebabkan WACC yang rendah dibandingkan tahun 2011
yaitu 2,60% dan terjadi peningkatan pada EBIT sebesar 33%. Perkembangan nilai
perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008-2012 dapat
dilihat pada Gambar 3.
400.000
200.000
Triliun Rp
0.000
2008 2009 2010 2011 2012
-200.000
Nilai
Perusahaan
-400.000
-600.000
.
-800.000
Gambar 3 Grafik nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 3 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal
optimal di tahun 2012 karena nilai perusahaan maksimal dibandingkan tahun
sebelumnya. Struktur modal pada tahun 2012 terdiri dari 4,51% proporsi utang
jangka panjang dan 95,49% proporsi ekuitas.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Profil Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebelumnya bernama PT Semen Gresik
(Persero) didirikan pada tanggal 7 Agustus 1957. Pada tanggal 8 Juli 1991
perusahaan tercatat di BEI dengan kode perdagangan saham “SMGR”. Kantor
pusat perusahaan berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur. Lokasi
pabrik perusahaan berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di
Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan dan Quang Ninh di Vietnam.
Perusahaan memproduksi berbagai jenis semen yaitu semen Portland Tipe I, II,
III, V, SBC, SMC, dan PPC. Produksi non semen terdiri dari kegiatan
pertambangan, produksi kantong semen, dan penyewaan area industri.
13
Kepemilikan saham per 31 Desesmber 2012 PT Semen Indonesia (Persero)Tbk
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Kepemilikan
Pemegang Saham Jumlah saham
(%)
Pemerintah RI
3.025.406.000
51,01
Institusi Asing
2.471.371.074
41,67
Institusi lokal
418.117.398
7,05
Individu Asing
729.000
0,01
Individu Lokal
15.896.528
0,27
Total
5.931520.000
100
Sumber: BEI, 2012
Pada Tabel 6 memperlihatkan Pemerintah RI merupakan pemegang saham
mayoritas dan pada tanggal 18 Desember 2012 perusahaan mengakuisisi 70%
saham TLCC yang berkantor pusat di Hanoi, Vietnam sehingga menjadikan
perusahaan tercatat sebagai BUMN Multinasional yang pertama di Indonesia.
Komponen Struktur Modal
Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang
dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut
merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Komponen dan Proporsi Struktur Modal PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk periode 2008-2012
Tahun
Komponen struktur
modal
2008
2009
2010
2011
2012
Utang jangka panjang
4,03% 3,21% 7,01% 12,86% 16,50%
Ekuitas
95,97% 96,79% 92,99% 87,14% 83,50%
Total
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : diolah dari Annual Report PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Pada Tabel 7 memperlihatkan penggunaan utang jangka panjang mengalami
kenaikan dan penurunan sehingga mempengaruhi proporsi utang jangka panjang
dan ekuitas dalam struktur modal. Secara keseluruhan proporsi utang jangka
panjang lebih kecil dibandingkan proporsi ekuitas. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Analisis Rasio Struktur Modal
Perkembangan rasio struktur modal pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 4.
14
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
2008
2009
2010
2011
2012
DR
22.91% 20.33%
DER
30.10% 25.82% 28.51% 34.53% 46.32%
LDER 4.20%
3.32%
22%
7.54%
25.67% 31.66%
14.76% 19.76%
CLTL 86.06% 87.15% 73.54% 57.25% 57.35%
Gambar 4 Rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 4 memperlihatkan kondisi DR, DER dan LDER mengalami
penurunan pada tahun 2008-2009 namun pada tahun 2010 mengalami kenaikan
sampai tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2010-2012 terjadi
peningkatan total utang dan utang jangka panjang sehingga ketergantungan
permodalan perusahaan dengan pihak luar semakin tinggi dan beban yang
ditanggung perusahaan akan lebih besar. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
7.
Analisis Biaya Modal
1. Biaya Utang jangka panjang
Pada tahun 2008-2011 perusahaan mengalami penurunan persentase beban
bunga terhadap utang jangka panjang (Kd) yaitu dari 7,73% menjadi 1,28%.
Namun pada tahun 2012 Kd mengalami kenaikan menjadi 2,92% yang
disebabkan oleh kenaikan beban bunga sebesar Rp 104,79 miliar. Penurunan dan
peningkatan Kd pada tahun 2008-2012 mempengaruhi nilai biaya utang setelah
pajak (Kd*) sehingga pada tahun 2008-2012 perusahaan memiliki Kd* berturutturut yaitu 5,48 %; 4,33%; 2,23%; 0,99%; dan 2,29% dengan perhitungan yang
dapat dilihat pada Lampiran 8.
2. Biaya Modal Saham
Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode 2008-2012 berturut-turut yaitu
(1,06%); 6,10%, 4,30%; (1,75%); dan (1,74%). Pada tahun 2008, 2011 dan 2012
perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai ß yang cukup
tinggi akibat adanya penurunan IHSG beberapa bulan di tahun 2008, 2011, dan
2012 sehingga penurunan saham perusahaan tidak dapat dicegah yang mendorong
biaya modal menjadi negatif. Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada
Lampiran 9.
3. Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC)
Nilai WACC periode 2008-2012 berturut-turut yaitu (0,79%); 6,05%,
4,15%; (1,40%); dan (1,80%). Perbedaan nilai WACC disebabkan perubahan naik
turunnya biaya utang jangka panjang dan biaya saham. Pada tahun 2008, 2011,
dan 2012 perusahaan memiliki WACC negatif, hal ini disebabkan oleh penurunan
biaya pengembalian saham dan meningkatnya jumlah proporsi modal saham
daripada proporsi utang jangka panjang sehingga menjadikan struktur ekuitas
15
sebagai pengurang dari struktur utang jangka panjang. Keseluruhan WACC
tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan setiap tahunnya. Perhitungan
WACC dapat dilihat pada Lampiran 10.
Analisis Struktur Modal Optimal
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh peningkatan dan
penurunan nilai perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk periode 2008-2012
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
Wd
4,03%
3,21%
7,01%
12,86%
16,50%
We
95,97%
96,79%
92,99%
87,14%
83,50%
Kd
5,48%
4,33%
2,23%
0,99%
2,29%
Ke
-1,06%
6,10%
4,30%
-1,75%
-1,74%
WACC
EBIT
(dalam
jutaan)
-0,79%
6,05%
4,15%
-1,40%
-1,08%
3.387.186
4.342.563
4.509.944
4.892.131
6.181.524
70,87%
72,02%
77,48%
77,71%
78,36%
(303.867.873)
51.695.811
84.200.660
(271.539.496)
(448.484.984)
(1-T)
Nilai
Perusahaan
(dalam
jutaan)
Pada Tabel 8 memperlihatkan tahun 2008-2010 perusahaan memperoleh
nilai perusahaan meningkat yaitu dimulai dengan perolehan nilai perusahaan yang
negatif di tahun 2008 sebesar (Rp 303,87 triliun) dan meningkat menjadi positif di
tahun 2009-2010 yaitu Rp 51,70 trilun dan Rp 84,20 triliun. Peningkatan nilai
perusahaan ini terjadi karena WACC rendah dan adanya peningkatan EBIT setiap
tahunnya. Namun pada tahun 2011-2012 perusahaan kembali memperoleh nilai
perusahaan yang negatif yaitu (Rp 271,54 triliun) dan (Rp 448,48 triliun), hal ini
disebabkan oleh EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang
harus dikeluarkan perusahaan sehingga dapat dikatakan perusahaan belum
memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan
pemegang saham. Perkembangan nilai perusahaan PT Semen Indonesia
(Persero)Tbk periode 2008-2012 dapat dilhat pada Gambar 5.
16
200.000
100.000
Triliun Rp
0.000
-100.000
2008 2009 2010 2011 2012
-200.000
Nilai
Perusahaan
-300.000
-400.000
-500.000
Gambar 5 Grafik nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 5 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal
optimal pada tahun 2010 karena memiliki WACC yang paling rendah
dibandingkan tahun lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan menjadi lebih
maksimal. Struktur modal pada tahun 2010 terdiri dari proporsi utang jangka
panjang 7,01% dan proporsi ekuitas 92,99%.
PT Holcim Indonesia Tbk
Profil Perusahaan
PT Holcim Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk
merupakan produsen semen, beton jadi dan agregat terkemuka. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 15 Juni 1971. Perusahaan mengganti status investasinya
dari PMA ke PMDN pada tanggal tanggal 1 Januari 2006, dan mengganti
namanya dari PT Semen Cibinong Tbk menjadi PT Holcim Indonesia Tbk.
Perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode perdagangan saham
“SMCB” pada tanggal 8 Agustus 1977. Kapasitas produksi gabungan dan entitas
anak di Indonesia mencapai 9,1 juta ton dan di Malaysia 1,2 juta ton. Unit usaha
perusahaan adalah pabrik semen di Narogong (NAR) dan Cilacap (CIL),
penggilingan semen di Johor Baru dan di Ciwandan (CWD), serta Holcim Beton
(HB). Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia per 31 Desember 2012 dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk
Jumlah
Kepemilikan
Pemegang Saham
saham
(%)
Holderfin B.V
6.179.612.820
80,64
Publik
1.483.287.180
19,36
Total
7.662.900.000
100
Sumber : BEI, 2012
17
Pada Tabel 9 memperlihatkan Holderfin B.V merupakan pemegang saham
mayoritas dengan kepemilikan 80,64% sedangkan publik 19,36%.
Komponen Struktur Modal
Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang
dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut
merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Holcim Indonesia
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Komponen dan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Tahun
Komponen struktur
modal
2008
2009
2010
2011
2012
Utang jangka panjang 61,14% 45,67% 24,84% 18,77% 20,67%
38,86% 54,33% 75,16% 81,23% 79,33%
Ekuitas
Total
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : diolah dari Annual Report PT Holcim Indonesia Tbk
Pada Tabel 10. memperlihatkan proporsi utang jangka panjang di tahun
2008 lebih besar dibandingkan dengan ekuitas namun di tahun 2009-2012
mengalami keadaan yang sebaliknya sehingga dapat dikatakan perusahaan
memiliki kemajuan mengurangi ketergantungan dengan pihak luar. Perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 11.
Analisis Rasio Struktur Modal
Perkembangan rasio struktur modal pada PT Holcim Indonesia Tbk periode
2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 6.
250.00%
200.00%
150.00%
100.00%
50.00%
0.00%
2008
2009
2010
2011
2012
DR
66.93% 54.36% 34.60% 31.26% 30.82%
DER
202.41
119.13 52.93% 45.48% 44.55%
LDER 157.36 84.06% 33.06% 23.11% 26.06%
CLTL 22.26% 29.44% 37.54% 49.19% 41.51%
Gambar 6 Rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 6 memperlihatkan kondisi DR dan DER mengalami
penurunan pada tahun 2008-2012 sehingga semakin rendah rasio ini maka
semakin rendah risiko yang ditanggung perusahaan. Kondisi LDER mengalami
penurunan pada tahun 2008-2011 namun pada tahun 2012 mengalami
18
peningkatan hal ini disebabkan meningkatnya utang jangka panjang 26,11%
dibandingkan tahun 2011. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12.
Analisis Biaya Modal
1. Biaya Utang jangka panjang
Pada tahun 2008-2012 persentase beban bunga terhadap utang jangka
panjang (Kd) mengalami fluktuatif sehingga mempengaruhi biaya utang setelah
pajak (Kd*) dengan perolehan berturut-turut yaitu 4,79%; 11.23%; 7,47%; 8,03%;
dan 5,98%. Perhitungan biaya utang jangka panjang dapat dilihat pada Lampiran
13.
2. Biaya Modal Saham
Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode 2008-2012 berturut-turut
adalah (15,30%); 5,09%, 3,96%; 0,20%; dan 0,29%. Pada tahun 2008 perusahaan
memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai beta (ß) cukup tinggi
dibandingkan tahun lainnya yaitu 1,74, hal ini disebabkan periode akhir 2008
terjadi krisis ekonomi global sehingga mempengaruhi penurunan harga saham
perusahaan dan lebih mendorong nilai biaya modal saham menjadi negatif.
Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada Lampiran 14.
3. Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC)
Nilai WACC PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012 berturut-turut
adalah (3,02%); 7,89%; 4,83%; 1,67% ; dan 1,47%. Pada tahun 2008 memiliki
nilai WACC negatif hal ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya
pengembalian saham dan jumlah proporsi utang jangka panjang lebih besar
daripada proporsi modal saham. Namun pada tahun 2009-2012 nilai WACC
positif dan cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Perhitungan WACC
dapat dilihat pada Lampiran 15.
Analisis Struktur Modal Optimal
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang
semakin meningkat setiap tahunnya yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Holcim
Indonesia Tbk periode 2008-2012
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
Wd
61,14%
45,67%
24,84%
18,77%
20,67%
We
38,86%
54,33%
75,16%
81,23%
79,33%
Kd
4,79%
11,23%
7,47%
8,03%
5,98%
Ke
-15,30%
5,09%
3,96%
0,20%
0,29%
-3,02%
7,89%
4,83%
1,67%
1,47%
98.6203
1.398.196
1.333.346
1.689.046
2.038.457
93%
70,34%
72,34%
69,37%
72,13%
(30.369.272)
12.465.174
19.968.609
70.157.206
100.023.340
WACC
EBIT
(dalam
jutaan)
(1-T)
Nilai
Perusahaan
(dalam
jutaan)
19
Pada Tabel 11 memperlihatkan tahun 2008 perolehan nilai perusahaan
negatif sebesar (Rp 30,37 triliun) dan meningkat dari Rp 12,47 triliun di tahun
2009 menjadi Rp 100,02 triliun di tahun 2012. Peningkatan nilai perusahan
tersebut dipengaruhi oleh semakin rendahnya WACC setiap tahunnya.
Perkembangan nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012
dapat dilihat pada Gambar 7.
120.00
100.00
Triliun Rp
80.00
60.00
Nilai
perusahaan
40.00
20.00
0.00
-20.00
2008 2009 2010 2011 2012
-40.00
Gambar 7 Grafik nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 7 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal
optimal pada tahun 2012 karena nilai perusahaan maksimal dibandingkan tahun
2011. Struktur modal pada tahun 2012 terdiri dari 20,7% proporsi utang jangka
panjang dan 79,3% proporsi ekuitas. Nilai perusahaan maksimal ini dapat
memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham serta berdampak
pada persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai
perusahaan maksimal.
Ringkasan Perbandingan Struktur Modal Optimal perusahaan dalam
Industri Semen
Struktur modal yang optimal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI berkaitan dengan nilai perusahan dapat dilihat pada Gambar 8.
400.00
Trriliun Rp
200.00
0.00
(200.00)
(400.00)
(600.00)
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai
Perusahaan
PT INTP Tbk
Nilai
Perusahaan
PT SI Tbk
(800.00)
Gambar 8 Grafik Perbandingan Struktur Modal Optimal Perusahaan
dalam Industri Semen Periode 2008-2012
20
Pada Gambar 8 memperlihatkan dari ketiga perusahaan tersebut PT Holcim
Indonesia Tbk yang paling memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan
kekayaan perusahaan dan pemegang saham setiap tahunnya. PT Indocement
memperlihatkan nilai perusahaan yang cukup baik meskipun di tahun 2011
mengalami penurunan nilai perusahaan menjadi negatif. Sedangkan PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk dapat dikatakan kurang baik dibandingkan dengan dua
perusahaan tersebut karena nilai perusahaan yang negatif di tahun 2011-2012 dan
semakin menurun. Untuk menghasilkan peningkatan nilai perusahaan yang positif
perusahaan perlu mengelola secara hati-hati dalam memilih komposisi modal
utang jangka panjang dan ekuitas dalam struktur modal sesuai dengan
kemampuan perusahaan sehingga kondisi kinerja keuangan tetap terjaga.
Implikasi Manajerial
Dari hasil analisis struktur modal optimal perusahaan dalam Industri Semen
yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012 masih terdapat penurunan nilai
perusahaan di tahun 2008, 2011, dan 2012 khususnya PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Hal ini akan sangat mempengaruhi persepsi investor khususnya
bagi para pemegang saham terhadap modal yang diinvestasikan karena tidak
sesuai dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan dapat menyebabkan
ketidakpercayaan investor dalam menginvestasikan dananya di perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, manajemen keuangan perlu mengelola secara hati-hati
dalam memilih sumber dana yang sesuai dengan kemampuan perusahaan
sehingga memiliki nilai perusahaan maksimal. Nilai perusahaan ini
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat mempengaruhi
penyusunan rencana usaha yang akan diambil untuk masa mendatang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
a. Struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI
periode 2008-2012 terdiri dari modal utang jangka panjang dan ekuitas. Secara
keseluruhan proporsi modal utang jangka panjang lebih kecil dibandingkan
dengan proporsi modal ekuitas sehingga perusahaan memiliki kemajuan yang
baik dalam mengurangi ketergantungan dengan pihak luar dan mempengaruhi
biaya modal rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Nilai perusahaan yang maksimal dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan
dan pemegang saham. Dari ketiga perusahaan dalam Industri Semen terdapat
satu perusahaan yang memiliki kinerja yang baik setiap tahunnya yaitu PT
Holcim Indonesia Tbk dengan perolehhan nilai perusahaan yang maksimal di
tahun 2012 yaitu Rp 100,02 triliun sedangkan PT Indocement Tunggal
21
Prakarsa Tbk meskipun mengalami fluktuatif dalam nilai perusahaan namun
pada tahun 2012 perusahaan berhasil memperoleh nilai perusahaan yang
maksimal yaitu Rp 172,55 triliun. Berbeda dengan PT Semen Indonesia
(Persero) yang memiliki nilai perusahaan negatif di tahun 2011-2012. Hal ini
disebabkan EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus
dikeluarkan perusahaan.
c. Struktur modal dapat dikatakan optimal ketika nilai perusahaan maksimal.
Struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Holcim
Indonesia Tbk terjadi pada tahun 2012 sedangkan PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk terjadi pada tahun 2010.
Saran
a. Bagi investor yang ingin menginvestasikan modalnya pada salah satu
perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar di BEI sebaiknya memilih
perusahaan yang memiliki peningkatan nilai perusahaan setiap tahunnya seperti
PT Holcim Indonesia Tbk. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan akan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan memperoleh tingkat
pengembalian yang diharapkan.
b. Bagi perusahaan yang memperoleh nilai perusahaan negatif khususnya PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk harus lebih hati-hati dan cermat dalam
menentukan struktur modal agar mencapai kombinasi yang optimal antara
utang jangka panjang dan ekuitas serta memperhatikan kondisi perekonomian.
Hal ini a
DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR
PADA BEI PERIODE 2008-2012
NUR SHABRINA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Struktur
Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI
Periode 2008-2012 adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Nur Shabrina
NIM H24114014
ABSTRAK
NUR SHABRINA. H24114014. Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan
dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012. Dibimbing
oleh FARIDA RATNA DEWI.
Industri semen memiliki peranan penting dalam memanfaatkan peluang
meningkatnya pembangunan sektor properti dan infrastruktur yang dicanangkan
pemerintah melalui program MP3EI dalam jangka panjang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk 1) Menganalisis struktur modal perusahaan dalam Industri Semen
yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012; 2) Menganalisis nilai perusahaan
dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012; 3)
Menganalisis struktur modal yang optimal terkait dengan nilai perusahaan dalam
Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012. Pengolahan data
dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dengan metode
analisis komponen struktur modal dan analisis biaya modal. Hasil penelitian
menunjukkan struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan
PT Holcim Indonesia Tbk terjadi pada tahun 2012 dengan nilai perusahaan
sebesar Rp 172,55 triliun dan Rp 100,02 triliun. Sedangkan struktur modal
optimal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terjadi pada tahun 2010 dengan nilai
perusahaan sebesar Rp 84,20 triliun.
Kata kunci : nilai perusahaan dan struktur modal optimal
ABSTRACT
NUR SHABRINA. H24114014. Optimal Capital Structure Analysis in Cement
Industry Company Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2008-2012.
Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
The cement industry has an important role in exploiting the growing
opportunities development of the property sector and infrastructure announced the
government through MP3EI program in the long run. The purpose of this study
was to 1) Analyze the capital structure of companies in the Cement Industry
period 2008-2012 listed on the Indonesia Stock Exchange; 2) Analyze the value of
companies in the Cement Industry period 2008-2012 listed on Indonesia Stock
Exchange; 3) Analyze the optimal capital structure associated with firm value in
the Cement Industry period 2008-2012 listed on Indonesia Stock Exchange. Data
processing was performed using Microsoft Excel 2007 software components
analysis method of capital structure and capital cost analysis. The results is the
optimal capital structure PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk and PT Holcim
Indonesia Tbk occurred in 2012 with firm value of Rp 172.55 trillion and Rp
100.02 trillion. While the optimal capital structure of PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk occurred in 2010 with firm value of Rp 84.20 trillion.
Keywords: Firm value and optimal capital structure
ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN
DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR
PADA BEI PERIODE 2008-2012
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri
Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012
Nama
: Nur Shabrina
NIM
: H24114014
Disetujui oleh
Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr.Ir.Jono M.Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang
Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.
Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Farida
Ratna Dewi, SE, MM. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, dan seluruh keluarga serta teman-teman atas doa,
dukungan dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2013
Nur Shabrina
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengolahan dan Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Profil Perusahaan
Komponen Struktur Modal
Analisis Rasio Struktur Modal
Analisis Biaya Modal
Analisis Struktur Modal Optimal
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Profil Perusahaan
Komponen Struktur Modal
Analisis Rasio Struktur Modal
Analisis Biaya Modal
Analisis Struktur Modal Optimal
PT Holcim Indonesia Tbk
Profil Perusahaan
Komponen Struktur Modal
Analisis Rasio Struktur Modal
Analisis Biaya Modal
Analisis Struktur Modal Optimal
Ringkasan Perbandingan Struktur Modal Optimal perusahaan dalam
Industri Semen
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
viii
viii
1
1
2
3
3
3
4
4
5
5
6
9
9
9
9
10
10
11
12
12
13
13
14
15
16
16
17
17
18
18
19
20
20
20
21
21
24
40
DAFTAR TABEL
1
2
Realisasi konsumsi semen per pulau per tahun (Ton)
Laba bersih perusahan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI
periode 2008-2012
3 Kepemilikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
4 Komponen dan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012
5 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008-2012
6 Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
7 Komponen dan Proporsi Struktur Modal PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk periode 2008-2012
8 Ringkasan hasil perhitungan Struktur Modal Optimal PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk Periode 2008-2012
9 Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk
10 Komponen dan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
11 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Holcim Indonesia
Tbk periode 2008-2012
1
2
9
10
11
13
13
15
16
17
18
DAFTAR GAMBAR
1
2.
3
4
5
6
7
8
Kerangka Pemikiran Penelitian
Rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Grafik nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Grafik nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012
Grafik nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012
Grafik Perbandingan Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri
Semen Periode 2008-2012
5
10
12
14
16
17
19
19
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
Perhitungan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012
Perhitungan rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk periode 2008-2012
25
26
27
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Perhitungan biaya saham (Ke) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk Periode 2008-2012
Perhitungan proporsi struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero)Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk periode 2008-2012
Perhitungan biaya saham (Ke) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk periode 2008-2012
Perhitungan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Perhitungan biaya saham (Ke) PT Holcim Indonesia Tbk periode
2008-2012
Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) PT Holcim
Indonesia Tbk periode 2008-2012
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus
dalam hal pembangunan nasional. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
pembangunan perumahan baik yang dibangun di kota besar maupun daerah serta
pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah melalui program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Industri semen merupakan salah satu industri yang memiliki peranan penting
dalam memproduksi semen dan material lainnya, sehingga semakin meningkatnya
pembangunan nasional mengakibatkan kebutuhan akan konsumsi semen semakin
tinggi. Konsumsi semen di Indonesia didominasi oleh sektor properti sebesar 70%
sedangkan sektor infrastruktur sebesar 30%. Kebutuhan untuk perumahan dan
bangunan sejenis lainnya lebih mendominasi dibandingkan dengan proyek-proyek
besar disebabkan oleh pertumbuhan populasi Indonesia yang setiap tahun semakin
meningkat dan adanya perkembangan kelas menengah sehingga perumahan
merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Data konsumsi semen
di Indonesia tahun 2008-2012 dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Realisasi konsumsi semen per pulau per tahun (Ton)
Tahun
Pulau
2008
2009
2010
2011
2012
Sumatera
8.921.231
8.872.482
9.690.932 11.027.719 12.008.596
Jawa
21.244.949 21.760.960 21.919.531 26.515.022 30.378.344
Kalimantan
2.438.504
2.435.923
2.872.026 3.360.841 4.077.814
Sulawesi
2.595.808
3.002.689
3.046.477 3.526.631 4.111.423
Bali – Nusa
2.022.562
2.176.535
2.334.985 2.778.789 3.169.352
Tenggara
Maluku –
848.563
802.311
913.916
790.890
1.223.950
Papua
Total
38.071.617 39.050.900 40.777.867 47.999.892 54.969.479
Sumber: Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, 2012
Pada Tabel 1 memperlihatkan peningkatan konsumsi semen tertinggi terjadi
pada tahun 2011 sebesar 17,7%. Konsumsi semen tertinggi selama lima tahun
terjadi di pulau Jawa tepatnya di provinsi Jawa Barat dengan total konsumsi
8.145.885 ton pada tahun 2012. Peningkatan pertumbuhan konsumsi semen
diprediksi beberapa tahun ke depan akan mencapai diatas 10% pertahun
dikarenakan adanya pertumbuhan jangka panjang dari sektor properti dan
infrastruktur yang masih terjamin. Tahun 2013 pemerintah berencana
merealisasikan 82 program MP3EI dengan groundbreaking sebanyak 14 proyek
infrastruktur. Program yang dicanangkan pemerintah ini akan terus berlangsung
sampai dengan tahun 2025 sehingga industri semen memiliki prospek yang baik
2
untuk kedepannya dan dapat menarik para investor untuk menginvestasikan
dananya. Meningkatnya investor dapat membantu perusahaan dalam
memperlancar aktivitasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan meningkatnya konsumsi semen di
Indonesia terdapat 7 perusahaan yang memproduksi semen yaitu PT Semen
Andalas Indonesia, PT Semen Baturaja, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,
PT Holcim Indonesia Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Indonesia Tbk, PT
Semen Bosowa Maros, dan PT Semen Kupang. Dari keseluruhan perusahaan
dalam Industri Semen tersebut terdapat tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) diantaranya yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan industri semen yang
memiliki kapasitas produksi sebesar 28,5 juta ton, PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk sebesar 21 juta ton, dan PT Holcim Indonesia Tbk sebesar 8,7 juta
ton. Adapun laba bersih dari ketiga perusahaan tersebut dapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2 Laba bersih perusahan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI
periode 2008-2012 (dalam jutaan Rupiah)
Nama
2008
2009
2010
2011
2012
Perusahaan
PT INTP Tbk
1.745.501 2.746.645 3.224.942 3.601.516 4.763.388
PT SI Tbk
2.523.544 3.326.488 3.633.220 3.960.605 4.924.791
PT HI Tbk
282.220
895.751
828.422 1.054.987 1.381.404
Sumber : Annual Report masing-masing perusahaan
Pada Tabel 2 memperlihatkan laba bersih dari masing-masing perusahaan
mengalami peningkatan setiap tahun, hal ini disebabkan oleh meningkatnya
penjualan semen. Peningkatan penjualan tersebut tidak terlepas dari adanya
ekspansi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengantisipasi tingginya
permintaan semen nasional agar mampu bertahan dan berdaya saing dengan
perusahaan semen sejenis. Kegiatan ekspansi bisnis memerlukan strategi yang
matang bagi perusahaan khususnya dalam hal modal sebagai contoh yaitu
peningkatan kapasitas 2,5 juta ton per pabrik membutuhkan dana 275 juta-325
juta dolar AS atau sekitar Rp 2,925 triliun sehingga semakin besar ekspansi bisnis
yang dilakukan maka semakin besar modal yang dibutuhkan perusahaan. Oleh
sebab itu, perusahaan perlu menentukan sumber permodalan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Sumber modal dalam perusahaan dapat berasal dari sumber internal maupun
eksternal. Sumber internal berasal dari dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri
oleh perusahaan sedangkan sumber eksternal berasal dari pinjaman. Penggunaan
sumber modal berkaitan dengan struktur modal perusahaan.
Rumusan Masalah
Perusahaan dihadapkan pada keputusan untuk memilih besarnya
penggunaan sumber modal antara utang jangka panjang ataupun modal sendiri.
3
Penggunaan sumber modal tersebut dapat mempengaruhi biaya modal yang
dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan return yang diharapkan investor. Dalam
hal ini, manajemen keuangan memiliki peranan penting untuk membuat keputusan
pendanaan sehingga perlu memperhitungkan dengan matang agar diperoleh
kombinasi struktur modal antara utang jangka panjang maupun ekuitas yang
optimal. Struktur modal optimal diperoleh ketika biaya modal minimal yang dapat
meningkatkan keuntungan sekaligus memaksimalkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
diteliti antara lain:
1. Bagaimana struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI periode 2008-2012?
2. Bagaimana nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada
BEI periode 2008-2012?
3. Bagaimana struktur modal optimal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI periode 2008-2012?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI periode 2008-2012.
2. Menganalisis nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada
BEI periode 2008-2012.
3. Menganalisis struktur modal yang optimal terkait dengan nilai perusahaan
dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan berkaitan dengan keadaan struktur modal perusahaan dalam
upaya memaksimalkan nilai perusahaan di masa mendatang.
2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran dan pemahaman mengenai struktur modal dan nilai perusahaan,
serta sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
topik yang sama.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisis struktur modal optimal
berkaitan dengan perolehan nilai perusahaan. Data yang akan digunakan pada
4
penelitian ini adalah laporan keuangan periode 2008-2012 perusahaan dalam
Industri Semen yang terdaftar pada BEI.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Penggunaan modal pada perusahaan dapat tercermin dalam struktur modal
di laporan keuangan berupa modal internal maupun eksternal. Pentingnya
komposisi dalam struktur modal bagi perusahaan menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena struktur modal yang optimal dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat dijadikan persepsi bagi perusahan maupun
investor terhadap prospek usahanya. Untuk memperoleh informasi penggunaan
modal perusahaan sudah optimal atau belum maka perlu dilakukan analisis
struktur modal yang optimal meliputi analisis komponen struktur modal dan
analisis biaya modal.
Analisis komponen struktur modal digunakan untuk mengetahui komposisi
penggunaan modal meliputi penggunaan utang jangka panjang dan ekuitas pada
masing-masing perusahaan dalam industri semen. Berkaitan dengan komponen
struktur modal tersebut dilakukan pula analisis rasio struktur modal meliputi Debt
Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt To Equity Ratio
(LDER) dan Current Liabilities to Total Liabilities (CLTL). Sedangkan Analisis
biaya modal digunakan untuk mengetahui besarnya biaya dari masing-masing
penggunaan modal meliputi biaya utang jangka panjang, saham biasa, dan biaya
rata-rata tertimbang (WACC). Penelitian struktur modal optimal ini dilakukan
pada Perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI meliputi PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT
Holcim Indonesia Tbk. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
5
Perusahaan Industri Semen yang
terdaftar pada BEI
Investor
Laporan Keuangan
Struktur Modal
Utang Jangka
Panjang
Ekuitas
Analisis Komponen
Struktur Modal
Analisis Biaya
Modal
Struktur Modal
Optimal
Nilai Perusahaan
Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data sekunder yang terkait dengan penelitian ini diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI). Penelitian ini dimulai pada
bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder
berupa gambaran umum dan laporan keuangan pada perusahaan dalam Industri
Semen yang terdaftar pada BEI, data bulanan indeks harga saham masing-masing
perusahaan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bulanan dari tahun 2008-2012,
dan tingkat suku bunga BI bulanan dari tahun 2008-2012. Selain itu, untuk
menunjang kesempurnaan hasil penelitian diperoleh data dari artikel, internet,
buku-buku dan laporan penelitian seperti jurnal, dan skripsi.
6
Metode Pengolahan dan Analisa Data
Dalam penelitian ini, data-data yang diolah berasal dari data sekunder.
Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007.
Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisis Rasio Struktur Modal
Rasio Struktur modal dapat dirumuskan sebagai berikut (Subramanyam dan
Wild 2010) :
a. Debt Ratio(DR)
Semakin tinggi nilai rasio maka semakin besar risiko yang ditanggung
perusahaan. Sebaliknya semakin rendah maka semakin baik karena
jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil dan aman bagi
kreditor saat likuidasi.
DR
x 100 %...........................................................................(1)
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Semakin tinggi nilai rasio maka semakin besar risiko yang ditanggung
perusahaan. Sebaliknya semakin rendah maka semakin baik dan aman
bagi kreditor saat likuidasi.
DER =
x 100 %......................................................................(2)
c. Long Term Debt to Equity Ratio(LDER)
Semakin tinggi nilai rasio maka kemampuan modal sendiri untuk
menjamin utang jangka panjang semakin rendah demikian juga
sebaliknya.
LDER
x 100 %...................................................(3)
d. Current Liabilities to Total Liabilities (CLTL)
Semakin tinggi nilai rasio ini, maka ketergantungan perusahaan terhadap
utang jangka pendek semakin besar demikian juga sebaliknya.
CLTL =
2.
x 100 %............................................ ........(4)
Analisis Biaya Modal
Dalam menganalisis biaya modal terdiri dari (Brigham dan Houston 2006):
a. Biaya utang jangka panjang
Kd* = Kd (1-T)......................................................................................(5)
Keterangan :
Kd* : Biaya utang jangka panjang
Kd : Biaya utang sebelum pajak diperoleh dari beban bunga dibagi
jumlah utang jangka panjang
1-T : Faktor koreksi
7
b. Biaya saham biasa
Perhitungan biaya saham biasa menggunakan pendekatan CAPM karena
dalam menentukan nilai perusahaan pada alternatif struktur modal
tertentu perusahaan mencari tingkat pengembalian yang harus diperoleh
sebagai kompensasi bagi investor dan para pemilik atas risiko yang
ditanggungnya. Sebelum menghitung biaya saham biasa terlebih dahulu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut (Husnan 2001):
1) Menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang
didefinisikan sebagai rata-rata dari keuntungan modal. Rumusnya
adalah :
-
-
..................................................................................(6)
-
Keterangan :
Rit : Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t
Pit : Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t
Pit-1 : Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t-1
Dt : Deviden pada bulan ke-t
2) Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat
pengembalian rata-rata pasar. Rumusnya adalah :
-
-
...............................................................................(7)
-
-
....................................................................................(8)
Keterangan :
Rmt
: Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t
IHSGt
: Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1
E(Rm)
:Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan
dalam satu bulan
N
: Jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=12)
3) Menghitung risiko masing-masing saham yang ditunjukkan oleh beta
usaha (β). Beta menunjukkan hubungan antara saham dan pasarnya.
Rumusnya adalah :
...............................................................................................(9)
...........................................................(10)
..........................................................................(11)
Keterangan :
σim : Kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat
pengembalian pasar
: Varian tingkat pengembalian pasar
8
Nilai Beta dapat di kelompokan kedalam 3 kategori :
a. ß > 1 : ini menunjukkan harga saham perusahaan adalah lebih
mudah berubah dibandingkan indeks pasar.
b. ß < 1 : ini menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah
berubah berdasarkan kondisi pasar.
c. ß = 1 : ini menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks
pasar.
4) Menentukan tingkat bunga bebas risiko (Rf). Tingkat bunga bebas
risiko yang digunakan adalah tingkat Suku bunga BI karena sebagai
acuan para pelaku pasar.
Setelah data lengkap maka masukan data tersebut kedalam rumus
biaya ekuitas yaitu :
E(R)/ Ke = Rf + βi (Rm- Rf)............................................................(12)
Keterangan :
E(R) / Ke : Harapan pengembalian
Rm
: Tingkat pengembalian atas risiko pasar
Rf
: Tingkat pengembalian bebas risiko
Βi
: Faktor risiko (beta) yang berlaku spesifik untuk
perusahaan
c. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
......................................................(13)
WACC =
Keterangan :
WACC
: Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
: Proporsi utang jangka panjang dalam struktur modal
Kd*
: Biaya utang jangka panjang
We
: Proporsi saham dalam struktur modal
Ke
: Biaya pengembalian saham
3.
Analisis Struktur Modal Optimal
Struktur modal optimal berkaitan dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Margaretha
2011) :
...........................................................................................(14)
N
Keterangan :
N
: Nilai perusahaan
EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak
WACC : Biaya modal rata-rata tertimbang
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Profil Perusahaan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan yang
memproduksi semen dan memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi
beton siap-pakai serta mengelola tambang agregat dan trass. Perusahaan didirikan
pada tanggal 16 Januari 1985 dan kantor pusat perusahaan berlokasi di Wisma
Indocement lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta. Perusahaan
memiliki 12 pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup Bogor-Jawa
Barat, dua di Palimanan Cirebon-Jawa Barat, dan satu di Tarjun KotabaruKalimantan Selatan.
Perusahaan pertama kali mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode
perdagangan “INTP” pada tanggal 5 Desember 1989. Produk semen yang
dihasilkan adalah Portland Composit Cement (PCC), Ordinary Portland Cement
(OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, dan TR-30 Acian
Putih. Indocement adalah satu-satunya produsen semen putih di Indonesia.
Kepemilikan saham Indocement pada tanggal 31 Desember 2012 dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Kepemilikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Kepemilikan
Pemegang Saham
Jumlah saham
(%)
Birchwood Omnia Limited,
Inggris
1.877.480.863
51,00
PT Mekar Perkasa
479.735.234
13,03
Mayarakat (masing-masing
dibawah 5 %)
1.324.015.602
35,97
Total
3.681.231.699
100
Sumber: BEI, 2012
Pada Tabel 3 memperlihatkan Birchwood Omnia Limited merupakan
pemegang saham mayoritas yang berasal dari pengalihan seluruh saham oleh
HeildelbergCement AG.
Komponen Struktur Modal
Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang
dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut
merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.
10
Tabel 4 Komponen dan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk periode 2008-2012
Tahun
Komponen
struktur modal
2008
2009
2010
2011
2012
Utang jangka
panjang
8,81% 6,98% 6,42% 5,64% 4,51%
Ekuitas
91,19% 93,02% 93,58% 94,36% 95,49%
Total
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : diolah dari Annual Report PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Pada Tabel 4 memperlihatkan penggunaan ekuitas lebih tinggi dibandingkan
dengan utang jangka panjang sehingga pada tahun 2008-2012 proporsi ekuitas
meningkat sedangkan utang jangka panjang menurun yang menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki kemajuan yang baik dalam mengurangi ketergantungan
dengan pihak luar untuk menjalankan usahanya. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Analisis Rasio Struktur Modal
Perkembangan rasio struktur modal pada PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 2.
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2008
2009
2010
2011
2012
DR
24.50% 19.37% 14.63% 13.32% 14.66%
DER
32.53% 24.08% 17.17% 15.36% 17.18%
LDER
9.66%
7.50%
6.87%
5.98%
4.73%
CLTL 70.30% 68.86% 60.02% 61.08% 72.50%
Gambar 2 Rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk periode 2008-2012
Pada Gambar 2 memperlihatkan kondisi LDER mengalami penurunan pada
tahun 2008-2012 sehingga semakin kecil utang jangka panjang terhadap ekuitas
maka semakin besar kemampuan modal ekuitas perusahaan dalam menjamin
utang jangka panjang. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analisis Biaya Modal
1. Biaya Utang jangka panjang
Pada tahun 2008-2010 perusahaan mengalami penurunan persentase beban
bunga terhadap utang jangka panjang (Kd), hal ini disebabkan adanya penurunan
beban bunga pada periode tersebut. Namun pada tahun 2011-2012 Kd mengalami
kenaikan yang disebabkan oleh meningkatnya total beban bunga pada tahun 20112012 dari Rp 23,85 miliar menjadi Rp 32,42 miliar. Penurunan dan peningkatan
11
Kd pada tahun 2008-2012 mempengaruhi nilai biaya utang setelah pajak (Kd*)
sehingga pada tahun 2008-2012 perusahaan memiliki Kd* berturut-turut yaitu
11,27%; 3,60%; 1,36%; 1,94%; dan 2,70% dengan perhitungan yang dapat dilihat
pada Lampiran 3.
2. Biaya Modal Saham
Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode 2008-2012 berturut-turut yaitu
(8,93%); 5,85%; 4,67%; (0,66%); dan 2,60%. Pada tahun 2008 dan 2011
perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai ß yang cukup
tinggi yaitu 1,28 dan 1,17 akibat adanya penurunan pada IHSG beberapa bulan
sehinga penurunan saham perusahaan tidak dapat dicegah yang mendorong biaya
modal menjadi negatif. Penurunan IHSG yang tajam terjadi terutama pada tahun
2008 akibat adanya krisis ekonomi global. Perhitungan biaya modal saham dapat
dilihat pada Lampiran 4.
3. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
Nilai WACC periode 2008-2012 berturut-turut yaitu (7,5%); 5,7%; 4,46%;
(0,52%); dan 2,60%. Perbedaan nilai WACC disebabkan perubahan naik turunnya
biaya utang dan biaya saham. Pada tahun 2008 dan 2011 perusahaan memiliki
WACC negatif, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya pengembalian
saham dan meningkatnya jumlah proporsi modal saham daripada proporsi utang
jangka panjang sehingga menjadikan struktur ekuitas sebagai pengurang dari
struktur utang jangka panjang. Sedangkan untuk tahun 2009, 2010, dan 2012
memiliki WACC yang positif dan cenderung menurun pada tahun 2009-2010 dan
meningkat di tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Keseluruhan WACC tersebut
akan mempengaruhi perolehan nilai perusahaan setiap tahunnya.perhitungan
WACC dapat dilihat pada Lampiran 5.
Analisis Struktur Modal Optimal
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang
berfluktuatif dan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008-2012
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
Wd
8,81%
6,98%
6,42%
5,64%
4,51%
We
91,19%
93,02%
93,58%
94,36%
95,49%
Kd
11,27%
3,60%
1,36%
1,94%
2,70%
Ke
-8,93%
5,85%
4,67%
-0,66%
2,60%
WACC
EBIT
(dalam
jutaan)
-7,15%
5,70%
4,46%
-0,52%
2,60%
2.459.869
3.693.305
4.061.213
4.418.023
5.876.742
74,83%
72,40%
75,90%
76,5%
76,34%
(25.743.712)
46.912.236
69.115.380
(649.919.221)
172.554.481
(1-T)
Nilai
Perusahaan
(dalam
jutaan)
Pada Tabel 5 memperlihatkan tahun 2008-2010 perusahaan memperoleh
nilai perusahaan yang semakin meningkat sedangkan tahun 2011 terjadi
12
penurunan nilai perusahaan menjadi (Rp 649,92 triliun), hal ini disebabkan oleh
EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus dikeluarkan
perusahaan sehingga pada tahun tersebut dapat dikatakan perusahaan belum
memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan
pemegang saham. Perolehan nilai perusahaan negatif ini pun akan berdampak
pada investor terhadap kegagalan perusahaan dalam mengelola modal utang
jangka panjang dan ekuitas yang digunakan dalam struktur modal. Namun pada
tahun 2012, perusahaan memperoleh peningkatan nilai perusahaan yaitu Rp
172,55 triliun, hal ini disebabkan WACC yang rendah dibandingkan tahun 2011
yaitu 2,60% dan terjadi peningkatan pada EBIT sebesar 33%. Perkembangan nilai
perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2008-2012 dapat
dilihat pada Gambar 3.
400.000
200.000
Triliun Rp
0.000
2008 2009 2010 2011 2012
-200.000
Nilai
Perusahaan
-400.000
-600.000
.
-800.000
Gambar 3 Grafik nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 3 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal
optimal di tahun 2012 karena nilai perusahaan maksimal dibandingkan tahun
sebelumnya. Struktur modal pada tahun 2012 terdiri dari 4,51% proporsi utang
jangka panjang dan 95,49% proporsi ekuitas.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Profil Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebelumnya bernama PT Semen Gresik
(Persero) didirikan pada tanggal 7 Agustus 1957. Pada tanggal 8 Juli 1991
perusahaan tercatat di BEI dengan kode perdagangan saham “SMGR”. Kantor
pusat perusahaan berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur. Lokasi
pabrik perusahaan berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di
Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan dan Quang Ninh di Vietnam.
Perusahaan memproduksi berbagai jenis semen yaitu semen Portland Tipe I, II,
III, V, SBC, SMC, dan PPC. Produksi non semen terdiri dari kegiatan
pertambangan, produksi kantong semen, dan penyewaan area industri.
13
Kepemilikan saham per 31 Desesmber 2012 PT Semen Indonesia (Persero)Tbk
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Kepemilikan
Pemegang Saham Jumlah saham
(%)
Pemerintah RI
3.025.406.000
51,01
Institusi Asing
2.471.371.074
41,67
Institusi lokal
418.117.398
7,05
Individu Asing
729.000
0,01
Individu Lokal
15.896.528
0,27
Total
5.931520.000
100
Sumber: BEI, 2012
Pada Tabel 6 memperlihatkan Pemerintah RI merupakan pemegang saham
mayoritas dan pada tanggal 18 Desember 2012 perusahaan mengakuisisi 70%
saham TLCC yang berkantor pusat di Hanoi, Vietnam sehingga menjadikan
perusahaan tercatat sebagai BUMN Multinasional yang pertama di Indonesia.
Komponen Struktur Modal
Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang
dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut
merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Komponen dan Proporsi Struktur Modal PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk periode 2008-2012
Tahun
Komponen struktur
modal
2008
2009
2010
2011
2012
Utang jangka panjang
4,03% 3,21% 7,01% 12,86% 16,50%
Ekuitas
95,97% 96,79% 92,99% 87,14% 83,50%
Total
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : diolah dari Annual Report PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Pada Tabel 7 memperlihatkan penggunaan utang jangka panjang mengalami
kenaikan dan penurunan sehingga mempengaruhi proporsi utang jangka panjang
dan ekuitas dalam struktur modal. Secara keseluruhan proporsi utang jangka
panjang lebih kecil dibandingkan proporsi ekuitas. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Analisis Rasio Struktur Modal
Perkembangan rasio struktur modal pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 4.
14
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
2008
2009
2010
2011
2012
DR
22.91% 20.33%
DER
30.10% 25.82% 28.51% 34.53% 46.32%
LDER 4.20%
3.32%
22%
7.54%
25.67% 31.66%
14.76% 19.76%
CLTL 86.06% 87.15% 73.54% 57.25% 57.35%
Gambar 4 Rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 4 memperlihatkan kondisi DR, DER dan LDER mengalami
penurunan pada tahun 2008-2009 namun pada tahun 2010 mengalami kenaikan
sampai tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2010-2012 terjadi
peningkatan total utang dan utang jangka panjang sehingga ketergantungan
permodalan perusahaan dengan pihak luar semakin tinggi dan beban yang
ditanggung perusahaan akan lebih besar. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
7.
Analisis Biaya Modal
1. Biaya Utang jangka panjang
Pada tahun 2008-2011 perusahaan mengalami penurunan persentase beban
bunga terhadap utang jangka panjang (Kd) yaitu dari 7,73% menjadi 1,28%.
Namun pada tahun 2012 Kd mengalami kenaikan menjadi 2,92% yang
disebabkan oleh kenaikan beban bunga sebesar Rp 104,79 miliar. Penurunan dan
peningkatan Kd pada tahun 2008-2012 mempengaruhi nilai biaya utang setelah
pajak (Kd*) sehingga pada tahun 2008-2012 perusahaan memiliki Kd* berturutturut yaitu 5,48 %; 4,33%; 2,23%; 0,99%; dan 2,29% dengan perhitungan yang
dapat dilihat pada Lampiran 8.
2. Biaya Modal Saham
Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode 2008-2012 berturut-turut yaitu
(1,06%); 6,10%, 4,30%; (1,75%); dan (1,74%). Pada tahun 2008, 2011 dan 2012
perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai ß yang cukup
tinggi akibat adanya penurunan IHSG beberapa bulan di tahun 2008, 2011, dan
2012 sehingga penurunan saham perusahaan tidak dapat dicegah yang mendorong
biaya modal menjadi negatif. Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada
Lampiran 9.
3. Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC)
Nilai WACC periode 2008-2012 berturut-turut yaitu (0,79%); 6,05%,
4,15%; (1,40%); dan (1,80%). Perbedaan nilai WACC disebabkan perubahan naik
turunnya biaya utang jangka panjang dan biaya saham. Pada tahun 2008, 2011,
dan 2012 perusahaan memiliki WACC negatif, hal ini disebabkan oleh penurunan
biaya pengembalian saham dan meningkatnya jumlah proporsi modal saham
daripada proporsi utang jangka panjang sehingga menjadikan struktur ekuitas
15
sebagai pengurang dari struktur utang jangka panjang. Keseluruhan WACC
tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan setiap tahunnya. Perhitungan
WACC dapat dilihat pada Lampiran 10.
Analisis Struktur Modal Optimal
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh peningkatan dan
penurunan nilai perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk periode 2008-2012
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
Wd
4,03%
3,21%
7,01%
12,86%
16,50%
We
95,97%
96,79%
92,99%
87,14%
83,50%
Kd
5,48%
4,33%
2,23%
0,99%
2,29%
Ke
-1,06%
6,10%
4,30%
-1,75%
-1,74%
WACC
EBIT
(dalam
jutaan)
-0,79%
6,05%
4,15%
-1,40%
-1,08%
3.387.186
4.342.563
4.509.944
4.892.131
6.181.524
70,87%
72,02%
77,48%
77,71%
78,36%
(303.867.873)
51.695.811
84.200.660
(271.539.496)
(448.484.984)
(1-T)
Nilai
Perusahaan
(dalam
jutaan)
Pada Tabel 8 memperlihatkan tahun 2008-2010 perusahaan memperoleh
nilai perusahaan meningkat yaitu dimulai dengan perolehan nilai perusahaan yang
negatif di tahun 2008 sebesar (Rp 303,87 triliun) dan meningkat menjadi positif di
tahun 2009-2010 yaitu Rp 51,70 trilun dan Rp 84,20 triliun. Peningkatan nilai
perusahaan ini terjadi karena WACC rendah dan adanya peningkatan EBIT setiap
tahunnya. Namun pada tahun 2011-2012 perusahaan kembali memperoleh nilai
perusahaan yang negatif yaitu (Rp 271,54 triliun) dan (Rp 448,48 triliun), hal ini
disebabkan oleh EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang
harus dikeluarkan perusahaan sehingga dapat dikatakan perusahaan belum
memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan
pemegang saham. Perkembangan nilai perusahaan PT Semen Indonesia
(Persero)Tbk periode 2008-2012 dapat dilhat pada Gambar 5.
16
200.000
100.000
Triliun Rp
0.000
-100.000
2008 2009 2010 2011 2012
-200.000
Nilai
Perusahaan
-300.000
-400.000
-500.000
Gambar 5 Grafik nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 5 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal
optimal pada tahun 2010 karena memiliki WACC yang paling rendah
dibandingkan tahun lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan menjadi lebih
maksimal. Struktur modal pada tahun 2010 terdiri dari proporsi utang jangka
panjang 7,01% dan proporsi ekuitas 92,99%.
PT Holcim Indonesia Tbk
Profil Perusahaan
PT Holcim Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk
merupakan produsen semen, beton jadi dan agregat terkemuka. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 15 Juni 1971. Perusahaan mengganti status investasinya
dari PMA ke PMDN pada tanggal tanggal 1 Januari 2006, dan mengganti
namanya dari PT Semen Cibinong Tbk menjadi PT Holcim Indonesia Tbk.
Perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode perdagangan saham
“SMCB” pada tanggal 8 Agustus 1977. Kapasitas produksi gabungan dan entitas
anak di Indonesia mencapai 9,1 juta ton dan di Malaysia 1,2 juta ton. Unit usaha
perusahaan adalah pabrik semen di Narogong (NAR) dan Cilacap (CIL),
penggilingan semen di Johor Baru dan di Ciwandan (CWD), serta Holcim Beton
(HB). Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia per 31 Desember 2012 dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk
Jumlah
Kepemilikan
Pemegang Saham
saham
(%)
Holderfin B.V
6.179.612.820
80,64
Publik
1.483.287.180
19,36
Total
7.662.900.000
100
Sumber : BEI, 2012
17
Pada Tabel 9 memperlihatkan Holderfin B.V merupakan pemegang saham
mayoritas dengan kepemilikan 80,64% sedangkan publik 19,36%.
Komponen Struktur Modal
Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang
dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut
merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Holcim Indonesia
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Komponen dan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Tahun
Komponen struktur
modal
2008
2009
2010
2011
2012
Utang jangka panjang 61,14% 45,67% 24,84% 18,77% 20,67%
38,86% 54,33% 75,16% 81,23% 79,33%
Ekuitas
Total
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : diolah dari Annual Report PT Holcim Indonesia Tbk
Pada Tabel 10. memperlihatkan proporsi utang jangka panjang di tahun
2008 lebih besar dibandingkan dengan ekuitas namun di tahun 2009-2012
mengalami keadaan yang sebaliknya sehingga dapat dikatakan perusahaan
memiliki kemajuan mengurangi ketergantungan dengan pihak luar. Perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 11.
Analisis Rasio Struktur Modal
Perkembangan rasio struktur modal pada PT Holcim Indonesia Tbk periode
2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 6.
250.00%
200.00%
150.00%
100.00%
50.00%
0.00%
2008
2009
2010
2011
2012
DR
66.93% 54.36% 34.60% 31.26% 30.82%
DER
202.41
119.13 52.93% 45.48% 44.55%
LDER 157.36 84.06% 33.06% 23.11% 26.06%
CLTL 22.26% 29.44% 37.54% 49.19% 41.51%
Gambar 6 Rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 6 memperlihatkan kondisi DR dan DER mengalami
penurunan pada tahun 2008-2012 sehingga semakin rendah rasio ini maka
semakin rendah risiko yang ditanggung perusahaan. Kondisi LDER mengalami
penurunan pada tahun 2008-2011 namun pada tahun 2012 mengalami
18
peningkatan hal ini disebabkan meningkatnya utang jangka panjang 26,11%
dibandingkan tahun 2011. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12.
Analisis Biaya Modal
1. Biaya Utang jangka panjang
Pada tahun 2008-2012 persentase beban bunga terhadap utang jangka
panjang (Kd) mengalami fluktuatif sehingga mempengaruhi biaya utang setelah
pajak (Kd*) dengan perolehan berturut-turut yaitu 4,79%; 11.23%; 7,47%; 8,03%;
dan 5,98%. Perhitungan biaya utang jangka panjang dapat dilihat pada Lampiran
13.
2. Biaya Modal Saham
Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode 2008-2012 berturut-turut
adalah (15,30%); 5,09%, 3,96%; 0,20%; dan 0,29%. Pada tahun 2008 perusahaan
memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai beta (ß) cukup tinggi
dibandingkan tahun lainnya yaitu 1,74, hal ini disebabkan periode akhir 2008
terjadi krisis ekonomi global sehingga mempengaruhi penurunan harga saham
perusahaan dan lebih mendorong nilai biaya modal saham menjadi negatif.
Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada Lampiran 14.
3. Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC)
Nilai WACC PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012 berturut-turut
adalah (3,02%); 7,89%; 4,83%; 1,67% ; dan 1,47%. Pada tahun 2008 memiliki
nilai WACC negatif hal ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya
pengembalian saham dan jumlah proporsi utang jangka panjang lebih besar
daripada proporsi modal saham. Namun pada tahun 2009-2012 nilai WACC
positif dan cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Perhitungan WACC
dapat dilihat pada Lampiran 15.
Analisis Struktur Modal Optimal
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang
semakin meningkat setiap tahunnya yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Holcim
Indonesia Tbk periode 2008-2012
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
Wd
61,14%
45,67%
24,84%
18,77%
20,67%
We
38,86%
54,33%
75,16%
81,23%
79,33%
Kd
4,79%
11,23%
7,47%
8,03%
5,98%
Ke
-15,30%
5,09%
3,96%
0,20%
0,29%
-3,02%
7,89%
4,83%
1,67%
1,47%
98.6203
1.398.196
1.333.346
1.689.046
2.038.457
93%
70,34%
72,34%
69,37%
72,13%
(30.369.272)
12.465.174
19.968.609
70.157.206
100.023.340
WACC
EBIT
(dalam
jutaan)
(1-T)
Nilai
Perusahaan
(dalam
jutaan)
19
Pada Tabel 11 memperlihatkan tahun 2008 perolehan nilai perusahaan
negatif sebesar (Rp 30,37 triliun) dan meningkat dari Rp 12,47 triliun di tahun
2009 menjadi Rp 100,02 triliun di tahun 2012. Peningkatan nilai perusahan
tersebut dipengaruhi oleh semakin rendahnya WACC setiap tahunnya.
Perkembangan nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode 2008-2012
dapat dilihat pada Gambar 7.
120.00
100.00
Triliun Rp
80.00
60.00
Nilai
perusahaan
40.00
20.00
0.00
-20.00
2008 2009 2010 2011 2012
-40.00
Gambar 7 Grafik nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk
periode 2008-2012
Pada Gambar 7 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal
optimal pada tahun 2012 karena nilai perusahaan maksimal dibandingkan tahun
2011. Struktur modal pada tahun 2012 terdiri dari 20,7% proporsi utang jangka
panjang dan 79,3% proporsi ekuitas. Nilai perusahaan maksimal ini dapat
memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham serta berdampak
pada persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai
perusahaan maksimal.
Ringkasan Perbandingan Struktur Modal Optimal perusahaan dalam
Industri Semen
Struktur modal yang optimal perusahaan dalam Industri Semen yang
terdaftar pada BEI berkaitan dengan nilai perusahan dapat dilihat pada Gambar 8.
400.00
Trriliun Rp
200.00
0.00
(200.00)
(400.00)
(600.00)
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai
Perusahaan
PT INTP Tbk
Nilai
Perusahaan
PT SI Tbk
(800.00)
Gambar 8 Grafik Perbandingan Struktur Modal Optimal Perusahaan
dalam Industri Semen Periode 2008-2012
20
Pada Gambar 8 memperlihatkan dari ketiga perusahaan tersebut PT Holcim
Indonesia Tbk yang paling memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan
kekayaan perusahaan dan pemegang saham setiap tahunnya. PT Indocement
memperlihatkan nilai perusahaan yang cukup baik meskipun di tahun 2011
mengalami penurunan nilai perusahaan menjadi negatif. Sedangkan PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk dapat dikatakan kurang baik dibandingkan dengan dua
perusahaan tersebut karena nilai perusahaan yang negatif di tahun 2011-2012 dan
semakin menurun. Untuk menghasilkan peningkatan nilai perusahaan yang positif
perusahaan perlu mengelola secara hati-hati dalam memilih komposisi modal
utang jangka panjang dan ekuitas dalam struktur modal sesuai dengan
kemampuan perusahaan sehingga kondisi kinerja keuangan tetap terjaga.
Implikasi Manajerial
Dari hasil analisis struktur modal optimal perusahaan dalam Industri Semen
yang terdaftar pada BEI periode 2008-2012 masih terdapat penurunan nilai
perusahaan di tahun 2008, 2011, dan 2012 khususnya PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Hal ini akan sangat mempengaruhi persepsi investor khususnya
bagi para pemegang saham terhadap modal yang diinvestasikan karena tidak
sesuai dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan dapat menyebabkan
ketidakpercayaan investor dalam menginvestasikan dananya di perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, manajemen keuangan perlu mengelola secara hati-hati
dalam memilih sumber dana yang sesuai dengan kemampuan perusahaan
sehingga memiliki nilai perusahaan maksimal. Nilai perusahaan ini
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat mempengaruhi
penyusunan rencana usaha yang akan diambil untuk masa mendatang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
a. Struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI
periode 2008-2012 terdiri dari modal utang jangka panjang dan ekuitas. Secara
keseluruhan proporsi modal utang jangka panjang lebih kecil dibandingkan
dengan proporsi modal ekuitas sehingga perusahaan memiliki kemajuan yang
baik dalam mengurangi ketergantungan dengan pihak luar dan mempengaruhi
biaya modal rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Nilai perusahaan yang maksimal dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan
dan pemegang saham. Dari ketiga perusahaan dalam Industri Semen terdapat
satu perusahaan yang memiliki kinerja yang baik setiap tahunnya yaitu PT
Holcim Indonesia Tbk dengan perolehhan nilai perusahaan yang maksimal di
tahun 2012 yaitu Rp 100,02 triliun sedangkan PT Indocement Tunggal
21
Prakarsa Tbk meskipun mengalami fluktuatif dalam nilai perusahaan namun
pada tahun 2012 perusahaan berhasil memperoleh nilai perusahaan yang
maksimal yaitu Rp 172,55 triliun. Berbeda dengan PT Semen Indonesia
(Persero) yang memiliki nilai perusahaan negatif di tahun 2011-2012. Hal ini
disebabkan EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus
dikeluarkan perusahaan.
c. Struktur modal dapat dikatakan optimal ketika nilai perusahaan maksimal.
Struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Holcim
Indonesia Tbk terjadi pada tahun 2012 sedangkan PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk terjadi pada tahun 2010.
Saran
a. Bagi investor yang ingin menginvestasikan modalnya pada salah satu
perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar di BEI sebaiknya memilih
perusahaan yang memiliki peningkatan nilai perusahaan setiap tahunnya seperti
PT Holcim Indonesia Tbk. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan akan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan memperoleh tingkat
pengembalian yang diharapkan.
b. Bagi perusahaan yang memperoleh nilai perusahaan negatif khususnya PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk harus lebih hati-hati dan cermat dalam
menentukan struktur modal agar mencapai kombinasi yang optimal antara
utang jangka panjang dan ekuitas serta memperhatikan kondisi perekonomian.
Hal ini a