2.4.9. Cara Koordinasi
Koordinasi dapat dijalankan dengan berbagai cara seperti berikut ini: a. Dengan memanfaatkan saluran atau media komunikasi, misalnya:
1 Media elektronik seperti interphone, telepon, teleks, undangan, faksimil apabila jarak saling berjauhan
2 Media cetak atau tertulis seperti surat edaran, memo atau nota dalam buku pedoman organisasi, buku pedoman tata kerja, buku pedoman peraturan
3 Media tatap muka yaitu dengan mengadakan pertemuan baik secara formal maupun pertemuan informal.
b. Dengan mengangkat koordinator. c. Membuat simbol-simbol, tanda-tanda atau kode-kode tertentu misalnya dengan
menggunakan bel atau sirene, gong, sinar, ucapan dengan jawaban tertentu. d. Dengan aba-aba tertentu misalnya untuk menarik atau mendorong barang yang
berat yang dilakukan oleh beberapa orang supaya tarikan atau dorongan dapat dilakukan dengan serentak.
e. Dengan menyanyi bersama, selain untuk mendapatkan koordinasi juga dapat membangkitkan semangat kerja.
2.5. Dinas Terkait Penanggulangan Bencana di Kabupaten Aceh Tengah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah yang disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana
Universitas Sumatera Utara
di daerah. BPBD sesuai dengan kewenangannya melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan analisis risiko bencana.
Kegiatan kesiapsiagaan dilakukan oleh instansi atau lembaga yang berwenang, baik secara teknis maupun administratif yang dikoordinasikan oleh
BNPB atau BPBD dalam bentuk: b penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
c pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini d Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
e Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat;
f Penyiapan lokasi evakuasi; g Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap
darurat bencana; dan h Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan
pemulihan prasarana dan sarana. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
131 Tahun 2003 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi di Daerah untuk penanggulangan bencana di tingkat kabupaten dan kota
disebutkan bahwa BupatiWalikota mengkoordinasikan organisasi struktural dan non struktural di KabupatenKota dalam kegiatan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi kegiatan dimulai dari tahap sebelum, pada saat dan sesudah terjadi bencana.
Universitas Sumatera Utara
Untuk membantu BupatiWalikota dalam mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dibentuk Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Satlak PBP dengan susunan keanggotaan Unsur DinasKantor terkait, Unsur TNIPOLRI, Palang Merah
Indonesia, Kantor SAR Daerah, Unsur Organisasi Profesi, Unsur Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat dan Pakar serta Unsur Masyarakat lainnyaLSM.
Namun dalam pelaksanaan penanggulangan bencana daerah, BPBD juga berkoordinasi dan bekerja sama dengan dinas terkait lainnya sebagaimana digariskan
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi KabupatenKota
KETUA KETUA I
KETUA II
PELAKSANA HARIAN SEKRETARIS
SEKRETARIS PELAKSANA
HARIAN
UNSUR DINAS
KANTOR TERKAIT
UNSUR TNIPOL
RI KANTOR
SAR DAERAH
P M I UNSUR
ORGANISASI PROFESI
UNSUR DUNIA
USAHA TOKOH
MASY DAN PAKAR
UNSUR MASYARAKAT
LAINNYALSM
Universitas Sumatera Utara
Namun dari unsur-unsur terkait tersebut, penulis dalam penelitian ini membatasi unsur terkait penanggulangan bencana daerah di Kabupaten Aceh Tengah
pada 5 lima dinas terkait meliputi Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia dan POLRI Kabupaten Aceh
Tengah Propinsi Aceh.
2.6. Kerangka Konsep