Perancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data

diharapkan data yang diperoleh dapat sesuai dan terperinci untuk menunjang perancangan program kampanya “Bersinar” Polda Jatim ini.

3.2 Perancangan Penelitian

Metode pada perancangan penelitian yang akan dilakukan melalui beberapa proses tahap sehingga jalur pemikiran dapat diikuti. Metode yang akan dilakukan mulai dari proses tahap wawancara, observasi, STP, studi literatur, studi eksisting, studi kompetitor, dan USP. Metode wawancara dilakukan sebagai alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subjek pelaku, actor sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti.Metode observasi merupakan metode pengamatan yang biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan mengamati kejadian-kejadian dilokasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat.Akan menghasilkan hasil metode dan tahap selanjutnya melakukan tahap analisis. Metode STP dilakukan untuk menentukan segmentation, targeting, dan positioning. Metode studi literatur dilakukan sebagai teknik pengumpulan data dengan menghimpun, mempelajari dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik, seperti buku-buku referensi, jurnal-jurnal, dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.Studi Eksisting mengacu pada observasi yang telah dilakukan terhadap obyek yang diteliti, yaitu media promosi terdahulu.Studi Kompetitor menjelaskan kemiripan sebuah produk atau teknik yang diangkat.Metode USP Unique Selling Proposition mengacu pada keunikan yang menjual attractive, yang diusulkan atau diperkirakan paling membuat konsumen berpaling atau memiliki ini dibandingkan dengan kompetitor. Tahap selanjutnya yaitu analisis SWOT dan strategi utama yang dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang reevaluasi suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang akan timbul. Tahap selanjutnya yang dilakukan dengan menentukan Keyword dan disimpulkan menjadi sebuah Konsep.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono dalam Pawito 2007:96 data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya berupa informasi kategori subtansif yang sulit dinumerasikan. Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, antara lain : a. Data yang diperoleh dari interview wawancara b. Data yang diperoleh dari observasi Pada penelitain program kampanye “Bersinar” ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan data berupa dokumen. 1 Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang memahami tentang program “Bersinar” yaitu Wiwik selaku bagian Humas Polda Jatim informasi yang saya dapat ialah bahwa ada program baru yang akan dilaksanakan yaitu program Bersinar “Bersih sikat narkoba” dan diharapkan dengan adanya program ini masyarakat bisa berkerjasama membantu pihak kepolisian memberantas narkoba. 2 Observasi Metode ini merupakan awal dari teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk pembuatan program kampanye “Bersinar” sebagai media sosialisasipemberantasan narkoba di kota Surabaya. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan secara mendalam dari hasil yang telah ditemukan dimana observasi atau peneliti benar-benar terlibat. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan desain dari iklan kampanye sebelumnya serta bagaimana desain yang cocok dan sesuai dengan citra polda jatim terkait dan kota Surabaya terhadap masyarakat sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk membantu kepolisian member informasi. Dalam langkah ini penulis melakukan analisis terhadap citra program kampanye “Bersinar”, serta membandingkan dengan desain lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal ini dilakukan agar desain iklan kampanye yang dibuat sesuai dengan karakter dan citra yang ingin ditampilkan Polda Jatim. Berdasarkan analisis yang diperoleh dan hasil observasi yang peneliti amati adalah gaya desain kampanye narkoba yang dimana desain kampanye narkoba menggunakan visual-visual dampak buruk setelah menggunakan narkoba, dan gaya-gaya desain yang keras dimana menggunakan warna merah, hitam dan font yang tegas. 3 Literatur Literatur merupakan sarana bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dangan membaca surat-surat, pengumuman, iktisiar rapat, pernyataan tertulis atas kebijakan tertentu serta bahan-bahan tulisan lain. www.indonesiana.tempo.co yang di akses pada tanggal 17 maret 2016.Narkotika perlahan menyusup ke berbagai lapisan masyarakat tanpa mengenal usia tua atau muda. Berdasarkan data BNN pada tahun 2013, narkotika masuk ke berbagai jenjang usia. Peredaran narkotika mulai masuk ke kelompok usia dibawah 16 tahun sebesar 0,3, kelompok usia 16-19 tahun sebesar 4,82, kelompok usia 20-24 tahun sebesar 14, 67, kelompok usia 25-29 tahun sebesar 26, 86, dan kelompok usia diatas 30 tahun mencapai 53,35. Dari data ini jelas terlihat bahwa narkotika tersebar merata ke semua usia terutama usia produktif. Generasi usia produktif inilah yang menjadi generasi muda penerus bangsa. Namun apa jadinya bila lebih dari setengah dari anak bangsa ini terjerumus kedalam bahaya narkoba? Kekhawatiran hilagnnya satu generasi akan semakin mengancam masa depan bangsa ini. Keseriusan pemerintah untuk memberantas peredaran narkotika semakin nyata.Presiden Indonesia telah mencanangkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba pada tanggal 26 Juni 2011.Maka tugas BNN sebagai lembaga negara yang fokus terhadap permasalahan narkoba ini semakin giat dalam mencapai cita-cita bangsa ini. Untuk mencapai cita-cita Indonesia Negeri Bebas Narkoba, maka BNN melakukan pencanangan tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba. Pencanangan ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja BNN untuk mencapai target Indonesia Bebas Narkoba tahun 2015. Sangat disadari bahwa BNN sebagai satu lembaga tidak bisa bekerja sendiri untuk mencapai cita-cita dalam penanganan masalah narkoba ini. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai lembaga dan elemen masyarakat untuk bersama-sama untuk mencapai misi mulia ini. Oleh sebab itu, BNN melakukan kerja sama secara intensif dengan berbagai lembaga dan lapisan masyarakat.

3.3 Data dan Sumber Data