Jenis-jenis Kampanye Tujuan dan Efektivitas Kampanye

14 terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kampanye menurut Pfau dan Parrot 1993 dalam Hartnagel, 2007:105 A campaign is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a specified periode of time for the purpose of influencing a specified audience. Bahwa kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.

b. Jenis-jenis Kampanye

Jenis kampanye menurut Charles U. Larson dalam Ruslan 2008:25 yaitu sebagai berikut : a. Product – Oriented Campaigns Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. b. Candidate- Oriented Campaign Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon kandidat untuk kepentingan kampanye politik political campaign, dan misalnya kampanye pemilu dalam era reformasi tahun 2004 lalu, untuk kampanye Caleg Calon Legislatif atau anggota DPRMPR, serta kampanye Pilpers- Capres dan Cawapres pemilihan calon presiden dan wakil presiden hingga jabatan publik lainnya yang berupaya meraih dukungan yang sebanyak- banyaknya dari masyarakat melalui kampanye politik serta kampanye 15 komunikasi pemasaran dan periklanan atau menggunakan teknik-teknik kampanye PR dalam jangka waktu relatif pendek, 3-6 bulan dengan dukungan dana yang cukup besar investasi untuk pengeluaran periklanan komersil, publikasi dan biaya perjalanan kampanye beraudiensi dengan para pendukungnya di berbagai lokasi yang tersebar di nusantara. c. Ideological or Cause – Oriented Campaign Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial social change campaign, misalnya kegiatan kampanye sosial bersifat khusus nonkomersial, Anti HIVAIDS, anti narkoba, program keluarga berencana nasional KBN, “Damai Itu Indah,” “Kampanye Langit Biru” serta teramsuk kampanye Sadar Bayar Pajak, dan hingga Kadarkum Kampanye sadar hukum, pelestarian lingkungan alam dan hidup sebagainya.

c. Tujuan dan Efektivitas Kampanye

Tujuan kampanye menurut Pfau dan Parrot selalu berkaitan dengan aspek pengetahuan knowledge, sikap attitude dan perilaku behavioral. Sementara menurut Ostergaard tujuan kampanye juga terdapat tiga aspek dengan istilah 3 A yaitu awarness, attitude, dan action. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan untuk mencapainya dapat dilakukan secara bertahap. 1. Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap awal ini yang diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak terhadap isu tertentu. 16 2. Tahap kedua adalah perubahan sikap, yang menjadi sasaran dalam tahap dua ini adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu yang menjadi tema kampanye. 3. Tahap ketiga atau yang terakhir adalah kegiatan kampanye ditujukkan untuk mengubah prilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Pada tahap ini yang diharapkan adalah adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye. Efriza, 2012:470-471 Ketiga tujuan kampanye yang telah disebutkan diatas dapat dijadikan landasan untuk mengetahui efektivitas aktivitas kampanye. Adapun kampanye dikatakan efektif jika tujuan dari aktivitas kampanye sudah tercapai. Seperti pengertian dari efektivitas yang dipaparkan oleh Etzoni, 1964 dalam Simamora, 2008:31 bahwa efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran. Prokopenko, 1987 dalam Simamora, 2008:31 menegaskan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau tujuan. Maka pengertian dari efektivitas tersebut sesuai dengan maksud dari penelitian ini dimana dalam penelitian ini ingin mengetahui tercapai tidaknya tujuan dari calon legislatif sebagai legislatif dengan aktivitas kampanye yang telah mereka lakukan. Dalam Atmosoeprapto, 2002 : 139-140 efisiensi selalu bersifat kuantitatif dan dapat diukur measurable, sedangkan efektivitas mengandung pula pengertian kualitatif. Efektif lebih mengarah ke pencapaian sasaran. Efisien dalam menggunakan masukan input akan menghasilkan produktivitas yang 17 tinggi, yang merupakan tujuan daripada setiap organisasi apa pun bidang kegiatannya. Berikut akan dijelaskan mengenai pengukuran efektivitas kampanye kehumasan yang dapat dibagi ke dalam empat tahapan yaitu : 1. Exposure Pada tahapan ini, efektivitas kampanye public relations diukur berdasarkan berapa banyak audiens yang terpapar oleh konten kampanye yang diciptakan. Misalnya dalam jika diterapkan dalam kampanye politik terpaan tersebut dapat dilihat dari berapa jumlah orang yang datang ketika seorang mengadakan acara, contohnya sosialisasi. 2. Engagement Dalam tahapan ini maksudnya adalah berapa banyak tindakan yang diambil pada pesan yang kita sampaikan. Misalnya seorang kandidat mensosialisasikan mengenai tata cara mencoblos, maka bentuk tindakan yang dapat dilihat adalah orang yang bertanya atau memberikan komentar. 3. Influence Pada tahapan ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana konten kita dan keterlibatan audiensmempengaruhi persepsi serta sikap audience. Di tahapan ini, indikator pengukurannya juga dapat dilihat melalui berapa banyak audiens yang persepsinya berhasil diubah berkat kampanye yang telah kita lakukan. 18 4. Action Pada tahapan yang terakhir ini aspek yang diukur sudah mencapai tataran perilaku. Misalnya, berapa banyak audiens yang merekomendasikan kampanye kita pada audiens lain. Indikator yang dapat kita gunakan dalam tahapan ini adalah banyaknya jumlah suara yang diperoleh. Adiwaluyo, 2013 Jika mengacu pada empat pengukuran efektivitas kampanye kehumasan yang telah disebutkan diatas khususnya pada tahap yang ketiga yaitu Influence atau mempengaruhi maka seorang kandidat atau caleg akan lebih mudah mempengaruhi audiensnya jika melakukan kampanye tidak hanya satu kali saja melainkan perlu lebih intens untuk melakukanya. Seperti yang dikatakan oleh pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Ummar Sholahudin bahwa untuk dapat mempengaruhi pemilih perlu intensitas yang cukup lama, antara satu hingga dua bulan sebelum pemungutan suara. Faqih, 2013 Sedangkan menurut Ducan dalam Nazaruddin, 2013:221 mengatakan ukuran efektivitas adalah : 1. Pencapaian tujuan Pencapaian tujuan maksudnya adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. 2. Integrasi Intergrasi maksudnya adalah pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi. Intergrasi menyangkut proses sosialisasi. 19 3. Adpatasi. Adaptasi maksudnya adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Pencapaian tujuan sebagai ukuran efektivitas juga didukung pernyataan dari Bastian, 2007:215 bahwa efektivitas harus diukur dengan standar yang dirumuskan berdasarkan tujuan program itu sendiri. Jika diterapkan dalam penelitian ini adalah dikatakan efektif jika tujuan dari calon legislatif tercapai, adapun tujuan dari seseorang menyalonkan dirinya sebagai legislatif adalah supaya terpilih dan menjadi anggota legislatif yang sesungguhnya bukan lagi menjadi calon.

3. Kampanye Politik

Dokumen yang terkait

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

3 65 167

Strategi Pemenangan Calon Anggota Legislatif Perempuan Pada Pemilu Legislatif 2009 (Studi Pada : Caleg Perempuan Terpilih Pada DPRD Kota Medan).

1 40 121

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat (Studi Verifikasi Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pada Pemilu Legislatif 2009)

0 7 1

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat (Studi Verifikasi Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pada Pemilu Legislatif 2009)

0 8 1

STRATEGI PEMBERDAYAAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM KAMPANYE PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 OLEH DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI DEMOKRAT PROVINSI LAMPUNG

0 31 98

AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I DAN EFEKNYA PADA PEROLEHAN SUARA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif DPRD I Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5).

0 3 16

AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I DAN EFEKNYA PADA PEROLEHAN SUARA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif DPRD I Daerah Pilihan Daerah

0 2 7

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I DAN EFEKNYA PADA PEROLEHAN SUARA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif DPRD I Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5).

0 2 6

PENUTUP AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I DAN EFEKNYA PADA PEROLEHAN SUARA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif DPRD I Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5).

0 2 11

Pilihan Pemilih terhadap Calon Anggota DPRD Kabupaten Pati dalam Pemilu Legislatif 2009.

0 0 101