STRATEGI PEMBERDAYAAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM KAMPANYE PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 OLEH DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI DEMOKRAT PROVINSI LAMPUNG

ABSTRAK
STRATEGI PEMBERDAYAAN
CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN
DALAM KAMPANYE PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014
OLEH DEWAN PIMPINAN DAERAH
PARTAI DEMOKRAT PROVINSI LAMPUNG

Oleh
FERDITA APRILIA

Keberadaan perempuan di politik terlihat melalui keikutsertaan perempuan dalam
pencalonan legislative. Kuota 30% keterwakilan perempuan di parlemen
memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menduduki kursi legislatif.
Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan dimana terdapat tiga strategi
pencapaian pemberdayaan perempuan yaitu kemandirian, patrisipasi dan
kesetaraan gender.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat strategi pemberdayaan perempuan
yang dilakukan partai politik yang secara khusus di DPD Partai Demokrat
Provinsi Lampung. Penelitian menggunakan metode deskiptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Partai Demokrat Provinsi Lampung dan terdapat enam orang informan.

Hasil penelitian ini menjelaskan strategi pemberdayaan perempuan oleh DPD
Partai Demokrat melalui tiga aspek. Pertama, strategi pencapaian kemandirian
sudah dilaksanakan melalui pengembangan potensi perempuan namun masih
dinilai belum efektif. Kedua, strategi peningkatan partisipasi terlihat melalui
adanya kesempatan yang diberikan partai kepada kader perempuan untuk ikut
dalam pencalonan di legislative namun belum diiringi dengan dukungan dan peran
aktif partai untuk perempuan di partai politik. Ketiga, adalah strategi peningkatan
kesetaraan gender yang masih belum bisa dilaksanakan di DPD Partai demokrat
terlihat melalui adanya kesenjangan mengenai kedudukan perempuan di partai.
Kata Kunci : Strategi Pemberdayaan Perempuan, Kampanye Pemilihan
Legislatif

ABSTRACT
STRATEGY OF EMPOWERING WOMEN CANDIDATES
TO CAMPAIGN IN THE GENERAL ELECTION OF LEGISLATIVE 2014
BY DPD DEMOKRAT PARTY IN LAMPUNG PROVINCE

By
FERDITA APRILIA


Presence of women in politics seen through the participation of women in the
legislative candidacy. Quota of 30% female representation in parlement provides
the opportunity for women to occupy legislative seats. This research uses the
theory of empowerment where there are three strategy of women’s empowerment,
there are independence, participation and gender equality.
The purpose of this research was to identify the strategy of empowering woman
candidates conducted by political parties especially in DPD of Demokrat Party
Lampung Province. This research uses descriptive method with qualitative
approach. This research conducted at the DPD of Demokrat Party Lampung
Province and there are six informants.
The results of this research explain the strategy of empowering women by DPD
Democratic Party by three aspect. First, the achievement of self-reliance strategy
has been implemented through the development of women's potential, but is still
considered not effective. Secondly, the strategy for increasing participation visible
through the opportunities given to the party cadres to participate in the nomination
of women in the legislature but has not been accompanied by the party's support
and active role for women in political parties. Third, is the promotion of gender
equality strategy that still can not be implemented in DPD Democratic Party it is
appoint through the gap on the position of women in the party.


Key Word : Strategy of Empowering Woman, Campaign in The General
Election of Legislative

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 01
April 1992 dan saat ini berusia 22 tahun. Terlahir dari
keluarga Bapak Pardi dan Ibu Sri Wahyuni sebagai anak
pertama dari empat orang saudara.
Pendidikan yang pernah ditempuh adalah pada tahun 1998
Penulis mengawali pendidikannya di TK Sejahtera II Way
Kandis selama dua tahun. Pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studinya di SD
Sejahtera II Way Kandis, tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan di SMP
Fransiskus Tanjung Karang dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
di SMAN 5 Bandar Lampung dengan tahun kelulusan pada tahun 2010. Pada
tahun 2010, penulis melanjtkan pendidikan di Universitas Lampung pada Jurusan
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik melalui seleksi jalur
PKAB Universitas Lampung.
Selama menjadi mahasiswi Universitas Lampung, penulis aktif dalam kegiatan
eksternal dan internal kampus. Pada tahun 2012 - 2013 penulis menjabat sebagai

koordinator TMEW (Team Movement Every Where) di Lembaga Pelayanan
Mahasiswa Lampung dan dilanjutkan pada tahun 2013 - 2014 menjabat sebagai

Bendahara TMEW dan pada masa kepengurusan tahun 2013-2014 di Persekutuan
Doa Oikoumene, penulis menjabat sebagai Anggota Divisi Persekutuan Umum.
Selain itu, penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan pelayanan mahasiswa yang
dihadiri oleh mahasiswa – mahasiswa perguruan tinggi di Pulau Sumatera yaitu
Hybrid di Palembang pada tahun 2011 , Cover Our Campus (COC) di Medan
pada tahun 2012 dan COC di Lampung pada tahun 2013. Terakhir, penulis pernah
mengikuti ASEA Student Congress di Seam Reap – Kamboja pada bulan
September 2013.

PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini dengan penuh sukacita dan
ucapan syukur kepada Bapaku, Yesus Kristus atas segala
hikmat dan berkatnya serta dengan kerendahan hati
kupersembahkan karyaku ini kepada orang – orang terkasih.

KELUARGA
Kepada kedua orang tuaku dan keluarga besarku yang

sangat mendukung, membantu dan mengerti aku selama
proses pendidikanku hingga aku menyelesaikan karyaku ini.
Terimakasih atas segala doa, pengorbanan, motivasi dan
nasehat yang menguatkan aku untuk menyelesaikan proses
pendidikanku di Universitas Lampung.

SAHABAT - SAHABAT TERKASIH
Terimakasih untuk kekasih, sahabat dan teman – teman yang
selalu menghadirkan sukacita, tawa, kebersamaan dan
berbagai warna bagiku. Terimakasih karena kalian semua
sudah menjadi bagian dari proses kehidupanku.

…serta…
Almamater Tercinta
Universitas Lampung

MOTO

“Segala perkara dapat ku tanggung di dalam DIA
yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4 : 13)

“Ku lakukan yang terbaik yang aku bisa
dan biar selebihnya
BAPA ku yang akan menyelesaikannya bagiku”
(Ferdita Aprilia)

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah Bapaku atas hikmat dan anugerah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Calon Anggota
Legislatif Perempuan Dalam Kampanye Pemilihan Legislatif Tahun 2014 Oleh
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Lampung”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :


1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung yang juga merupakan Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing penulis menjalani perkuliahan di Jurusan
Ilmu Pemerintahan.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
untuk membimbing, memberikan koreksi dan penilaian serta membantu
penulis menyelesaikan skripsi hingga penulis dapat meraih gelar sarjana di
Universitas Lampung.
4. Ibu Dwi Wahyu Handayani, S.IP. M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang
sudah meluangkan waktunya untuk memberikan koreksi, bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi hingga meraih gelar sarjana.
5. Bapak Budi Harjo, S.Sos. M.IP. selaku Dosen Pembahas dan Penguji yang
telah bersedia untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan,
pembahasan serta saran kepada penulis.
6. Seluruh jajaran Dosen, Staff dan Karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik secara khusus di Jurusan Ilmu Pemerintahan.
7. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Lampung

secara khusus kepada Ibu Cindawani dan Bapak Hj. Fajrun Najah Ahmad
selaku narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis.
8. Calon Anggota Legislatif Perempuan DPRD Provinsi Lampung dari Partai
Demokrat yaitu Ibu Dra. Hj. Syarifah M.H., Ibu Suciati dan Ibu Hj. Indri
Sulistyowati S.H. yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh penulis.
9. Bapak Ahmad Sofian Hadi beserta seluruh Staff Lembaga Advokasi
Perempuan DAMAR selaku narasumber dalam skipsi ini.
10. Kedua orang tua; Bapak Pardi dan Ibu Sri Wahyuni, kakek dan nenek yang
telah menjadi orang tua terbaik di Dunia ini yang tidak dapat tergantikan,

selalu memberikan dukungan dan kasih sayang sehingga dapat memberikan
semangat untuk mencapai gelar S1.
11. Kepada seluruh keluarga besar yang telah mendukung, membantu, mengerti
dan memberikan kasih sayang sehingga penulis dapat melalui setiap proses
kehidupan. Terimakasih kepada mereka yang terkasih yaitu Charoline Ayem
Nastiti, S.Farm. Apt., Chichilia Dwi Saptarini, Abie Anggoro, Faris Hansel
Setiawan, Revaldi Prasetyo dan Revaldo Prasetyo serta Rendy Adi Suryo.
12. Hansen Aditia Marrichi Simanjuntak dan keluarga. Terimakasih untuk Hansen
atas kebersamaan, yang selalu ada di saat suka maupun duka, memberikan

dukungan, semangat dan membantu hingga saat ini serta menjadi seseorang
yang sangat mengasihi penulis.
13. Cety Angelia Marbun dan Paksi Widyantoro yang telah menjadi sahabat,
teman berbagi, dan selalu meluangkan waktu untuk bercerita dan melakukan
banyak hal bersama.
14. Sahabat yang selalu meluangkan waktu bersama penulis untuk mengurangi
kejenuhan dan menikmati kebersamaan selama bebrapa tahun ini yaitu Yohana
Marthalina Sihombing, Albertin Rezti Yunita, Frederickus Angga Yuli
Saputra, Jonathan Bram Panjaitan, Elza Rozaline, Dita Rezti Anggreani,
S.A.N., M. Ericson Syahputra, Ferdy Arian, Yan Asep Wijaya, Nikko Prima,
Dwi Yulida Sari, Retno Mahdita dan teman – teman terkasih lainnya.
15. Kepengurusan PDO Fisip Unila Tahun 2013-2014 secara khusus kepada Cety
Angelia, Fanny Pangaribuan, Angga Dermawan Siregar, Andi Sinuhaji, Paksi
Widyantoro,

Yessy

Tathiana

Turnip,


Oktanina

Sembiring,

Steven

Anzazmorrow Siregar dan Atanasius Ifan. Terimakasih atas segala
kebersamaan dan proses yang telah kita lewati bersama – sama, terimakasih
atas segala doa dan semangat serta terimakasih atas segala sesuatu yang telah
diberikan.
16. Keluarga besar PDO (Persekutuan Doa Oikoumene) Fisip Unila. Terimakasih
kepada adik – adik diskusi tahun 2012 dan 2013 yang telah menjadi bagian
dari proses perjalanan di kampus. Terimakasih atas doa dan semangat yang
diberikan teman – teman pengurus tahun 2014 – 2015 PDO Fisip. Terimakasih
kepada seluruh jemaat dan alumni yang telah mendukung, mendoakan dan
menjadi tempat berbagi.
17. TMEW (Team Movement Every Where) dan Staff LPMI Lampung, Mas Arip
Nur Atmojo dan Mbak Yenni Puspaningrum, Ditta Anggriani, Richard
Susanto, S.E., Vina Ariesta, S.E., Sim Sun Ho, S.E., dan rekan – rekan

pelayanan yang telah memberikan pengalaman luar biasa selama ini.
18. Tim KKN 2012 Dusun Sabah yang telah memberikan pengalaman,
kebersamaan dan proses yang luar biasa selama kurang lebih 40 hari.
Terimakasih untuk Rindi Purnama, S.H., Devy Wira Buana, Zakia Tiara
Faragista, S.H. Wike Febria Eldy, Arif Kurniawan, S.T., M. Patrio Gondo,
S.Ked., Aduhrahman Amri, Rafiq Ulil dan Rio Anggara.
19. Keluarga Pdt. Mansyukur Waruwu S.Th. dan seluruh jemaat GPIN POS PI
Karang Anyar terimakasih atas doa dan dukungan serta perhatian yang
diberikan.

20. Warga jurusan Ilmu Pemerintahan serta sahabat seperjuangan dan seluruh
angkatan 10 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas seluruh
kenangan dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Secara khusus
terimakasih kepada Dinda Nindika, Yurike Pratiwi, Heidy Yohana, Andrialius
Feraera, Prananda Genta Reza,S.IP., Siska Fitria,S.IP., Komang Jaka
Ferdian,S.IP., Reddyah Renata,S.IP., Rizki Prianggi Kususma,S.IP., yang telah
membantu dalam proses perkuliahan dan seminar.
21. Dan terakhir untuk seluruh rekan yang telah berpartisipasi, baik langsung
maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis,

Ferdita Aprilia

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................iv
I.

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................11
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................12
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................12

II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................13
A. Konsep Strategi......................................................................................... 13
1. Pengertian Strategi ..............................................................................13
2. Strategi Politik ....................................................................................15
3. Jenis – Jenis Strategi ...........................................................................16
B. Pemberdayaan Perempuan ........................................................................17
1. Konsep Gender dalam Pemberdayaan Perempuan ............................. 17
2. Strategi Pemberdayaan Perempuan ....................................................23
3. Perempuan Dalam Politik ................................................................... 28
C. Konsep Kampanye Politik ........................................................................33
1. Kampanye Politik ...............................................................................33
2. Jenis – Jenis Kampanye Politik .......................................................... 37
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kampanye .........38
4. Teknik Persuasif Kampanye ............................................................... 39
D. Konsep Pemilihan Umum Legislatif ........................................................ 41
E. Kerangka Pikir .......................................................................................... 42
III. METODE PENELITIAN.............................................................................44
A. Tipe Penelitian .......................................................................................... 44
B. Fokus Penelitian .......................................................................................46
C. Lokasi Penelitian ......................................................................................48
D. Jenis Data ................................................................................................. 49
E. Sumber Data ............................................................................................. 49
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 52
G. Penentuan Informan .................................................................................54
H. Teknik Pengolahan Data ..........................................................................55

ii

I. Teknik Analisis Data ................................................................................56
IV. GAMBARAN UMUM .................................................................................59
A. Partai Demokrat ........................................................................................ 59
1. Visi dan Misi Partai Demokrat............................................................ 59
1.1 Visi Partai Demokrat ..................................................................... 59
1.2 MisiPartaiDemokrat .................................................................... 59
2. Tujuan dan Fungsi Partai Demokrat ...................................................61
2.1 Tujuan Partai Demokrat ................................................................ 61
2.2 Fungsi Partai Demokrat ................................................................ 61
3. Susunan Kepengurusan Partai Demokrat ............................................62
4. Sejarah Partai Demokrat ..................................................................... 63
4.1 Pembentukandan Berdirinya Partai Dmeokrat .............................. 63
4.2 Pengesahan Partai Demokrat ........................................................ 66
B. DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung ................................................68
1. Kedudukan dan Susunan Organisasi ...................................................68
2. Susunan Pengurus Partai Demokrat Lampung ................................... 68
2.1 Pengurus DPD Partai Demokrat Lampung .................................. 68
2.2 Majelis Partai Daerah Partai Demokrat Provinsi Lampung .........71
2.3 Dewan Kehormatan Partai Demokrat Provinsi Lampung ............ 72
C. Calon Anggota Legislatif Perempuan DPRD Provinsi ............................ 72
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 74
A. Deskripsi Informan ...................................................................................74
B. Kampanye Calon Anggota Legislatif Perempuan ....................................... 77
C. Kendala Pencalonan Perempuan Pada Pemilihan Legislatif.....................84
D. Harapan Partai Kepada Kader Perempuan DPD Partai Demokrat ............ 89
E. Strategi Pemberdayaan Perempuan oleh DPD Partai Demokrat Provinsi
Lampung ................................................................................................... 91
1. Strategi Pencapaian Kemandirian .....................................................102
2. Strategi Peningkatan Partisipasi ............................................................ 110
3. Strategi Pencapaian Kesetaraan Gender ............................................... 121
4. Upaya Peningkatan Pemberdayaan Perempuan .................................. 127
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 128
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 128
B. SARAN .................................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131
LAMPIRAN ....................................................................................................... 134

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Kepengurusan DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung .........68
Tabel 2. Majelis Partai Daerah Partai Demokrat Provinsi Lampung .................71
Tabel 3. Dewan Kehormatan Daerah Partai Demokrat Provinsi Lampung ........72
Tabel 4. Daftar Calon Legislatif DPRD Provinsi Lampung Tahun 2014 ..........72
Tabel 5. Kampanye Caleg Perempuan Lampung ...............................................77
Tabel 6. Visi Misi Caleg Perempuan ..................................................................77
Tabel 7. Dukungan Partai Dalam Kampanye Caleg Perempuan ........................79
Tabel 8. Kendala Calon Anggota Legislatif Perempuan ....................................84
Tabel 9. Kendala Partai Politik dalam Pemberdayaan Perempuan .....................85
Tabel 10. Harapan DPD Partai Demokrat Kepada Perempuan
....................89
Tabel 11. Visi/Misi dan Komitmen Partai Demokrat Terhadap
Pemberdayaan Perempuan ...................................................................91
Tabel 12. Program Pemberdayaan Perempuan oleh DPD Partai Provinsi
Lampung ..............................................................................................92
Tabel 13. Dukungan DPD Partai Demokrat Kepada Caleg Perempuan ............... 93
Tabel 14. Efektivitas Pemberdayaan Perempuan oleh DPD Partai
Demokrat Provinsi Lampung .................................................................... 94
Tabel 15. Dukungan Partai Terhadap Pemberdayaan Perempuan ........................ 102
Tabel 16. Rekrutmen Kader Perempuan .................................................................. 110
Tabel 17. Latar Belakang Informan Sebagai Anggota/Kader dan Caleg ............. 111
Tabel 18. Kesetaraan Gender di DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung ......121

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.
Gambar 2.

Skema Kerangka Pikir ........................................................................ 43
Skema Struktur Organisasi Kepengurusan Partai Demokrat ........ 68

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Fakih (2004:8-9), perempuan adalah sosok yang lemah lembut,
cantik, emosional dan keibuan. Perempuan merupakan bagian terpenting dari
kehidupan manusia. Keberadaan perempuan menjadi penting karena
kehadirannya memberikan manfaat kepada sekelilingnya. Konsep mengenai
perempuan sejak dahulu berkembang menyatakan bahwa perempuan
merupakan makhluk yang lemah dan terbatas dari kehidupan publik.

R. A. Kartini adalah pelopor bergeraknya kehidupan perempuan di sektor
publik sampai mulai terbangunnya organisasi-organisasi perempuan mulai
tahun 1912. Pada awal perkembangan pemberdayaan perempuan hanya
menekankan pada pendidikan untuk membuka wawasan perempuan. Namun,
seiring perkembangannya dibangun pula kesadaran akan emansipasi
perempuan.

Pengakuan akan keberadaan perempuan yang mampu disejajarkan dengan
kaum laki-laki memberikan kesempatan dan peluang besar bagi banyak
perempuan untuk ikut memperjuangkan kehidupannya untuk memperoleh
kehidupan yang lebih baik, misalnya melalui pendidikan yang lebih tinggi

2

perempuan mampu bekerja dan menjadi bagian penting dalam kehidupan
masyarakat. Perempuan yang dahulu hanya berada di sektor domestik untuk
mengurusi rumah tangga, kini sudah mampu berada di sektor publik untuk
ikut serta dalam proses pemerintahan, pendidikan, serta lebih aktif dan
memiliki peran yang juga dapat disejajarkan bersama dengan kaum laki-laki.

Contohnya adalah keberadaan Sri Mulyani Indrawati yang saat ini menjabat
sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Sri Mulyani merupakan wanita
bahkan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Bank
Dunia. Megawati Soekarno Putri yang juga pernah menjabat sebagai Presiden
RI merupakan presiden perempuan pertama Indonesia telah membongkar
anggapan bahwa perempuan tidak mampu berpartisipasi di dunia politik dan
pemerintahan di Indonesia. Di Kota Bandar Lampun adalah keberadaan Eva
Dwiana Herman H.N yang sempat menjabat Ketua DPC Partai Demokrat
Provinsi Lampung yang menjadi salah satu contoh emansipasi wanita yang
aktif dalam dunia politik.

Munculnya perempuan-perempuan yang mampu bergelut di sektor publik,
memberikan gambaran bahwa perempuan adalah makhluk yang dapat
disejajarkan dengan kaum laki-laki. Kehadiran perempuan memberikan
warna dan perubahan tersendiri dalam sektor publik. Peran perempuan yang
kini mulai terlihat di berbagai sektor kehidupan menjadi suatu gambaran
bahwa perjuangan perempuan selama ini telah mencapai hasil yang baik.
Kehidupan perempuan masa kini menjadi salah satu contoh adanya

3

pengakuan akan keberadaan perempuan yang mampu bersaing dan menjadi
bagian penting dalam kehidupan publik.

Gender yang diartikan oleh Fakih (2004:8-9) merupakan suatu konsep
budaya yang mengacu pada karakteristik yang membedakan antara
perempuan dan laki-laki baik secara prilaku, mentalitas dan budaya sosial.
Dengan demikian gender adalah perbedaan peran laki – laki dan perempuan
yang dibentuk, dibuat dan dikonstruksi oleh masyarakat dan dapat berubah
sesuai perkembangan zaman. Pembahasan mengenai gender membahas
mengenai kehidupan dan peran perempuan di seluruh bidang kehidupan, baik
itu politik, sosial, budaya, keagamaan dan lain sebagainya.

Di dunia politik, yang terjadi adalah adanya diskriminasi terhadap perempuan
baik dalam konsep demokrasi dan partisipasi. Konsep-konsep seperti
kompetisi, partisipasi politik, demokrasi serta kebebasan sipil dalam
kenyataan politik ternyata hanya terbatas pada dunia kaum laki-laki dan
perempuan tidak memilik peran yang berarti di dalamnya. Contohnya,
dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 12 tahun 2012 Bab III pasal 8
huruf e terlihat bahwa ada batasan mengenai kiprah perempuan di dunia
politik. Dalam pasal tersebut menyebutkan, “…..menyertakan sekurangkurangnya 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan pada
kepengurusan partai politik tingkat pusat”.
Berdasarkan penelitian dari Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, Sri
Eko Wardhani menyatakan bahwa jumlah perempuan yang duduk di
parlemen hanya 18 % dari total anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

4

Nampak jelas bahwa dalam dunia politik terdapaat diskriminasi mengenai
porsi antara laki-laki dan perempuan dalam kedudukannya di parlemen.
(http://psikologisosiald5.blogspot.com/2013/12/diskriminasi-gender-dalamranah-politik.html: 16 Maret 2014 pukul 22.50).

Adanya kesadaraan perempuan untuk memperjuangkan haknya dalam
memberikan aspirasi melalui keikutsertaannya dalam pemilihan umum,
mendorong terbentuknya peran perempuan dalam dunia politik. Misalnya
dengan bergabung dalam organisasi-organisasi poitik baik itu partai atau
organisasi lainnya. Beberapa nama perempuan yang sampai saat ini berkiprah
di politik dan berjuang membela aspirasi rakyat dalam parlemen adalah
Armida Alisjahbana (menteri Indonesia ahli ekonomi), Megawati (Presiden
Wanita RI pertama), SK Trimurti (menteri Indonesia, pengajar, penulis,
wartawan) dan Tuty Alawiyah (menteri Indonesia, anggota MPR RI).
Dalam lingkup keluarga, perempuan yang diwakili oleh ibu rumah tangga
memiliki peran yang juga penting dalam pengambilan keputusan walaupun
para lelakilah yang menjadi kepala keluarganya. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Evelyn Blackwood yang dikutip dalam Triwarmiyati (2009)
menemukan bahwa pada sistem Matrilinial pada masyarakat Minang terjadi
perubahan peran perempuan dalam keluarga. Pola komunikasi yang dimiliki
perempuan memiliki kemampuan untuk menarik perhatian dan memberikan
pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan dalam keluarga.

Pada acara forum silahturahmi perepuan elite politik dan peningkatan
kapasitas perempuan caleg, yang diadakan oleh Kementrian Pemberdayaan

5

Perempuan dan Perlindungan Anak (Rabu, 21 Agustus 2013) di Jakarta,
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia
Sari Gumelar mengatakan bahwa peran perempuan dalam mengambil
keputusan di parlemen dinilai sangat penting. Keterwakilan perempuan di
DPR kini baru sekitar 18%. Menteri berharap pemilu mendatang lebih dari
18% karena percepatan retribusi hak politik perempuan sangatlah strategis
untuk mendorong percepatan kemajuan di bidang lainnya.

Perempuan canlon anggota legislative dari setiap partai politik perlu kreatif
dan bersatu dalam kampanye di daerah pemilihannya masing-masing untuk
meningkatkan jumlah 30% ketereakilan perempuan di parlemen dan
meningkatkan keterpilihan serta partisipasi pemilih. Peningkatan itu
mempercepat retribusi hak politik perempuan.

Disamping adanya berbagai masalah mengenai keikutsertaan perempuan
dalam dunia politik, terdapat permasalahan yang mendasar di Indonesia yaitu
masalah budaya. Budaya masyarakat yang sudah terbentuk sejak dahulu dan
melekat sehingga menjadi suatu nilai yang dianggap penting dalam
masyarakat merupakan salah satu permaslahan penting yang dihadapi para
calon anggota legislative perempuan untuk terus maju dalam pemilihan
umum. Mengenai penempatan nomor urut calaon yang biasanya lebih
diutamakan untuk pria sehingga perempuan mendapatkan nomor urut bawah
hal ini dikarenakan perempuan yang dianggap lemah serta permasalahann
dana.

6

Selain permasalahan diatas, gerakan feminis sangat tidak menguntungkan
bagi keterpilihan perempuan dalam pemilu karena calon-calon terpopuler dari
masing-masing partai politik mayoritas pada calon laki-laki. Mayoritas ketua
partai politik dan sekertaris jendral baik di DPP maupun di DPD/DPC
diduduki oleh laki-laki. Posisi tersebut sangat strategis bagi seseorang untuk
dikenal secara luas oleh public bahkan jajaran kepengurusan elit partai politik
mayoritas didominasi oleh laki-laki, kecuali pada bidang tertentu yang
biasanya diduduki perempuan karena tidak diminati oleh laki-laki miasalnya
pada bidang pemberdayaan perempuan.

Diperlukan strategi kampanye yang efektif bagi perempuan untuk dapat
mengejar ketertinggalan mereka dari kaum laki-laki, baik dalam persaingan
dengan calon laki-laki dari satu partai maupun dari partai lain di satu daerah
pemilihan. Pandangan partai akan peranan perempuan menjadi penting
apabila partai dapat melihat berbagai peluang yang ada. Salah satu contohnya
adalah pada Partai Demokrat yang juga memberdayakan perempuan dalam
proses kampanye pemilu melalui adanya departemen khusus yang menanungi
masalah perempuan dan anak.

Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan
bagian dari Partai Demokrat yang terus berusaha untuk mengembangkan
potensi perempuan dan memberikan pelajaran kepada perempuan tentang
politik dan pentingnya keikutsertaan perempuan di dalam dunia politik.

Ketua Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPP Partai
Demokrat Andi Timo Pangerang memaparkan bahwa partai politik adalah

7

tempat mendidik kader perempuan dalam jabatan politik, oleh sebab itu
perempuan dituntut mampu memberikan warna dalam isu politik. Perempuan
Partai Demokrat harus mampu berkiprah di tengah – tengah masyarakat,
aktualisasi diri penting dilakukan agar potensi tetap terjaga bahkan bertambah
di 2014. Dapat terlihat bahwa Partai Demokrat baik itu di pusat atau di
daerah memiliki pemahaman pentingnya pemberdayaan perempuan dalam
politik.

Kehadiran perempuan akan memberikan warna dalam proses politik. Hal
tersebutlah

yang

memberdayakan

menjadi

tujuan

Partai

perempuan

dalam

politik

Demokrat
dan

dalam

kampanye

upaya
pemilu.

(http://politik.kompasiana.com/2010/07/27/perempuan-penentukemenanganpolitik 205705.html: diakses pada 15 Februari 2014 pukul 19.30 ).

Partai Demokrat hadir melalui adanya DPD Partai Demokrat Provinsi
Lampung. DPD ini diketuai oleh M. Ridho Ficardo, M.Si yang juga tengah
mencalonkan diri sebagai Gubernur Lampung periode 2014-2019. Didalam
struktur kepengurusan DPD Partai Demokrat Lampung terdapat satu bidang
yang menangani masalah perempuan, yaitu bidang Pemberdayaan Perempuan
yang diketuai oleh Fita Nadia dengan wakilnya adalah Cindawani.

Partai Demokrat merupakan partai yang memiliki komitmen yang kuat dalam
pemberdayaan perempuan dan sangat menghargai keberadaan perempuan
dalam tubuh Partai Demokrat. Selain itu, Partai Demokrat sangat fokus untuk
terus berusaha memenuhi kuota 30% kedudukan bagi kader perempuan
dalam kursi legislatif. Menurut Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi

8

Lampung dalam sambutannya pada kegiatan Diskusi Publik dan Silaturrahmi
Daerah Perempuan Partai Demokrat Provinsi Lampung (18/10/2012)
menekankan pentingnya perempuan memahami potensi yang ada dalam
dirinya dalam hal persamaan hak politik.

Untuk mencapai target keterwakilan perempuan di legislatif, Partai Demokrat
menyiapkan kader secara kuantitas dan kualitas, oleh sebab itu kegiatan
seperti ini penting dilaksanakan agar proses rekrutment dan analisa kader
perempuan menuju pemilu 2014 semakin berkualitas dengan didukung
kuantitas yang memadai sehingga tercapai pemenuhan kuota 30% perempuan
yang berhasil duduk

dalam kursi legislatif di Provinsi Lampung

(https://www.google.com/#q=Diskusi+Publik+dan+Silaturrahmi+Daerah+Pe
rempuan+Partai+Demokrat+Provinsi+Lampung+: diakses pada 15 Februari
2014 pukul 19.45).

Selain itu dalam memberdayakan perempuan, DPD Partai Demokrat
Lampung memiliki sayap partai yang juga fokus pada perempuan. Terdapat
PDRI (Perempuan Demokrat Republik Indonesia) yang diketuai oleh
Getwien Mosse Umboh S.H dan Majelis Taklim Ar-Ridho yang diketuai oleh
Sarifah. Kedua sayap partai ini selain fokus dalam pemberdayaan perempuan
dan meningkatkan kemandirian dan kesadaran perempuan di dunia politik
dan pemerintahan melalui kampanye untuk memenangkan suara dalam
pemilu.

Akan tetapi bila dilihat dari perkembangan saat ini, citra Partai Demokrat
menjadi kurang baik dikarenakan kader-kadernya yang tersandung kasus

9

hukum termasuk kader perempuan Partai Demokrat. Contohnya saja kasus
korupsi yang menyeret nama Angelina Sondakh yang merupakan kader
Demokrat. KPK menetapkan Anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh
sebagai tersangka dalam kasus suap pembangunan wisma atlet di Jakabaring.
(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f2bb475675f2/angelinasondakh-jadi-tersangka-: diakses pada 25 Februari 2014 pukul 19.15).

Nama lain yang juga disebut mencoreng citra kader perempuan dalam Partai
Demokrat adalah Hartati Murdaya dan Andi Nurpati. Hartati Murdaya yang
merupakan anggota Dewan Pembina Pusat dan juga pernah menjabat sebagai
bendahara Partai Demokrat terseret dalam kasus pidana. Ia terlibat suap
pengurusan sertifikat Hak Guna Usaha perkebunan kelapa sawit di
Kabupaten Buol dan mendapatkan hukuman selama 2 tahun 8 bulan, pidana
denda Rp 150 juta. (http://nasional.inilah.com/read/detail/1956986/inilahkronologi-kasus-suap-hartati-murdaya#.UwyQwD2Szv8: diakses pada 15
Februari 2014 pukul 19.36).

Berbeda dengan kedua nama diatas, Andi Nurpati yang merupakan pengurus
DPP Partai Demokrat melakukan tindak pidana terkait putusan sengketa
Pemilu Sulawesi Selatan tentang pemberian kursi legislatif di DPR yang
dikeluarkan MK pada 2009 lalu. Pidana itu dilakukan Ketua Divisi
Komunikasi Publik Partai Demokrat yang saat itu menjadi anggota Komisi
Pemilihan Umum tahun 2009.
(http://nasional.news.viva.co.id/news/read/223102-keganjilan-kasus-andinurpati-versi-mk: diakses pada 15 Februari 2014 pukul 20.15).

10

Partai Demokrat yang menyatakan dirinya sebagai partai yang komitmen
dengan pemberdayaan perempuan serta memiliki strategi yang santun dan
cerdas dalam memberdayaan perempuan ternyata belum mampu membawa
kader partai ini untuk mempertanggung jawabkan komitmen yang diusung
oleh Partai Demokrat. Partai Demokrat merupakan partai besar dan
merupakan partai kader. Semua kader Partai Demokrat telah melalui
kaderisasi dan memiliki kualifikasi yang diusung partai. Namun semua itu
kembali kepada pribadi masing-masing kader walaupun penilaian akan suatu
partai dilihat juga berdasarkan tingkah laku kader partai yang bersangkutan.

Partai Demokrat merupakan partai yang mengawali perjalanan politik dengan
strategi yang baik sehingga mampu bersaing dan memenangkan pemilu
selama dua periode sebelumnya serta berkomitmen akan pemberdayaan
perempuan sehingga menghasilkan kader perempuan yang berkualitas dan
berkarakter. Saat ini terdapat berbagai kasus pidana yang dialami oleh kaderkader perempuan di Partai Demokrat baik itu di pusat ataupun di daerah.
Fakta menggambarkan adanya ketimpangan yang terjadi mengenai konsep
pemberdayaan perempuan yang berakibat pada nama baik dan citra partai
yang berakibat akan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai
bernuansa biru ini.

Diperlukan strategi yang tepat oleh Partai Demokrat untuk kembali
memenangkan suara seperti dua periode silam dimana partai ini terbukti
mampu bersaing dan memenangkan pemilu meskipun Partai Demokrat
adalah partai baru. Kegagalan partai dalam menghadirkan kader perempuan

11

yang bersih dari berbagai kasus menjadi tugas Partai Demokrat untuk terus
memperbaiki diri dan mengembalikann kepercayaan masyarakat sehingga
kadr-kader perempuan yang akan maju di pemilihan umum tahun 2014 dapat
memberikan kemenangan kepada Partai Demokrat.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian secara lebih mendalam terhadap strategi pemberdayaan calon
anggota legislatif perempuan dalam kampanye pemilihan umum legislatif
2014 oleh DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung. Adanya berbagai kasus
yang dialami oleh Partai Demokrat sehingga membuat citra partai yang mulai
menurun mendorong peneliti untuk melihat usaha Partai Demokrat
memenangkan kader perempuan partai untuk memperoleh kemenangan
dalam pemilihan umum tahun 2014

melalui berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan pemberdayaan perempuan yang menjadi salah satu faktor
penting dalam memenangkan pemilu 2014.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian di atas maka masalah dari penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut : “Bagaimana strategi pemberdayaan calon anggota legislatif
perempuan dalam kampanye pemilihan umum legislatif tahun 2014 oleh
DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung?”

12

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi pemberdayaan
calon anggota legislatif perempuan dalam kampanye pemilihan umum
legislatif tahun 2014 oleh DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunan penelitian ini adalah :
1. Secara akademik, hasil penelitian ini sebagai salah satu kajian Ilmu
Pemerintahan khususnya di bidang partai politik dan pemilu dalam aspek
fungsi gender dalam kampanye pemilu oleh DPD Partai Demokrat
Provinsi Lampung.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini sebagai evaluasi strategi yang dapat
dipilih dalam kampanye dan memberikan masukan kepada Partai
Demokrat untuk memaksimalkan pemberdayaan perempuan dalam
kampanye pemilu.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi

Dalam

Cangara

mengenai

komunikasi

politik

(2009:291-292)

menyatakan bahwa istilah strategi berasal dari bahasa Yunani klasik.
Yang pertama adalah kata “stratus” yang artinya tentara. Dan kedua
adalah kata “agein”yang berarti memimpin. Bila diartikan menurut kedua
kata tersebut, strategi berarti memimpin tentara.

Selain itu dalam bahasa Yunani, strategi juga disebutkan melalui kata
strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai suatu kemenangan
dalam suatu peperangan yang awalnya digunakan dalam lingkungan
militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang
memiliki arti yang relatif sama. Dalam istilah yang berbeda, istilah
strategi yang juga berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang
diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang
biasanya digunakan dalam peperangan.

14

Clausewitz

(Arifin,2003:161)

berpendapat

bahwa pengertian

strategi adalah “pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan". Menurut Morrisey (Nimmo,2005:121),
strategi adalah “proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh
perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan
membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di
masa depan”.
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurut Hamel dan Prahalad
(Nimmo,2005:121) , pengertian strategi adalah “tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan”. Strategi lebih mengarah pada tindakan yang
akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Didalam strategi terdapat susunan
atau langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan.

Menurut Mintzberg (2007) yang dikutip dalam Morisanny (2001), konsep
strategi mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah
suatu:
1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh
organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan
jangka panjangnya.
2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun
inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh
organisasi.
3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan
aktivitasnya.

15

4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara
organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi
aktivitasnya.
5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk
mengelabui para pesaing.

2. Strategi Politik

Menurut Beauffre (Nimmo,2005:123), strategi politik diartikan sebagai
seni yang menggunakan semua kekuatan untuk mencapai semua tujuantujuan yang ditetapkan oleh politik, dan diartikan juga sebagai
keseluruhan

keputusan-keputusan

kondisional

yang

menetapkan

tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan
yang munkin terjadi di masa depan. Dalam menyusun strategi dibutuhkan
persiapan, pertimbangan dan perhitungan yang matang sehingga dapat
memunculkan ide-ide yang kreatif yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam melangkah dan mengambil suatu keputusan dalam menentukan
strategi. Dalam politik terdapat strategi.

Berdasarkan pendapat Prihatmoko dan Moesafa (2008:158) mengenai
strategi adalah segala rencana dan tindakan yang dilakukan untuk
memperoleh kemenangan dalam pemilu. Didalam konsep strategi
mencakup kegiatan menganalisa kekuatan dan potensi suara yang akan
diperoleh serta mengetahui metode pendekatan yang dibutuhkan kepada
pemilih. Menurut Nursal (2004:159-160), beberapa strategi politik yang
dapat dilakukan untuk memenangkan suara dalam pemilu yaitu :

16

1. Strategi Penguatan (Reinforcement Strategy)
Strategi ini dilakukan oleh kandidat yang telah dipilih dengan
membuktikan janji-janji dalam kampanye misalnya melalui
pembuatan dan penerapan kebijakan yang pro-rakyat, anggaran
berorientasi pada gender serta hal-hal yang dapat menguatkan
pemilih untuk terus mendukung kandidat pada pemilihan
selanjutnya.
2. Strategi Rasionalisasi (Rationalization Strategy)
Strategi ini dilakukan pada saat kinerja kandidat tidak sesuai
dengan citra yang telah dibangun. Perlu adanya rasionalisasi
strategi agar citra yang dibangun tidak tercoreng pada saat pilkada
selanjutnya.
3. Strategi Bujukan (Inducement Strategy)
Strategi ini diterapkan pada saat citra kandidat tidak sesuai dengan
persepsi atau harapan masyarakat meskipun kinerja kandidat yang
bersangkutan sudah baik dimata pemilih.
4. Strategi Konfrontasi (Confrontation Strategy)
Strategi ini dilakukan kepada para kandidat yang salah
menentukan citra yang tidak sesuai dengan kinerja yang
dilakukan. Diperlukan pembaharuan citra dan kinerja dalam
memenangkan pemilihan selanjutnya.

3. Jenis-Jenis Strategi

Menurut Schroder (2004:162), jenis-jenis strategi terdiri dari :
a. Strategi Offensif
Strategi offensif dibutuhkan saat partai ingin meningkatkan jumlah
pemilih atau apabila kandidat legislatif ingin mengimplementasikan
sebuah program yang telah direncanakan. Strategi untuk memperluas
jangkauan dan menembus area baru merupakan konsep dalam strategi
offensif.
b. Strategi Deffensif
Strategi deffensif mucul apabila partai pemerintah atau koalisi
pemerintah yang terdiri dari beberapa partai ingin mempertahankan
mayoritas pendukungnya.

17

B. Pemberdayaan Perempuan

1. Konsep Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Menurut Fakih (2004:8-9), gender merupakan suatu sifat yang melekat
pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial
maupun kultural. Perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional dan
keibuan. Laki - laki dinilai kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Sifat dan
ciri yang ada di laki-laki dan perempuan ini dapat dipertukarkan seiring
perjalanan waktu dan dapat berbeda dari tempat ke kempat, inilah yang
disebut konsep gender.
Siti Musdah Mulia dan Marzani Anwar (Nugroho,2004; 11), gender dan
jenis kelamin merupakan hal yang berbeda. Jenis kelamin adalah
perbedaan biolgis hormonal dan patologis antara perempuan dan laki-laki
yang memiliki susunan bentuk dan organ tubuh yang berbeda. Sedangkan
gender adalah seperangkap peran, sikap, tanggung jawab, fungsi dan hak
dan perilaku yang melekat pada diri laki laki dan perempuan akibat
bentukan budaya atau lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh
dan dibesarkan.
Adapun yang dimaksud gender adalah persoalan yang menyangkut
perbedaan tugas, fungsi dan peran yang diberikan oleh masyarakat
terhadap laki-laki dan perempuan baik dalam kehidupan pribadi ataupun
sosial. Gender terbentuk melalui proses sosial yang banyak dipengaruhi
oleh pranata sosial, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, factor geografis,
demografis serta linngkungan. Maka dari itu gender dapat berubah,

18

berbeda antar daerah yang satu dengan yang lain dan dapat diperbaharui
setiap saat.
Bronislaw Malinowski (Hadiz, 2004:403) menyimpulkan bahwa sistem
kebudayaan masyarakat memungkinkan wanita berada pada posisi
subordinasi, meskipun telah berperan ganda. Selain berperan dalam sektor
domestik (sebagai ibu rumah tangga), perempuan juga menjalankan fungsi
ekonomi dengan melakukan pekerjaan diluar rumah untuk mencari
penghasilan.
Hal lain mengenai indikator untuk menjelaskan atau menilai seberapa
besar kekuasaan yang dimiliki perempuan dikemukakan oleh Nadia Hijab
(Hadiz,2004:405) terdiri dari tiga indikator. Pertama, partisipasi dalam
proses demokrasi. Kedua, undang-undang yang mengatur masalah status
personal. Dan ketiga, akses perempuan dalam pendidikan dan gaji kerja.
Semakin banyak wanita yang terwakili dalam lembaga pemerintahan maka
semakin banyak muncul undang-undang yang memberi persamaan hak
pada pencapaian status personal tanpa membedakan jenis kelamin.
Konsep gender yang terpenting dalam kegiatan politik adalah tentang
pemerataan kesempatan gender dan kesetaraan gender. Pemerataan
kesempatan gender menggambarkan upaya pemberian kesamaan peluang
bagi laki-laki dan perempuan untuk ikut berpartisispasi, melakukan kontrol
atas dan memperoleh manfaat pembangunan. Kesetaraan gender
merupakan pola hubungan yang seimbang antara laki laki dan perempuan

19

sebagai manusia agar mampu berpartisispasi, memiliki kesempatan dan
control, serta memperoleh manfaat dalam kegiatan pembangunan.
Analisis mengenai gender merupakan suatu proses yang dibangun secara
sistematis untuk mengidentifikasi dan memahami beberapa hal, yaitu
pembagian kerja atau peran laki laki dan perempuan, kesempatan dan
kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam
proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, dan pola
hubungan antara laki-laki dan perempua yang timpang yang dalam
pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti ekonomi,
sosial, budaya agama dan suku bangsa.
Konsep pemberdayaan yang dikemukakan oleh Prijono dan Pranaka
(1996: 2-8) menjelaskan konsep pemberdayaan (empowerment) dilihat dari
perkembangan konsep dan pengertian yang disajikan dalam beberapa
catatan kepustakaan, dan penerapannya dalam kehidupan masyrakat.
Sulistiyani (2004:7) yang dikutip dalam Jurnal Universitas Neegri Yogja
(http://eprints.uny.ac.id/7803/3/BAB%202-07404244051.pdf:

diakses

pada 09 Maret 2014 pukul 20.35 ) menjelaskan bahwa secara etimologis
pemberdayaan berasal dari kata dasar daya yang berarti kekuatan atau
kemampuan.
Pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan
atau kemampuan, dan atau pemberian daya, kekuatan atau kemampuan
dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum

20

berdaya. Dikemukakan oleh Merriam Webster dan Oxford English
Dictionary kata ”empower” mengandung dua arti.
Yang pertama adalah to give power of authority dan pengertian kedua
berarti to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama diartikan
sebagai

memberi

kekuasaan,

mengalihkan

kekuasaan,

atau

mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan, dalam pengertian
kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau
keberdayaan. Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan kemampuan
individu dengan menggali segala potensi yang dimiliki oleh individu
tersebut baik menurut kemampuan keahlian (skill) ataupun pengetahuan
(knowledge).
Pada intinya pemberdayaan yang dikemukakan oleh Prijono dan Pranarka,
(1996: 2-8) adalah
“membantu seseorang untuk memperoleh daya untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan terkait
dengan diri mereka termasuk mengurangi hambatan pribadi dan sosial.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan rasa percaya
diri untuk menggunakan daya yang dimiliki antara lain dengan transfer
daya dari lingkunganya”.

Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996:5),
manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang
menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat
agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan
hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan perempuan adalah
suatu upaya membangkitkan kemampuan, potensi dan peran aktif

21

perempuan baik itu dalam bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan,
pemerintahan dan bidang lainnya.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah membentuk individu
menjadi mandiri baik dalam berfikir, bertindak dan mengendalikan diri.
Pemberdayaan

perempuan

adalah

suatu

upaya

membangkitkan

kemampuan, potensi dan peran aktif perempuan. Perempuan yang
memiliki sifat lebih pintar, berkarakter, ulet, lembut dan sabar dinilai
cukup berpotensi untuk diberdayakan diberbagai sektor kehidupan. Peran
perempuan

dibalik

keberhasilan

seseorang

menjadi

nilai

yang

diperhitungkan. Secara khusus dalam bidang politik, perempuan memiliki
tempat karena perjuangannya untuk dapat disejajarkan oleh kaum pria
menjadi salah satu contoh kemampuan perempuan dalam bidang politik.

Pemberdayaan (empowerment) menurut Sumodiningrat (1999) merupakan
serangkaian upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memperluas
akses terhadap suatu kondisi untuk mendorong kemandirian yang
berkelanjutan (tanggap dan kritis terhadap perubahan) serta mampu
b

Dokumen yang terkait

Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

11 196 131

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

3 65 167

Partai Politik Dan Pemilu (Suatu Studi Marketing Politik Terhadap Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2009)

0 56 96

POLA REKRUTMEN POLITIK DPD PARTAI DEMOKRAT PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN CALON LEGISLATIF PERIODE 2014-2019

3 12 95

STRATEGI PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 (Studi pada Partai PKS, PDI-P dan Partai NasDem Kota Bandar Lampung)

0 12 97

STRATEGI KAMPANYE PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (NASDEM) PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 (Studi di Dewan Perwakilan Cabang Tanjung Karang Pusat)

0 13 87

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PEREMPUAN DALAM DEWAN PIMPINAN CABANG PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DI KABUPATEN SEMARANG

0 23 102

AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I AKTIVITAS KAMPANYE PEMILIHAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPRD I DAN EFEKNYA PADA PEROLEHAN SUARA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif DPRD I Daerah Pilihan Daerah

0 2 7

STRATEGI POLITIK CALON LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2009 (Kasus : Calon Legislatif Perempuan dari Partai Demokrat di Kabupaten Bungo).

0 0 19

Strategi Dana Kampanye Partai Demokrat Kota Padang pada Pemilu Legislatif Tahun 2009.

0 0 8