Pola Kawasan Pecinan Pecinan Di Indonesia 1. Ekonomi, Sosial, dan Budaya

2.5.2. Pola Kawasan Pecinan

Menurut Pratiwo 2010: 10 dan 52, permukiman sebagian besar orang Tionghoa di pulau Jawa membentuk koloni kecil di pinggiran jalur sungai dan sisanya di pinggir pantai. Mereka menjadikan koloni ini sebagai pusat permukiman dan perdagangan. Permukiman Tionghoa Pecinan banyak terdapat di jalur sungai karena sungai dijadikan sarana transportasi perdagangan barang komoditas masyarakat Tionghoa dan masyarakat lain maupun kawasan satu dengan kawasan yang lain. Adanya perluasan wilayah permukiman karena bertambahnya jumlah masyarakat Tionghoa dan kebutuhan ruang berdagang menyebabkan permukiman Pecinan menyebar menjauhi sisi sungai. Permukiman kawasan Pecinan membentuk blok-blok bangunan yang setiap blok bangunan dipisahkan oleh jaringan jalan utama dan gang-gang berbentuk rectilinier grid dengan lansekap membujur dari Utara, Selatan, Barat dan Timur. Pola ini membentuk sejumlah blok besar bangunan menurut jaringan jalan dan beberapa blok kecil menurut jalur gang di dalam kawasan Pecinan. Jalan utama atau primer adalah jalan masuk kawasan, sedangkan jalan kecil atau gang sekunder adalah pemisah dan penghubung sirkulasi antara blok-blok bangunan. Elemen utama yang berada dalam blok kawasan adalah klenteng atau permukiman. Konsekuensinya jalan sekunder sering terputus di tikungan atau jalan sempit, sehingga tempat jalan berakhir jalan buntu. Gambar 19. Pola Kawasan Pecinan Rectilinier Grid Sumber: Kautsary, 2008: 53. Bangunan permukiman, perdagangan, dan pergudangan yang berdekatan dengan sungai memiliki jalan transisi sebagai transportasi dari jalur sungai ke permukiman untuk manusia dan barang. Jalan utama kawasan berfungsi sebagai pasar dan perdagangan market place. Pada bagian ruang kawasan yang lebih kecil aktivitas komersial terpusat di sebagian kecil dari jalan-jalan konektor, sedangkan pada kawasan yang lebih besar district digunakan untuk aktivitas komersial yang intensif. Setiap jenis aktivitas komersial terkumpul pada sebuah jalan dan mengelompok sesuai dengan jenis usaha atau perdagangan spesifik atau kawasan bisnis businness districts Kautsary, 2008:55. Pola blok bangunan dan jaringan jalan seperti ini, merupakan organisasi ruang kota The Jian yang diadaptasi masyarakat Tionghoa dari China daratan Kohl dalam Pratiwo, 2010: 53. Secara garis besar blok-blok bangunan di kawasan tua Pecinan dapat dibedakan menurut fungsi dan jenis bangunannya, yaitu: 1. Fungsi budaya dan agama, jenis bangunannya klenteng, vihara, dan ruang koridor jalan. 2. Fungsi rumah pribadi, jenis bangunannya rumah hunian 1 lantai dan 2 lantai, rumah abu, dan rumah perkumpulan marga. 3. Fungsi hunian dan usaha perdagangan dan jasa, jenis bangunannya rumah toko lantai 1 untuk usaha dan lantai 2 untuk hunian, pergudangan, dan ruang berdagang di depan bangunan pada koridor jalan. 4. Fungsi penanda kawasan, jenis bangunannya gerbang atau gapura, oranamen patung, dan lampu jalan khas Pecinan. 5. Fungsi hiburan, jenis bangunannya berupa teater pertunjukkan dan rumah makan. Pembagian ini terkadang sulit dibedakan secara tegas, karena terkadang terdapat beberapa bangunan yang berfungsi umum, tetapi juga berfungsi pribadi, misalnya bangunan ibadah dan rumah abu. Bangunan ibadah yang berfungsi untuk pribadi hanya dapat digunakan kerabat dekat atau satu marga Lilananda, 1998: 36.

2.5.3. Arsitektur Bangunan Kawasan Pecinan