53
APPENDICES ANGKET WAWANCARA PENELITIAN UNTUK GURUTERAPIS ANAK
DENGAN MASALAH KESULITAN BELAJAR DISLEKSIA – FIRST INFORMAL ASSESSMENT
PSYCHOLINGUISTIC ANALYSIS ON DYSLEXIC CHILD RENY ANDARI 110705023
I. PETUNJUK WAWANCARA
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih
dahulu isi identitas yang telah tersedia. 2.
Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban BapakIbu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis
butuhkan. Dan sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
II. IDENTITAS GURUTERAPIS
1. Nama
: 2.
Nama SekolahTempat Pelatihan Khusus :
III. DAFTAR PERTANYAAN Sumber: Abdurrahman, 2003
1. Apakah anak tersebut mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika ya, apakah anak tersebut sering tertukar huruf antara huruf “b” dan “d”
atau “p” dan “q” ketika membaca atau menulis? a.
Ya b.
Tidak
3. Apakah anak tersebut sering menulis huruf secara terbalik seperti contoh
‘ ƧЯ’ ?
54
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anak tersebut juga mengalami kesulitan saat menghitung terutama
perkalian? a.
Ya b.
Tidak
5. Apakah anak tersebut lebih menggemari pelajaran yang menggunakan otak
kanan seperti menggambar, bernyanyi, atau melukis? a.
Ya b.
Tidak
6. Apakah di sekolahtempat kursus anda terdapat anak yang mengalami
gangguan belajar seperti membaca, menulis, atau mengeja huruf disleksia dan dalam rentang usia berapakah rata-rata anak yang mengalami kesulitan
belajar tersebut? -
7. Apakah anak tersebut pernah mengikuti proses belajar di sekolah lain?
-
8. Langkah-langkah apa saja yang diambil oleh guru dalam meningkatkan
kemampuan belajar anak dengan kesulitan belajar? -
9. Menurut anda, metode belajar apa yang paling efektif untuk anak dengan
gangguan belajar? Berikan alasannya. -
10. Apa kesulitan-kesulitan yang sering dialami dalam mengatasi anak yang
mengalami kesulitan belajar? -
55
APPENDICES ANGKET PENELITIAN LANJUTAN UNTUK GURUTERAPIS ANAK DISLEKSIA
SECOND INFORMAL ASSESSMENT RENY ANDARI
REG. NO. 110705023 ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT
FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
I. PETUNJUK WAWANCARA
3. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi
identitas yang telah tersedia. 4.
Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban BapakIbu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan
sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
II. IDENTITAS GURUTERAPIS
3. Nama Guru
: 4.
Nama SekolahTempat Pelatihan Khusus : Medan Teraphy Kids Center
III. DAFTAR PERTANYAAN TYPES AND DIFFICULTIES DATA SOURCE
Reading DyslexiaReading Difficulty
Menurut Mercer 1983: 309 ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca, yaitu berkenaan dengan kebiasaan membaca, kekeliruan mengenal kata, kekeliruan
pemahaman, dan gejala-gejala serbaneka. Anak berkesulitan belajar membaca sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang
tidak wajar seperti gerakan yang penuh ketegangan, mngernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir, mereka juga memperlihatkan adanya perasaan tidak
aman yang ditandai dengan perilaku nmenolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru Abdurrahman 2003: 204. Berdasarkan hasil angket sebelumnya, penulis
menemukan adanya gejala-gejala yang sangat cocok dengan kriteria anak disleksia seperti yang dijelaskan di atas. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian lanjutan dengan
56
menyebarkan angket kedua. Angket ini berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan dijadikan sebagai sumber data utama. Data yang didapat diisi oleh tenaga pengajarguru di
Medan Teraphy Kids Center. Data ini sangat mendukung untuk hasil penelitian penulis.
Daftar Kekeliruan Membaca Lisan SiswaSiswi Medan Teraphy Kids Center
Sumber: Abdurrahman 2003: 210-212
No Jenis Kekeliruan
Cek Keterangan
1 Tidak dapat melafalkan semua huruf vokal a, i, u, e, o.
2 Tidak dapat melafalkan beberapa huruf vokal.
3 Tidak dapat melafalkan semua huruf konsonan b, c, d, f, g, h , j,
k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z. 4
Tidak dapat melafalkan beberapa huruf konsonan. 5
Tidak dapat melafalkan huruf diftong ny, ng. 6
Tidak dapat melafalkan gabungan huruf konsonan – vokal ba, pa, ....
7 Tidak dapat melafalkan gabungan huruf diftong – vokal nya,
ngu, .... 8
Tidak dapat melafalkan vokal rangkap ia, oi, ua, .... 9
Tidak dapat melafalkan gabungan konsonan vokal – konsonan
ba-pak, ka-pal, pas-ti, ....
10 Tidak dapat melafalkan gabungan vokal – konsonan as-pal, ir-
na, ... 11
Tidak dapat membedakan huruf yang bentuknya hampir sama b- d, p-q, m-n-u-w.
12 Penghilangan huruf atau kata “bunga mawar itu merah” dibaca
“bunga itu merah” , “bapak membaca buku” dibaca “bapak baca buku”.
13 Penyisipan kata “rumah paman di Semarang” dibaca “ rumah
paman ada di Semarang”. 14
Penggantian kata, makna tetap “ayah menulis surat” dibaca “bapak menulis surat”.
15 Penggantian kata, makna berbeda “itu kucing ali” dibaca “itu
kacang ali”.
57
16 Pengucapan kata yang salah, makna sama “hati saya senang”
dibaca “hati saya seneng”. 17
Pengucapan kata yang salah, tidak bermakna “mama beli nenas” dibaca mama beli memas”.
18 Pengucapan kata dengan bantuan guru “kuda itu lari kencang”
dibaca “kuda itu lari .... kencang”. 19
Pengulangan “Wati main bola” dibaca “Wati ma-ma-ma-in bo- bo-la”.
20 Pembalikan kalimat, subjek, predikat, objek “baju saya dicuci
bibi” dibaca “baju saya bibi dicuci” 21
Tidak memperhatikan tanda baca “bapak dan ibu pergi ke kantor. Saya pergi ke sekolah” dibaca “bapak dan ibu pergi ke
kantor saya pergi ke sekolah”. 22
Membetulkan kesalahan sendiri “duku itu manis” dibaca “buku itu manis” , dibetulkan sendiri “duku itu manis”.
23 Ragu-ragu dalam membaca “Iwan bermain layang-layang”
dibaca “Iwan ... bermain ... layang ... layang”. 24
Membaca tersendat-sendat “bu Ita guru Nani” dibaca “bu i ... tagu ... gu ... ru na ... na ... ni”.
25 Tidak dapat mengurutkan susunan bacaan berita.
Writing DyslexiaWriting Difficulty
Menurut Lerner 1985: 402, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis yaitu motorik, perilaku, persepsi, memori, kemampuan melaksanakan
cross modal, menggunakan tangan yang dominan, dan kemampuan memahami instruksi. Anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau mengalami gangguan, akan
mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannya tidak jelas, terputus-putus, atau tidak mengikuti garis. Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam
menulis. Jika persepsi visualnya yang terganggu, anak mungkin akan sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti d dengan b, p dengan q, h dengan n, atau m
dengan w Abdurrahman 2003: 221. Berdasarkan hasil angket sebelumnya, penulis menemukan adanya gejala-gejala yang sangat cocok dengan kriteria anak disleksia seperti
yang dijelaskan di atas. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian lanjutan dengan
58
menyebarkan angket kedua. Angket ini berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan dijadikan sebagai sumber data utama. Data yang didapat diisi oleh tenaga pengajarguru di
Medan Teraphy Kids Center. Data ini sangat mendukung untuk hasil penelitian penulis.
Berbagai Macam Cara Anak Berkesulitan Belajar dalam Memegang Pensil untuk Menulis.
Hornsby, 1984: 66 Sumber: Abdurrahman 2003: 235-237
Pertanyaan:
1. Berdasarkan gambar di atas, cara memegang pensil yang mana yang lebih sering
dilakukan oleh anak? boleh pilih lebih dari 1 Jawaban:
2. Apakah anak menulis dari kiri ke kanan?
a. Ya
b. Tidak 3.
Apakah guru mengajarkan bagaimana memegang pensil dengan benar terlebih dahulu sebelum mengajar anak untuk menulis?
59
a. Ya
b. Tidak 4.
Apakah guru mengajar dengan cara menulis kata-kata dari papan tulis dan anak akan menyalin ke buku atau kertas?
a. Ya
b. Tidak 5.
Apakah guru mengajarkan kepada anak untuk menulis pada garis yang tepat? a.
Ya b. Tidak
Daftar Cek untuk Mengukur Kemampuan Menulis Ekspresif yang Dikembangkan oleh Poteet Lovitt, 1989: 225
Sumber: Abdurrahman 2003: 235-237
ST = anak sangat terampil C = anak dapat melakukan hanya jika diberi contoh
T = anak cukup terampil R = anak membutuhkan remediasi
Tulisan ST
T C
R Keterangan
I. Keindahan Tulisan A.
Jarak pada halaman B.
Jarak antarkalimat C.
Jarak tiap kata D.
Jarak tiap huruf E.
Kemiringan huruf F.
Bentuk huruf II. Ejaan ... salah eja
A. Salah menyebutkan
B. Penyisipan huruf
C. Penghilangan huruf
D. Penggantian huruf
E. Mengeja huruf
F. Kebingungan arah
G. Kontrol vokal
H. Orientasi huruf
I. Urutan
60
III. Tata Bahasa A.
Huruf kapital 1.
Kata benda nama diri 2.
Kata sifat yang tepat 3.
Kata pertama tiap kalimat 4.
Nama Tempat 5.
Nama Negara B.
Pemberian tanda baca 1.
Titik 2.
Koma 3.
Tanda kutip 4.
Tanda tanya 5.
Tanda seru 6.
Tanda titik dua 7.
Tanda penghubung 8.
Tanda kurung C.
Sintaksis 1.
Bagian-bagian percakapan a.
Kata kerja b.
Kata benda c.
Kata ganti d.
Kata sifat e.
Kata keterangan f.
Kata depan g.
Kata penghubung h.
Kata seru 2.
UrutanLetak kata-kata 3.
SingkatanJumlah 4.
Paragraf
61
Metode Pengajaran Membaca bagi Anak Berkesulitan Belajar
Sumber: Abdurrahman 2003: 217-219
Sebelum menjawab pertanyaan di bawah, guru diwajibkan membaca tiga contoh metode yang akan dijelaskan oleh penulis dengan seksama.
1 Metode Fernald Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran membaca multisensoris yang
sering dikenal pula sebgai metode VAKT visual, auditory, kinesthetic, and tactile. Metode ini digunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak,
dan tiap kata diajarkan secara utuh. Metode ini memiliki empat tahapan. Tahapan pertama, guru menulis kata yang hendak dipelajari di atas kertas dengan krayon. Selanjutnya anak
menelusuri tulisan tersebut dengan jarinya. Pada saat menelusuri tulisan tersebut, anak melihat tulisan, dan mengucapkannya dengan keras. Proses semacam ini diulang-ulang
sehingga anak dapat menulis kata tersebut dengan benar tanpa melihat contoh. Pada tahapan kedua, anak tidak terlalu lama diminta menelusuri tulisan-tulisan dengan jari,
tetapi mempelajari tulisan guru dengan melihat guru menulis, sambil mengucapkannya. Anak-anak mempelajari kata-kata baru pada tahapan ketiga, dengan melihat tulisan yang
ditulis di papan tulis atau tulisan cetak, dan mengucapkan kata tersebut sebelum menulis. Pada tahapan ini anak mulai membaca tulisan dari buku. Pada tahapan keempat, anak
mampu mengingat kata-kata yang dicetak atau bagian-bagian dari kata yang telah dipelajari.
2 Metode Gillingham Metode Gillingham merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima
jam pelajaran selama dua tahun. Aktivitas pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjiplak untuk
mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program fonik diselesaikan.
3 Metode Analisis Glass Metode Analisis Glass merupakan suatu metode pengajaran melalui pemecahan sandi
kelompok huruf dalam kata. Metode ini bertolak dari asumsi yang mendasari membaca sebagai pemecahan sandi atau kode tulisan. Ada dua asumsi yang mendasari metode ini.
Pertama, proses pemecahan sandi decoding dan membaca reading merupakan kegiatan
62
yang berbeda. Kedua, pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis
secara tepat. Membaca didefinisikan sebagai menurunkan makna dari kata-kata yang berbentuk tulisan.
Jika anak tidak dapat melakukan pemecahan sandi tulisan secara efisien, maka mereka tidak akan belajar membaca. Melalui metode analisis Glass, anak dibimbing untuk
mengenal kelompok-kelompok huruf sambil melihat kata secara keseluruhan. Metode ini menekankan pada latihan auditoris dan visual yang terpusat pada kata yang sedang
dipelajari. Materi yang diperlukan untuk mengajar mengenal kelompok-kelompok huruf dapat dibuat oleh guru. Secara esensial, kelompok huruf dapat dibuat pada kartu berukuran
3x15cm. Pada tiap karu tersebut, guru menuliskan secara baik kata-kata terpilih yang telah menjadi perbendaharaan kata anak. Kelompok kata didefinisikan sebagai dua atau lebih
huruf yang merupakan satu kata utuh, menggambarkan suatu bunyi yang relatif tetap. Dalam bahasa indonesia, kelompok huruf yang merupakan satu kata yang hanya terdiri
dari satu suku kata sangat jarang. Kata “tak” misalnya, sesungguhnya merupakan kependekan dari kata “tidak”, dan kata “pak” atau “bu” sesungguhnya kependekan dari
kata bapak dan ibu. Dengan demikian, penerapan metode analisis Glass dalam bahasa indonesia akan berbentuk suku kata, misalnya kata bapak terdiri dari dua kelompok huruf
“ba” dan “pak”. Seperti dikutip oleh Lerner 1988: 386, Glass mengemukakan adanya empat langkah
dalam mengajarkan kata, yaitu: 1
Mengidentifikasi keseluruhan kata, huruf, dan bunyi kelompok-kelompok huruf. 2
Mengucapkan bunyi-bunyi kelompok kata dan huruf. 3
Menyajikan kepada anak, huruf atau kelompok huruf dan meminta untuk mengucapkannya.
4 Guru mengambil beberapa huruf pada kata tertulis dan anak diminta mengucapkan
kelompok huruf yang masih tersisa.
Pertanyaan:
1. Dari penjelasan metode-metode pengajaran tersebut, metode manakah yang
pernahselalu anda gunakan untuk mengajar anak dengan gangguan belajar? boleh memilih dua
a. Metode Fernald
b. Metode Gillingham
c. Metode Analisis Glass
63
2. Menurut anda, metode manakah yang cukup efektif untuk membantu anak dengan
gangguan belajar? boleh memilih dua a.
Metode Fernald b.
Metode Gillingham c.
Metode Analisis Glass 3.
Dari metode yang anda gunakan, apakah anak dapat menerima dengan baik pelajaran yang diberikan?
a. Ya
b. Tidak
4. Dalam kisaran jangka waktu berapa lama anak tersebut bisa membaca dan menulis
dengan lancar? Jawaban:
5. Tuliskan pendapat anda tentang salah satu dari ketiga metode yang dijelaskan
sebelumnya, manakah metode yang paling efektif menurut anda? Mengapa? Jawaban:
64
APPENDICES ANGKET PENELITIAN LANJUTAN UNTUK GURUTERAPIS ANAK DISLEKSIA
PERCEPTION RENY ANDARI
REG. NO. 110705023 ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT
FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
I. PETUNJUK WAWANCARA
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi
identitas yang telah tersedia. 2.
Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban BapakIbu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan
sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
II. IDENTITAS GURUTERAPIS
1. Nama Guru
: 2.
Nama SekolahTempat Pelatihan Khusus : Medan Teraphy Kids Center
III. DAFTAR PERTANYAAN
Pada angket sebelumnya, telah diketahui bahwa terdapat anak yang memiliki gejala atau sindrom gangguan belajar disleksia, untuk meneliti lebih lanjut, penulis mengharapkan agar
guru menjawab pertanyaan hanya berdasarkan analisis anak disleksia dan sesuai dengan ciri- ciri anak yang bersangkutan disleksia. Sumber: Abdurrahman, 2003: 151-155
1. Apakah anak selalu menulis ejaan dengan salah meskipun telah dilakukan berulang
kali? A
Ya B Tidak
2. Tipe gaya belajar mana yang paling mudah dipahami dan diminati oleh anak dengan
gangguan belajardisleksia boleh pilih lebih dari 1 A
Penglihatan B Pendengaran C PerabaanTaktil D GerakKinestetik
65
3. Persepsi visual sangat mempengaruhi anak dalam belajar membaca. Anak dengan
gangguan persepsi visual akan mengalami kesulitan untuk membedakan bentuk- bentuk geometri, huruf, atau kata. Apakah anak sering mengalami kesulitan seperti
yang dijelaskan diatas? A
Ya B Tidak
4. Apakah anak kesulitan dalam hubungan keruangan spasial atau jarak antar huruf dan
ktata ketika membaca dan menulis? A
Ya B Tidak
5. Apakah anak mengalami kesulitan dalam membedakan suatu objek ke objek yang
lain? Misal, anak kesulitan membedakan kelinci bertelinga satu diantara kelinci- kelinci yang mempunyai dua telinga, atau kesulitan dalam membedakan bentuk
huruf, misal huruf m dan n. A
Ya B Tidak
6. Apakah anak mengalami kesulitan untuk membedakan suatu objek dari latar belakang
yang mengelilingi? A
Ya B Tidak
7. Apakah anak mengalami gangguan dalam mengingat dan mengidentifikasi suatu
objek? A
Ya B Tidak
8. Apakah anak keliru ketika membaca satu kata dengan huruf yang tidak lengkap?
Misal, dalam satu kata dihilangkan beberapa huruf. A
Ya B Tidak
9. Pada saat awal pengenalan objek kepada anak, apakah anak mampu mengenal sifat
dan mengingat bentuk atau ciri-ciri berbagai objek tersebut? A
Ya B Tidak
66
10. Apakah anak mengalami kesulitan saat mengubah huruf atau susunan huruf? Misal,
huruf p diubah menjadi huruf q atau b dan juga d, kata “ibu” menjadi “ubi”, kata “lupa” menjadi “palu”
A Ya
B Tidak
11. Apakah anak mengalami gangguan dalam meraba huruf atau suatu objek? Misal,
membedakan permukaan kasar dan halus, jari mana yang digunakan untuk meraba, atau mengidentifikasi huruf apa yang ditulis di punggung atau tangan.
A Ya
B Tidak
12. Persepsi auditoris juga memegang peranan yang sangat penting dalam belajar. Anak
yang berkesulitan belajar membaca memiliki kesulitan audioris, linguistik, dan fonologis. Anak tersebut tidak mampu memahami atau menginterprestasikan segala
sesuatu yang didengar. Lerner, 1988: 285 Dari penjelasan di atas, apakah anak juga mengalami kesulitan dalam memahami atau
menginterprestasikan segala sesuatu yang di dengar? A
Ya B Tidak
13. Apakah anak tidak dapat mengingat dan membedakan bunyi berbagai kata?
A Ya
B Tidak
14. Apakah anak mengalami kesulitan atau tidak dapat menggunakan prinsip alfabetik
yang diperlukan untuk belajar fonik dan membaca kata-kata? A
Ya B Tidak
15. Apakah anak mengalami kesulitan dalam membedakan kata kakak dengan bapak atau
ibu dengan abu? A
Ya B Tidak
16. Apakah anak mengalami kesulitan ketika diperintahkan untuk melakukan 3 aktivitas
sekaligus? Misal, menutup jendela, lalu membuka pintu, dan meletakkan kotak di atas meja.
A Ya
B Tidak
67
17. Apakah anak mengalami kesulitan dalam mnegingat urutan alfabet, nama-nama hari,
atau nama-nama bulan? A
Ya B Tidak
18. Apakah anak mengalami kesulitan dalam memadukan beberapa huruf untuk menjadi
satu kata? Misal, anak kesulitan menggabungkan huruf m-a-i-n untuk membentuk kata “main”
A Ya
B Tidak
19. Apakah anak sering melakukan kesalahan dalam menulis? Misal, melakukan
penghilangan huruf seperti “tebal” menjadi “tbal” A
Ya B Tidak
20. Kesalahan apa yang paling sering dilakukan anak ketika menulis ejaan kata? boleh
pilih lebih dari 1 A
Penghilangan huruf B Penggantian huruf
C Urutan Huruf D Penambahan huruf lain
68
APPENDICES ANGKET PENELITIAN LANJUTAN UNTUK GURUTERAPIS ANAK DISLEKSIA
METHOD RENY ANDARI
REG. NO. 110705023 ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT
FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
I. PETUNJUK WAWANCARA
3. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi
identitas yang telah tersedia. 4.
Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban BapakIbu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan
sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
II. IDENTITAS GURUTERAPIS
3. Nama Guru
: 4.
Nama SekolahTempat Pelatihan Khusus : Medan Teraphy Kids Center
III. DAFTAR PERTANYAAN METHOD DATA SOURCE Sumber: Abdurrahman, 2003