Moving Average Second Vertical Derivative SDV

3.5. Pemodelan Inversi 3D

Untuk mendapatkan pola struktur bawah permukaan dari data gayaberat, maka anomali Bouguer hasil pengukuran dan perhitungan harus dilakukan pemodelan baik dengan metode forward modelling atau inversion modelling sehingga akan diketahui distribusi densitas dan struktur di daerah penelitian. Selanjutnya berdasarkan distribusi densitas tersebut dilakukan interpretasi dengan menggabungkan data-data geologi yang ada didaerah tersebut sehingga akan diperoleh struktur bawah permukaan di daerah tersebut. Pada penelitian ini pemodelan data anomali Bouguer dilakukan dengan metode inversi menggunakan perangkat lunak Grav3D versi 2.0, dengan model benda didekati dengan benda berbentuk susunan prisma tegak dengan spasi ∆x dan ∆y. Dari susunan prisma tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan respon gayaberatnya. Untuk menghitung respon gayaberatnya digunakan metode perumusan yang dilakukan oleh Plouff 1976: ∑ ∑ ∑ dimana : √

3.6. Data Satelit Gravity

Data satelit gravity adalah, data anomali gaya berat yang diperoleh dari satelit gravimetri seperti satelit TopexPoseidon dan Jason. Satelit gravimetri merupakan satelit yang bertugas untuk untuk menyediakan informasi yang cukup akurat dari model gravity field bumi untuk jangka waktu proyek selama 5 tahun. Estimasi secara temporal berkala dari gravity field bumi dapat diperoleh berikut variasinya yang terjadi. Satelit-satelit yang umumnya digunakan untuk studi gravity field bumi adalah satelit Topex Poseidon dan Jason. Konsep dasar dari satelit gravimetri yaitu mendeteksi perubahan Gravity filed bumi dengan cara memonitor perubahan jarak yang terjadi antara pasangan 2 satelit gravimetri pada orbitnya. Kedua satelit ini saling melaju pada track orbit dengan jarak satelit satu ke satelit kedua sekitar 220 kilometer. Kedua satelit ini terkoneksi oleh K-band microwave link untuk menghitung perbedaan jaraknya secara pasti, dan seberapa besar perubahannya dengan akurasi lebih baik dari 1ums. Untuk melihat precise attitude dan pergerakan akibat gaya non gravitasi dari satelit, untuk itu kedua satelit dilengkapi dengan star camera dan akselerometer. Sementara itu posisi dan kecepatan satelit ditentukan dari sistem GPS yang ikut terpasang di kedua pasangan satelit gravimetri tersebut. Satelit gravimetri mempunyai akurasi 1 cm untuk tinggi geoid, dan 1 mGal untuk gravity anomali, pada spasial grid 100 kilometer dipermukaan bumi bahkan kurang. Chelton, 2001. Gambar 7. Satelit gravimetri Benada, 1997 Satelit TOPEXPoseidon yang diluncurkan pada Agustus 1992 merupakan hasil kerjasama antara badan antariksa Amerika NASA National Aeronatics and Space Administration dengan badan antariksa Prancis CNES Centre National d’Etudes Spatiales. Satelit TOPEXPoseidon memberikan data terakhirnya pada 4 Oktober 2005 pada cycle ke-481. Misi TOPEXPoseidon berakhir secara resmi pada tanggal 18 Januari 2006 untuk kemudian dilanjutkan oleh satelit Jason-1. Satelit Jason-1 yang diluncurkan pada 7 Desember 2001 merupakan hasil kerjasama antara NASA dengan CNES. Satelit Jason-1 adalah misi lanjutan dari TOPEXPoseidon dan mempunyai karakteristik serta tujuan yang sama dengan pendahulunya yaitu untuk mengamati tinggi muka air laut secara global. Tabel 2. Karakteristik dari satelit TOPEXPoseidon Karakteristik Utama Setengah sumbu panjang 7714.4278 km Eksentrisitas 0.000095 Inklinasi bidang orbit 66.04 o Argumen of perigee 90 o Asensiorekta ascending 116.56 o Anomali rerata 253.13 o Data Tambahan Tinggi referensi ekuatorial 1336 km Periode satu lintasan orbit 6745.72 detik Resolusi temporal cycle 9.9156 hari Jumlah revolusi dalam satu cycle 127 Jarak antar lintasan pada ekuator 315 km Sudut lintasan terhadap ekuator 39.5 o Kecepatan orbit 7.2 kmdetik Kecepatan permukaan ground track speed 5.8 kmdetik