3 6
3. ayat 2 disampaikan setiap 6 enam bulan Janu-
ari dan Juli, atau sewaktu-waktu jika dipandang perlu.
BAB VIII BELANJA
Pasal 25
Belanja pembinaan dan pengawasan terhadap peme- liharaan kerukunan umat beragama serta pember-
dayaan FKUB secara nasional didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 26
Belanja pelaksanaan kewajiban menjaga keruku- 1.
nan nasional dan memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat di bidang pemeliharaan
kerukunan umat beragama, pemberdayaan FKUB dan pengaturan pendirian rumah ibadat
di provinsi didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.
Belanja pelaksanaan kewajiban menjaga keruku-
2. nan nasional dan memelihara ketenteraman dan
3 7
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
FKUB dan Dewan Penasehat FKUB di provinsi 1.
dan kabupatenkota dibentuk paling lambat 1 satu tahun sejak Peraturan Bersama ini ditetap-
kan. FKUB atau forum sejenis yang sudah dibentuk di
2. provinsi dan kabupatenkota disesuaikan paling
lambat 1satu tahun sejak Peraturan Bersama ini ditetapkan.
Pasal 28
Izin bangunan gedung untuk rumah ibadat yang 1.
dikeluarkan oleh pemerintah daerah sebelum berlakunya Peraturan Bersama ini dinyatakan sah
dan tetap berlaku. Renovasi bangunan gedung rumah ibadat yang
2. telah mempunyai IMB untuk rumah ibadat,
diproses sesuai dengan ketentuan IMB sepanjang
3 8
3. telah digunakan secara permanen danatau mer-
niliki nilai sejarah yang belum memiliki IMB un- tuk rumah ibadat sebelum berlakunya Peraturan
Bersama ini, bupatiwalikota membantu mem- fasilitasi penerbitan IMB untuk rumah ibadat di-
maksud.
Pasal 29
Peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah wajib disesuaikan dengan
Peraturan Bersama ini paling lambat dalam jangka waktu 2 dua tahun.
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Pada saat berlakunya Peraturan Bersama ini, ketentuan yang mengatur pendirian rumah ibadat dalam Kepu-
tusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01BERMDN-MAG1969 tentang
Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan
Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-Pe- meluknya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3 9
Pasal 31
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Maret 2006
Menteri Agama Menteri Dalam Negeri
Ttd Ttd
Muhammad M. Basyuni H. Moh. Ma’ruf
Bagian Ketiga
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata
No.43 tahun 2009 No.41 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelayanan Kepada
Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata,
Menimbang : a. bahwa kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa merupakan salah satu modal sosial dalam
4 2
b. bahwa Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan warga negara Repub-
lik Indonesia, berhak atas perlindungan diri prib- adi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda,
dan kebebasan meyakini kepercayaannya;
c. bahwa dalam penyelenggaraan otonomi, pemer- intah daerah berkewajiban menjaga persatuan,
kesatuan, kerukunan nasional, ketenteraman, ketertiban masyarakat, melaksanakan kehidupan
demokrasi dan melindungi masyarakat dalam me- lestarikan nilai sosial budaya;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,
perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pari-
wisata tentang Pedoman Pelayanan kepada Peng- hayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-
4 3
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Repub-
lik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambah- an Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437, sebagaimana beberapa kali telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Ta-
hun 2008 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-
sia Nomor 4674;
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara Lembaran Negara Repub-
lik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambah- an Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4916;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan Penggunaan Tanah untuk
Keperluan Tempat Pemakaman Lembaran Neg- ara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indone- sia Nomor 3350;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007
4 4
Memutuskan : Menetapkan
: Peraturan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Ten- tang Pedoman Pelayanan Kepada Penghayat Keper-
cayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bersama ini, yang dimaksud den- gan:
Pelayanan adalah layanan diberikan oleh Kepala 1.
DaerahWakil Kepala Daerah kepada Peng- hayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa berkaitan dengan administrasi organisasi, pemakaman, dan sasana sarasehan atau sebutan
lain. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan
4 5
3. Maha Esa, selanjutnya disebut Penghayat Keper-
cayaan adalah setiap orang yang mengakui dan meyakini nilai-nilai penghayatan kepercayaan ter-
hadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi Penghayat Kepercayaan, adalah suatu
4. wadah Penghayat Kepercayaan yang terdaftar di
Departemen Dalam Negeri dan terinventarisasi di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Sasana Sarasehan atau sebutan lain adalah tem- 5.
pat untuk melakukan kegiatan Penghayat Keper- cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa termasuk
kegiatan ritual. Tanda Inventarisasi adalah bukti organisasi Peng-
6. hayat Kepercayaan telah terinventarisasi pada
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Surat Keterangan Terdaftar selanjutnya dising-
7. kat SKT adalah bukti organisasi Penghayat Ke-
percayaan telah terdaftar sebagai organisasi ke- masyarakatan.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, 8.