Kerangka Teoritis Kerangka Teoritis dan Konseptual

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah kerangka-kerangka yang sebenarnya merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan kesimpulan terhadap dimensi-dimensi sosial yang relevan untuk penelitian. Soerjono Soekamto 1986:24 Semua tersangka pelaku tindak pidana dewasa mempunyai hak-hak yang harus mereka dapatkan, mulai dari proses penangkapan, penahanan dan pemeriksaan. Hak-hak tersebut harus terpenuhi sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP. Apabila suatu tindak pidana pelakunya adalah anak-anak, maka hal tersebut menempatkan pada posisi khusus dengan mengacu pada Undang-Undang tentang perlindungan anak dan Undang-Undang tentang pengadilan anak. Skripsi ini membahas tentang implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 pasal 64 ayat 2 huruf g tentang Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana dari media massa. Untuk mempertajam fakta tersebut sangat penting untuk mengetahui pasal-pasal dalam peraturan hukum yang berlaku menyangkut fakta tersebut dan teori-teori serta interpretasi para ahli. “Menurut Fullan implementasi merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer idegagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain tertulis agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda. Nurdin dan Usman, 2002:70” Tahap-tahap pendekatan: 1. Menggambarkan implementasi itu dilakukan sebelum penyebaran desiminasi kurikulum desain. Kata proses dalam pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan program, mendeskripsikan sumber-sumber baru dan mendemosntrasikan metode pengajaran yang diugunakan 2. Menekankan pada fase penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan pada interaksi antara pengembang dan guru praktisi pendidikan. Pengembang melakukan pemeriksaan pada program baru yang direncanakan, sumber- sumber baru, dan memasukan isimateri baru ke program yang sudah ada berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan pengalaman-pengalaman guru. Interaksi antara pengembang dan guru terjadi dalam rangka penyempurnaan program, pengembang mengadakan lokakarya atau diskusi-diskusi dengan guru-guru untuk memperoleh masukan. Implementasi dianggap selesai manakala proses penyempurnaan program baru dipandang sudah lengkap. 3. Memandang implementasi sebagai bagian dari program kurikulum. Proses implementasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan dan megadopsi program-program yang sudah direncanakan dan sudah diorganisasikan dalam bentuk kurikulum desain dokumentasi. .Nurdin dan Usman, 2002:70

2. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

3 72 99

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

1 38 99

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak Juncto Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

0 4 1

Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

1 17 86

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI IMPLEMENTASI PASAL 64 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO.

0 3 11

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI PASAL 64 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO.

0 2 5

PENUTUP IMPLEMENTASI PASAL 64 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO.

0 3 6

Tinjauan Mengenai Tindak Pidana Kekerasan Seksual Terhadap Anak Jalanan Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

0 0 2

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 1

b) Pasal 305 KUHP - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

1 1 19