Kedudukan Gubernur Sumatera-Utara Setelah Berlaku Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang...

KEDUDUKAN GUBERNUR SUMATERA-UTARA SETELAH
BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

TESIS

HENKIE YUSUF WAU
Nim : 992105029 / ILMU HUKUM

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2004
Henkie Yusuf Wau : Kedudukan Gubernur Sumatera-Utara Setelah Berlakunya Undang-Undang…, 2004
USU Repository © 2007

NORTH SUMATERA GOVERNOR'S POSITION
IN THE IMPLEMENTATION OF LAW NUMBER 22
YEAR 1999 ABOUT REGIONAL GOVERNMENT
ABSTRACT
Henkie Yusuf Wau *

Muhammad Abduh **
Pendastaren Tarigan ***
Faisal Akbar Nasution ****
Based on the passing of Law Number 22 Year 1999 about Regional Government and
followed by the passing of Law Number 25 Year 1999 about Monetary Balancing between Central
Government and Regional Government give huge basic change on the implementation of
Indonesian Government system.
In Republic of Indonesia Governance system, Autonomous Region is not a new thing
because according to Article 18 of Constitution 1945, Indonesia Government holds
decentralization principle. The Law Number 1 Year 1945 about Regional National Committee
Position is a preliminary base of the establishment of government formation and regional economy.
Anyhow, the implementation of Indonesia Government has been conducted
centralistic instead of decentralization respecting on the diversity of the region. The passing of
Law Number 22 Year 1999 is a law base of the new system to rule the Indonesian Government
especially focusing on the implementation of the autonomous Regional Government and its
relationship with the Central Government.
Main priority of the decentralization is to empower, in order to have effective regional
government especially in the implementation of the development program and service
to the public, and to improve political stability and nation unity. It is an accommodation of
various inspiration of the society.

North Sumatera Province as one of the regions of Indonesia Government is
affected by this new law. The new law of Number 22 Year 1999 gives changes on the
implementation of new system of relationship between of Regent/Mayor and the Governor as well.

Henkie Yusuf Wau : Kedudukan Gubernur Sumatera-Utara Setelah Berlakunya Undang-Undang…, 2004
USU Repository © 2007

Regarding the position of Governor as the head of the Provincial Government, in this study
an analytical descriptive research was conducted with normative jurisdiction method. The research
took place in the office of Governor of North Sumatra.
Data that collected was interpreted and base on the research, conclusion was
obtained as follows. Firstly, the Law of Number 22 Year 1999 was proposed to empower the
independence of Regional Government to rule the implementation of the development according
to the need and aspiration of the society of the region.
Secondly, this Law gives limitation of the working relationship coordination
between Governor and the Chief of the Region and Mayor as mentioned by the article 4 sub article
2 Law Number 22 Year 1999.
Thirdly, because of the implementation of the new system of government
needs process and time, it is still needs an inter-sectors relationship between Provincial
Government and Regent / City Government covering coordination in advice and controlling the

implementation of the development and the rule of the government.
Finally, North Sumatra Governor position was limited based on the duties over the chief of
the regent and mayor of city although the law at the same time implies the inter-sectional
relationship.
The implementation of the Law Number 22 Year 1999 needs socialization,
time to build personnel of the institution of the government. It takes time to fully
implementation for better way and needs participation of all parts through the process.
Keywords:

- Regional Government
- Governor Position.

Henkie Yusuf Wau : Kedudukan Gubernur Sumatera-Utara Setelah Berlakunya Undang-Undang…, 2004
USU Repository © 2007

KEDUDUKAN GUBERNUR SUMATERA-UTARA
SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 22
TAHUN 1999 TENTANG PEMER1NTAHAN DAERAH
ABSTRAK
Henkie Yusuf Wau *

Muhammad Abduh **
Pendastaren Tarigan ***
Faisal Akbar Nasution ****
Berdasarkan Undang — Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
diikuti dengan keluarnya Undang — undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan perubahan besar yang
mendasar pada pelaksaan sistem Pemerintahan Indonesia.
Dalam sistem Pemerintahan Indonesia, Daerah Otonomi bukanlah sesuatu yang baru
karena menurut Undang — Undang Dasar 1945 Pasal 18, Indonesia menerapkan sistem
desentralisasi. Undang — Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Posisi Komite Nasional Daerah
adalah dasar awal dari pembentukan pemerintahan dan perekonomian daerah.
Akan tetapi, pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia selama ini dilaksanakan secara
sentralistik bukannya mengacu pada desentralisasi yang menghormati berbagai perbedaan
dari masing — masing wilayah. Keluarnya Undang — Undang Nomor 22 Tahun 1999
menjadi landasan hukum dari sistem baru dalam pelaksanaan pemerintahan Republik
Indonesia yang terutama fokus pada peiaksanaan Pemerintah Daerah yang memiliki otonomi dan
hubungannya dengan Pemerintah Pusat.
Tujuan
utama
dari

desentralisasi
tersebut
adalah
untuk
memberdayakan Pemerintah Daerah secara efektif sehingga dapat meningkatkan
pelaksanaan program — program pembangunan dan pelayanannya kepada masyarakat
serta untuk meningkatkan stabilitas politik dan kesatuan bangsa. Undang — Undang Nomor 22
Tahun 1999 tersebut merupakan akomodasi dari berbagai aspirasi dari masyarakat.

Henkie Yusuf Wau : Kedudukan Gubernur Sumatera-Utara Setelah Berlakunya Undang-Undang…, 2004
USU Repository © 2007

Propinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari Negara Republik Indoensia tentu
saja salah satu dari subjek dan objek yang dimaksud oleh undang – undang tersebut. Undang
– undang ini juga memberikan perubahan atas pelaksanaan hubungan antara
Bupati/Walikota dengan Gubernur.
S e h u b u n g a n d e n g a n k e d u d u k a n G u b e r n u r s e b a g a i k e p a l a Pemerintahan
Propinsi, Tesis ini merupakan sebuah penelitian analisa deskriptif yang dilakukan
dengan metode juridikasi normatif. Tempat penelitian ini dilakukan di kantor Gubernur
Sumatera Utara.

Data yang dikumpulkan di interpretasikan berdasarkan penelitian dan disimpulkan sebagai
berikut. Pertama, Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1 9 9 9 d i m a k s u d u n t u k
me mb e rd a y ak an Pe m erin tah D a er ah u n tu k melaksanakan tugas – tugas pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan aspirasi dari daerah masing – masing.
Kedua, Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 ini juga memberikan batasan koordinasi
hubungan kerja antara Gubernur dan Bupati / Walikota seperti yang dimaksud dalam pasal 4
ayat 2 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999.
Ketig a, sehub ung an d eng an sistem p eme rintah an b aru in i, Pelaksanaanya
membutuhkan proses dan waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan hubungan antar sektor antara
Pemerintahan Propinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota yang meliputi koordinasi
dalam hal pembinaan dan p e n g a w a s a n a t a s p e l a k s a n a a n p e m b a n g u n a n d a n
p e l a k s a n a a n pemerintahan.
Terakhir, posisi Gubernur dibatasi berdasarkan tugas – tugas atas Kepala
Pemerintahan Daerah dan Kota walaupun di saat yang sama Undang – Undang Nomor 22
Tahun 1999 juga mensyarakatkan hubungan inter sektor.
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 membutuhkan sosialisasi dan waktu
untuk membangun sumber daya manusi dari instansi pemerintahan untuk pelaksanaannya.
Dibutuhkan waktu dan partisipasi semua pihak untuk pelaksanaan penuh dari sistem baru ini
lewat proses.
Kata Kunci:


- Pemerintah Daerah
- Posisi Gubernur.

Henkie Yusuf Wau : Kedudukan Gubernur Sumatera-Utara Setelah Berlakunya Undang-Undang…, 2004
USU Repository © 2007

1= 1