Penentuan Standar Penipuan Dalam Pasar Modal Indonesia : Analisis Juridis erhadap Putusan Bapepam...

PENENTUAN STANDAR PENIPUAN DALAM PASAR
MODAL INDONESIA : Analisis Juridis Terhadap Putusan
Bapepam Dan Perbandingannya Dengan Putusan Pengadilan Di
Negara Common Law

TESIS

Oleh :

ABDURRAHMAN
027005001 / HK

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005
Abdurrahman : Penentuan Standar Penipuan Dalam Pasar Modal Indonesia : Analisis Juridis…, 2005
USU Repository © 2007

ABSTRAK
Abdurrahman*

Bismar Nasuticin **
Muh amma d Dau d **
Tan Kamello **
Penelitian ini berjudul: “PENENTUAN STANDAR PENIPUAN DALAM
PASAR MODAL INDONESIA : Analisis Juridis Terhadap Putusan Bapepam Dan
Perbandingannya Dengan Putusan Pengadilan Di Negara Common Law”. Permasalahan yang
ingin dijawab pada penelitian ini adalah : Pertama, bagaimana standar penipuan yang
dimaksud dalam UUPM. Kedua, bagaimanakah menentukan standard penipuan dalam suatu
perdagangan efek di Pasar Modal. Ketiga, bagaimanakah penentuan standar penipuan
oleh Bapepam dan perbandingannya dengan pendapat Pengadilan di negara Common Law
Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian juridis
normatif yang menganalisis substansi pasal dan azas hukum dalam UUPM maupun
peraturan dan putusan yang dimuat oleh Bapepam mengenai penipuan. Dari bahan hukum
primer yang berasal dan data sekunder, yaitu; UUPM, PP No. 45/ 1995, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan/ Peraturan Bapepam, Peraturan Bursa
Efek Jakarta dan bahan kepustakaan, misal KUH. Pidana dan Internet. Dari bahan hukum
sekunder, yaitu hasil seminar, pendapat ahli hukum yang berkaitan dengan penipuan
dalam pasar Modal. Juba bahan hukum tether sebagai bahan hukum penunjan& yang
menjelaskan bahan hukum primer dan sekunder yang lebih dikenal bahan acuan di bidang
hukum, yaitu abstrak perundang-undangan, direktori pengadilan dan kamus hukum.

Metode perbandingan hukum yang digunakan adalah mengenai ketentuan pidana dalam
UUPM dengan SEC di Amerika Serikat.
Standar penipuan yang dimasud dalam UUPM diukur berdasarkan fakta materil.
Untuk menentukan standar penipuan dalam perdaganan efek di Pasar Modal (kecuali Pasar
OTC Tak Terorganisir), apabila terjadi penyimpanan terhadap fakta materil. Penentuan
standar penipuan oleh Bapepam dalam menyelesaikan kasus penipuan di Pasar Modal
didasarkan pada fakta materil. Hal ini mirip dengan pendapat Pengadilan di Negara
Common Law. Namun dalam hal menterapkan sanksi Bapepam menjatuhkan sanksi
administratif berupa denda dan peringatan tertulis. Dibandingkan dengan putusan
Pengadilan di Neara Common Law, maka standar penipuan ditentukan berdasarkan fakta
materil dan sanksiyang dijatuhkan sangat tergantung pada sifat perkara, apakah penipuan itu
sebagai tort atau criminal.
Direkomendasikan agar sanksi administratif yang dimuat dalam UUPM dinyatakan secara tegas
sebagai sanksi pidana administratif. Sanksi penjara dihapus danb diganti dengan hukuman
kurungan sebagai pengganti denda. Sebaiknya Bapepam tidak tunduk dibawah Departemen
Keuangan.
Kata kunci : Pasar Modal, Standar Penipuan, Penentuan

* Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
** Komisi Pembimbing.


Abdurrahman : Penentuan Standar Penipuan Dalam Pasar Modal Indonesia : Analisis Juridis…, 2005
USU Repository © 2007

ABSTRACT
Abdurrahman*
Bismar Nasution **
Muhammad Daud **
Tan Kamello **
This research is entitled “THE DETERMINATION OF DECEPTION STANDARD
IN INDONESIA'S CAPITAL MARKET: Juridical Analysis toward Bapepam Decision
and its Comparison with the Decision in Common Law State”. The issues of this research
namely: (1) How the deception standard which is intended by UUPM . (2) How to
determine the deception standard in a stock exchange at Capital Market. (3) How the
deception standard determined by Bapepam (Capital Market Supervision Board) and
comparison with Court Decision In Common Law State.
To answer the above issues is used normative juridical method, especially to
analyze the substance of article and legal principle of law UUPM either regulation or
decision made by Bapepam regarding fraud case. from primary legal matter that derives from
secondary data, namely UUPM, PP No. 45/ 1995, the Presidential Decree, the Decree of Financial

Minister, the Bapepam Decree, Jakarta Stock Exchange Regulation, and Library references
such as Criminal Law Book (KUH. Pidana) or internet. Later, from legal secondary
references such seminar outcomes; legal experts' opinion related to the fraud in Capital
Market also from tertiary legal resources especially the abstract of law, court directories and
legal dictionaries. The legal comparative method which is used is concerning to the
criminal regulation in UUPM with SEC in US
The fraud standard which is intended in UUPM standardized based upon
material fact. To determine a fraud standard in stock exchange at Capital Market
(except unorganized OTC), if there is a deviation toward material fact. The determination of
the fraud standard by Bapepam in accomplishing a fraud case at Capital Market based
upon material fact. This case is similar to the court opinion in Common Law state. Nevertheless,
in case of applying sanction, the Bapepam sanction administratively such as a fine and a
written warning. Compared with the court decision in Common law state, so, the fraud
standard is determined based upon material fact and sanction depending on characteristic
of the case, whether the fraud as a tort or criminal.
It is recommended that the administrative sanction existing in UUPM explicitly
atated as a criminal administrative sanction. Imprisoned sanction is abolished dan
replaced by imprisonment instead of fining. Bapepam better not submit to department of Finance.
Key word: Capital Market, Determination, Standard of fraud
* Graduate Student of North-Sumatra University.

** Counselor Commission

Abdurrahman : Penentuan Standar Penipuan Dalam Pasar Modal Indonesia : Analisis Juridis…, 2005
USU Repository © 2007