Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal

PENANGGULANGAN KEJAHATAN MONEY LAUNDERING
MELALUI KEBIJAKAN KRIMINAL

TESIS

Oleh :

YUSUF
047005045/HK

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006
Yusuf : Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal, 2006
USU Repository © 2007

MONEY LAUNDRING CRIME PREVENTION THROUGH
CRIMINAL POLICY
Yusuf*
Bismar Nasution****

T.Keizerina Devi. A
Syafruddin S. Hasibuan*.
ABSTRACT
The advance of technology and financial globalization enable domestic and international
transaction to be done is a few seconds. The current development economic globalization has
made the economy of developing countries open for the flow of finance from the advanced
countries and vice versa. This condition can be surely used by those who want to get the benefit
from the illegal activities such as insider trading and money laundering. Money laundering
has the potential to agitate financial community resulted from the big amount of money
involved in the activities, legal private sectors, and the integrity of financial markets; to
make a government lose its control of its economic policy; to cause the distortion and
instability of economy, the loss of revenue gained from taxes; to jeopardize the government's
effort of privatizing state-owned enterprises; to ruin the government's reputation; and to generate
high social cost. These big impacts of money laundering require a country, especially a developing
country like Indonesia, to establish a criminal policy to prevent money laundering activity.
Therefore, this study focuses on the development of money laundering regulation in
Indonesia, the characteristics of money laundering criminal act, and the policy of money
laundering crime prevention.
This analytical descriptive study describes, analyzes, and analytically explains the
money laundering crime prevention through criminal policy. Through the normative legal

approach, this study looks at the problems based on the existing regulations obtained from
library research. The primary and secondary data used in this study were then qualitatively
analyzed.
The result of study reveals that the effort to control and prevent the criminal act of money
laundering is by assuring that an activity is a criminal act in the positive law. The development of
money laundering regulation in Indonesia started from the time when Law No.15/2002 on
Money Laundering was put into effect which then was amended by Law No.25/2003.
These laws authorize law upholders to do a series of money laundering prevention activities
and practice several supporting policies and minimize the scope of the money laundering criminals
who use financial institution to

* Student, Magister of Legal Science Study Program, School of Postgraduate Studies,
University of Sumatera Utara,
* Lecturers, Magister of Legal Science Study Program, School of Postgraduate Studies, University
of Sumatera Utara

Yusuf : Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal, 2006
USU Repository © 2007

do their activities by applying the principle of knowing the bank customers and the

indication of suspicious financial transaction. The criminals normally have high social status
or commonly called as white collar crime which is very different from conventional
crime with the purpose of hiding the crime origin conducted by the doer through the
phases of placement, layering, and integration.
Key words: Money laundering, criminal policy.

Yusuf : Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal, 2006
USU Repository © 2007

PENANGGULANGAN KEJAHATAN MONEY LAUNDERING MELALUI
KEBIJAKAN KRIMINAL
Yusuf*
Bismar NasutionT.Keizerina Devi. A**
Syafruddin S. HasibuanABSTRAK
Kemajuan teknologi dan globalisasi keuangan menyebabkan transaksi dalam negeri
dan antarnegara dimungkinkan berlangsung hanya beberapa detik. Perkembangan
globalisasi ekonomi sekarang ini telah menyebabkan terbukanya ekonomi negara-negara
berkembang bagi arus dana dari negara-negara maju begitu juga sebaliknya, keadaan
tersebut di atas tentu dapat dipergunakan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan
keuntungan dari perbuatan yang tidak halal yaitu menyelamatkan uang yang

diperolehnya dari misalnya, perdagangan narkotika, hasil korupsi, insider trading dalam
jual beli saham, penyeludupan senjata, pemalsuan kartu kredit, judi dan sebagainya.
Kegiatan Money Laundering juga mempunyai potensi untuk merongrong masyarakat
keuangan (financial community) sebagai akibat demikian besarnya jumlah uang yang
terlibat dalam kegiatan tersebut, selain itu money laundering dapat berdampak
merongrong sektor swasta yang sah, merongrong integritas pasar-pasar keuangan,
mengakibatkan hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonominya,
timbulnya distrosi dan ketidakstabilan ekonomi, hilangnya pendapatan negara dari sumber
pembayaran pajak. membahayakan upaya privatisasi perusahaan-perusahaan negara yang
dilakukan oleh pemerintah, rusaknya reputasi negara dan menimbulkan biaya social yang
tinggi. Dampak yang begitu besar dan kegiatan pencucian uang inilah p e n y e b a b s u a t u
n e g a r a p e r l u me n e t a p k a n s u a t u k e b i j a k a n k r i mi n a l u n t u k menanggulanginya
terutama negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu pada penelitian ini
memfokuskan masalah pada perkembangan pengaturan pencucian uang di Indonesia,
karakteristik tindak pidana pencucian uang dan kebijakan penangulangan kejahatan
pencucian uang.
Penelitian pada tesis ini bersifat deskriptif analitis, artinya bahwa penelitian ini,
menggambarkan. menelaah dan menjelaskan secara analitis penanggulangan kejahatan
money laundering melalui kebijakan kriminal. Pendekatan penelitian ini adalah
penelitian hukum normatif, yaitu dimaksudkan sebagai pendekatan terhadap masalah dengan

melihat dari segi peraturan-peraturan yang berlaku oleh karena itu dilakukan

* Mahasiswa Progam Studi Ilmu hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
** Dosen Program Studi Ilmu hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Yusuf : Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal, 2006
USU Repository © 2007

penelitian kepustakaan. Dalam menelaah penelitian kepustakaan pada tesis ini digunakan
data primer. skunder dan tersier yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa usaha untuk mengendalikan dan
menanggulangi tindak pidana pencucian uang adalah menentukan suatu perbuatan sebagai
suatu tindak pidana (kriminalisasi) di dalam hukum positif. Perkembangan pengaturan
pencucian uang di Indonesia dimulai dari lahirnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) yam!, selanjutnya diubah
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003. undang-undang ini memberikan
kewenangan bagi aparat penegak hukum untuk melakukan serangkaian proses
pemberantasan tindak pidana pencucian uang. beserta beberapa kebijakan yang
mendukung dan memperkecil ruang lingkup pelaku kejahatan pencucian uang yang
menggunakan lembaga keuangan sebagai tempat tumbuh dan suburnya pencucian uang

yakni penerapan prinsip mengenal nasabah dan indikasi transaksi keuangan yang
mencurigakan. Pelaku kejahatan pada umumnya memiliki status sosial yang tinggi atau
lazim dikatakan sebagai white collar crime yang sangat berbeda dengan kejahatan
konvensional dengan maksud untuk menyamarkan asal usul kejahatan yang dilakukan oleh
pelaku melalui tahap placement, layering dan integration.

Kata Kunci: Money laundering, Kebijakan kriminal

Yusuf : Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal, 2006
USU Repository © 2007