Redesain Gor Koni Bandung
5
Sandi Maulana - 1 04 08 016
I.7 Sistematika Penulisan
Sistematika laporan ini akan disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan latar belakang, maksud tujuan, permasalahan, pedekatan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir dan sistem penulisan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Bab ini mencakup tinjauan proyek secara umum, pngertian proyek, program kegiatan, kebutuhan ruang yang dibutuhkan serta studi banding dan literatur
proyek sejenis. BAB III ELABORASI TEMA
Berisi pengertian tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis. BAB IV ANALISIS
Berisi analisis fungsional, mencakup pola hubungan ruang, pemintakatan serta hubungan kedekatan ruang dan analisis kondisi lingkungan mencakup lokasi,
potensi lahan, bangunan sekitar, serta analisis tapak. BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian.
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
Redesain Gor Koni Bandung
6
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Redesain Gor Koni Bandung
6
Sandi Maulana - 1 04 08 016
BAB II DESKRIPSI PROYEK
II.1 Umum
Nama Proyek : BANDUNG BADMINTON CENTER
Tema : Form Follow Function
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pemerintah
Pemilik Dana : Pemerintah
Lokasi : Jalan Jakarta No.18 Bandung
Luas Lahan : ± 2,5 Ha
KDB : 70
KLB : 2,1 Luas lantai Maksimal 2.500 m²
GSB : Minimal15 meter digunakan untuk RTNH Plaza atau Parkir
Batas Lahan Perancangan Sebelah Utara
: Jalan Jakarta Sebelah Timur
: Kompleks ABRI Sebelah Selatan
: Pemukiman Penduduk Sebelah Barat
: Jalan Jakarta Dalam
II.2 Lokasi
Tapak berlokasi di Kelurahan Kaca Piring, Kecamatan Sumur Bandung yang merupakan area perdagangan dan jasa sesuai dengan peruntukan RTRW 2013-
2031. Lokasi ini dipilih agar gedung olahraga yang sebelumnya kurang memadai
untuk standar bangunan olah raga menjadi lebih maksimal dan memiliki standar gedung olahraga skala nasional dan internasional
.
Redesain Gor Koni Bandung
7
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.1 Lokasi Site
Sumber : Google Earth
II.3 Pengertian
Badminton : Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan kok yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan
”Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990”.
Center : Pusat.
Bandung Badminton Center merupakan sebuah sarana dan gelanggang olahraga khusus untuk olahraga badminton yang nantinya akan digunakan
sebagai tempat pelatihan serta pertandingan-pertandingan skala kecil sampai skala besar. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung olahraga ini
serta mengacu pada standar nasional perancangan sebuah gedung olahraga.
II.4. Pola Kegiatan
Pelaku kegiatan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:
II.4.1 Pengunjung
Pengunjung terbagi dalam beberapa kelompok seperti: Anak-anak yang berlatih maupun yang menonton pertandingan.
Remaja baik yang bermain, berlatih dan menonton pertandingan.
Redesain Gor Koni Bandung
8
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Dewasa baik dari atlet, staf, pengelola, penyewa maupun yang menonton pertandingan.
Orang tua yang bermain dan menonton Kaum difabel yang menonton.
II.4.2 Pengelola
Pengelola gedung utama Pengelola gedung penunjang
Staf
II.4.3 Kegiatan
Kegiatan utama Olah raga baik yang berlatih dan bermain.
Rekreatif Menonton pertandingan berbagai kompetisi.
Edukatif Berlatih dan belajar bulu tangkis.
Kegiatan Pendukung Restoran, Kafe, Retail souvenir, pusat kebugaran dan klinik kesehatan.
II.5 Studi Literatur dan Studi Banding II.5.1 Studi Literatur
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 03-3647-1994 tentang tata
cara perancangan teknik bangunan gedung olahraga adalah sebagai berikut: Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah
servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya
dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaringnet, yakni 1,55 meter tingginya.
Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Redesain Gor Koni Bandung
9
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Klasifikasi gedung olah raga direncanakan berdasarkan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
a. Tipe Lapangan Olahraga
Tabel II.1 Tipe Lapangan Olahraga
Sumber : SNI 03-3647-1994
b. Klasifikasi Lapangan Olahraga
Tabel II.2 Klasifikasi Lapangan Olahraga
Sumber : SNI 03-3647-1994
Redesain Gor Koni Bandung
10
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.2 Ukuran Lap. Bulutangkis
Sumber : SNI 03-3647-1994
c. Lapangan
Ukuran lapangan bulu tangkis ; 13,40 x 6,10 meter. Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat dengan garis 40
mm. Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih atau kuning.
Jarak lapangan yang satu dengan yang lain minimal 2,5 meter. Jarak
dengan TV court minimal 4 meter. Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5 meter.
Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah 15 meter,
sedangkan untuk yang tepi minimal 12 meter diasumsikan memakai atap lengkungmiring
Lantai tidak boleh keras untuk mencegah terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki rongga. Jadi
lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.
Redesain Gor Koni Bandung
11
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.3 Tipe Tribun Bulutangkis
Sumber : SNI 03-3647-1994
Gambar II.4 Tipe Tribun Bulutangkis
Sumber : SNI 03-3647-1994
d. Tribun Bentuk Tribun terdiri dari 2 tipe, tipe lipat dan tipe tetap. Tipe tetap
bersifat untuk membuat tempat duduk atau fleksibilitas arena.
Pemisahan tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m;
Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00
– 1,20 m; Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun
minimal 1,20m;
Redesain Gor Koni Bandung
12
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.5 Ukuran Tribun Bulutangkis
Sumber : SNI 03-3647-1994
Gambar II.6 Ukuran Tribun Bulutangkis
Sumber : SNI 03-3647-1994
e. Tempat duduk Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:
VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m, dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m;
Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m;
Redesain Gor Koni Bandung
13
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.7 Ukuran Tribun Bulutangkis
Sumber : SNI 03-3647-1994
f. Tata letak tempat duduk Tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:
Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi;
Tata letak tempat duduk biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi;
Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor; Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya
perempatan; Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung
penonton dalam 1 kompartemenisasi.
g. Tangga Tangga harus memenuhi ketentuan berikut:
Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak
tangga berikutnya
harus berbelok
terhadap anak
tangga dibawahnya;
Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m; bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1,80 m, harus diberi pagar pemisah pada
tengah bentang; Tinggi tanjakan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm;
Lebar injakan tangga minimal diambil 28 cm, maksimal 30 cm.
Redesain Gor Koni Bandung
14
Sandi Maulana - 1 04 08 016
h. Lantai Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai;
Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400kgm;
Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis; Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus
ditutup dengan lapisan elastis; Bila lantai menggunakan konstruksi panggung, harus ada peredaran
udara yang baik antara penutup lantai dengan lantai; Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan;
Permukaan lantai harus tidak licin; Permukaan lantai harus tidak mudah aus;
Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang
merata. i. Fasilitas Penunjang
1 Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal dua unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut :
Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton.
Kelengkapan fasilitas tipa-tiap unit antara lain : Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci
tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus; Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower;
Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan
dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk; Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan
4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin; Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah
minimal 20 buah;
Redesain Gor Koni Bandung
15
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan
dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk. 2 Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B
minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan, sebagai berikut :
Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton;
Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal: 1 buah bak cuci tangan;
1 buah kakus; 1 buah ruang bilas tertutup;
1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk;
3 Ruang pijat direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 12 m
2
dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah cuci tangan dan 1 buah
kakus; 4 Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau
ruang bilas dan direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal1 unit yang dapat melayani 20.000 penonton dengan luas minimal 15
m
2
. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur untuk pemeriksaan, 1 buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah
kakus yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan dopping;
5 Ruang pemanasan direncanakanuntuk tipe A minimal 300 m
2
, tipe B minimal 81 m
2
dan maksimal 196m
2
, sedangkan tipe C minimal 81 m
2
; 6 Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang
disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m
2
untuk tipe A, 80 m
2
untuk tipe B dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang latihan beban;
Redesain Gor Koni Bandung
16
Sandi Maulana - 1 04 08 016
7 Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang
penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:
Jumlah akus jongkok untuk pria dibutuhkan 1 bush kakus untuk 200 penonton pria dan untuk wanita 1 buah kakus
jongkok untuk 100 penonton wanita;
Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100
penonton wanita.
Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria.
8 Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai berikut :
Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dan tipe C minima l 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5
m
2
untuk setiap orang.
Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas
kebakaran dan
polisi yang
masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m
2
. Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut;
9 Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan
atau alat olahraga yang digunakan, antara lain: Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m
2
dan 20 m
2
untuk gudang alat kebersihan; Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m
2
dan 20 m
2
untuk gudang alat kebersihan;
Tipe C, gudang alat olahraga yang dibutuhkan 20m
2
dan 9 m
2
untuk gudang dan alat kebersihan;
Redesain Gor Koni Bandung
17
Sandi Maulana - 1 04 08 016
10 Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf teknik;
11 Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi
mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton;
12 Ruang kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin;
13 Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan;
14 Tiket box direncanakan untuk untuk tipe A dan B sesuai kapasitas penonton;
15 Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut:
Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film;
Tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan untuk tipe C boleh tidak disediakan ruang telepon
dan telex;
Toilet khusus untuk pria dan wanita. 16 Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan B yang digunakan untuk
tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus; 17 Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B, sebagai berikut:
Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung
olahraga 1500m; 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang
pengunjung pada saat jam sibuk.
Redesain Gor Koni Bandung
18
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.8 Taufik Hidayat Arena
Sumber: www.taufikhidayatarena.com
II.5.2 Studi Banding
a. Taufik Hidayat Arena - Jakarta Taufik Hidayat arena berada tepatnya berada di jalan raya Ciracas No. 8 Jakarta
Timur. Bangunan tersebut memiliki luas 6.600 persegi tersebut dilengkapi berbagai fasilitas antara lain:
Halaman parkir yang dapat memuat 40 kendaraan roda empat dan 50 kendaraan roda.
Pos jaga yang di disain mirip Shutllecock. Fitness center
Kafe Lapangan Indoor
Souvenir Shop Living Room
Athlete Lounge Dan lainnya
Redesain Gor Koni Bandung
19
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.9 Lapangan Indoor THA
Sumber: www.taufikhidayatarena.com
Gambar II.10 Fasilitas Penunjang THA
Sumber: www.taufikhidayatarena.com
Gambar II.11 Fasilitas Penunjang THA
Sumber: www.taufikhidayatarena.com
Redesain Gor Koni Bandung
20
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar II.12 PB Djarum Kudus
Sumber: www.pbdjarum.org
b. PB Djarum Kudus - Jawa Tengah
Didorong kecintaan Budi Hartono CEO PT Djarum pada bulu tangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olahraga
yang sama. Maka pada tahun 1969 brak tempat karyawan melinting rokok di Jalan Bitingan Lama sekarang jalan Lukmonohadi No. 35
Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada PB Djarum Kudus Antara Lain: Lapangan Indoor
Fasilitas Fisiotherapy Fitness Center
Gambar II. 13 Tampak Depan PBDK
Sumber: www.pbdjarum.org
Redesain Gor Koni Bandung
21
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Kafe Asrama
Dan Lainnya
Gambar II.15 Fasilitas Fisiotherapy
Sumber: www.pbdjarum.org
Gambar II.16 Fasilitas Ruang Fitnes
Sumber: www.pbdjarum.org
Gambar II.14 Lapangan Indoor PBDK
Sumber: www.pbdjarum.org
Redesain Gor Koni Bandung
22
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar III.1 MIT Strata Center Sumber: Internet
BAB III ELABORASI TEMA
III.1 Pengertian
Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah bentuk Yang mengikuti Fungsi. Sehingga bentukan yang yang tercipta dalam sebuah disain
perancangan adalah bentukan-bentukan yang tercipta dari fungsi utama ataupun fungsi-fungsi yang ada dalam ruangan yang ada didalamnya.
Menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk atau panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus
ditentukan. Hal ini mengacu pada slogan yang diungkapkan oleh Loius Sullivan yaitu Form Follow Function.
Form follows function sering diasosiasikan dengan modern architecture dan industrial design. Menurut teori ini, modern adalah efisien. Bentuk indah hanya
sah jika memiliki fungsi yang berguna, bukan hanya sekedar hiasan. Segala tambahan atau ornamen yang tidak memiliki fungsi sebaiknya dipangkas reduce.
Kegenitan dianggap haram. Semuanya bergerak cepat, tak ada waktu untuk lengkungan di tiang atau ukiran di atas pintu. Sloganform follows function bentuk
mengikuti fungsi menjadi dasar filosofi modernisme. Minimalisme adalah puncak dari semua itu adalah Lurus, Polos, Dingin.
Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah Bentuk Yang mengikuti fungsi. Terciptanya sebuah bentuk dari obyek bangunan itu sendiri
Redesain Gor Koni Bandung
23
Sandi Maulana - 1 04 08 016
tercipta dari fungsi fungsi ruang yang ada didalamnya. Tanggapan dari teori ini adalah bentuk dalam arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada
saat yang sama, bentuk maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi baik fungsi fisik maupun non fisik. Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada
bentuk. Dalam kenyataannya, keterkaitan fungsi, ruang dan bentuk dapat menghadirkan berbagai macam ekspresi. Penangkapan ekspresi bentuk bisa
sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman dan latar belakang pengamat.
III.2 Interpretasi Tema
Bandung Badminton Center dirancang sebagai pusat pertandingan olah raga cabang bulu tangkis skala propinsi yang dapat digunakan untuk pertandingan
skala Internasional. Untuk merancang sebuah gedung olah raga dengan spesifikasi tersebut maka di gunakan tema Form Follow Function sehingga
penggunaan ruang-ruang lebih efisien dan dengan menggunakan sistem struktur bentang lebar. Dengan bentuk bangunan yang lebih modern sehingga bangunan
ini kelak memilki karakter dan menaikan Image kota.
III.3 Penerapan Tema Sejenis
a. Final Wooden House Salah satu karya arsitektur yang memiliki menganut paham Form Follow
Function adalah Final Wooden House karya Sou Fujimoto yang berlokasi di daerah perbukitan Kumamoto, Japan. Bangunan ini berupa sebuah Bungalau
Gambar III.2 Sistem Struktur Sumber: Internet
Redesain Gor Koni Bandung
24
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar III.3 Final Wooden Sumber: http:www.adri1618.com201311form-follow-function-structure-of-final.html
Gambar III.4 Final Wooden Sumber: http:www.adri1618.com201311form-follow-function-structure-of-final.html
privat House yang terdiri dari susunan balok-balok kayu berukuran 350 mm persegi.
Final Wooden House dikategorikan kedalam makna fungsi Konstruksi yang menganut paham Form Follow function karena bangunan ini didominasi kayu
pada rumah ini berada pada hampir semua elemen bangunan baik seperti struktur , konstruksi dan material. Dimana struktur, konstruksi dan bahan
bangunan sampai batas tertentu memiliki kedudukan lebih dominan
Rumah ini dibangun pada tanah Site Area seluas 89,3 sqm, dengan total luas bangunan Constructed Area seluas 15,13 sqm.
Redesain Gor Koni Bandung
25
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar III.5 Museum Iptek TMII Sumber: http:jb-491.blogspot.com2013_02_01_archive.html
Gambar III.6 Museum Iptek TMII Sumber: http:jb-491.blogspot.com2013_02_01_archive.html
Gambar III.7 Denah Museum Iptek TMII Sumber: http:jb-491.blogspot.com2013_02_01_archive.html
b. Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah Gagasan pendirian museum ini terjadi pada tahun 1984 yang di prakarsai oleh
Prof. Dr. B.J. Habibie dan diresmikan oleh presiden Suharto pada 20 April 1991. Dengan luas 1000 meter persegi.
Bangunan ini dikategorikan Form Follow Function karena sirkulasi dalam bangunan menerapkan sirkulasi terpusat dan sehingga pengunjung dituntun untuk
memandang ke area pamer sebagai fungsi utamanya. Ini juga terlihat pada ruangan-ruangan lainnya yang mengikuti pola bentukan dari sirkulasi pengunjung
tersebut.
Redesain Gor Koni Bandung
26
Sandi Maulana - 1 04 08 016
BAB IV ANALISIS