Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM Dipatiukur 112

(1)

1-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Jenjang pendidikan perguruan tinggi dewasa ini sangat diminati oleh masyarakat, bukan hanya bagi yang baru menyelesaikan pendidikan SMU melainkan juga bagi para karyawan yang telah bekerja dengan tujuan agar dapat mendapatkan jenjang karir yang bagus dan peningkatan kesejahteraan ekonomi .Hal tersebut dilihat oleh para pengusaha sebagai sebuah peluang dengan tingkat prospek kedepan yang cukup menjanjikan, sehingga banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan atau universitas-universitas dibeberapa daerah khususnya daerah di kota-kota besar di Indonesia.

Salah satunya adalah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dahulu (UNIKOM) hanya sebuah sekolah tinggi ilmu ekonomi dan komputer. Kemudian berubah menjadi Institute German Indonesia (IGI) .Karena jumlah mahasiswa yang cukup banyak dari tahun ketahun maka IGI merubah status dari institute menjadi universitas. Beralamat di Jalan Dipatiukur Bandung, daerah yang memang disepanjang jalan tersebut terdapat beberapa universitas dan lembaga pendidikan serta sekolah tinggi membuat jalan Dipati uku rmenjadi salah satu jalan yang memiliki image “jalan pendidikan” teramai dikota Bandung.

UNIKOM menjadi salah satu universitas yang diminati oleh para calon mahasiswa untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dengan system promosi yang baik dan pencitraan yang bagus, membuat penerimaan calon


(2)

1-2 mahasiswa UNIKOM dari tahun ketahun meningkat sangat pesat. Hal tersebut mulai terasa berpengaruh pada luasan bangunan kampus yang menampung jumlah mahasiswa yang kian pesat. Mulai dari hal mendasar pada kebutuhan lahan parker sampai kepada kebutuhan ruang-ruang

perkuliahan yang harus mendapat perluasan bangunan.

Beberapa perluasan bangunan mulai dilakukan, dari membuatlahan parker didalam kampus dan penggunaanfungsi basement sebagai ruang perkuliahan, sampai dengan membangun kampus baru secara memanjang dari bangunan lama. Kemudian tahun-tahun berikutnya mulai membelilahan disekita rkampus sebagai fasilitas penunjang kampus sampai mendirikan bangunan baru pada lahan disekitar kampus tersebut.

1.2Maksud dan Tujuan

Mata kuliah Kerja Praktik dimaksudkan untuk mengetahui proses - proses yang harus dilakukan dalam sebuah proyek pembangunan, dalam hal ini proses pembangunan gedung UNIKOM yang baru. Dengan rentan waktu selama 2 (dua) bulan, diharapkan dapat mengetahui secara benar proses pelaksanaan tersebut, dan dapat melihat detail minimal 1 (satu) item proses pelaksanaan secara mendalam. Dalam kasus ini adalah pengamatan proses pembangunan gedung UNIKOM yang dilihat dari proses pembuatan pondasi gedung.

Lingkup yang menjadi pengamatan adalah pembangunan gedung dengan skala

medium rise building. Yang termasuk dalam kategori medium rise building adalah bangunan yang memiliki ketinggian kurang dari 40 meter diatas permukaan tanah.


(3)

1-3 1.3Sistematika Penulisan Laporan

Bab I Pendahuluan

Berisikan tentang deskripsi singkat tentang proyek, penjelasan proses tender dan sistematika penulisan laporan

Bab II Data

Berisikan tentang data – data yang di dapat dalam proyek,data umum, data lokasi, data teknis.

Bab III Peserta Proyek Kontruksi

Menjelaskan peserta proyek konstruksi dalam pembangunan proyek

Bab IV Struktur Organisasi

Menjelaskan tentang organisasi-organisasi yang terkait pada pelaksanan proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM beserta penjelasan mulai dari Pemilik, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor.

Bab V Penjadwalan dan Evaluasi Proyek

Menjelaskan tentang ; Planing, Orgenaizing, Controlling serta Aktuating, yang didalamnya terdapat Schedulle pelaksanaan (barchart), kurva S, laporan kemajuan proyek dan prosedur pembayaran secara umum


(4)

1-4 Bab VI Bahan dan Peralatan

Dijelaskan mengenai peralatan Bored Pile, Hummer Pile dan cara pemasangan tiang pancang yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

Bab VII Tata Laksana Lapangan

Menjelaskan jenis-jenis urutan pekerjaan mulai dari tahap persiapan sampai pada pelaksanaan pekerjaan kelanjutan proyek selama kegiatan praktikan.

Bab VIII Pekerjaan Praktikan

Menjelaskan kegiatan-kegiatan praktikan selama kerja praktek di Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM

Bab IX Permasalahan Dilapangan

Menjelaskan dua permasalahan dilapangan beserta pembahasannya yang diamati oleh praktikan.

Bab X Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran selama praktikan melakukan kerja praktek di proyek, diuraikan berdasarkan pengamatan praktikan terhadap kegiatan proyek serta permasalahan yang timbul dan pemecahannya.


(5)

2-1

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM Pemilik Proyek : Yayasan Universitas Komputer Indonesia Luas Lahan : ± 2800 m²

Luas Bangunan : ± 3200 m²

Jumlah Tingkat : 4 Basment, 12 Lantai KDB : ± 90 % luas lahan

GSB : ± 11 m.

Konsultan Perencana : - Arsitektur (Team Unikom)

: - PT. Anugrah Multi Cipta Karya (AMCK) Kontraktor : PT. PP Persero (Pembangunan Perumahan) Sub Kontraktor : Fondasi oleh Franki

Tahun Berdiri : 2009

Waktu Pelaksanaan : Oktober 2009 sampai dengan Juli 2011 Mutu Beton : Mutu beton Bored Pile : K 300

Mutu beton Pile Cap, Tie Beam, Plat Bas, Retaining Wall : K 300 Mutu Beton Balok, Pelat, Tangga

K 350 untuk Basement 4 s/d Basement 1 K 300 untuk Lt. 1 s/d Lt. Atap


(6)

2-2 Mutu Beton Shear Wall & Kolom

K 450 untuk Bs 4 s/d Bs 1 K 400 untuk Lt 1 s/d Lt 4 K 350 untuk Lt 5 s/d Lt 8 K 300 untuk Lt 9 s/d Lt Atap Mutu Tulangan : Ø < 10 mm, U 24 (Polos)

D ≥ 10 mm, U 39 (Deformed)


(7)

2-3 2.2 Gambaran Umum Proyek :

Proyek pembangunan gedung UNIKOM yang baru berada dijalan Dipatiukur no 102-108 Bandung, bangunan ini berada diatas lahan dengan luas ± 2800 m². Pada awalnya lahan tersebut merupakan daerah pemukiman padat penduduk yang difungsikan sebagai rumahs ewa / kostan bagi para mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa UNIKOM. Proyek tersebut sempat terhenti selama 10 bulan dari jadwal yang seharusnya ditetapkan tanpa ada alasan yang pasti, baru pada tanggal 22 Agustus 2009 proyek pembangunan mulai dilaksanakan.

Gambar 2.2.1 Lokasi Proyek Melalui Google Maps.

Kontraktor pelaksanaan pembangunan adalah PP (Pembangunan Perumahan), pembangunan bukan tanpa masalah dan halangan terutama yang berasal dari warga lingkungan sekitar UNIKOM. Warga merasa terganggu akan aktivitas yang dilakukan oleh PP pada malam hari karena mengganggu ketenangan akibat suara bising dan getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat berat pada saat proyek dilakukan sampai malam hari.


(8)

2-4 Selain itu pula warga mengeluhkan sumber air tanah yang keruh akibat pengeboran yang dilakukan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan gedung UNIKOM tersebut.

Pengerjaan awal adalah persiapan, kemudian penentuan letak titik soldier pile. Setelah semua titik dipastikan tepat maka dilakukan penggalian pada titik-titik yang telah ditentukan. Adapun beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan gambar arsitek oleh TIM Arsitek UNIKOM yang lalu diserahkan ke konsultan PT. Anugerah Multi Cipta Karya (AMCK) untuk dibuat desain strukturnya.

2. Setelah Pembuatan gambar rencana struktur akan penentuan titik-titik lokasi dimana soldier pile akan ditempatkan beserta titik-titik dimana pile pondasi juga akan ditempatkan.

3. Melakukan uji dan pengukuran lapangan, yang meliputi : a. Mengukur letak titik-titik yang akan ditempatkan

b. Mengukur kedalaman lubang tanah yang akan dijadikan tempat soldier pile tersebut.

4. Ketika semua data dilapangan telah disetujui oleh pihak konsultan, maka berikutnya memulai proses pelaksanaan dilapangan.


(9)

3-1

BAB III

PESERTA PROYEK KONTRUKSI

3.1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Dasar dan Definisi Beserta Pola Hubungan Kerja

3.1.1 Tahap Perencanaan

Gambar 3.1.1.1 Diagram Alir Tahap Perencanaan

Untuk lebih mengefektifkan pekerjaan dan perencanaan dalam pembangunan proyek dikarenakan pemilik yang juga sebagai pengawas, maka pemilik menunjuk konsultan perencana yaitu PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Konsultan Perencana ini bertugas sebagai penasihat Pemilik setelah Pemilik menyampaikan tujuan pembangunan dan segala sesuatu yang menyangkut sistem struktur maupun non struktur dari bangunan yang diinginkan, untuk lebih jelasnya sebagai berikut

Pemilik (owner)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Konsultan Perencana PT. Anugrah Multi Cipta Karya Konsultan Electrical

PT. Rasi Cipta

Konsultan Arsitek Tim Arsitektur UNIKOM


(10)

3-2 Tugas pemilik antara lain :

- Bertanggungjawab atas kelancaran pemberian keputusan

- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana, seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.

- Pemberian gambar arsitek kepada konsultan perencana

Tugas Konsultan Perencana meliputi :

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan gambar kontruksi

- Perencanaan anggaran biaya, RKS

- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan gambar kontruksi

Konsultan Perencana bertanggungjawab atas kekuatan struktural kontruksi bangunan yang telah di rencanakan sesuai dengan pemakaian dan kebutuhan dan efisiensi.


(11)

3-3 Tugas Konsultan Electrical antara lain meliputi :

- Pembuatan shopdrawing - Pembuatan laporan

- Pembuatan prosedur, intruksi kerja, dll - Pembuatan sketsa – sketsa

- Menghitung kebutuhan penggunaan electrical - Membuat estimating dan marketing

Tugas Tim Arsitek UNIKOM antara lain meliputi :

- Perencanaan arsitektural gedung - Mendesain tata letak ruang-ruang

- Pengaturan segi fungsi dan penempatan ruangan - Pembuatan sketsa gambar arsitektural keseluruhan - Mendesain nilai fungsi dan estetika


(12)

3-4 3.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Implementasi Beserta Pola

Hubungan Kerja

3.2.1 Tahap Pelaksanaan

Gambar 3.2.1.1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan

Ket : = Alur pelaporan = Alur Perintah kerja Pemilik

YAYASAN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Konsultan Perencana Struktural PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Konsultan Pengawas Tim Pengawas UNIKOM

Kontraktor

PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero

Subkontrak Pondasi PT. Franki Kons. Perencana

Arsitektural Team arsitektur

UNIKOM

Kons. Perencana Electrical Rasi Cipta


(13)

3-5 Tugas pemilik antara lain :

- Bertanggung jawab atas kelancaran pemberian keputusan

- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana, seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.

- Memonitor kegiatan teknis pelaksanaan. Tugas Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah wakil dari Pemilik yang bertanggung jawab kepada Pemilik atas kerja Kontraktor. Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah Memantau agar proyek selesai pada waktunya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan menciptakan organisasi kerja yang solid.

Secara umum tugas Konsultan Pengawas adalah :

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau procurement

berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.


(14)

3-6 - Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi

selama pelaksanaan pekerjaan.

- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.

- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan, serta pengaruh waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan.

- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di lapangan sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada pemberi tugas.

- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai dengan keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat.

- Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan penyelesaian masalah yang tumbuh dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.


(15)

3-7 - Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan (kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara Pekerjaan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima kedua Pekerjaan.

- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan keluar beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan tersebut

- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa pemeliharaan. Kontraktor bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan yang lancar dan memenuhi persyaratan teknik dan administratif.

Tugas Kontraktor adalah ;

- Perencanaan alokasi tenaga kerja, peralatan dan material - Perencanaan alokasi biaya

- Koordinasi dilapangan dan pencatatan - Mengikuti rapat-rapat kordinasi

- Mengajukan usulan perubahan atau perbaikan gambar rencana

- Menjamin pelaksanaan perkerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen kontrak - Membuat analisa anggaran biaya dan penjadwalan waktu kerja

- Membuatan laporan harian, mingguan, dan bulanan, serta - Membuatan dokumentasi kemajuan proyek


(16)

4-1

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

4.1 Struktur Organisasi Pemilik

Gambar 4.1.1. Struktur Organisasi Proyek di lapangan

Pemilik

Yayasan Sains dan Teknologi Universitas Komputer Indonesia

Konsultan Perencana PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Kontraktor

PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero Pengawas

Tim Pengawas Unikom

Mechanical Electrical PT. Rasi Cipta

Perencana Arsitek Tim Arsitektur UNIKOM


(17)

4-2 4.2 Struktur Organisasi Tim UNIKOM Project

Gambar 4.2.1. Struktur Organisasi Pemilik Proyek

4.3 Struktur Organisasi Konsultan

PT.Anugrah Multi Cipta Karya

Gambar 4.3.1. Struktur Organisasi Konsultan Perencana

PROJECT MANAGER Herman Soegoto

SITE MANAGER Alistair Mc Roberts HRD MANAGER

Tety Rosilawati

SITE MANAGER CIVIL Siswanto

Ass. SITE MANAGER M/E Hadi Subagyo

ELECTRICAL ENGINEER Hadi Subagyo

MECHANICAL ENGINEER

Asrofik CIVIL ENGINEER

Darmawan S

SECRETARY Lestari Widiyanti

Direktur .

Nathan Madutujuh

Ahli Struktur


(18)

4-3 Tugas Konsultan Perencana meliputi :

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan gambar kontruksi

- Perencanaan anggaran biaya, RKS

- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan gambar kontruksi

Konsultan Perencana bertanggungjawab atas ketepatan fungsi bangunan, kekuatan sesuai konsep bangunan ruang secara fungsional secara keseluruhan.

Tugas dan Tanggung jawab Tim Pengawas :

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau

procurement berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan. - Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai


(19)

4-4 - Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang

terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.

- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.

- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan, serta pengaruh waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dimanager.

- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan.

- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di manager sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi di manager sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada pemberi tugas.

- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai dengan keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat.


(20)

4-5 - Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan penyelesaian masalah yang tumbuh dalam pelaksanaan pekerjaan di manager. - Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan

(kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara Pekerjaan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima kedua Pekerjaan.

- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan keluar beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan tersebut

- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa pemeliharaan.

- Menyusun dan menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan (Manual Book), serta petunjuk operasi peralatan dan perlengkapannya, dengan mencakup perubahan-perubahan selama masa pelaksanaan konstruksi sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan di manager.


(21)

4-6 4.4 Struktur Organisasi Kontraktor

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PP) PERSERO

Gambar 4.4.1.Struktur Organisasi Kontraktor

Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Kontraktor : I.. Project Manager

Direktur Operasional telah mengangkat seorang sebagai Project Manajer (PM) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur, mempunyai :

PROJECT MANAGER Catur Prabowo

PERENCANAAN TEKNIS & MATERIAL Ir. Hardiono GSP Suyadi SHO Prambudi SITE ADMINISTRATION MANAGER Pandu Gunawan QUALITY CONTROL

Yudi Eko Prabowo

SM Ir Hardiono

AKUTANSI & KEUANGAN Pandu Gunawan SP

Ade Rahmat

PENGUKURAN Masidin PENGENDALIAN OPERASI &

ADMINISTRSI KONTRAK Wawan Setiawan METODA PELAKSANAAN Eman Sulaeman PEMBELIAN Suyadi PERALATAN & GUDANG

Rimanto

SUBKONTRAKTOR Franki


(22)

4-7 1. Tujuan Jabatan :

a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan proyek

b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakan yang ditetapkan perusahaan

2. Tugas :

a. Membuat perencanaan suatu proyek - Rencana Mutu Proyek - Rancangan Anggaran Proyek b. Mengorganisir seluruh sumber daya

- Manusia

- Material dan subkontraktor - Alat

- Upah - Metode

c. Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR) d. Memproses Astek/Jamsostek/PA

e. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja f. Mengendalikan pelaksanaan proyek

g. Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek

h. Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada owner/konsultan

i. Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)

j. Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor

k. Memeriksa dan menyetujui Berita acara serah terima pekerjaan l. Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern

m. Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

n. Meminta surat referensi dari owner/customer o. Membuat laporan sasaran mutu per bulan p. Membuat laporan tahunan

q. Membuat budget tahunan divisi r. Mengadakan meeting reguler intern s. Membina bawahan

t. Melakukan penilaian karyawan u. Melakukan closing project

v. Membuat perencanaan suatu proyek - Rencana Mutu Proyek - Rancangan Anggaran Proyek w. Mengorganisir seluruh sumber daya


(23)

4-8 - Material dan subkontraktor

- Alat - Upah - Metode

x. Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR) y. Memproses Astek/Jamsostek/PA

z. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja aa. Mengendalikan pelaksanaan proyek

bb.Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek

cc. Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada owner/konsultan

dd.Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)

ee. Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor

ff. Memeriksa dan menyetujui Berita acara serah terima pekerjaan gg.Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern

hh.Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

i. Meminta surat referensi dari owner/customer ii. Membuat laporan sasaran mutu per bulan iii. Membuat laporan tahunan

iv. Membuat budget tahunan divisi v. Mengadakan meeting reguler intern vi. Membina bawahan

vii. Melakukan penilaian karyawan viii. Melakukan closing project

1. Wewenang :

a. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja untuk level surveyor, gudang, administrasi, dan Keamanan

b. Mengusulkan kepada Direktur Operasional untuk memutasikan, penambahan dan pengurangan tenaga kerja (diluar point a)

c. Menentukan subkontraktor, material, upah dan mandor, alat sesuai ketentuan perusahaan

d. Menentukan metode kerja sesuai kondisi proyek dan ketentuan perusahaan e. Menentukan alternatif metode kerja dan value engineering dengan tujuan

mengefisiensikan Rancangan Anggaran Proyek sesuai prosedur

f. Melakukan negosiasi dengan owner/konsultan untuk kelancaran suatu proyek

g. Meminta Divisi yang terkait untuk menyelesaikan tugasnya yang berhubungan dengan proyek


(24)

4-9 Tanggung Jawab :

a. Menjalin hubungan baik dan komunikasi yang intensif dengan owner/customer dan konsultan

b. Menyelesaikan suatu proyek sesuai kontrak

c. Menjalankan proyek sesuai dengan Rencana Mutu Proyek dan Rancangan Anggaran Proyek yang sudah ditetapkan

d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

e. Menyelesaikan pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya

f. Bertanggung jawab terhadap keluar masuk surat-menyurat

g. Melaporkan masalah yang terjadi diluar kewenangannya kepada atasan h. Menciptakan lingkungan kerja yang baik

i. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahannya

j. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan tugas-tugasnya dijalankan sesuai aturannya

k. Melakukan analisa / feedback dari prosedur yang dijalankan untuk penyempurnaan / continual improvement

Wewenang :

a. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja harian dengan prosedur yang berlaku untuk :

- Harian Umum - Gudang - Teknisi

b. Mengusulkan kepada Project Manager untuk memutasikan, penambahan dan pengurangan tenaga kerja (diluar point a)

c. Menentukan detail metode kerja sesuai kondisi proyek dan ketentuan perusahaan

d. Menentukan opname pekerjaan

e. Menentukan pengeluaran kas lapangan

f. Bersama Project Manager membuat alternatif metode kerja dan value engineering dengan tujuan mengefisiensikan RAP

g. Menindaklanjuti dan memutuskan laporan ketidaksesuaian Tanggung Jawab :

a. Menyelesaikan suatu proyek sesuai kontrak

b. Menjalankan proyek sesuai dengan Rencana Mutu Proyek (RMP) dan Rencana Anggaran Proyek (RAP) yang sudah ditetapkan

c. Mencari solusi permasalahan yang timbul dalam proyek dan mengkoordinasikannya dengan Project Manager

d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek


(25)

4-10 f. Memeriksa dan memperbaiki hasil kerja proyek agar sesuai dengan

Rencana Mutu Proyek.

g. Menyelesaikan pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya

h. Melaporkan masalah yang terjadi diluar kewenangannya kepada atasan i. Menciptakan lingkungan kerja yang baik

j. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahannya

k. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan tugas-tugasnya dijalankan sesuai aturannya

l. Melakukan analisa/feedback dari prosedur yang dijalankan untuk penyempurnaan/continual improvement

II. Site Manager Tujuan Jabatan :

a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan proyek dan berada di proyek

b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakanyang ditetapkan Project Manager.

Tugas

a. Menjabarkan Rencana Mutu Proyek (RMP) lebih detail

b. Bersama Project Manager membuat Rancangan Anggaran Proyek (RAP) c. Membuat detail schedule pelaksanaan

d. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

e. Menyeleksi, merekrut mandor

f. Membuat schedule pemakaian alat, material, upah, dan subkontraktor g. Mengendalikan pemakaian alat, material, upah, dan K3 per 2 mingguan h. Mengendalikan material dan pekerjaan subkontraktor

i. Menjelaskan dan memberikan daftar kode pekerjaan kepada Supervisor untuk pengambilan material

j. Mengkoordinir pelaksanaan engineering proyek

k. Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan

l. Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan (diserahkan kepada Divisi Sekretariat)

m. Stock opname material, alat dan bahan bakar setiap minggu n. Membuat rekaman terhadap seluruh aktivitas proyek o. Membuat laporan berkenaan dengan pelaksanaan proyek p. Menyetujui opname pekerjaan mandor dan subkontraktor

q. Membagikan pembayaran upah kepada Mandor dan tenaga kerja apabila belum dilakukan secara transfer

r. Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek sesuai petunjuk Project Manager


(26)

4-11 s. Mengatasi masalah-masalah harian yang berhubungan dengan lingkungan

proyek

t. Membuat pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya u. Mengadakan rapat koordinasi intern dan ekstern lapangan secara berkala v. Membina hubungan baik dengan owner/customer dan konsultan

w. Mengatur penggunaan eksternal kendaraan operasional (motor, mobil dan truck)

x. Mengadakan meeting reguler intern y. Membina bawahan

z. Melakukan penilaian karyawan

III.Supervisor Tujuan Jabatan

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di proyek Tugas

a. Membaca gambar kerja

b. Menghitung kebutuhan material dan alat harian

c. Meminta material dan alat sesuai dengan kode pekerjaan d. Mengkoordinasikan tenaga kerja

e. Melaksanakan pekerjaan sesuai Instruksi Kerja

f. Membuat dan mengajukan opname pekerjaan mandor dan subkontraktor kepada Site Engineer

g. Membuat laporan harian pelaksanaan kepada Site Engineer (termasuk jumlah, tenaga kerja, cuaca, pemakaian alat dan bahan bakar)

h. Mengecek hasil kerja subkontraktor, dan mandor i. Mengetahui lokasi peralatan dan pelaksanaan K 3 j. Menjalankan check list sesuai Instruksi Kerja Wewenang

a. Memberhentikan tenaga kerja mandor

b. Menolak pemakaian alat yang tidak memenuhi spesifikasi c. Membuat laporan ketidaksesuaian

Adminstrasi Tujuan Jabatan

Membantu melaksanakan tugas dan pekerjaan Site Engineer Tugas


(27)

4-12 a. Membuat, mendistribusikan dan menyimpan arsip surat yang masuk dan

keluar proyek

b. Membuat daftar hadir, daftar surat atau gambar masuk dan keluar c. Memeriksa dan menghitung upah dan lembur tenaga kerja harian d. Memeriksa dan menghitung uang makan lembur staf

e. Memeriksa, menginput dan membuat laporan kas lapangan f. Mengirim surat/gambar kepada pihak yang terkait

g. Sebagai operator telepon dan mencatat telepon keluar dan masuk proyek h. Membantu tugas Site Engineer dalam membuat notulen rapat intern

i. Membuat daftar permintaan kebutuhan alat-alat tulis dan kantor dari divisi proyek kepada Site Engineer

j. Menyusun dokumen dengan baik dan benar

k. Menyerahkan seluruh dokumen (hard copy dan soft copy) Wewenang

a. Mengajukan permintaan kebutuhan Alat- alat tulis dan kantor di proyek b. Menolak bukti kas lapangan yang sudah kedaluarsa

Tanggung Jawab

a. Kesiapan arsip bila di perlukan

b. Kebenaran dan keakuratan data-data administrasi proyek c. Kebenaran dan kelengkapan lampiran laporan kas lapangan Quality Control

Tujuan Jabatan

a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat proyek (RKS)

b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan kepada Site Engineer untuk proses approval

c. Mengontrol dan melaporkan mutu material (Quality Assurance)

d. Membuat dan mengontrol ijin kerja untuk diajukan kepada Site Engineer. e. Mengontrol dan menyetujui hasil kerja pelaksanaan

f. Melaksanakan dan mengkoordinir pengetesan material dan hasil pekerjaan (misal : CBR, sand cone, kubus test, test besi, dll)

g. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Surveyor untuk menentukan BM, Koordinat

h. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site Engineer

i. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Divisi proyek j. Membuat internal check list sebelum serah terima pertama

k. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan Wewenang


(28)

4-13 Memutuskan hasil pekerjaan untuk disetujui atau tidak

Tanggung Jawab

Kwalitas hasil pekerjaan dan Dijalankannya Pelaksanaan prosedur dan instruksi kerja pada divisi proyek

Subkontraktor Tujuan Jabatan

Membantu Site Engineer untuk perhitungan kebutuhan material, upah, bahan bakar, dan alat Subkontraktor

Tugas

a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat Kontrak Subkontraktor

b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan kepada Site Engineer untuk proses approval

c. Menghitung volume pekerjaan, kebutuhan material dan alat subkontraktorraktor

d. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Subkontraktor e. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Subkontraktor f. Mengusulkan schedule material, dan alat subkontraktor

g. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan subkontraktor

h. Mengontrol dan melaporkan mutu material subkontraktor (Quality Assurance)

i. Melakukan pemeriksaan hasil material dan hasil pekerjaan subkontraktor j. Menghitung progres pelaksanaan subkontraktor

k. Menghitung pekerjaan Tambah dan Kurang subkontraktor

l. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site Engineer

Wewenang

a. Mendapatkan data dari Site Engineer untuk keperluan perhitungan b. Menolak material dan hasil pekerjaan Subkontraktor

c. Mengusulkan untuk memberi teguran atau pemberhentian Subkontraktor Tanggung Jawab


(29)

5 - 1

BAB V

PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S

Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan bagian dari manajemen yang baik juga sebagai salah satu faktor pendukung untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud, dalam hal ini sering disebut dengan istilah Time Schedule. Dan juga sebagai sarana kontrol tahap demi tahap dari pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor.

A. Penjadwalan Kerja (Time Schedulle)

Pengertian dari Time Schedule adalah Time berarti waktu, schedulle berarti memasukan kedalam daftar. TimeSchedule atau ScheduleTime ialah waktu yang telah ditentukan. Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule ialah, mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim 1993).

TimeSchedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut ;

1. Schedule Bahan, ialah jadwal bahan-bahan yang diperlukan pada proyek ini menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.

2. Schedule Peralatan, ialah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada proyek ini menurut jumlah dan fungsi persatuan waktu.

3. Schedule Tenaga Kerja, ialah jadwal tenaga kerja yang dibutuhkan pada proyek ini sesuai dengan keahlian persatuan waktu.


(30)

5 - 2 4. Schedule Biaya, ialah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai

schedule bahan, peralatan dan tenaga kerja persatuan waktu.

Dari time Schedule/rencana kerja, kita akan mendapatkan gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan antara satu sama yang lainnya. Keempat hal tersebut harus sesuai pengadaannya sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah ;

- Untuk menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar, dan dicapai efisiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang memenuhi persyaratan teknis.

- Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila terjadi keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan lain, sehingga tidak terlalu mengganggu kelancaran pekerjaan lain.

Fungsi TimeSchedule adalah :

- Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan, dan lain-lain), yang harus disediakan pada waktu-waktu terentu

- Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengatur kecepatan pelaksanaan proyek

- Referensi bagi pemilik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengontrol kemajuan pekerjaan proyek


(31)

5 - 3 - Pedoman bagi Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengevaluasi

pekerjaan yang telah diselesaikan

- Pedoman bagi kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah metoda pelaksanaannya cocok diterapkan dalam proyek, atau harus diperbaiki.

Penjadwalan waktu (Time Schedule) dapat dibuat dalam bentuk bagan balok agar mudah dibaca. Bagan balok ini dapat dilihat urutan-urutan pekerjaan yang akan atau sedang dilaksanakan. Dari diagram ini pula dapat diketahui pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara bersamaan (simultan).

Penjadwalan waktu ini merupakan pedoman untuk Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengontrol apakah pekerjaan sudah sesuai dengan jadwal atau tidak.

B. Bagan Balok (Bar chart)

Bagan balok (bar chart) merupakan salah satu bentuk penjadwalan waktu yang mencantumkan semua unit pekerjaan yang ada, berupa batang horizontal yang menggambar waktu untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan. Dengan bagan tersebut diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang direncanakan.

Bagan balok direncanakan atas dasar kapasitas alat, besarnya pekerjaan, dan rencana waktu penyelesaian. Dari bagan balok ini pula dapat dilihat jenis pekerjaan apa saja yang sedang dilakukan dan pekerjaan yang dapat dikerjakan bersama-sama. Dari bagan balok dapat pula dibuat grafik yang menyatakan


(32)

5 - 4 hubungan antara prestasi pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu, yang disebut Kurva S (S-curve).

C. Kurva “S”

Kurva ini menunjukan hubungan antara persentase pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu. Biasanya grafik ini dikenal dengan sebutan Kurva S

(S-Curve) dalam satuan bobot persen. Fungsi kurva S ini adalah :

- Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan pada setiap waktu, dengan membandingkan bobot persen rencana dengan persen bobot realisasi dilapangan, sehingga perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan.

- Untuk mengetahui waktu pembayaran angsuran, berdasarkan perjanjian yang ada, untuk membayar angsuran ini harus juga diperiksa perincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan

Ada dua macam bobot persen :

1. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis pekerjaan dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam dokumen kontrak. Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan hubungan antara harga kumulatif bobot persen dengan waktu.

2. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis pekerjaan dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara persentase kumulatif


(33)

5 - 5 pekerjaan dengan waktu, dari grafik ini pula dapat diketahui persentase pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Bobot persen yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut : (5.1.1)

Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu proyek, sesuai jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule

harus selalu dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka harus ada pekerjaan yang lain yang dipercepat untuk menutupi keterlambatan yang terjadi, misalnya dengan penambahan tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja lembur dan sebagainya.

Dalam penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.

Prosedur Pembuatan Kurva “S” Rencana :

1. Menuliskan item pekerjaan seperti yang ada di TimeSchedule

2. Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasarkan perincian harga pada tiap item pekerjaan teradap harga total dari semua item pekerjaan

3. Membagi bobot persen pekerjaan (perhitungan no.2) dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan

Time schedulle. Misalnya jika direncanakan pekerjaan itu dapat % 100 ker ker x Total Biaya jaan Per Bagian Tiap Biaya jaan Pe Bobot


(34)

5 - 6 diselesaikan dalam 4 minggu maka bobot persen pekerjaan itu dibagi 4 untuk tiap minggunya. Seyogianya bobot persen pekerjaan diratakan, untuk mempermudah penyediaan material, tenaga kerja, dan biaya.

4. Menjumlahkan bobot persen pekerjaan persatuan waktu

5. Membuat tabel kumulatif dari persen pekerjaan persatuan waktu yang direncanakan sampai dengan waktu dari proyek tersebut.

6. Memplot grafik hubungan antara kumulatif dari persen pekerjaan dengan waktu. Grafik inilah yang disebut kurva S rencana.

Prosedur Pembuatan Kurva “S” Realisasi :

Pembuatan Kurva S ini berhubungan dengan prestasi pekerjaan Kontraktor yang dicatat dalam Time Schedule. Prestasi pekerjaan ini dinilai dari beberapa persen dari tiap item/jenis pekerjaan yang telah diselesaikan Kontraktor di lapangan, sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Adapun tahap-tahap pembuatannya adalah :

1. Penilaian prestasi kerja Kontraktor diplot dalam Time Schedule persatuan waktu tersebut.

2. Menjumlahkan prestasi kerja Kontraktor untuk seluruh item/jenis pekerjaan yang dikerjakan persatuan waktu tersebut.

3. Membuat tabel kumulatif dari prestasi kerja yang diselesaikan Kontraktor sampai dengan waktu tersebut.

4. Memplot grafik hubungan antara Kumulatif dari prestasi kerja dengan waktu. Grafik inilah yang disebut Kurva S realisasi.


(35)

5 - 7 5.2 Komentar Peserta KP Terhadap Kurva S Rencana Dan Realisasi

Komentar peserta KP terhadap pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat dilihat pada line curve S rencana dan realisasi. Apakah proyek tersebut mengalami keterlambatan atau lebih cepat dari yang direncanakan. Komentar praktikan adalah :

- Dilihat pada kurva S rencana, proyek tersebut diperkirakan selesai pada bulan Febuary 2011.

- Pada kurva S realisasi, proyek tersebut tidak mengalami keterlambatan hal ini dapat dilihat di lapangan dan pada selisih antara kumulatif realisasi dengan kumulatif rencana pada kurva S. .

5.3 Mekanisme Laporan Kemajuan Pekerjaan

Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

A. Laporan Harian

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya :

- Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam kerjanya.


(36)

5 - 8 - Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut

- Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan

- Hal–hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik, dan lain lain

- Instruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas

- Catatan hal-hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

B. Laporan Mingguan

Dalam laporan mingguan, tercantum secara garis besar apa yang terjadi setiap hari pada minggu tersebut. Dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu :

- Jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya penambahan atau pengurangan pada minggu tersebut)

- Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.

- Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan-peringatan, evaluasi dari Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembangunan proyek.

- Catatan dari Konsultan Pengawas tentang bobot pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada keterlambatan.

Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan selama seminggu waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan ini dapat diketahui :


(37)

5 - 9 - Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu

- Kemajuan pekerjaan tiap minggu

- Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporkan pula kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan berdasarkan Time Schedule.

C. Laporan Bulanan

Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan laporan mingguan. Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan. keterlambatan karena gangguan cuaca atau masalah-masalah lainnya dan tindakan yang diambil sebagai upaya penanganan masalah-masalah tersebut. Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban dari Konsultan Pengawas terhadap kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan berikut proses-proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan untuk penagihan bulanan.Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.

5.4 Rencana Dan Prosedur Pembayaran

Rencana dan prosedur pembayaran pada proyek sebagaimana hasil dari keputusan tender bahwa sistim pembayaran adalah Lumpsum Fixed Price dari setiap item pekerjaan. Bila suatu bagian pekerjaan sudah selesai 25%, maka


(38)

5 - 10 Kontraktor menyerahkan kepada Konsultan Pengawas permintaan pembayaran secara terperinci beserta data yang memperkuat hak Kontraktor atas pembayaran sebagaimana telah disetujui oleh Pemilik dan Konsultan Pengawas.

Setelah Kontraktor mengajukan permintaan pembayaran, Konsultan Pengawas mengevaluasinya. Bila disetujui, Konsultan Pengawas mengeluarkan Berita Acara Pembayaran kepada pemilik. Dikeluarkannya Berita Acara Pembayaran itu berarti Konsultan Pengawas menganggap bahwa pekerjaan sudah selesai sampai dengan tahap yang dimaksud, dan kualitas pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak dan Kontraktor berhak menerima pembayaran menurut jumlah yang ditetapkan yaitu 25% sebanyak 4 tahap pembayaran 25% - 25% - 25% dan 20% dalam Berita Acara Pembayaran. Setelah Pemilik menerima Berita Acara Pembayaran (BAP) dari Konsultan Pengawas, ia wajib memberikan pembayaran tersebut.

Pada masa pemeliharaan, untuk menjamin pelaksanaan pemeliharaan hasil pekerjaan, maka pemilik telah menahan pembayaran harga borongan atau retensi

sebesar 5% dari harga total. Uang retensi ini akan dikembalikan kepada kontraktor setelah selesainya masa pemeliharaan 6 bulan, dan telah dipenuhinya syarat-syarat seperti yang telah disepakati dalam perjanjian kontrak.

Bila ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan melampaui jangka waktu pemeliaharaan, maka masa pemeliharaan dihitung sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.


(39)

6-1

BAB VI

BAHAN DAN PERALATAN

6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan

Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun beberapa jenis dan mutu bahan yang digunakan adalah :

1. Besi Deformed dan Undeformed

Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan U – 40 (berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana.

Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya, harus diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah.

Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar penggantian dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan tertulis konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau perhitungan.

2. Ready Mix / Molen

Pengunaaan molen pada suatu proyek sangat besar manfaatnya, karena dapat diperoleh campuran yang lebih merata dan homogen, sehingga didapatkan mutu yang lebih baik. Selain itu dapat juga mempersingkat waktu pengadukan.


(40)

6-2 Molen yang dipasang pada truk yaitu digunakan untuk membawa adukan ready mixed concrete dari perusahaan pembuat dilokasi proyek. Molen jenis berfungsi untuk menjaga supaya beton tidak mengeras selama perjalanan ke proyek. Kapasitasnya ± 5 m³

3. Bentonite

Bentonite adalah campuran pada readymix yang berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan beton sesuai dengan kebutuhan, bentonite yang dipakai pada proyek ini adalah tipe Wyoming.

4. Jack Hidrolic Pile

Jack Hidraulic Pile adalah alat untuk memasang tiang pancang mini pile, alasan penggunaan alat ini adalah karena tidak menimbulkan kebisingan seperti pada alat hummer pile yang juga dapat menimbulkan keretakan pada bangunan sekitar 5. Alat Bor

Alat bor ini di bagi beberapa bagian, satu kesatuan ini disebut alat bor, berikut gambarnya


(41)

6-3 Excavator adalah alat besar sebagai mobil penggerak utama dari semua alat, disini berfungsi sebagai pengendali atau control

Crane adalah lengan excavator yang menghubungkan antara mesin bor soilmec mekanik dengan excavator

Soilmec mechanic adalah mesin bor dengan yang mata bornya dapat diganti sesuai dengan kebutuhan

Auger adalah mata bor yang digunakan untuk mengebor hingga kelapisan tanah keras atau elevasi nyang diinginkan

.Tremors atau cleaning bucket adalah mata bor yang berfungsi membuang lumpur atau tanah yang beguguran didasar lubang

Pipa tremi adalah pipa yang digunakan ketika pengecoran berlangsung berfungsi untuk membuang lumpur yang mengedap didasar dan membuangnya keluar agar lumpur tersebut tidak tercampur dengan beton segar 6. Bentonite Mixer

Bentonite mixer adalah alat pengolahan bentonite untuk mencampurkan bentonite kedalam redymix dengan tujuan mempercepat pengerasan beton sesuai yang diinginkan


(42)

6-4 7. Service crain

Service crain adalah alat akomodasi untuk memindahkan alat-alat kerja yang akan digunakan agar pekerjaan lebih cepat dan efisien

8. Tiang pancang

Tiang pancang yang digunakan pada proyek ini adalah tiang pancang persegi yang disebut juga mini pile dengan mutu K-300 dengan menggunakan tulangan BJ 40 dan tulangan ulir U-24 polos

9. Excavator Backhoe

Excavator backhoe digunakan untuk memindahkan dan penggalian tanah untuk memudahkan pekerjaan berlangsung agar tidak menghambat dan mengefesiensikan waktu

10.Air

Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan berdasarkan (Pedoman Beton Indonesia 1971). Dalam percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel semen + pasir dengan memakai air suling, air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air itu pada 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

11.Semen

Untuk mendapatkan mutu semen yang optimal sebelum digunakan, maka semen harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan didalam NI-8 ( Normalisasi Semen Portland Indoneia ). Salah satu sifat semen yang dapat dilihat dan layak


(43)

6-5 dipakai adalah warna semen abu kehijauan. Mutu beton yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM ini adalah berbeda-beda sesuai dengan penempatan dan kebutuhan. Adapun semen yang digunakan pada proyek ini adalah semen portland tipe I merek Holcim.

12.Pasir

Pada umumnya dalam pengerjaan suatu pekerjaan ada juga jenis pasir yang digunakan yaitu pasir pasang dan pasir beton. Pasir pasang berwarna agak kecoklat-coklatan dipergunakan untuk membuat adukan yang berfungsi sebagai bahan perekat, misalnya untuk spesi, pasangan bata merah, plesteran tembok dan memasang lantai keramik. Sedangkan pasir beton warnanya agak keabu-abuan dicampur dengan batu kali, kerikil dan semen untuk membuat campuran beton sebagai pengisi beton kolom, balok, pelat lantai dan pondasi.

Adapun beberapa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pasir adalah sebagai berikut :

1. Terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan..

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat kering ). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.

3. Tidak boleh mengandung terlalu banyak bahan-bahan organis.

Hal ini harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan menggunakan dengan larutan NaOH (Abrams-Harder). Pasir yang tidak memenuhi


(44)

6-6 percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan agregat yang sama tetapi dicuci di dalam lrutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.

4. Kerikil

Kerikil adalah agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton yang dan harus memenuhi persyaratan seperti, kerikil harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, kerikil yang mengandung butir-butir pipih dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampui 20% dari berat kerikil seluruhnya, butir-butir kerikil harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ( ditentukan terhadap berat kering ). Apabila kadar lumpur lebih dari 1% maka kerikil harus dicuci dulu, tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, sperti zat-zat yang reaktif alkali, Memiliki kekerasan yang lolos uji, Kekerasan kerikil diperiksa dengan bejana penguji dari rudeloff dengan beban penguji 20 ton, atau dengan mesin pengaus

Los Angeles dan Kerikil harus bergradasi baik, apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

- Sisa diatas ayakan 31,5 mm,harus 0% berat.

- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar anatara 90% dan 98% berat. - Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah


(45)

6-7 Selain itu besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

5. Besi Tulangan

a. Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan U – 39 (berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana. b. Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya, harus

diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah. c. Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar penggantian

dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan tertulis konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau perhitungan.

Gambar 6.1.1.3 Macam-macam Tulangan 6. Kawat Pengikat Baja Tulangan

Kawat pengikat digunakan untuk mengikat tulangan atau cincin tulangan agar tetap pada tempatnya sebelum dilakukan pengecoran. Kawat pengikat harus


(46)

6-8 terbuat dari baja lunak panas dengan diameter minimum 1 mm dan tidak tersepuh seng (Zn).

7. Kayu

Kayu pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM digunakan sebagai landasan, pagar, pembuatan direksi kit. Jenis kayu yang di gunakan untuk pembuatan bekisting dan lain-lain adalah kayu kelapa dan borneo. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu khususnya untuk cetakan bekisting seperti, Kayu harus berkualitas baik, tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa balok, papan tripleks atau multiplex.

8. Tiang Pancang

Tiang pancang yang digunakan adalah bentuk persegi disebut juga mini pile ber ukuran 20 x 20 cm. dengan tebal plat penyambungan 10 mm, rebar 4 D 13mm, jarang sengkang 5-10 cm.


(47)

6-9 6.2 Tata Cara Kontrol dan Pengendalian Mutu Bahan

Pengawas lapangan berhak memeriksa bahan dan pabrikasi semua bahan yang berkenaan dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang memastikan ukuran jumlah dan pabrikasi toleransi. Pemeriksaan dan pengujian pada bahan dan penyelesaian akhir harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk bahan-bahan tersebut

Bahan bangunan adalah keseluruhan bahan/material yang digunakan dalam pekerjaan pelaksanaan proyek. Dalam pelaksanaan suatu proyek, kesinambungan pengadaan bahan bangunan merupakan hal yang penting Untuk mengontrol dan pengendalian pada mutu bahan pada proyek Pembangunan Gedung Kampous Baru Unikom sesuai Sistim dan Prosedur Mutu.

Kualitas bahan-bahan bangunan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas pekerjaan dan produk hasil pembangunan. Oleh karena itu persyaratan bahan dicantumkan di dalam RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat ) agar didapatkan mutu yang sesuai dengan yang disyaratkan.

6.3 Tata Cara Penyimpanan Bahan dan Peralatan Bangunan

Berdasarkan cara penyimpanan bahan bangunan pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bahan-bahan yang disimpan ditempat pekerjaan/diluar, maksudnya di alam terbuka, tak terlindungi dari pengaruh hujan, panas matahari, kelembaban udara dan angin, seperti : pasir, batu, pecah, bata merah berkisting, dan lain sebagainya.

2. Lahan yang terlindung/gudang penyimpanan, maksudnya tempat yang terlindung dari air hujan, panas matahari dan terlindung dari bahaya pencurian


(48)

6-10 seperti : bentonite, paku, kawat pengikat, panel bekisting, baja tulangan, pipa-pipa, semen portland dan lain-lain.

Adapun tata cara penyimpanan bahan dan peralatan bangunan dilapangan diantaranya :

1. Semen Portland dan Bentonite

Penyimpanan semen portland dan bentonite harus disimpan dalam gudang yang kering tidak lembab atau bocor bila hujan, dan ditumpuk diatas lantai yang kering. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Penyimpanan harus selalu terpisah setiap periode.

2. Tulangan

Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung dan bebas lembab, dipisahkan sesuai diameter, mutu baja serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dibersihkan dari segala macam kotoran, lemak serta karat.

6.4 Jenis-jenis Peralatan Yang Digunakan

Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kampus baru UNIKOM ada beberapa jenis peralatan yang dipakai dan dapat dituangkan pada laporan ini, peralatan ini dipakai dan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan di lapangan. Selain manfaat dari alat ini sebagai pendukung keberlangsungan pekerjaan juga, membantu sekali meringankan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Dibawah ini dijelaskan dari nama dan fungsinya alat yang digunakan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM, ialah sebagai berikut :


(49)

6-11 Pada pelaksanaan pembangunan proyek ada beberapa peralatan yang dipergunakan pada perlaksanaannya, yang dapat ditulis dan dijelaskan pada laporan ini diantaranya adalah :

1. Concrete Pump,

Adalah jenis peralatan yang digunakan sebagai alat penyalur coran dari molen kedalam titik pengecoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

Gambar 6.1.1.4Concrete Pump 2. Water Pump

Digunakan untuk menarik air dan menyiramkannya ke bagian beton yang telah dicor dan langsung terkena matahari dengan tujuan gar beton jenuh air. Dan pomp air juga digunakan untuk mengeluarkan air yang muncul pada saat dilakukan penggalian pondasi yang masih tergenang dengan air yang keluar dari tanah. Pompa yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu pompa listrik dan pompa bahan bakar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.4.3Water


(50)

6-12

Gambar 6.1.1.4 Water Pump 3. Alat Pembesian

Alat pembesian ini terdiri dari :

1. Alat pemotong besi tulangan, yang berfungsi untuk memotong besi tulangan agar sesuai dengan panjang yang dikehendaki.

2. Alat pembengkok tulangan yang berfungsi untuk membengkokan atau membentuk besi tulangan sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan.


(51)

7-1

BAB VII

TATA LAKSANA LAPANGAN

7.1 Pekerjaan Persiapan

Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi : 1. Pekerjaan Pemagaran

Pekerjaan pemagaran adalah pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang akan dibangun terhadap lahan yang lain. Bahan yang digunakan untuk pagar besi secukupnya seperti, pipa besi, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk pembuatannya yang berfungsi sebagai penguat dan untuk penempelan seng pembatas tersebut/pagar.

2. Pekerjaan Pembersihan

Pada pekerjaan ini, kontraktor wajib mengadakan pembersihan di lokasi pekerjaan dan pada tempat-tempat dimana akan dibangun jalan-jalan masuk sementara dan fasilitas-fasilitas lain terhadap semua pohon-pohon, semak-semak, sampah atau kotoran-kotoran dan bahan lain yang tidak diperlukan, kemudian semua bahan hasil pembersihan tesebut harus dipindahkan dari tempat pekerjaan atau dibuang ketempat lain diluar lokasi proyek, supaya tidak menggangu saat pengerjaan proyek tersebut.


(52)

7-2 3. Pekerjaan sementara dan fasilitas kantor

Owner diminta kontraktor menyediakan lokasi yang akan digunakan untuk menyediakan kantor, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam waktu 7 hari setelah kontraktor menerima surat penyerahan lapangan (SPL), kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang menunjukan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti kantor, bengkel; gudang, tempat untuk peralatan-peralatan, penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringan listrik dan jaringan sanitasi

Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia atau dinas-dinas lain yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atas tuntutan sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang di perlukan untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makan serta akomodasi untuk para pekerja.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan serta pengaturan sanitasi dan harus melengkapi


(53)

fasilitas-7-3 fasilitas mandi dan cuci bagi para pekerjanya dimana pekerjaan sedang dilaksanakan.

Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk semua penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus menaggung semua biaya yang diperlukan untuk maksud tersebut diatas. Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat pertolongan pertama (P3K) ditempat pekerjaan.

4. Jalan masuk dan kontruksi jalan pencapaian

Jalan masuk kedalam halaman komplek ini, harus diadakan oleh kontraktor menurut petunjuk pada gambar atau petunjuk konsultan pengawas. Kontraktor harus membangun dan memliharanya selama pekerjaan berlangsung, semua jalan-jalan sementara dan jalan-jalan kontruksi untuk kesemua tempat bagian pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai harus dibongkar dan diperbaiki sesuai petunjuk konsultan pengawas, seluruh biaya tersebut diatas menjadi tanggung jawab kontraktor.

5. Pekerjaan pengukuran Pekerjaan ini dibagi 3 tahap :

Tahap sebelum pelaksanaan dimulai

Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran, pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan.

Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan dilaksanakan pertama (100 %), kontraktor harus melakukan pengukuran terhadap apabila pekerjaannya telah selesai 100 %


(54)

7-4 6. Menyediakan air kerja dan fasilitas listrik

Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak bagian umum dari owner.

7.2 Pekerjaan Tanah

Yang dimaksudkan pekerjaan tanah disini adalah pekerjaan penggalian tanah untuk pemasangan pondasi dan pemasangan secant pile. Adapun pekerjaannya adalah :

Galian Pondasi Bore Pile dan Secant Pile

Galian pondasi dalam (bored pile) dan Secant Pile dilakukan dengan cara menggunakan mesin bor mengingat kondisi bangunan yang akan dibangun sangat berdekatan dengan bangunan yang lainnya dan begitu dalam maka sebelum penggalian maka dibuatlah dulu dinding penahan tanah yaitu secant pile agar tekanan axial dari tanah dan bangunan sekitar sehingga dalam pelaksanaannya tanah sekitar tidak akan longsor.

Tujuan pembuatan pondasi tiang pancang dan bore pile dan juga secant pile : - untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras

- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift

Dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi bored pile, ada beberapa macam jenis kedalaman elevasinya diantaranya adalah :

Bored pile tipe I dengan diameter 80 cm kedalaman tergantung dari masing-masing zona dan pemasangannya, menggunakan tulangan U-39 deformed dengan tulangan sengkang U-24 Polos mutu beton K-300


(55)

7-5 Bored pile tipe I dengan diameter 100 cm kedalaman tergantung dari masing-masing zona dan pemasangannya, menggunakan tulangan U-39 deformed dengan tulangan sengkang U-24 Polos mutu beton K-300

Jumlah titik galian pondasi yaitu ± 203 titik, untuk D 80 sebanyak 121 titik dan untuk D 100 sebanyak 82 titik,

Berikut denah pondasi bored pile:

Gambar 7.2.1.1.Denah dan Letak Galian Pondasi Bored Pile Sedangkan secant pile jenis dan ukuranya disesuaikan juga pada penggunaan masing-masing zona sesuai dengan gaya axial masing-masing area.

Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi Bored pile dan Secant Pile adalah sebagai berikut :


(56)

7-6 1. Mesin Bor Soilmec Mecanic

2. Auger 3. Exavator 4. Tremors 5. Sondir 6. Sevice Crain

7. Alat ukur theodolit dan water pass 8. Pipa Tremi

Pelaksanaan Pekerjaan Galian Pondasi Tiang Pancang Sebagai Berikut : 1. Sebelum pekerjaan galian pondasi tiang pancang dimulai, lokasi galian

pondasi tiang pancang ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari titik-titik galian pondasi dilakukan dengan menggunakan theodolit / water pass dengan mengacu pada gambar kerja yang telah disetujui.

2. Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat.

3. Setelah pengukuran dengan alat theodolit selesai, maka proses pemasangan bowplank serta penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As yang berbeda, sehingga didapat titik As untuk galian pondasi.

4. Setelah titik-titik galian pondasi didapat, maka proses penggalian dapat dimulai.


(57)

7-7 6. Setelah pengeboran sampai kelapisan tanah keras atau kedalaman yang diinginkan maka digunakanlah cleaning bucket untuk membuang lumpur karena pengeboran ini melewati MAT (muka air tanah).

7. Setelah pegeboran selesai dimasukanlah tulangan dengan menggunakan service crain dengan pengarahan mandor kepada agar pemasukan tulangan tepat kepada lubang galian

Gambar 7.2.1.2 Pemasukan Tulangan Menggunaklan Service Crain

8. Setelah pemasukan tulangan selesai mulailah ready mix memasukan coran, apabila didasar tanah masih ada lumpur maka di gunakanlah pipa tremi agar lumpur tidak tercampur dengan coran.

Pekerjaan Pengecoran Pondasi Tiang Pancang

Setelah seluruh proses penggalian untuk memudahkan memasukan pondasi tiang pancang selesai, maka dilakukan pekerjaan pemasangan pondasi tiang pancang yang dilakukan dengan menggunakan Jacked hydraulic Pile dan


(58)

7-8 proses pembuatan pondasi tiang pancang ini dilakukan dengan cara menggunakan beton Ready Mix K-500, tulangan D 13mm, plate t = 10mm, jarak sengkang 50-100 mm, berikut gambar pondasi tiang pancang dapat dilihat pada gambar 7.311

Gambar 7.3.1.1 Pemasangan Pondasi Tiang Pancang

Setelah proses pemasangan pondasi dan dinding penahan tanah selesai lalu dilakukanlah pembuatan caping beam, pada secant pile caping beam berfungsi mengikat atau menghubungkan secant pile agar secant pile menahan axialnya lebih kuat, sedangkan pada bore pile disebut dengan pile cap yang fungsinya mengikat bore pile satu dengan yang lainnya dan untuk menyalurkan beban ke kolom utama atau king post.


(59)

7-9 Gambar 7.3.1.2 Salah Satu Pile Cap Pada Bore Pile Tampak Atas

Gambar 7.3.1.3 Salah Satu Pile Cap Pada Bore Pile Tampak Samping King Post


(60)

8-1

BAB VIII

PEKERJAAN PESERTA KERJA PRAKTEK

Pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM praktikan banyak sekali mendapat ilmu dilapangan maupun dikantor, diantaranya pengetahuan langsung terhadap berbagai pelaksanaan pembangunan pada tahap awal seperti yang akan dijelaskan nanti seperti tentang pemasangan secant pile, pemasangan tiang pancang, cara-cara perhitungan volume seperti volume, kebutuhan besi, ready mix, volume galian dan lainnya. Adapun pekerjaan praktikan selama praktek kerja diantaranya sebagai berikut :

- Meninjau, mengamati dan mengawasi pekerjaan di lapangan - Membantu Tim Pengawas UNIKOM atas pekerjaan pengawasan

- Membantu pengawas melakukan perhitungan pekerjaan yang akan dilakukan maupun yang sudah dilakukan

8.1 Meninjau, Mengamati dan Mengawasi Pekerjaan di Lapangan

Praktikan melakukan pekerjaan atas intruksi yang diberikan oleh pembimbing mulai dari pengawasan alat-alat, bahan mutu bahan, perhitungan pekerjaan-pekerjaan kontruksi, cara kerja dan jenis bahan yang akan digunakan.


(61)

8-2 8.2 Berikut Daftar yang Pekerjaan Praktikan Lakukan Selama Berada Dalam Masa Praktikum

Minggu Pekerjaan

1. 1. Mengecek mutu bahan yang akan digunakan

diantaranya, besi, semen, bentonite.

2. Melakukan pemotretan untuk data teknis lapangan. 2. Membantu perhitungan volume pekerjaan pembesian

kolom dari Basment 4 s/d Lt. 12

3. Membantu pengawas melakukan pengawasan terhadap pengerjaan secant pile yang sedang dikerjakan. Mulai dari terjun kelapangan langsung, pemotretan, pengecekan pada gambar.

4. 1. Meminta data ke kontraktor berupa laporan

pengerjaan harian

2. Perhitungan atas revisi gambar terbaru.

3. Perhitungan terhadap kebutuhan volume beton, pembesian soldier pile dan pile cap

5. 1. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan tiang pancang mulai dari pemotretan, mempelajari cara-cara penyambungan tiang pancang dan pemsangannya

2. melakukan pengukuran panjang caping beam yang sudah dikerjakan


(62)

8-3 6. Melakukan pengecekan data tiang pancang dan soldier pile yang sudah dikerjakan dan pengukuran atas elevasi bottom dan top pile.

7. 1.Meminta laporan pengerjaan harian kepada kontraktor. (dari minggu kedua bulan Desember hingga Januari 2010 kontraktor libur)

8. Bersama pengawas menghadap langsung ke kontraktor melakukan penecekan atas perbedaan volume pengerjaan untuk pembayaran


(63)

9- 1

BAB IX

PERMASALAHAN DI LAPANGAN

Pada bab ini akan dibahas permasalahan – permasalahan yang terjadi selama Proyek Pembangunan Gedung Kampus baru UNIKOM ketika perserta berada dalam praktikum berlangsung. Pada bab ini Praktikan akan membahas 3 (tiga) permasalahan yang terjadi beserta langkah pemecahan masalah yang dilakukan di lapangan seiring dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek pembangunan gedung kampus baru Unikom.

Diantara masalah yang diamati oleh Praktikan pada laporan ini adalah : 1. Mengatasi lahan yang sempit

2. Masalah perubahan gambar rencana 3. Masalah Kesalahan Pemasangan Stek

9.1 Mengatasi Lahan Sempit

Proyek Karena lahan yang akan dibangun sempit maka dibutuhkanlah metode penggalian dengan metode-metode tertentu diantaranya yaitu dengan metode Semi Top Down, metoda Semi Top Down ini dilakukan pada zona A2 s/d B, yaitu dengan cara pembuatan king post terlebih dahulu sampai pada elevasi ±0, setelah itu dibuatlah strut untuk menyalurkan beban vertical yang ditanggung oleh secant pile yang telah diikat oleh capping beam ke king post. Lalu mulailah dilakukanlah penggalian, jadi metode semi top down adalah pengerjaan pondasi


(64)

9- 2 terlebih dahulu tanpa penggalian lahan hanya pengeboran dititik tertentu sesuai dengan letak king post yang akan dibangun. Setelah selesai dan aman barulah penggalian tanah dilakukan sesuai dengan kedalaman yang diperhitungakan.

9.2 Masalah Perubahan Gambar Rencana

Selama proyek berlangsung, seing kali terdapapat perubahan pada gambar-gambar kerja yang sudah dibuat sebelumnya meliputi gambar struktur maupun gambar arsitektur. Akibatnya penerapan di lapangan pun akan berbeda pula atau akan di sesuaikan dengan gambar rencana yang terbaru. Pada proyek pembangunan gedung kampus baru Unikom ini terjadi perubahan beberapa gambar selama peserta berada dalam masa praktikum. Gambar revisi ini dikirim oleh pihak konsultan perencana yaitu PT. AMCK.

Perubahan gambar yang terjadi memberikan pengaruh terhadap aktivitas lapangan. Jika terjadi perubahan pada gambar biasanya konsultan pengawas dan kontraktor akan mengadakan rapat yang membicrakan tentang peubahan-perubahan tersebut.

9.2.1 Pemecahan Masalah

Perubahan-perubahan dalam gambar rencana yang terjadi selama proyek berlansung sebagian merupakan perubahan berupa penambahan ataupun penghilangan dalam desain struktur. Karena sebagian perubahan terrsebut berupa penambahan maka berpengaruh terhadap kenaikan anggaran dan biaya proyek. Permasalahan seperti ini berdapak juga pada keterlambatan pada jadwal kerja. Namun hal ini diupayakan oleh kontraktor agar waktu bias berjalan sesuai


(65)

9- 3 perhitungan sebelumnya dengan cara pengefektifan efisitas kerja maupun penambahan jam kerja.

Gambar 9.2.1 Contoh Salah Satu Revisi Gambar

9.3 Masalah Kesalahan Pemasangan Tulangan Stek

Pada pembuatan caping beam yang berfunsi untuk mengikat soldier pile antara satu dengan yang lainnya dipasang pula tulangan pada tulangan caping beam yang nantinya akan berfungsi salah satunya sebagai tulangan stek untuk kolom, tulangan tersbut difunsikan untuk diteruskan ke kolom oleh sebab itu di perlukanlah kekuatan tulangan dengan cara pembetonan sempurna dan cara pasang yang tepat. Namun yang terjadi disini adalalah kesalahan pemasangan tulangan stek tersebut. Kontraktor tidak menaruh tulangan tersebut dengan pembengkokan yang sempurna padahal pembengkokan ini difungsikan untuk


(66)

9- 4 penahanan tulangan agar tidak mudah lepas dan kuat pada caping beam, disini kontraktor hanya memasang salah satu tulangan sesuai rencana sedangkan yang lainnya terlalu hanya di dipasang disisi selimut bton akibatnya si tulangan yang dipasang hanya ditahan selimut beton itu sudah pasti tidak kuat karena hanya selimut beton yang menjadi penahan tulangan tersebut, maka disini konsultan pengawas meminta kontraktor agar dilakukan pengerjaan ulang untuk pemasangan tulangan stek untuk kolom ini sesuai dengan semestinya. Disinilah terjadi beberapa titik pembongkaran oleh karena itu di harapkan kontrak tor lebih teliti dalam bekerja.

Gambar 9.3.1 Kesalahan Pemasangan Tulangan


(67)

10 - 1

BAB X

KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan

Setelah saya melakukan kerja praktek di Proyek Pembangunan gedung Kampus Baru UNIKOM yang beralamat di Jl. Dipati Ukur Bandung, saya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berarti karena jarang sekali perserta KP mendapat proyek sebesar ini dengan permasalahan yang begitu kompleks, sehingga ilmu di lapangan yang saya dapat begitu besar, khususnya tentang kenyataan yang terjadi dilapangan yang menurut saya tidak didapatkan pada perkuliahan, hal ini dapat memacu saya untuk lebih serius lagi dalam pembelajaran diperkuliahan, agar supaya nanti pada waktunya saya terjun langsung dilapangan dalam dunia kerja, saya tidak terlalu gugup atau sedikitnya tahu apa yang mesti saya kerjakan.Serta saya juga dapat mengetahui cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan sesuai prosedur yang telah ditentukan atau sesuai peraturan yang berlaku. Kemudian saya juga mendapatkan pengalaman pekerjaan yang sebelumnya belum pernah saya lakukan secara langsung atupun saya lihat secara detail diantaranya :

Tata cara pemasangan Secant Pile, Bore Pile dan tiang pancang Cara penghitungan volume item–item pekerjaan.

Mengetahui alasan penggunaan metode-metode yang digunakan dalam proyek.

Mengenal spesifikasi material/bahan bangunan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan


(1)

9- 1

BAB IX

PERMASALAHAN DI LAPANGAN

Pada bab ini akan dibahas permasalahan – permasalahan yang terjadi selama Proyek Pembangunan Gedung Kampus baru UNIKOM ketika perserta berada dalam praktikum berlangsung. Pada bab ini Praktikan akan membahas 3 (tiga) permasalahan yang terjadi beserta langkah pemecahan masalah yang dilakukan di lapangan seiring dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek pembangunan gedung kampus baru Unikom.

Diantara masalah yang diamati oleh Praktikan pada laporan ini adalah : 1. Mengatasi lahan yang sempit

2. Masalah perubahan gambar rencana 3. Masalah Kesalahan Pemasangan Stek

9.1 Mengatasi Lahan Sempit

Proyek Karena lahan yang akan dibangun sempit maka dibutuhkanlah metode penggalian dengan metode-metode tertentu diantaranya yaitu dengan metode Semi Top Down, metoda Semi Top Down ini dilakukan pada zona A2 s/d B, yaitu dengan cara pembuatan king post terlebih dahulu sampai pada elevasi ±0, setelah itu dibuatlah strut untuk menyalurkan beban vertical yang ditanggung oleh secant pile yang telah diikat oleh capping beam ke king post. Lalu mulailah dilakukanlah penggalian, jadi metode semi top down adalah pengerjaan pondasi


(2)

9- 2 terlebih dahulu tanpa penggalian lahan hanya pengeboran dititik tertentu sesuai dengan letak king post yang akan dibangun. Setelah selesai dan aman barulah penggalian tanah dilakukan sesuai dengan kedalaman yang diperhitungakan.

9.2 Masalah Perubahan Gambar Rencana

Selama proyek berlangsung, seing kali terdapapat perubahan pada gambar-gambar kerja yang sudah dibuat sebelumnya meliputi gambar struktur maupun gambar arsitektur. Akibatnya penerapan di lapangan pun akan berbeda pula atau akan di sesuaikan dengan gambar rencana yang terbaru. Pada proyek pembangunan gedung kampus baru Unikom ini terjadi perubahan beberapa gambar selama peserta berada dalam masa praktikum. Gambar revisi ini dikirim oleh pihak konsultan perencana yaitu PT. AMCK.

Perubahan gambar yang terjadi memberikan pengaruh terhadap aktivitas lapangan. Jika terjadi perubahan pada gambar biasanya konsultan pengawas dan kontraktor akan mengadakan rapat yang membicrakan tentang peubahan-perubahan tersebut.

9.2.1 Pemecahan Masalah

Perubahan-perubahan dalam gambar rencana yang terjadi selama proyek berlansung sebagian merupakan perubahan berupa penambahan ataupun penghilangan dalam desain struktur. Karena sebagian perubahan terrsebut berupa penambahan maka berpengaruh terhadap kenaikan anggaran dan biaya proyek. Permasalahan seperti ini berdapak juga pada keterlambatan pada jadwal kerja. Namun hal ini diupayakan oleh kontraktor agar waktu bias berjalan sesuai


(3)

9- 3 perhitungan sebelumnya dengan cara pengefektifan efisitas kerja maupun penambahan jam kerja.

Gambar 9.2.1 Contoh Salah Satu Revisi Gambar

9.3 Masalah Kesalahan Pemasangan Tulangan Stek

Pada pembuatan caping beam yang berfunsi untuk mengikat soldier pile antara satu dengan yang lainnya dipasang pula tulangan pada tulangan caping beam yang nantinya akan berfungsi salah satunya sebagai tulangan stek untuk kolom, tulangan tersbut difunsikan untuk diteruskan ke kolom oleh sebab itu di perlukanlah kekuatan tulangan dengan cara pembetonan sempurna dan cara pasang yang tepat. Namun yang terjadi disini adalalah kesalahan pemasangan tulangan stek tersebut. Kontraktor tidak menaruh tulangan tersebut dengan pembengkokan yang sempurna padahal pembengkokan ini difungsikan untuk


(4)

9- 4 penahanan tulangan agar tidak mudah lepas dan kuat pada caping beam, disini kontraktor hanya memasang salah satu tulangan sesuai rencana sedangkan yang lainnya terlalu hanya di dipasang disisi selimut bton akibatnya si tulangan yang dipasang hanya ditahan selimut beton itu sudah pasti tidak kuat karena hanya selimut beton yang menjadi penahan tulangan tersebut, maka disini konsultan pengawas meminta kontraktor agar dilakukan pengerjaan ulang untuk pemasangan tulangan stek untuk kolom ini sesuai dengan semestinya. Disinilah terjadi beberapa titik pembongkaran oleh karena itu di harapkan kontrak tor lebih teliti dalam bekerja.

Gambar 9.3.1 Kesalahan Pemasangan Tulangan


(5)

10 - 1

BAB X

KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan

Setelah saya melakukan kerja praktek di Proyek Pembangunan gedung Kampus Baru UNIKOM yang beralamat di Jl. Dipati Ukur Bandung, saya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berarti karena jarang sekali perserta KP mendapat proyek sebesar ini dengan permasalahan yang begitu kompleks, sehingga ilmu di lapangan yang saya dapat begitu besar, khususnya tentang kenyataan yang terjadi dilapangan yang menurut saya tidak didapatkan pada perkuliahan, hal ini dapat memacu saya untuk lebih serius lagi dalam pembelajaran diperkuliahan, agar supaya nanti pada waktunya saya terjun langsung dilapangan dalam dunia kerja, saya tidak terlalu gugup atau sedikitnya tahu apa yang mesti saya kerjakan.Serta saya juga dapat mengetahui cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan sesuai prosedur yang telah ditentukan atau sesuai peraturan yang berlaku. Kemudian saya juga mendapatkan pengalaman pekerjaan yang sebelumnya belum pernah saya lakukan secara langsung atupun saya lihat secara detail diantaranya :

Tata cara pemasangan Secant Pile, Bore Pile dan tiang pancang Cara penghitungan volume item–item pekerjaan.

Mengetahui alasan penggunaan metode-metode yang digunakan dalam proyek.

Mengenal spesifikasi material/bahan bangunan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan


(6)

10 - 2 Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung, agar tidak terjadi kesalahan pemasangan. serta menghasilkan mutu dan kualitas pekerjaan yang sempurna

Penyimpanan bahan bangunan/material yang baik harus sesuai dengan ketentuan yang ada, agar tidak terjadi kerusakan atau cacat, terutama untuk konstruksi baja.

Pengawasan terhadap pekerjaan di lapangan

Pemecahan terhadap masalah yang terjadi di lapangan dilakukan dengan cermat dan sigap, untuk menghindari adanya keterlambatan pekerjaan.

10.2 Saran

Seacara umum pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kapus baru UNIKOM berjalan cukup baik, menurut pengamatan yang saya lakukan selama melakukan kerja praktek di proyek tersebut,

Untuk peserta kerja praktek yang akan datang

Praktikan lebih memperhatikan kelangsungan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar mereka lebih mengetahui pelaksanaan pekerjaan yang baik dan benar.

Agar praktikan lebih banyak bertanya peda pembimbing dilapangan demi menambah pengetahuan dan pengalaman dilapangan.

Mencoba bersosialisasi dengan baik dengan pekerja maupun dengan kontraktor atau pengawas.