commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Terjadinya erosi, banjir, kekeringan, pendangkalan sungai merupakan kenyataan bahwa kondisi hidroorologis makin merosot dan makin buruknya
mutu sumberdaya alam di hampir semua wilayah Daerah Aliran Sungai DAS di Indonesia. Dengan kondisi yang demikian usaha-usaha pengelolaan
di wilayah DAS pada saat ini dirasakan kurang efektif dan kurang efisien, keadaan ini tercermin dengan masih belum terkendalinya banjir di musim
hujan dan kekeringan di musim kemarau. Banjir dan kekeringan disebabkan oleh tataguna sumber daya tanah dan air belum sesuai dengan pengelolaan
DAS yang baik. Salah satu indikator bahwa DAS terkelola dengan baik apabila nilai KRS
Koefisien Regim Sungai
yakni perbandingan debit maksimum Q maks dengan debit minimum Q min dalam suatu DAS
mempunyai nilai 50. Kondisi demikian menunjukkan kontinyuitas aliran cukup terjaga, dalam arti pada saat musim penghujan dapat menyimpan air
dan pada musim kemarau dapat mengeluarkannya. Sub DAS Samin sebagai bagian dari Kawasan DAS Bengawan Solo
Hulu, yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah telah mengalami degradasi fungsi hidrologi tanah yang serius, terutama
ditunjukkan oleh erosi tanah dan longsor. Laju erosi tanah di Sub DAS Samin mencapai
250 ton hatahun dan dikategorikan sangat berat http:docs.google.comviewer, 2011. Beberapa penyebab terjadinya
commit to user
2 degradasi fungsi hidrologi tanah diduga karena penggunaan lahan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya dan penerapan pengelolaan lahan pertanian secara intensif. Pertambahan penduduk yang terus meningkat, tuntutan
penyediaan pangan, dan perubahan tata guna lahan akibat alih fungsi lahan yang sering tidak terkendali, serta pengaruh curah hujan yang cukup tinggi
diduga merupakan faktor yang lebih berperan sebagai penyebab terjadinya bencana banjirtanah longsor dan kekeringan di wilayah pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Solo. Kehadiran bangunan-bangunan infrastruktur pengairan, diantaranya Waduk Gadjah Mungkur, yang diharapkan dapat mencegah
kejadian banjir seperti halnya banjir yang terjadi pada tahun 1966 dinilai belum maksimal.
Hasil analisis peta RBI terbitan tahun 2000, menunjukkan bahwa Sub DAS Samin mempunyai luasan 34.326 ha dengan penutupan lahan berupa air
tawar 250 ha, Gedung 6 ha, kebun 3.333 ha, pemukiman 8.778 ha, rumput 39 ha, sawah irigasi 15.628 ha, sawah tadah hujan 10 ha, tegalan 4.277 ha,
belukarsemak 1.389 ha, tanah berbatu 3 ha dan hutan seluas 418 ha. Di dalamnya memuat Sub-Sub DAS Ngunut I dan Sub-Sub DAS Tapan dan
merupakan salah satu DAS kritis di Jawa Tengah yang perlu dikelola dengan baik sehingga perlu dievaluasi kembali bagaimana kondisi Sub DAS nya
yang tercermin melalui kondisi hidrologi , apakah perubahan penutupan lahan dalam rentang waktu 10 tahun mempengaruhi kondisi hidrologi. Sesuai
dengan 14 prinsip dasar Ilmu Lingkungan, maka pada kegiatan penelitian termasuk dalam prinsip dasar yang ke-13 yakni “ Lingkungan yang secara
commit to user
3 fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi
dalam ekosistem yang mantap yang kemudian dapat mengalahkan kemantapan populasi “. Pentingnya memperluas ruang lingkup ekologi murni
menjadi ilmu lingkungan yang memiliki batasan lebih luas. Untuk menilai kondisi kesehatan DAS diantaranya menggunakan 5 parameter yakni :
1. KRS
Koefisien Regim Sungai
2. CV
Coefficient of Variance
3. IPA Indeks Penggunaan Air
4. C
Koefisien Limpasan
5. Erosi, Sedimentasi dan SDR
Sedimen Delivery Ratio
Pedoman Monev DAS, 2007.
Untuk menilai perkembangan atau perubahan kondisi suatu DAS maka parameter-parameter tersebut harus diukur selama kurun waktu
minimal 10 tahun.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang mendasar adalah :
1. Bagaimana kondisi penutupan lahan pada tahun 1997 dan tahun 2007
2. Bagaimana pengaruh perubahan penutupan lahan terhadap kondisi
hidrologi pada tahun 1997 dan tahun 2007 yang dapat dilihat melalui kondisi kesehatan DAS dengan mengukur nilai KRS, nilai CV, nilai IPA,
nilai C dan sedimentasi
commit to user
4 3.
Bagaimana pengaruh perubahan penutupan lahan terhadap jumlah sedimen
C. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari perubahan penutupan lahan pada tahun 1997 dan tahun 2007
2. Mengevaluasi kondisi tata air kurun waktu 10 tahun tahun 1997 dan atau
hingga tahun 2007 dengan menggunakan 5 parameter pada Sub-Sub DAS Ngunut I dan Sub-Sub DAS Tapan di Sub DAS Samin
3. Mempelajari faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai Qs sedimen
suspensi
D. Sasaran Penelitian
1. Kondisi penutupan lahan pada tahun 1997 di Sub-Sub DAS Ngunut I dan
Sub-Sub DAS Tapan dan penutupan lahan pada tahun 2007 di Sub-Sub DAS Ngunut I dan Sub-Sub DAS Tapan
2. Kondisi kesehatan DAS dengan menggunakan 5 parameter
3. Faktor yang berpengaruh terhadap nilai Qs sedimen suspensi dengan
menggunakan nilai koefisien korelasi
E. Manfaat Penelitian
1. Informasi bagi pemerintah atau
stake holder
yang terkait dengan pengelolaan DAS
2. Membantu pemerintah setempat dalam penentuan kebijakan khususnya
dalam pengelolaan Sub-Sub DAS Ngunut I dan Sub-Sub DAS Tapan
commit to user
5
commit to user
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA