Kajian Pustaka T1 672008289 Full text

2 sangat dituntut untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Teknologi jaringan komputer merupakan salah satu bidang telekomunikasi yang digunakan manusia untuk melakukan pertukaran informasi. Teknologi jaringan komputer berbasis kabel atau wired network merupakan teknologi jaringan komputer yang sering digunakan manusia. Namun teknologi jaringan komputer berbasis kabel dianggap tidak efisien dan tidak praktis dalam instalasi jika diterapkan pada sebuah gedung yang terpisah satu dengan yang lainnya, terutama jika akan dilakukan perluasan jaringan komputer pada area tersebut untuk menghubungkan beberapa gedung yang ada. Wireless merupakan teknologi jaringan komputer yang saat ini mulai digunakan manusia untuk menggantikan teknologi jaringan komputer berbasis kabel karena kemudahan dalam instalasi terutama dalam perluasan atau penambahan area jaringan komputer. Teknologi jaringan komputer berbasis wireless tidak memerlukan kabel yang rumit untuk menghubungkan antar ruangan jika diterapkan pada sebuah gedung, sehingga pengguna dapat saling bertukar informasi dengan tingkat mobilitas yang tinggi dan tidak perlu terpaku pada satu tempat saja. Hal inilah yang menuntut wireless dalam perkembangannya harus memberikan kualitas layanan yang lebih baik dari sebelumnya dan tingkat reliabilitas yang tinggi termasuk juga dalam penjaminan ruang lingkup area yang luas. Wireless mesh network merupakan perkembangan dalam teknologi jaringan komputer berbasis wireless guna menjamin kualitas dari jaringan komputer tersebut. Wireless mesh network memiliki kemampuan melakukan routing kembali dan mengorganisasikan dirinya sendiri yang berguna saat terjadi kegagalan koneksi antar perangkat mesh, sehingga tidak menyebabkan terputusnya koneksi seperti pada jaringan wireless konvensional yang hanya bertindak sebagai repeater dan tidak dapat melakukan routing kembali jika terdapat kerusakan pada salah satu node. Wireless mesh network memiliki dua jenis routing protocol yaitu routing protocol proactive dan routing protocol reactive. Ad hoc On-demand Distance Vector AODV merupakan salah satu routing protocol reactive yang mempunyai rata-rata waktu untuk melakukan self healing 250.52 s dan waktu untuk melakukan self configure 71.57 s. Penambahan node pada wireless mesh network yang menggunakan routing protocol AODV menyebabkan penambahan jitter pada pengiriman data. Pada penelitian ini dilakukan analisis wireless mesh network menggunakan optimized link state protocol. Data yang dianalisis adalah self-healing, self-configure, throughput, jitter, packet loss.

2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian sebelumnya disebutkan bahwa jaringan komputer berbasis wireless dapat mengatasi kerumitan instalasi pada jaringan komputer berbasis kabel, seperti kerumitan perancangan atau perluasan jaringan komputer terutama jaringan komputer yang berada dalam sebuah gedung. Selain itu pemasangan kabel dianggap kurang praktis karena dapat mengganggu kerapian dan mengurangi nilai estetika dari sebuah gedung. Penggunaan access point dan wireless router jaringan komputer berbasis wireless dapat diimplementasikan pada jaringan komputer yang ada. Pada penelitian tersebut fungsi access point 3 digantikan dengan menggunakan personal komputer dengan sistem operasi FreeBSD dalam instalasi jaringan komputer berbasis wireless. Penggunaan FreeBSD ini untuk mengatasi mahalnya harga access point yang tersedia di pasaran. FreeBSD dapat menggantikan fungsi access point secara umum seperti dapat dikonfigurasikan dengan gateway yang dapat menjalankan internet connection sharing. Namun terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan FreeBSD pada jaringan komputer berbasis wireless yaitu tidak dapat diterapkan pada topologi infrastructure jaringan wireless, hanya dapat diterapkan pada topologi peer to peer dan tidak dapat mengatasi masalah jika terjadi masalah pada proses routing [1]. Jaringan komputer berbasis wireless yang sering diterapkan merupakan ad hoc network. Ad hoc network adalah sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa perangkat bergerak mobile tanpa infrastruktur yang bersifat sementara disebutkan routing protocol optimized link state routing OLSR adalah salah satu routing protocol proactive atau table driven routing protocol yang dapat mengorganisasi dan bertanggung jawab atas jalur pengiriman data, sehingga komunikasi data akan lebih terjamin. Ad-hoc on demand distance vector AODV merupakan salah satu routing protocol reactive atau on demand driven routing protocol artinya routing protocol yang akan mencari jalur pengiriman data jika dibutuhkan saja, berbeda dengan protocol routing proactive yang mencari jalur pengiriman data terbaik tanpa harus menunggu permintaan. Pada ad hoc network, routing protocol proactive atau table driven routing protocol menunjukkan performance yang lebih baik dibandingkan routing protocol reactive adhoc on demand distance vector [2]. Wireless LAN WLAN adalah teknologi LAN yang menggunakan frekuensi dan transmisi radio sebagai media penghantar pada area tertentu dengan menggantikan fungsi kabel. Pada umumnya WLAN digunakan sebagai titik distribusi di tingkat pengguna akhir, melalui sebuah atau beberapa perangkat yang disebut dengan access point AP, yang berfungsi seperti hub dalam terminologi jaringan kabel ethernet. Di tingkat backbone, sejumlah access point tersebut tetap dihubungkan dengan media kabel. Wireless LAN dimaksudkan sebagai solusi alternatif media untuk menjangkau pengguna yang tidak terlayani oleh jaringan kabel, serta untuk mendukung pengguna yang memiliki mobilitas tinggi. Frekuensi yang kini umum dipergunakan untuk aplikasi wireless LAN adalah 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz [3] yang secara internasional dimasukkan ke dalam wilayah license exempt dan dipergunakan bersama oleh publik. Wireless LAN diatur oleh hukum yang sama dan digunakan untuk mengatur hal-hal seperti AMFM radio. Federal Communications Commission FCC mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN terdapat beberapa standar operasional dan syarat yang diciptakan oleh Institute of Electrical Electronic Engineers IEEE dari Amerika Serikat. Wireless mesh network merupakan salah satu jenis wireless networking yang menggunakan node-node berulang dan terdistribusi untuk menyediakan reliability dan juga jangkauan yang lebih baik pada jaringan wireless. Sejumlah node yang berukuran lebih kecil bernama repeater, terhubung pada node-node besar atau router wireless untuk menyediakan jangkauan melalui area yang lebih 4 besar. Wireless mesh network memiliki suatu perangkat yang disebut wireless mesh router yang dapat membangun suatu jaringan wireless mesh yang akan bekerja sama untuk membawa informasi dari suatu titik ke titik yang lain. Informasi dibawa dari sumber traffic ke tujuan dengan cara bekerja sama antara router wireless mesh. Wireless mesh network dibangun dengan gagasan self- healing network, yang artinya dapat melakukan routing kembali sinyal secara efisien melalui serangkaian node yang rumit dan melanjutkan bekerja secara efektif bahkan ketika beberapa node mengalami down. Kapasitas wireless mesh network dipengaruhi oleh banyak faktor seperti arsitektur jaringan, topologi, kepadatan jalur komunikasi, kepadatan node, jumlah channel yang digunakan setiap node, daya transmisi, dan mobilitas dari node. Wireless mesh network memiliki dua node yang biasa disebut sebagai mesh router dan mesh client. Mesh router memiliki fungsi yang hampir serupa pada wireless konvensional yaitu sebagai gateway atau repeater tetapi pada wireless mesh network dilengkapi dengan multiple wireless interface untuk meningkatkan fleksibilitas dari mesh network. Wireless mesh router juga memiliki jangkauan area yang lebih luas dan dapat menerima coverage yang sama dengan daya transmisi yang rendah karena melewati komunikasi multi-hop dibandingkan dengan wireless konvensional. Mesh router dapat dibangun menggunakan dedicated computer system ataupun dengan general purpose system yang merupakan desktop PC dan laptop [4]. Sedangkan mesh client memiliki fungsi yang penting dalam mesh network karena mesh client juga mempunyai fungsi sebagai router, tetapi mesh client tidak mempunyai fungsi sebagai gateway ataupun bridge yang ada pada mesh router. Mesh client adalah node yang bergerak dan memiliki tingkat mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mesh router. Perangkat mesh client juga memiliki variasi yang lebih banyak daripada mesh router, antara lain berupa PDA, laptop, dan handphone. Berdasarkan perbedaan fungsi antara mesh router dan mesh client maka arsitektur wireless mesh network dibedakan menjadi tiga jenis yaitu infrastructure wireless mesh network, client wireless mesh network dan hybrid wireless mesh network. Infrastructure wireless mesh network adalah arsitektur yang terdiri dari mesh router dan mesh client. Client dapat terhubung langsung dengan mesh router dengan menggunakan berbagai jaringan wireless tetapi antar client tidak dapat saling berhubungan. Arsitektur ini tidak memiliki tingkat mobilitas yang tinggi karena terdiri dari mesh router yang tidak memungkinkan untuk berpindah- pindah. Client antar mesh router yang berbeda tidak dapat saling terhubung karena masing-masing mesh client tidak berada pada node yang sama, hal ini lah yang menjadi kekurangan dari arsitektur infrastructure wireless mesh network. Infrastructure wireless mesh network dapat dihubungkan dengan internet karena mesh router memiliki kemampuan sebagai gateway. Komunikasi data yang terjadi lebih terjamin karena mesh router memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan mencari jalur baru untuk mengirimkan data jika terjadi masalah pada node tertentu sehingga komunikasi data tidak akan mungkin terputus. Client wireless mesh network adalah arsitektur yang tidak terdapat mesh router, hanya terdiri dari mesh client yang saling terhubung satu dengan yang lainnya. Mesh client berfungsi dan dapat melakukan tugas sebagai router dan host serta menyediakan aplikasi end- 5 user pada pengguna jaringan. Fungsi routing dilakukan oleh client yang akan berhubungan dengan client yang berada diluar jangkauannya. Paket yang dikirimkan pada arsitektur ini dikirimkan ke node melalui network hops melewati multiple nodes untuk sampai pada tujuan. Client wireless mesh network memiliki tingkat mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan infrastructure wireless mesh network karena tidak memerlukan mesh router. Hybrid wireless mesh network adalah arsitektur yang merupakan gabungan dari infrastructure wireless mesh network dengan client wireless mesh network seperti. Arsitektur hybrid wireless mesh network merupakan arsitektur yang paling handal dan paling baik dibandingkan dengan kedua arsitektur yang lainnya dan juga pada arsitektur ini saling melengkapi dan memperbaiki dari kekurangan dua arsitektur sebelumnya. Mesh client selain dapat terhubung dengan mesh router, client dapat terhubung dengan client yang berbeda mesh router secara langsung. Arsitektur ini juga memungkinkan mesh router dapat terhubung dengan teknologi wireless yang lain. Wireless mesh network memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari wireless konvensional antara lain self-configure adalah kemampuan wireless mesh network untuk bergabung dengan jaringan wireless mesh yang sudah ada sebelumnya sehingga dapat meneruskan paket-paket data yang akan dikirimkan dapat melalui router yang baru bergabung tersebut. Self-healing adalah kemampuan wireless mesh router untuk mencari jalur routing yang baru apabila pada jalur yang dilaluinya terjadi kerusakan. Mesh router dapat terhubung ke mesh client dan dapat terintegrasi dengan internet maupun dengan berbagai jenis teknologi jaringan lainnya. Routing adalah mekanisme penentuan link dari node pengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI yaitu network layer. Routing protocol diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima akan melewati beberapa node penghubung intermediate node, dimana routing protocol berfungsi untuk mencarikan route link yang terbaik dari link yang akan dilalui melalui mekanisme pembentukan tabel routing. Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti bandwidth link dan jaraknya. Sebuah router akan menyebarkan informasi kepada setiap node agar paket data dapat dikirim sesuai tujuannya. Pengaturan paket data ke tujuan sebuah node client adalah tugas dari routing table. Pada wireless mesh network memiliki 3 model routing protocol yaitu protocol reactive, protocol proactive dan protocol hybrids eperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Routing Protocol Wireless Mesh Network [5] Protocol Reactive Protocol Proactive Protocol Hybrid AODV DSDV, WRP, STAR ZRP DSR OLSR, QOSLR MRLOSR TBRF, HSLS, MMRP 6 Protocol reactive adalah routing protocol yang hanya dibangun berdasarkan permintaan, sehingga mengurangi pemakaian overhead pemilihan rute, namun menimbulkan delay yang cukup besar pada saat pengiriman frame pertama. Protocol proactive adalah protocol routing yang mengirimkan informasi seperti keterangan node tetangga, rute dan lain-lain secara broadcast dalam periode tertentu yang memungkinkan waktu set-up yang cepat dan selalu update jika ada perubahan routing table. Protocol hybrid adalah gabungan dari protocol reactive dan protocol proactive. Optimized Link State Routing OLSR menggunakan 2 jenis pesan kontrol, yaitu pesan hello dan Topology Control TC. Pesan hello digunakan untuk menemukan informasi tentang kondisi link dan node tetangga. Paket hello merupakan sebuah paket RREP dengan nilai Time To Live TTL adalah 1 yang ditentukan pada IP header dari pesan. Dalam paket RREP destination IP address diisi dengan IP address dari node yang mengirimkan pesan hello. Kemudian dengan nilai field destination sequence number diisi dengan nilai sequence terakhir dari node tersebut serta nilai field hop count diset dengan nilai 0. Selain itu pesan hello juga digunakan untuk memilih multi point relay MPR Selector Set. Tujuan utama dari MPR yaitu mengurangi luapan beban pengiriman dengan cara memilih beberapa node untuk bertindak sebagai MPR, sehingga hanya node-node MPR yang dapat meneruskan paket kontrol yang diterima dan upaya ini juga dapat digunakan oleh protocol untuk menyediakan rute terpendek. Tugas dari MPR selector set yaitu memilih node tetangga untuk bertindak sebagai node MPR [6]. Melalui pesan hello ini, node pengirim dapat menentukan node MPR. Pesan hello hanya dikirim sejauh satu hop, tetapi pesan TC dikirim secara broadcast ke seluruh jaringan. Kegunaan pesan TC yaitu untuk menyebarkan informasi tentang node tetangga yang telah ditetapkan sebagai MPR tidak terkecuali MPR selector. Pesan TC disebarkan secara periodik dan hanya node MPR yang dapat meneruskan pesan TC. Firmware juga bisa disebut sebagai sistem operasi, karena firmware merupakan jembatan agar hardware bisa menjalankan suatu software, akan tetapi firmware ini berbeda dengan sistem operasi yang tertanam dalam komputer seperti Windows, Linux yang memerlukan media penyimpanan besar. Jadi firmware bisa dikatakan sebagai suatu software atau piranti perangkat lunak yang tertanam di dalam flash memory Flash ROM seperti contoh di motherboard adalah BIOS Basic Input Output System. Freifunk merupakan salah satu firmware pada access point yang digunakan untuk menangani wireless mesh network. Freifunk firmware adalah termasuk dalam proyek OpenWRT yang berjalan diakses point berbasis MIPS, seperti WRT54GWRT54GSWAP54G, Siemens SE505, dan lainnya [7].

3. Metode Penelitian