Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh konsumsi, investasi swasta dan modal insani terhadap pertumbuhan ekonomi. Data tersebut diambil dari Badan Pusat Statistik BPS dan Bank Indonesia BI berbagai tahun. Data yang digunakan yaitu data negara Indonesia dari tahun 1984 sampai dengan tahun 2013. Pembahasan akan disajikan menggunakan analisis ekonometri berupa estimasi data time series. Berdasarkan data konsumsi pemerintah, investasi swasta, modal insani dan PDB Indonesia tahun 1984-2013 yang diolah diperoleh hasil statistik sebagai berikut: Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Mean Min Max Std. Dev. Pertumbuhan Ekonomi 5,38 -13,13 9,08 3,93 PDB 1.499.469,0 649.837,5 2.758.976 582.950,1 Konsumsi Pemerintah 209.456,2 9.428,9 729.059,6 222.111,6 Investasi swasta 137.227,2 3.318,9 476.969,3 107.409,6 Modal insani 25.927,1 370,0 118.467,0 36.357,2 Sumber: Lampiran 2, diolah 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan gambaran tingkat perkembangan ekonomi terjadi. Sumber: World Bank, 2015 Gambar 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Krisis keuangan yang terjadi di tahun 1990-an telah memberi efek negatif bagi perekonomian nasional, akibatnya PDB di Indonesia turun 13,1 dari tahun 1998 dan naik di tahun 1999 sebanyak 0,79. Antara tahun 2000 hingga 2004 perekonomian memulih dengan rata-rata 4,57 per tahun. Penurunan perekonomian global di akhir tahun 2000-an berdampak kecil bagi perekonomian Indonesia. Meskipun harga-harga komoditas dan bursa saham menurun, imbal hasil obligasi domestik dan internasional cukup tinggi, indonesia mampu masih mampu tumbuh secara signifikan. Keberhasilan ini terutama dikarenakan oleh ekspor indonesia, kepercayaan pasar yang terus tinggi dan konsumsi domestik yang kuat. Setelah itu PDB meningkat dengan nilai rata-rata 6 per tahun kecuali tahun 2009 dan 2013 ketika gejolak krisis global. Meski masih -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 L a ju P er tum bu ha n E k o no m i Tahun cukup mengagumkan PDB indonesia turun ke nilai 4,69 dan 5,78 pada kedua tahun tersebut. Lambannya pertumbuhan ekonomi tahun 2013 terjadi karena kombinasi ketidakpastian global yang parah disebabkan oleh perancangan ulang program pembelian aset federal reserve yang merupakan arus keluar modal dari negara-negara berkembang dan kelemahan isu finansial internal dan inflasi tinggi. Baik buruknya pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui stabilitas pertumbuhan ekonomi, bukan dari besarnya laju pertumbuhan ekonomi yang dimaksud. Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini diukur menggunakan Produk Domestik Bruto. PDB yang digunakan adalah PDB dalam harga konstan tahun dasar 2000. Sumber : BPS, 1986-2015 diolah Gambar 5. PDB di Indonesia Atas Harga Konstan Tahun Dasar 2000 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 M ilia r Rupi a h Tahun Berdasarkan gambar 5, PDB mempunyai nilai minimum sebesar 649.837,5 dan nilai maksimum sebesar 2.758.976 serta memiliki rata-rata sebesar 1.499.469. PDB tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah terjadi pada tahun 1984 secara keseluruhan PDB dari tahun ke tahun membentuk tren naik seperti pada gambar 5. Dilihat dari data BPS, terdapat perubahan struktural yang terjadi dalam PDB Indonesia tahun 1984-2013. Pada tahun 1984-1988 sektor pertanian memiliki pengeluaran yang paling besar, yaitu sebesar 22 dari total PDB menurut lapangan usaha. Sedangkan dari tahun 1990-2013 pengeluaran paling banyak dilakukan pada sektor industri. Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian menjadi negara yang perekonomiannya lebih seimbang, dimana sektor industri kini lebih dominan dari pada sektor pertanian. Hal ini juga menyiratkan bahwa Indonesia mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada sektor ekspor primer. Terdapat asumsi bahwa peran sektor industri akan menguat terhadap PDB Indonesia karena sektor industri adalah sektor yang baik di Indonesia untuk investasi asing langsung. 2. Konsumsi Pemerintah Konsumsi pemerintah adalah pengeluaran yang secara rutin setiap tahunnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dan pemeliharaan roda pemerintahan, yang terdiri dari belanja pegawai yaitu untuk pembayaran gaji pegawai termasuk gaji pokok dan tunjangan, belanja barang, yaitu untuk pembelian barang - barang yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah sehari – hari, subsidi, pembayaran angsuran dan bunga utang negara, belanja pemeliharaan yaitu pengeluaran untuk memelihara agar milik atau kekayaan pemerintah tetap terpelihara secara baik dan belanja perjalanan yaitu untuk perjalanan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan. Sumber : BPS, 1986-2015 diolah Gambar 6. Pengeluaran Konsumsi di Indonesia Berdasarkan tabel 3, konsumsi pemerintah mempunyai nilai minimum sebesar 9.428,90 dan nilai maksimum sebesar 729.059,63 serta rata-rata 209.456,2. Konsumsi tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah terjadi pada tahun 1984 secara keseluruhan konsumsi dari tahun ke tahun membentuk tren naik seperti pada gambar 4. Dilihat dari data BPS, pada tahun 1986-2006 rata-rata pengeluaran terbesar berada pada bunga dan cicilan hutang. Pada masa itu Indonesia 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 M ilia r Rupi a h Tahun dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada tahun 1999 kemudian memperpanjang program tersebut Triyanto, 2009. Kemudian pada tahun 2007-2013 pengeluaran terbanyak digunakan untuk belanja pegawai. 3. Investasi swasta Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam- penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, sehingga investasi disebut juga dengan penanaman modal. Sumber : BPS, 1986-2015 diolah Gambar 7. Investasi Swasta di Indonesia Berdasarkan tabel 3, investasi swasta mempunyai nilai minimum sebesar 3.318,991 dan nilai maksimum sebesar 476.969,3 serta rata-rata 137.227,2. Investasi swasta tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah 100000 200000 300000 400000 500000 600000 19 84 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12 M ilia r Rupi a h Tahun terjadi pada tahun 1984 secara keseluruhan investasi swasta dari tahun ke tahun membentuk tren naik seperti pada gambar 7. Dilihat dari data BPS, lampiran 5 menunjukkan bahwa setelah krisis 1998 jumlah proyek baru PMA sempat mengalami peningkatan. Namun setelah tahun 2000 jumlahnya menurun. Satu hal yang menarik, yaitu sejak krisis jumlah proyek baru PMA rata-rata pertahunnya lebih besar dari pada PMDN. Ini menandakan bahwa bagi perkembangan investasi langsungjangka panjang dalam negeri, khususnya dalam periode pasca krisis, peranan PMA lebih penting daripada PMDN. Sementara pada tahun 2004 persetujuan rencana investasi PMDN kembali mengalami penurunan 14,47 atau turun 14 unit dengan jumlah proyek 44 triliun rupiah setelah dulu pernah turun akibat krisis ekonomi. Penurunan jumlah investasi domestik ini diakibatkan oleh situasi politik pada waktu terjadi pemilu legislatif dan kepemimpinan nasional. Keadaan ini terbukti masih belum menarik investor domestik untuk menanamkan modalnya di negara sendiri. 4. Modal insani Modal insani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal manusia yang berupa pendidikan. Data yang digunakan merupakan data pengeluaran pemerintah sektor pendidikan. Sumber : BPS, 1986-2015 diolah Gambar 8. Pengeluaran Modal Insani di Indonesia Berdasarkan tabel 3, modal insani mempunyai nilai minimum sebesar 370,00 dan nilai maksimum sebesar 118.467,00 serta rata-rata 25.927,19. Modal insani tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah terjadi pada tahun 1988 secara keseluruhan modal insani dari tahun ke tahun membentuk tren naik seperti pada gambar 8. Dalam amanat undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, besarnya anggaran pendidikan di berbagai level pemerintahan minimal 20. Dilihat dari data BPS, anggaran pendidikan yang mencapai 20 hanya terjadi pada tahun 2001-2004. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih belum mendapatkan tempat yang utama sebagai prioritas pembangunan nasional. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 M ilia r Rupi a h Tahun

B. Hasil Pengujian

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1986-2013.

1 7 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1986-2013.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 1986-2014.

0 1 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1986-2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 1986-2014.

0 2 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURAKARTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Surakarta Tahun 1994-2013.

0 7 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sragen Tahun 1999 - 2013.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN GROBOGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN GROBOGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 0 11

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Ngawi hari

0 8 76