KEGIATAN BELAJAR 2 Kegiatan Pengayaan

  

KEGIATAN BELAJAR 2

Kegiatan Pengayaan

A. Hakikat Kegiatan Pengayaan

  Yang dimaksud dengan kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.

  Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.

  B. Jenis Kegiatan Pengayaan

  Banyak jenis kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru dalam mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki siswa kelompok cepat. Beberapa di antaranya akan kita bahas berikut ini.

  1. Tutor Sebaya

  2. Mengembangkan latihan

  3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran

  4. Melakukan Proyek

  5. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi antar siswa

  C. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan Pengayaan.

  Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Ketiga faktor tersebut adalah faktor siswa, manfaat, dan waktu.

  1. Faktor Siswa Berikut ini beberapa faktor yang harus diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986).

  a. Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa dari pada kegiatan di dalam kelas. c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa dari pada kegiatan yang sifatnya penjelasan.

  d. Kegiatan yang cepat menunjukkan hasil lebih sisu7kai siswa dari pada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.

  2. Faktor Manfaat Edukatif

  Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.

  3. Faktor Waktu

  Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa kegiatan pengayaan diberikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dengan memanfaatkan kelebihan waktu, sementara siswa lain masih melakukan kegiatan remedial.

  

Kegiatan Belajar 1

Hakikat Pengelolaan Kelas

A. Pengertian Pengelolaan Kelas

  Istilah “pengelolaan kelas (classroom management)” dapat didefinisikan beragam tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Pendekatan otoriter (authority approach) memandang pengelolaan kelas sebagai kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin (Weber, 1977).

  Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive

  approach). Pendekatan permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan

  guru dalam. Memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan kapan pun mereka mau (Weber, 1977).

  Di samping kedua pengertian tersebut, Weber (1977) mengemukakan tiga pengertian lain dari pengelolaan kelas. Ketiga pengertian tersebut adalah berikut ini.

  Pertama, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru

  untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan

  modifikasi tingkah laku (behavior modification approach). Menurut pendekatan ini peran

  guru adalah pengelolaan kelas adalah membantu siswa mempelajari tingkah laku yang diharapkan melalui penerapan prinsip-prinsip yang berasal dari teori penguatan.

  Kedua, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru

  untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan iklim sosio-emosional

  (Socio emotional climate approach). Menurut pendekatan ini, peran guru dalam melalui penciptaan hubungan interpersonal yang sehat, baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa.

  Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk

  menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan proses kelompok (group-process approach). Menurut pendekatan ini tugas guru dalam pengelolaan kelas adalah membantu mengembangkan dan melaksanakan sistem kelas yang efektif.

  B. PERBEDAAN PENGELOLAAN KELAS DARI PEMBELAJARAN

  Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang termasuk ke dalam pembelajaran di antaranya adalah melakukan diagnosis kebutuhan siswa, merencanakan pelajaran, menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan belajar siswa.

  Memberikan pujian atau penghargaan sesegera mungkin, menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara guru dan siswa serta siswa dan siswa, serta menetapkan norma-norma kelompok yang produktif merupakan beberapa contoh kegiatan pengelolaan kelas. Jadi, pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

  C. Pentingnya Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran

  Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya pembelajaran yang efektif. Situasi kelas yang penuh keakraban akan memberikan rasa akan dan kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

  

Kegiatan Belajar 2

Penataan Lingkungan Kelas A. Penataan Lingkungan Fisik Kelas Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran (Winzer, 1995).

  1. Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif serta mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

  Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas.

  Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan 5 hal berikut ini.

  a. Keleluasaan pandangan (Visibility)

  b. Mudah dicapai (accessibility)

  c. Keluwesan (flexibility)

  d. Kenyamanan

  e. Keindahan

  2. Penataan Tempat Duduk

  a. Pengaturan tempat duduk, untuk kegiatan klasikal, untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui oleh seluruh siswa. Hasil penelitian (Louisell, 1992) menunjukkan bahwa tempat duduk yang ditata berjejer menghadap guru meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.

  b. Penataan tempat duduk, pembelajaran melalui diskusi kelompok. Dengan penataan tempat duduk seperti ni, siswa dapat langsung bekerja kelompok setelah guru memberikan informasi umum tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan siswa dalam diskusi/kerja kelompok.

B. Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas

  Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim spsiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta antar Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru demi terciptanya iklim psiko-sosial kelas yang efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran.

  a. Disukai oleh siswanya

  b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya

  c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa

  d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa

  e. Sabar, teguh, dan tegas

  2. Hubungan Sosial Antarsiswa Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus memperhatikan hal- hal berikut (Weber, 1977).

  a. Perilaku yang diharapkan

  b. Fungsi kepemimpinan

  c. Pola persahabatan siswa

  d. Norma/aturan

  e. Kemampuan berkomunikasi

  f. Kebersamaan