Tugas kegiatan belajar 2 modul

  Tugas kegiatan belajar 2 modul 5 Berdasarkan hasil penyelesaian TKB 1 dalam modul ini, mahasiswa diminta untuk membuat kelompok untuk membahas:

  1. Menetapkan pendekatan penarikan contoh yang sesuai

  2. Menetapkan metode penarikan contoh yang sesuai

  3. Menetapkan jumlah contoh yang representative

  4. Apabila tidak menggunakan contoh (sample); siapakah yang menjadi unit pengamatan? Jawaban : 1. Pendekatan yang saya gunakan dalam penelitian adalah pendekatan non probability.

  Hal ini dikarenakan Teknik non-probability sampling setiap anggota populasi memiliki peluang nol. Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu seperti judgment, status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya atau etiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.

  Menurut Sugiyono (2001: 60) nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

  2. Metode penarikan contoh yang sesuai dengan penelitia saya adalah teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Teknik mengambil sampel dilakukan secara sengaja dan telah sesuai dengan semua persyaratan sampel yang akan diperlukan. Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Degan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

  Beberapa poin dibawah ini merupakan syarat yang dibutuhkan dalam menentukan sampel di dalam purposive sampling:

  1. Penentuan karakteristik populasi yang akan diambil harus dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan yang dapat dipercaya.

  2. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu dimana semua hal tersebut adalah ciri-ciri pokok populasi dari sampel yang akan diambil

  3. Subjek yang akan digunakan sebagai sampel, harus benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada keseluruhan populasi keseluruhan sampel tersebut.

  3. Untuk penentuan jumlah yang representative dari teknik pengambilan sampel purposive ini adalah bersifat subyektif artinya dalam penentuan responden yang akan dirujuk sebagai penelitian berasal dari pihak-pihak yang sudah menguasai hal-hal dalam perusahaan tersebut. Misalkan dalam penelitian saya mengenai “Stretegi Pengembangan Agroindustri Mocaf (Modifed Cassava Flour) di CV. Jaya Kusuma” maka dalam penarikan responden tersebut memerlukan reponden yang memiliki kualifikasi kompetensi dalam bidang seperti HRD atau bidang lain seperti produksi dan pemasaran dan kemudian dapat menunjang hasil penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.

  4. Yang menjadi unit pengamatan apabila tidak menggunakan sampel adalah pihak- pihak yang bersangkutan dalam penelitian. Dalam hal tersebut dapat dikatakan penelitian tersebut Non Participant. Non participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kemudian data yang dipakai hanyalah data sekunder, Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun