BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Gambar II
Kerangka Konsep Faktor- Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA
30 1.
Status Gizi 2.
Pemberian ASI Eksklusif 3.
Umur 4.
Kelengkapan Imunisasi 5.
Kepadatan Hunian 6.
Ventilasi 7.
Jenis Lantai 8.
Kepemilikan Lubang Asap 9.
Jenis Bahan Bakar 10.
Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok
11. Keberadaan Anggota
Keluarga yang Menderita ISPA
ISPA
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono, 2004:86. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah: 1.
Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA Pati I Kabupaten Pati tahun 2006.
2. Ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA pada
balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006. 3.
Ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006.
4. Ada hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada balita di
Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006. 5.
Ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006.
6. Ada hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada balita di
Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006. 7.
Ada hubungan antara kepemilikan lubang asap dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006.
8. Ada hubungan antara jenis bahan bakar yang digunakan dengan kejadian
ISPA pada balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006. 9.
Ada hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006.
10. Ada hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang menderita ISPA
dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006.
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
3.3.1 Status gizi
Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu I Dewa Nyoman
Supariasa dkk, 2001:18. Cara ukur: pengamatan KMS
Skala: nominal Kategori:
1. Gizi buruk kurang, bila status gizi balita dalam KMS berada di bawah garis
merah 2.
Gizi baik cukup, bila status gizi balita dalam KMS berada di atas atau tepat di garis merah
3.3.2 Pemberian ASI Eksklusif
ASI tanpa tambahan cairan lain dan tanpa tambahan makanan padat, jangka waktu pemberian ASI eksklusif adalah 0-6 bulan WHO, 2003.
Cara ukur: wawancara dengan ibu balita Skala: nominal
Kategori:
1. Tidak ada pemberian ASI eksklusif
2. Ada pemberian ASI eksklusif
3.3.3 Kelengkapan Imunisasi
Kelengkapan imunisasi wajib yang diberikan sesuai dengan usia. Tabel 3
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib pada Bayi Vaksin Pemberian
Interval Usia
1 2 3
4 BCG
1 x -
0-11 bulan DPT
3x 4 minggu minimal
2-11 bulan Polio
4x 4 minggu minimal
0-11 bulan Campak 1x
- 9-11
bulan Hepatitis
B 3x
1 dan 6 bulan dari suntikan pertama
0-11 bulan
Sumber: Program Pengembangan Imunisasi
Cara ukur: wawancara dan pengamatan pada KMS Skala : nominal
Kategori: 1.
Tidak lengkap 2.
Lengkap 3.3.4
Kepadatan Hunian Tingkat kepadatan yang dihitung dari luas lantai dalam rumah dibagi dengan
jumlah anggota keluarga Mukono, 2000:156. Cara ukur: observasi dan pengukuran dengan rollmeter
Skala: nominal Kategori:
1. Padat
: 2 orang per 8 m
2
2. Tidak padat
: 2 orang per 8 m
2
3.3.5 Ventilasi
Proses penyediaan udara segar dan pengeluaran udara kotor secara alamiah atau mekanis Mukono, 2000:156.
Standar Bangunan Nasional: 1
luas bersih dari jendela lubang hawa sekurang-kurangnya 110 dari luas lantai ruangan
2 jendela lubang hawa harus meluas ke arah atas sampai setinggi minimal 1,95
meter dari permukaan lantai 3
adanya lubang hawa yang berlokasi di bawah langit-langit sekurang- kurangnya 0,35 luas lantai yang bersangkutan.
Cara ukur: observasi dan pengukuran dengan alat rollmeter Skala: nominal
Kategori: 1.
tidak standar, bila ukuran ventilasi tidak sesuai dengan Standar Bangunan Nasional
2. standar, bila ukuran ventilasi sesuai dengan dua atau lebih Standar Bangunan
Nasional
3.3.6 Lantai
Lantai ruang kamar tidur balita. Cara ukur: observasi
Skala: nominal Kategori:
1. Tidak standar: tanah
2. Standar: plester ubin
3.3.7 Kepemilikan Lubang Asap
Bagian dari atas dapur digunakan untuk jalan keluar asap dan tidak ada cerobong atau lubang genteng.
Cara ukur: observasi Skala: nominal
Kategori: 1.
Tidak ada lubang asap 2.
Ada lubang asap 3.3.8
Jenis Bahan Bakar Sumber bahan bakar yang digunakan untuk memasak yang digunakan sehari-hari.
Cara ukur: wawancara Skala: nominal
Kategori: 1.
Memenuhi syarat: terbuat dari gas minyak tanah. 2.
Tidak memenuhi syarat: kayu
3.3.9 Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok
Kegiatan merokok yang sering dilakukan oleh orang tua dan atau anggota keluarga di dalam rumah tempat tinggal balita.
Cara ukur: wawancara Skala: nominal
Kategori: 1.
Ada 2.
Tidak ada 3.3.10
Keberadaan Anggota Keluarga yang Menderita ISPA Anggota keluarga selain balita yang mengalami ISPA batuk atau pilek dan
demam. Cara ukur: wawancara
Skala: nominal Kategori:
1. Ada
2. Tidak ada
3.3.11 Kejadian ISPA
Kejadian ISPA yang tercatat dalam register kunjungan pasien di Puskesmas Pati I dengan tidak memperhatikan kriteria dari ISPA ringan, sedang dan berat.
Cara ukur: observasi data Skala: nominal
Kategori: 1.
Ya 2.
Tidak
3. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control ialah suatu penelitian survei analitik yang menyangkut bagaimana
faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif penelusuran ke belakang apakah kasus dan kontol terkena penyakit atau tidak.
Skema rancangan studi kasus kontrol retrospektif:
Gambar III Skema rancangan studi kasus kontrol retrospektif
Sumber: Bhisma Murti, 1995:112 Keterangan:
E+ = terpapar faktor penelitian
E- = tak terpapar faktor penelitian
D+ = mengalami penyakit
D- = tak mengalami penyakit
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini ada dua yaitu: Populasi kasus: balita pengunjung Puskesmas Pati I yang menderita ISPA tahun
2006. E+
E- E+
E- D+ Kasus
D- Kontrol
Populasi kontrol: balita pengunjung Puskesmas Pati I yang tidak menderita ISPA tahun 2006.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara random atau acak Soekidjo
Notoatmodjo, 2002:85, karena dimaksudkan untuk menghindari kerancuan sehingga taksiran pengaruh faktor penelitian terhadap variabel hasil benar-benar
murni pengaruh faktor penelitian itu. Cara perhitungan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Odds Ratio OR dengan rumus:
2 2
1 2
2 2
1 1
2 1
P -
P Q
P Q
P z
2PQ z
n n
+ +
= =
β α
2 2
2 1
P OR
P -
1 P
OR P
× +
× =
Catatan: Q
1
= 1 – P
1
; Q
2
= 1 – P
2
; P = ½ P
1
+ P
2
; Q = ½ Q
1
+ Q
2
Keterangan: OR
= Odds Ratio penelitian terdahulu 2,76
P
1
= proporsi paparan pada kelompok kasus P
2
= proporsi paparan pada kelompok kontrol n
1,
n
2
= perkiraan besar sampel α
= tingkat kemaknaan 0,05 α
z
= deviat baku normal untuk α 1,960
β z
= power penelitian 0,842
Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 2002:277. P
2
= 0,31 OR = 2,76
2 2
2 1
1 P
X OR
P P
X OR
P +
− =
= 31
, 76
, 2
31 ,
1 31
, 76
, 2
X X
+ −
= 55
, 55
, 1
86 ,
=
Q
1
= 1 – P
1
= 0,45 Q
2
= 1- P
2
= 0,69 P =
2 1
2 1
P P
+ = 0,43
Q =
2 1
2 1
Q Q
+ = 0,57
n
1
= n
2
=
2 2
1 2
2 2
1 1
P P
Q P
Q P
Z PQ
Z −
+ +
β α
62 06
, 77
, 3
31 ,
55 ,
69 ,
. 31
, 45
, .
55 ,
842 ,
57 ,
. 43
, .
2 96
, 1
2 2
= =
− +
+ =
Dengan taraf kepercayaan sebesar 95 α
z
= 1,960,
power sebesar 80 β
z = 0,842 serta nilai OR dan proporsi paparan pada kelompok kontrol P
2
dari penelitian terdahulu, maka besar sampel penelitian ini adalah 62 sampel. Dengan
perbandingan 1:1, maka diperoleh:
Sampel kasus: balita pengunjung Puskesmas Pati I yang menderita ISPA tahun 2006 yang berjumlah 62 balita.
Sampel kontrol: balita pengunjung Puskesmas Pati I yang tidak menderita ISPA tahun 2006 yang berjumlah 62 balita.
3.5 Instrumen Penelitian