Term al-Ṭifl Term Anak dalam al-Qu’ran

 َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ َ Artinya: Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan? Pada ayat ini memang juga tidak dijelaskan secara pasti berapa umur untuk anak dalam term a - abiyyā. Hanya saja disebutkan di sini bahwa anak tersebut masih kecil dan masih dalam ayunan.

4. Term al-Ṭifl

Kata al- ifl dalam bentuk mufradnya dengan derivasinya hanya terulang tiga kali saja dala al- Qur’an,َyakniَpadaَsurahَan-Nūr [24]: 31, dan al- aj [22]: 25 ,َżhāfirَ[40]:َ67. 26  ….. َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ           َ     َ            َ     َ           َ          َ     َ            َ       َ          َ             َ  َ … َ Artinya:َ …..dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- 26 Ba qī,َal-Mu’jam, h. 427. laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera- putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. …Ṭ Pada ayat di atas tampak bahwa al-Tifl diartikan sebagai anak-anak juga, namun anak-anak di sini penekanannya adalah yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dengan kata lain ia belum baligh. Kemudia kata al- ifl dalam bentuk jamaknya terulang sebanyak sekali saja dalam al- Qur’an,َ yakniَ terdapatَ padaَ surahَ an-Nūr[20]: 59. Adapun bunyinya adalah:        َ       َ            َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َََ َ Artinya: Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, Maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Penekanan istilah a f āl dalam ayat ini adalah untuk anak-anak yang belum baligh juga. Namun dapat dipahami bahwa a f āl lebih cenderung digunakan untuk anak-anak yang menjelang usia baligh. Perlu di tambahkan bahwa, kata ifl mengandung arti anak yang di dalam ayat-ayat tersebut tersirat fase perkembangannya. Dalam fase perkembangan anak itulah orang tua perlu mencermati dengan baik, bagaimana perkembangan anak- anak mereka. Sehingga jika ada gejala-gejala yang kurang baik misalnya gejala autis, maka dapat diberikan terapi sebelum terlambat. Semakin baik orangtua memperhatikan masa perkembangan anaknya, maka insyaAllah akan semakin baik pula hasil output nya.

5. Term Żurriyyah