Latar Belakang Dasar Pemikiran Tujuan Penataan Ruang Laboratorium

Program Kerja Kepala Lab. IPA SMPN 3 Jepon halaman 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMP Negeri 3 Jepon adalah sebuah institusi pendidikan yang dalam pencapaian tujuannya sangat didukung oleh berbagai komponen, salah satunya adalah Laboratorium IPA. Lebih dari itu Laboratorium IPA adalah komponen yang sangat mendasar dalam terlaksananya suatu proses pendidikan untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Laboratorium adalah tempat pembelajaran sains IPA dengan cara mencari pengetahuan tentang alam secara sistematis melalui proses penemuan inquiry yang menekankan pemberian pengalaman langsung dalam penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik, yang bermuara pada pembelajaran Work-Based experimen belajar sambil bekerja. Keberadaan Laboratorium IPA juga perlu didukung oleh sebuah program yang baik agar dapat mencapai tujuan yang direncanakan dan mengacu kepada Visi dan Misi SMPN 3 Jepon. Penyusunan program yang baik dan terencana akan menciptakan suatu pengembangan dan pemeliharaan Laboratorium IPA ke depan. Hal ini akan mendukung tingkat keberhasilan program yang ingin dicapai sekaligus memberikan tingkat ketercapaian Visi dan Misi SMP Negeri 3 Jepon.

B. Dasar Pemikiran

1. Pasal 12 ayat 1 dan Pasal 30 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Visi dan Misi serta Program Kerja SMPN 3 Jepon

C. Tujuan

1. Sebagai salah satu media untuk pencapaian Visi dan Misi Sekolah. 2. Sebagai bahan acuan bagi Kepala Laboratorium IPA SMP Negeri 3 Jepon dalam menjalankan tugasnya. Program Kerja Kepala Lab. IPA SMPN 3 Jepon halaman 2 BAB II RENCANA KEGIATAN LABORATORIUM IPA

A. Penataan Ruang Laboratorium

DENAH RUANG LABORATORIUM IPA Keterangan: A : Lemari Alat B : Rak Alat C : Meja Persiapan W : Wastafel A B B Ruang Penyimpanan Gudang Alat A C Ruang Persiapan W B TV Program Kerja Kepala Lab. IPA SMPN 3 Jepon halaman 3 B. Penataan Alat dan Bahan Penataan alat dan bahan praktik IPA sangat bergantung kepada fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus gudang, ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak. Untuk menata alat dan bahan praktik IPA ada beberapa hal yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, yaitu pekerjaan sebagai berikut: 1. Membersihkan ruang laboratorium beserta tempat-tempat penyimpanan alat dan bahan yang tersedia, misalnya lemari, laci, dan rak. 2. Mendata dan memeriksa alat dan bahan dalam hal macamnya, jumlahnya, sifat fisiknya, harganya, dan sebagainya. 3. Mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia atau sesuai dengan katalog yang dirujuk. Penataan alat adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan. Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas laboratorium dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan praktikum, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang, mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan dan kerusakan. Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab. maupun peralatan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah : a. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan alat saja. b. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian c. Keperangkatan d. Nilai harga alat e. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya f. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan g. Bahan dasar penyusun alat Program Kerja Kepala Lab. IPA SMPN 3 Jepon halaman 4 h. Bentuk dan ukuran alat i. Bobot berat alat Pada praktisnya untuk melakukan penataan penyimpanan alat tidak dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di antara aspek-aspek tersebut. Ketidakmutlakan dalam menerapkan aspek di atas dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata pelajaran sains lainnya seperti kimia dan biologi. Dalam laboratorium IPA penataan alat selama ini seringkali dikelompokkan atas dasar jenis bahannya seperti alat-alat terbuat dari kaca, kayu, besi dan seterusnya. Dan penataan alat-alat kimia dan biologi berdasarkan kegunaannya saja. Kembali pada sembilan aspek di atas, suatu alat ada yang memiliki satu fungsi dan yang multi fungsi. Misalnya buret, hanya dapat digunakan untuk mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan untuk mengukur pH dan juga mV. Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif banyak sesuai konsep- konsep kimia yang harus dipelajari. Oleh karena itu pengelompokan berdasarkan fungsi alat cukup kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan alat ukur. Tentunya penyimpanan alat ukur harus ditempatkan pada wadahtempat khusus yang dapat menjaga keamanan komponen alat yang memberi informasi kuantitas dan ketelitian pengukuran. Berkaitan dengan alat laboratorium IPA sekolah, neraca 3 lengan, stetoskop, mikroskop, dan buret dapat dikategorikan sebagai alat yang mahal harganya. Oleh karena itu alat seperti ini harus menjadi pertimbangan pertama dalam penyimpanan dan penataannya dibandingkan dengan perlatan lainnya. Nilai atau harga alat laboratorium harus diketahui oleh petugas pengelola laboratorium, setidaknya dapat menilai mana alat yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau pada ruangan lemari yang terkunci. Sementara alat yang tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka. Akan tetapi jika tempat atau lemari jumlahnya mencukupi, maka semua alat laboratorium dapat tersimpan dengan rapi dan tidak terkena debu dan kelembaban air sehingga tidak cepat rusak, karena alat laboratorium yang sering terkena debu dan uap air akan cepat rusak. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah kuantitasnya. Alat canggih tentu akan mahal harganya, sehingga kuantitasnya rendah dan termasuk alat langka. Alat langka diperlukan Program Kerja Kepala Lab. IPA SMPN 3 Jepon halaman 5 pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan dalam lemari atau ruangan yang terkunci. Demikian alat yang jumlahnya cukup banyak biasanya alat tersebut frekuensi penggunaannya cukup tinggi dan melibatkan banyak pengguna. Oleh karena itu penyimpanan alat ini harus ditempatkan pada lemari besar dan berada pada lokasi yang tidak banyak rintangan yang mengganggu sirkulasi peminjaman atau pengembalian dari pengguna. Cara lain, penyimpanan alat yang jumlahnya banyak dilakukan dengan mendistribusikan pada lemari-lemari pengguna yang dilengkapi kunci. Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, sekalipun alat tersebut disimpan dalam lemari secara tertutup, besar kemungkinan alat tersebut akan ditumbuhi jamur. Lensa objektif dan okuler pada mikroskop cepat berjamur di daerah lembab. Cara mencegah pengaruh kelembaban ini adalah dengan memasang listrik pada lemari penyimpanan. Mikroskop harus selalu disimpan di dalam petinya yang dilengkapi absorber silika gel. Demikian pula neraca Ohouse atau neraca sama lengan peka sekali terhadap adanya getaran. Keberadaan getaran akan menyulitkan dalam pengukuran, dan akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu neraca Ohouse harus disimpan pada meja permanen. Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan. Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan. Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam melakukan penyimpanan dan penataan alat laboratorium dengan baik dan lancar, adalah tempat atau ruang khusus wadahlemari dan karakteristik dari masing-masing alat. Karakteristik dari suatu alat dinamakan spesifikasi alat. Program Kerja Kepala Lab. IPA SMPN 3 Jepon halaman 6 Setiap alat laboratorium harus dibuatkan spesifikasinya, yaitu informasi- informasi yang memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari ciri tersebut secara spesifik alat itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana tentunya memiliki spesifikasi lebih sederhana dari alat rumit. Spesifikasi alat ini harus dimuat dalam kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu. Literatur alat laboratorium dikenal dengan nama katalog. Di dalam katalog itu terhimpun secara lengkap tentang informasi tentang spesifikasi alat hingga harganya.

C. Pengadministrasian Alat dan Bahan