Rumusan masalah Tujuan Perancangan Kawasan Umbul Pengging

commit to user 3 Boyolali. Berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Boyolali Untuk mempromosikan Umbul Pengging, seperti pemasangan Traffic Add, Spanduk, dan juga pembuatan karcis masuk. Upaya tersebut masih kurang maksimal untuk mempromosikan wisata Umbul Pengging mengingat kawasan wisata Umbul Pengging merupakan salah satu aset berharga milik Kabupaten Boyolali yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah PAD setempat. Masih sedikit wisatawan Jawa Tengah yang mengetahui keberadaan Umbul Pengging ini, kebanyakan pengunjung hanya dari masyarakat Boyolali dan kota sekitarnya saja. Itu disebabkan masih minimnya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola Pemandian Umbul Pengging itu sendiri.

A. Rumusan masalah

Dari uraian-uraian diatas maka didapatkan pokok-pokok masalah yang harus dihadapi untuk mempromosikan Pemandian Umbul Pengging kepada masyarakat di wilayah Jawa Tengah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang promosi yang kreatif, persuasif, komunikatif, dan tepat sasaran untuk memperkenalkan Pemandian Umbul Pengging kepada masyarakat di wilayah Jawa Tengah melalui desain komunikasi visual ? 2. Bagaimana memilih media yang menarik dan tepat agar dapat menarik minat masyarakat terutama di wilayah Jawa Tengah ? commit to user 4

C. Tujuan Perancangan

Tujuan Perancangan untuk memperkenalkan Pemandian Umbul Pengging ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang promosi yang kreatif, persuasif, komunikatif, dan tepat sasaran untuk memperkenalkan Pemandian Umbul Pengging kepada masyarakat di wilayah Jawa Tengah melalui desain komunikasi visual. 2. Menampilkan desain yang menonjolkan keunggulan dan keunikan Wisata Umbul Pengging sehingga dapat menarik minat masyarakat terutama di wilayah Jawa Tengah. commit to user 5 BAB II IDENTIFIKASI DATA

A. Kawasan Umbul Pengging

1. Latar Belakang

Wilayah Kabupaten Boyolali berjarak 25 km ke arah barat dari Surakarta. Dengan letak demografis antara 120º22 - 110º50 Bujur Timur, dan 70º36 - 7º31 Lintang selatan. Dengan ketinggian antara 75-1500 meter diatas permukaan air laut. Batas wilayah Kabupaten Boyolali dengan daerah lain sebagai berikut: Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Grobogan dan Semarang. Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Klaten dan DIY. Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Magelang dan Semarang. Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Karanganyar. Wilayah Boyolali terdapat dua gunung yaitu Merapi dan Merbabu. Dengan Topografi yang berfariasi pada setiap daerahnya antara lain yaitu : 75-400 Meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah Teras, Sawit, Banyudono, Mojosongo, Simo, Ngemplak, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan Kecamatan Boyolali 400-700 Meter Diatas permukaan air laut meliputi wilayah Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, dan Ampel. 700-1000 Meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah Musuk, Ampel, dan Cepogo commit to user 6 1000-1300 Meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah Selo, Cepogo, dan Ampel 1300-1500 Meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah puncak Selo. Luas wilayah Kabupaten Boyolali adalah 1.015,10 km2, yang terbagi dalam 19 wilayah kecamatan dan 263 desa. Kabupaten Boyolali sangat berpotensi sebagai daerah wisata yang unggul, itu dikarenakan Boyolali terletak di antara dua lereng gunung yaitu Merapi dan Merbabu sehingga memiliki keadaan alam beriklim pegunungan dan pemandangan alam yang eksotis. Sehingga Boyolali mempunyai daya tarik wisata kawasan Arga Merapi- Merbabu, dengan keindahan alam yang belum tentu dimiliki daerah lain, dengan keadaan tersebut menjadikan Boyolali mempunyai daya tarik tersendiri. Pariwisata Boyolali menunjukkan prospek yang sangat potensial, mulai dari wisata alam, wisata air, kuliner, sejarah dan lain sebagainya.

2. Sejarah Kabupaten Boyolali

Nama Boyolali tidak begitu saja ada, pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwana VII samapai masa pemerintahan Sunan Pakubuwana X, sering mengalami beberapa perubahan status pemerintahan. Pada mulanya merupakan lokasi Benteng Renovatum Belanda, kemudian diganti oleh pejabat Belanda yang berwenang pada waktu itu sebagai Kabupaten Gunung, yang kemudian dikembangkan menjadi Kabupaten Polisi. Kemudian dirubah lagi menjadi Kabupaten Pangreh Praja, dan akhirnya menjadi Daerah Otonomi dengan nama Daerah Swastantra Tingkat II Boyolali. commit to user 7 Meskipun nama Boyolali tidak diketemukan semua bukti autentik, namun berdasarkan cerita dari Kiai Ageng Pandanaran, Boyolali mempunyai makna Jangan Lupa Boya Lali. Boyalali diucapkan oleh Nyai Ageng Krakitan Nyai Ageng Pandanaran pada tahun 1512 ketika mengikuti perjalanan Pangeran Noto Projo Kiai Ageng Pandanaran dalam perjalanan menuju Tembayat, Klaten. Melalui berbagai penelitian maka pada tanggal 5 juni 1847 Boyolali di tetapkan sebagai Kabupaten Gunung dengan dipimpin seorang Bupati bergelar Tumenggung dengan ditemani Kliwon, Panemu, dan Mantri Gunung. Karena itu ditetapkan hari lahir kabupaten Boyolali adalah 5 juni 1847. Dalam perkembanganya untuk lebih mendorong timbulnya prakarsa dan swadaya masyarakat, maka dicanangkan motto Boyolali Tersenyum Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat Boyolali mempunyai sejarah, maupun cerita-cerita rakyat yang berhubungan erat dengan sejarah Boyolali. Dalam peninggalan yang berupa situs purbakala, candi, makam leluhur, dan upacara adat kesemuanya itu membentuk menjadi satu budaya Boyolali.

3. Sejarah singkat dan Gambaran Umum Wisata Umbul Pengging

Obyek wisata Pemandian Umbul Pengging merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di Boyolali. Obyek wisata Umbul ini terletak di desa Dukuh, kecamatan Banyudono, dengan jarak dari pusat kota Boyolali kurang lebih 12 km. Desa pengging sudah memiliki sarana transportasi yang bagus, bahkan keramaian di Pengging melebihi di pusat kota Boyolali terutama pada malam hari. commit to user 8 Pemandian ini dahulu dibangun dan digunakan oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susuhunan Pakubuwono X beserta kerabatnya. Menurut berbagai sumber cerita merupakan peninggalan Ki Ageng Pengging ketika zaman peralihan kerajaan Majapahit pada kerajaan Demak lantas dibangun oleh Keraton Surakarta. Penggunaannya pun dikhususkan untuk Raja dan kerabat Kasunanan Surakarta. Ki Ageng Pengging memiliki anak yang kemudian menguasai Demak dan menjadi raja Pajang dengan gelar Hadiwijaya. Nama Pengging terus berkibar pada awal abad 18 setelah pusat kerajaan mataram pindah ke Kartasura. Pada saat itu di daerah Pengging terdapat sebuah pesantren yang diasuh oleh Kyai Khalifah Syarif, ia memiliki seorang santri yang bernama Zainal Abidin yang kemudian menikah dengan putrinya. Pada akhirnya Zainal Abidin mengabdi di Keraton Kartasura hingga akhirnya diketahui bahwa ia adalah Padmonagaoro. Padmonagoro inilah yang menurunkan pujangga besar Keraton Surakarta, Yasadipura Ia yang handal dalam kesusastraan Jawa, yang ketika meninggal dimakamkan di Ngaliyan Bendan Banyudono kawasan daerah Pengging Umbul pengging kemudian dikelola oleh Pemda Boyolali yang di sahkan melaluai SK Menteri Agraria untuk dijadikan obyek wisata, dan resmi dibuka untuk umum pada tahun 1961 dengan luas daerah ini adalah ± 2500m² dan untuk Umbul Sungsang sendiri luasnya ± 3000m² karena Umbul Sungsang lokasinya terpisah dari umbul yang lain. Umbul Pengging memiliki udara yang sangat sejuk dengan kondisi lingkungan yang sangat rindang. Dasar kolam pemandian ini terbuat dari batu alam yang indah. Kolam pemandian raja dan keluarganya ini airnya bersumber dari mata air murni dari daerah tersebut, sehingga kondisinya sangat jernih karena tidak commit to user 9 terkontaminasi dengan kotoran.Terdapat tiga pemandian tua di Umbul Pengging yaitu Umbul Ngabean, Umbul Temanten, dan Umbul Sungsang, ketiga umbul ini pun memiliki sejarah sendiri-sendiri. Setiap malam Jumat Pahing banyak orang melakukan tradisi mandi kungkum di Umbul Sungsang dan juga berziarah ke makam Yasadipura I. Setiap dua hari menjelang bulan puasa diadakan event padusan yang berguna untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa. Desa Dukuh sendiri mempunyai jumlah penduduk 3.195 jiwa, dan latar belakang penduduknya adalah mayoritas petani dan buruh. Di Desa ini kurang lebih terdiri dari 1.023 kepala keluarga. Jika memasuki daerah wisata Pemandian Umbul Pengging disana kita akan menemukan keramahan warga desa Dukuh, banyak dari mereka berjualan di sekitar area Pemandian Umbul Pengging ini. Terdapat beberapa Sekolah Dasar di Dukuh ini, sedangkan untuk tingkat lanjut mereka harus mengenyam di daerah kecamatan yang berjarak tidak jauh dari Desa Dukuh Ini. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata mata pencaharian penduduknya adalah bertani, dan tingkat pendidikan mereka rata-rata adalah SLTP dan SLTA. Pihak pengelola Umbul Pengging mempunyai susunan atau struktur organisasi, Berikut adalah struktur organisasi Umbul Pengging : commit to user 10 Gambar 1 : Susunan struktur organisasi Umbul Pengging Sumber : Pengelola Kawasan Umbul Pengging

4. Peta

Gambar 2 : Peta tujuan wisata Umbul Pengging PETA TUJUAN WISATA PEMANDIAN UMBUL PENGGING Kepala UPT Tata Usaha Bendahara Staff dan Pelaksana commit to user 11

B. Data Produk